Pemegang rekor juara Bundesliga Bayern Muenchen akan berhadapan dengan Borussia Dortmund yang mendominasi Bundesliga dua musim sebelumnya.
Bagi penggemar sepak bola masuknya dua tim ini ke babak final dianggap sebagai simbol supremasi Bundesliga. Final sesama Jerman menjadi mercusuar sukses model bisnis dan pembinaan pemain muda di Jerman.
Kedua tim sampai pada partai puncak setelah melalui perjalanan yang impresif. Bayern Muenchen yang akan menjalani final ketiga mereka dalam tiga tahun terakhir menjelma menjadi tim paling menakutkan di Eropa. Die Roten berhasil melalui hadangan Juventus dan Barcelona tanpa kebobolan satu gol pun.
Bahkan menghadapi Barcelona yang disebut-sebut sebagai tim terkuat di Eropa, Muenchen mampu menang dengan agregat telak 7-0.
Sementara Dortmund meski berstatus juara Bundesliga merupakan tim kuda hitam di Liga Champions. Penampilan impresif mereka di putaran grup mengantarkan mereka mengungguli Real Madrid dan Manchester City di puncak klasemen. Di babak knock-out tim asuhan Juergen Klopp ini menunjukkan semangat pantang menyerah saat menundukkan Malaga 3-2 di menit-menit akhir.
Rekor Pertemuan
Musim ini Bayern Muenchen dan Borussia Dortmund telah bertemu empat kali. Dari empat pertemuan tersebut Muenchen unggul dengan dua kemenangan dan dua kali seri. Rekor musim ini berbalik dengan catatan sebelumnya dimana FC Hollywood selalu kalah menghadapi Dortmund ketika Die Borussen memenangi Bundesliga di musim 2011 dan 2012.
Di kompetisi Liga Champions keduanya pernah bertemu di babak perempat final musim 1997/1998. Borussia Dortmund yang kala itu berstatus juara bertahan berhasil menyingkirkan Muenchen dengan agregat 1-0. Konon pertemuan prematur keduanya ini menjadi salah satu alasan UEFA mengubah aturan pengundian grup dan babak 16 besar.
Dari pertemuan keduanya musim ini, pertandingan di pekan 32 Bundesliga barangkali menjadi yang paling menarik. Tak seperti pertemuan keduanya yang biasa menampilkan permainan menarik, laga di Signal Iduna Park tersebut berlangsung panas.
Permainan keras, adu mulut antar pemain hingga kartu merah mewarnai laga tersebut. Drama khas El Classico menjadi menu utama laga ‘pemanasan’ final Liga Champions tersebut. Hal yang aneh mengingat pertandingan tersebut tak lagi menentukan dan keduanya menampilkan mayoritas pemain cadangan. Jika dalam pertandingan yang tak lagi menentukan bisa berlangsung panas, bagaimana dengan partai sepenting final Liga Champions? Mari berharap semoga tidak menjadi anti-klimaks.
Taktik
Kedua pelatih sama-sama menyukai pola 4-2-3-1. Pembagian tugas pemainnya pun mirip. Penyerang tunggal tak hanya berfungsi sebagai ujung tombak, tetapi juga ikut membangun serangan dan membuka ruang bagi tiga gelandang serang untuk masuk kotak penalti. Di lini tengah kedua pelatih gemar memainkan kombinasi gelandang pengumpan dan gelandang perebut bola.
Meski memainkan pola yang sama secara permainan keduanya sedikit berbeda. Fondasi permainan Muenchen adalah penguasaan bola, hal yang umum bagi tim dengan materi pemain berkelas.Hal ini terlihat dari rata-rata penguasaan bola yang mencapai 54,2 %.
Sebaliknya Dortmund yang mengandalkan transisi permainan dan umpan cepat hanya memiliki rata-rata penguasaan bola sebanyak 44,9%.
Kesamaan taktik keduanya adalah saat bertahan. Kedua tim bertahan secara kolektif, bahkan hingga ke daerah permainan lawan. Pada saat kehilangan bola kedua tim akan berusaha menekan lawan dan menutup ruang untuk memainkan bola.
Publik Jerman menyebut taktik ini sebagai “gegenpressing”. Dortmund sukses merebut dua gelar juara Bundesliga berkat taktik ini. Belakangan, Bayern Muenchen ikut memainkan “gegenpressing”.
Klopp nampaknya tidak menyukai hal ini dan menyebut Muenchen sebagai tim Cina yang gemar meniru pihak lain.
Pemain Kunci
Meski memiliki materi pemain yang mewah di setiap lini harus diakui bahwa Muenchen sangat bergantung pada sosok Bastian Schweinsteiger. Tanpa kehadiran Schweisteiger, Muenchen selalu kesulitan bermain maksimal. Kekalahan atas Arsenal dan BATE Borisov menjadi bukti bagaimana ketergantungan FC Hollywood pada Schweini.
Serupa dengan Bayern, Dortmund pun memiliki ketergantungan pada Ilkay Gundogan. Pemain kelahiran Gelsenkirchen adalah otak permainan Dortmund. Ketergantungan pada Gundogan akan bertambah jika Hummels dan Goetze yang diragukan tampil pada akhirnya harus absen.
Hasil akhir pertandingan sedikit banyak akan ditentukan penampilan dua jenderal lapangan ini. Upaya masing-masing pelatih untuk saling meredam permainan di lini tengah pun menjadi krusial.
Selain Gundogan dan Schweinsteiger di lini tengah, pemain sayap kiri kedua tim memiliki kemampuan menentukan hasil pertandingan. Franck Ribery di Bayern Muenchen dan Marco Reus di Dortmund adalah pemain faktor X.
Ribery dan Reus adalah pemain yang cepat, kreatif dan tajam. Babak semi final menjadi contoh bagaimana keduanya mampu menentukan hasil akhir pertandingan. Aksi Ribery di sayap kiri menjadi penentu kemenangan telak Bayern atas Barcelona. Sementara Marco Reus turut ambil bagian dalam tiga dari empat gol Dortmund di semi final.
Prediksi Singkat
Melihat rekor pertemuan kedua tim musim ini Muenchen memang unggul. Namun hal ini tidak akan menjamin anak asuhan Jupp Heynckes ini keluar sebagai pemenang. Partai final Liga Champions berbeda dibanding kompetisi domestik.
Kedua tim sudah saling mengenal satu sama lain. Masing-masing pelatih telah memiliki catatan bagaimana kelebihan dan kekurangan lawan. Dalam situasi seperti ini kejelian pelatih akan sangat berperan menentukan hasil akhir.
Juergen Klopp tentu berharap agar Mats Hummels dan Mario Goetze dapat pulih tepat waktu. Kehadiran kedua pemain kunci ini akan mengangkat permainan Dortmund. Perlu diingat bahwa dua kekalahan Dortmund atas Bayern musim ini terjadi saat Dortmund tidak diperkuat sejumlah pemain kunci.
Pada situasi dimana kedua tim saling mengenal dan sama kuat kemungkinan pertandingan berlanjut ke perpanjangan waktu akan lebih besar. Jika pertandingan harus dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu atau adu penalti, Muenchen sedikit lebih unggul. Heynckes memiliki pemain cadangan yang berkelas dan bisa menjadi senjata rahasia saat lawan mulai kehabisan tenaga. Selain itu Dortmund bukan tim dengan rekor penalti menawan.