Tampilkan postingan dengan label tradisional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tradisional. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 18 Januari 2014

Ciu, Alkohol yang Belum Sempurna

Solo -Alkohol bisa dihasilkan dari berbagai cara. Perajin di Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, menggunakan bahan dasar tetes tebu untuk kebutuhan industri kimia itu. Namun perajin yang nakal sudah menjualnya ketika masih berbentuk ciu, hasil penyulingan pertama alkohol.

"Alkohol sebenarnya harus disuling sebanyak tiga kali," kata Ketua Paguyuban Perajin Alkohol Bekonang, Sabariyono. Ciu memiliki kadar alkohol antara 35-40 persen. Setelah dua kali penyulingan, kadar alkoholnya bisa mencapai 90 persen.

Semula para perajin membuat ciu untuk minuman keras, bukan industri alkohol. "Pembuatan secara sembunyi-sembunyi." Bagi para pemabuk ciu terkadang dioplos dengan aneka minuman lain. Tak jarang, karena nekad, mereka tewas karena minuman oplosan semacam itu.

Industri ciu di Bekonang berubah mulai tahun 1974. Hasil produksi mereka mulai ditampung oleh industri kimia produsen alkohol. Industri alkohol berkembang pesat di kaawasan itu. Para perajin menjadi legal dan mulai terang-terangan dengan produksinya.

Namun apa daya, pengrajin yang tak tertampung oleh industri kimia tetap saja menjual minuman keras tradisional itu. Sabariyono mengatakan paguyuban sudah sering memberi penyuluhan kepada anggotanya. "Bisa jadi minuman ciu dijual oleh perajin dari luar Bekonang. Pelanggaran seperti itu biar ditangani oleh aparat kepolisian," katanya.

Di Bekonang, ada 130 warga yang membuka usaha ciu. Sayangnya, Sabariyono mengaku tidak tahu pasti jumlah hasil produksinya. "Tapi rata-rata bisa memproduksi 25 liter alkohol setiap harinya," kata dia. Satu liter alkohol berkadar 95 persen biasa dijual dengan harga Rp 20 ribu. ( YahooNews *)

Minggu, 05 Januari 2014

Keren! Melukis dengan Microsoft Excel

Jakarta - Jika sebagian besar seniman digital lainnya menggunakan aplikasi Photoshop maupun perangkat lunak sejenis untuk melukis, namun berbeda dengan seniman asal Jepang ini. Tatsuo Horiuchi, 73 tahun justru memilih Microsoft Excel untuk menghasilkan karya seni yang indah sekali.

"Software grafik desain yang lainnya harganya mahal tapi Excel hanya tinggal di-install ke komputer dan lebih efisien dipakai," katanya seperti dilansir dari situs mymodernmet.com Kamis (2/1/2014).

Karyanya adalah lukisan yang sangat rumit sekali. Ia sekaligus meniru gaya lukisan tradisional Jepang yang menawarkan pemandangan lanskap alam yang kaya dengan motif budaya.

Tatsuo mengatakan ia tidak pernah menggunakan Excel di tempat kerjanya. Tapi ketika melihat orang lain membuat grafik lukisan dari Excel, ia pun ikut tertarik mencobanya. Hasilnya bahkan di luar perkiraan Tatsuo. Sumber *
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//