Jakarta - Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah ternyata sering berbelanja di pusat-pusat mode dunia di luar negeri. Sumber Tempo menyebutkan, antara 2011-2012, Atut tercatat kerap bepergian ke luar negeri dan membelanjakan duitnya untuk membeli barang-barang mewah.
Pada 6 Februari 2012, misalnya, Atut terbang ke Tokyo, Jepang. Empat hari di Tokyo, Atut memborong produk Hermes hingga Rp 430 juta dan belanja di Daikokuya hampir Rp 100 juta.
Menurut sumber Tempo yang ditemui pekan lalu, untuk transaksi tersebut Atut menggunakan sejumlah kartu kredit. Transaksi di Tokyo tersebut adalah salah satu transaksi Atut terbesar pada kurun waktu itu. Namun ini bukan acara belanja Atut yang terakhir di bulan tersebut.
Pada akhir Februari 2012, ia terbang ke Dubai, Uni Emirat Arab, via Singapura. Pada sekitar waktu itulah Atut membeli jam lantai seharga Rp 100 juta di Thinkers Novelty, Singapura. Dua hari di Tanah Air, ia berangkat lagi ke Singapura. Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label Barang Mewah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Barang Mewah. Tampilkan semua postingan
Senin, 04 November 2013
Terungkap, Ratu Atut Kerap Belanja Keliling Dunia
Label:
Barang Mewah,
Belanja,
Daikokuya,
Dubai,
dunia,
Hermes,
jam lantai,
kartu kredit,
Keliling,
Kerap,
Ratu Atut Chosiyah,
Rp 100 Juta,
Rp 430 juta,
Singapura,
Terungkap,
Thinkers Novelty,
Tokyo
Jumat, 30 Agustus 2013
Termasuk Barang Mewah, Ponsel Pintar Kena PPnBM
Jakarta - Harga telepon seluler pintar kemungkinan akan bertambah mahal. Peningkatan harga ini akan diterapkan setelah pemerintah mengkaji pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk ponsel pintar. Menurut Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Bambang Brodjonegoro, hingga kini pemerintah belum memberikan kepastian soal ketentuan kenaikan harga ponsel. (baca: Ini Barang yang Tak Kena PPnBM)
"Itu masih lama, menunggu waktulah. Saya tidak tahu seberapa cepat, tapi perlu waktu," kata Bambang di Kementerian Keuangan, Jumat, 30 Agustus 2013.
Sebelumnya, Bambang menjelaskan, penerapan PPnBM ponsel pintar bertujuan untuk mengerem impor. Alasannya, selama ini seluruh produk ponsel pintar di Indonesia merupakan barang impor. Dan nantinya, besaran PPnBM akan dikaitkan dengan teknologi dalam ponsel pintar. "Jadi yang semakin complicated makin tinggi harganya. Tapi, kami belum putuskan rate-nya. Tunggu sajalah, sabar," kata dia. Selanjutnya *
"Itu masih lama, menunggu waktulah. Saya tidak tahu seberapa cepat, tapi perlu waktu," kata Bambang di Kementerian Keuangan, Jumat, 30 Agustus 2013.
Sebelumnya, Bambang menjelaskan, penerapan PPnBM ponsel pintar bertujuan untuk mengerem impor. Alasannya, selama ini seluruh produk ponsel pintar di Indonesia merupakan barang impor. Dan nantinya, besaran PPnBM akan dikaitkan dengan teknologi dalam ponsel pintar. "Jadi yang semakin complicated makin tinggi harganya. Tapi, kami belum putuskan rate-nya. Tunggu sajalah, sabar," kata dia. Selanjutnya *
Langganan:
Postingan (Atom)