Selama transaksi, sebanyak 121 saham menguat, 123 melemah, 114 saham stagnan, dan 225 saham tidak terjadi transaksi. Volume saham berpindah tangan tercatat 12,22 juta lot senilai Rp6,7 triliun dengan frekuensi 140.086 kali.
Seluruh indeks saham sektoral menguat, kecuali infrastruktur. Indeks saham sektor aneka industri mengontribusi kenaikan terbesar bagi IHSG, setelah menguat 1,33 persen. Disusul sektor properti dengan kenaikan 0,86 persen, keuangan (0,46 persen), dan agrobisnis (0,43 persen).
Analis PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, mengatakan, aksi pembelian selektif oleh investor mampu mendorong IHSG menembus level 5.000, sekaligus menciptakan rekor tertinggi baru dalam sejarah perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia.
"Kenaikan IHSG terjadi di tengah melemahnya sebagian bursa regional, menyusul sentimen negatif dari bursa Wall Street," kata Purwoko.
Sentimen negatif eksternal terkait proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap industri barang tambang yang akan melemah, tidak menyurutkan minal beli pemodal.
"Dari dalam negeri, selective buying yang dilakukan investor terkait dengan antisipasi keluarnya laporan keuangan emiten kuartal I-2013," tuturnya.
Setelah berhasil menembus rekor tertinggi baru itu, Purwoko memperkirakan ruang kenaikan IHSG cenderung terbatas. Investor pun berpotensi untuk merealisasikan keuntungan yang sudah diperoleh (profit taking).
"Kisaran support dan resistance IHSG untuk besok diperkirakan di level 4.093 dan 5.024," ujarnya.