Tampilkan postingan dengan label Malu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Malu. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 November 2013

Penjual Es di Kampus Lulus Cumlaude dari UTP Surakarta

SOLO - Untuk menutup biaya hidup di Solo dan membayar biaya kuliah, Witri jual es Sari Kacang Ijo di kampusnya. Meski begitu, ia tak malu dan malah memotivasinya belajar lebih giat. Hasilnya, laki-laki asal Sragen itu lulus dengan predikat cumlaude.

Mengenakan pakaian olahraga berwarna merah putih, Witri Suwanto (26), menyambut kedatangan Tribun Jateng di lorong kampus Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta, Rabu (30/10/2013).

Setelah berbasa-basi, obrolan berlanjut ke acara wisuda yang digelar pada Senin (28/10/2013). “Alhamdulillah, saya lulus dengan predikat cumlaude,” katanya. Selanjutnya *

Rabu, 05 Juni 2013

Tentara Perempuan Israel Berpose Nyaris Bugil di Facebook

JERUSALEM, KOMPAS.com —Militer Israel, Minggu (2/6/2013), mengatakan, telah mendisiplinkan sekelompok tentara perempuan yang mem-posting sejumlah foto diri mereka dalam kondisi nyaris bugil sambil menenteng perlengkapan tempur di Facebook. Kasus itu merupakan episode terbaru yang melibatkan tentara muda Israel sehingga membuat malu angkatan bersenjata negara itu di media sosial.

Sebuah foto memperlihatkan empat tentara perempuan, yang baru direkrut, menanggalkan celana panjang yang merupakan seragam mereka demi menunjukkan thong yang mereka kenakan. Seorang perempuan dalam foto itu hanya mengenakan bra dan celana dalam saja. Sebuah foto lain menunjukkan lima tentara baru yang berpakaian minim dengan hanya mengenakan helm.

Kamis, 13 September 2012

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi: Negara Patut Malu Karena Dikalahkan Industri Rokok

Lemahnya peraturan tentang pengendalian tembakau, menurut catatan JP3T, telah membuat jumlah perokok anak meningkat enam kali lipat dan perokok perempuan naik empat kali lipat. Bahkan jumlah perempuan dan anak yang terpapar rokok kini mencapai 163,9 juta orang.

Sebaliknya, pengusaha rokok menganggap wajar jika WTA diadakan di Indonesia. "Secara historis di sini ada basis industri dan petani tembakau dari dulu, jadi merupakan hal yang wajar kalau Indonesia dipilih sebagai negara penyelenggara," kata Hasan Aoni Azis, Corporate Communication Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia.

Meskipun demikian, Hasan mengakui perhelatan produk tembakau ini tidak menggandeng pengusaha rokok lokal Indonesia. "Tidak ada satu pun anggota Gappri yang berasosiasi dengan penyelenggara WTA," kata dia.

Global Adult Tobacco Survey kemarin merilis hasil penelitiannya yang menyebutkan bahwa jumlah perokok di Indonesia mencapai 61 juta orang atau 34,8 persen dari total penduduk. Atas hasil penelitian ini, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan negara patut malu karena dikalahkan industri rokok.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//