Tampilkan postingan dengan label sentimen positif. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sentimen positif. Tampilkan semua postingan

Rabu, 12 Juni 2013

Dolar Kuat, Kekayaan Keluarga Amerika Tembus Rekor

Fenomena jebolnya rupiah hingga angka Rp 10.000 per satu dolar di Amerika Serikat diwarnai dengan naiknya kekayaan. Bank Sentral Amerika menyatakan kekayaan keluarga Amerika meningkat sebesar US$ 3 triliun pada kuartal pertama 2013. Peningkatan itu mencapai rekor tertinggi US$ 70,4 triliun dan melampaui jumlah kekayaan tertinggi pada 2007 yang mencapai US$ 68 triliun.

Pada Januari-Maret 2013, kenaikan harga saham dan reksa dana berkontribusi sebesar 50 persen dari kekayaan itu. Peningkatan jumlah kekayaan warga Amerika juga dipicu oleh cadangan dana pensiun yang lebih besar, kepemilikan mobil, dan jumlah utang yang lebih rendah.

Ekonom dari Moody's Analytics, Scott Hoyt, menyatakan kenaikan jumlah kekayaan ini tidak serta-merta mendorong belanja konsumen. "Salah satu alasannya adalah tingkat kemiskinan di Amerika saat ini masih lebih rendah 11 persen dibanding tingkat kemiskinan pada 2007. Ini tentunya setelah ada penyesuaian terhadap inflasi dan pertumbuhan populasi," katanya seperti dikutip laman USA Today.

Jumlah kekayaan rata-rata rumah tangga di Amerika mencapai US$ 539.500 akhir tahun lalu. Kekayaan rumah tangga menggambarkan aset yang dimiliki keluarga, seperti rumah, saham, uang, dan tabungan di bank, dikurangi utang dan tagihan kartu kredit.

Dalam lima tahun terakhir, inflasi mengikis jumlah kekayaan warga Amerika sebesar 10 persen. Jumlah rumah tangga telah meningkat 3,8 juta menjadi 115 juta rumah tangga pada akhir tahun lalu. Berdasarkan data terbaru bank sentral, utang rumah tangga Amerika, pemerintah, dan pebisnis mencapai US$ 40,6 triliun.

Di Amerika, jumlah tenaga kerja pun meningkat. Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja setempat, jumlah pekerja baru mencapai 175 ribu bulan lalu. Sedangkan angka pengangguran naik tipis dari 7,5 menjadi 7,6 persen. Kondisi ini menunjukkan pemangkasan belanja pemerintah tak berdampak negatif, seperti yang dikhawatirkan banyak analis.

Perbaikan ekonomi Amerika membuat sentimen positif pada aset-aset dalam bentuk dolar. Ekonom Standard Chartered, Eric Sugandi, mengatakan investor lebih memilih menaruh investasinya dalam bentuk dolar. Akibatnya, mata uang lain di luar dolar melemah, termasuk rupiah. 

Eric memperkirakan tren ini masih akan berlanjut. Prediksinya, kurs rupiah pada Juni ini berada di level 9.950 per dolar AS. "Akhir tahun, rupiah diperkirakan akan menguat," kata Eric. Dia memperkirakan nilai tukar pada akhir tahun sebesar 9.800 per dolar AS.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//