Tampilkan postingan dengan label Solo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Solo. Tampilkan semua postingan
Minggu, 28 Desember 2014
Senin, 24 Maret 2014
Jokowi Masuk 50 Pemimpin Terhebat Versi Fortune
Amerika Serikat - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo masuk ke dalam daftar 50 pemimpin hebat dunia versi majalah Fortune edisi 7 April 2014. Pria yang akrab disapa Jokowi itu menempati urutan ke-37.
Jokowi masuk ke dalam daftar tersebut karena kiprahnya dalam memimpin Solo, Jawa Tengah, sebagai wali kota dan DKI Jakarta sebagai gubernur. Di kedua kota itu, Jokowi dinilai telah banyak melakukan perubahan, dari dalam persoalan tata ruang kota hingga korupsi.
"Jokowi, begitu dia dikenal, membersihkan kota dan membersihkan korupsi. Ini menggetarkan masyarakat Indonesia yang lelah dengan status quo," demikian tulis majalah itu. Sumber *
Jokowi masuk ke dalam daftar tersebut karena kiprahnya dalam memimpin Solo, Jawa Tengah, sebagai wali kota dan DKI Jakarta sebagai gubernur. Di kedua kota itu, Jokowi dinilai telah banyak melakukan perubahan, dari dalam persoalan tata ruang kota hingga korupsi.
"Jokowi, begitu dia dikenal, membersihkan kota dan membersihkan korupsi. Ini menggetarkan masyarakat Indonesia yang lelah dengan status quo," demikian tulis majalah itu. Sumber *
Label:
37,
50,
7 April 2014,
DKI Jakarta,
Fortune,
Gubernur,
Jawa Tengah,
Joko Widodo,
Jokowi,
korupsi,
Masuk,
menggetarkan masyarakat,
pemimpin,
perubahan,
Solo,
status quo,
tata ruang kota,
Terhebat,
versi,
Wali Kota
Jumat, 14 Februari 2014
Sejumlah Kabupaten dan Kota Jateng Kekurangan Masker
Sejumlah kabupaten dan kota di Jateng yang terimbas langsung abu vulkanik Gunung Kelud menyatakan darurat ketersediaan masker. Sehingga pemerintah setempat meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi untuk memasok masker.
Beberapa kabupaten kota yang kekurangan masker itu misalnya Sragen, Klaten, Solo, Wonogiri, Boyolali dan Kabupaten Semarang.
"Atas permintaan itu, kami akan mendorong SKPD terkait misalnya Dinas Kesehatan Provinsi untuk menyiapkan masker sebagai antipasi dampak abu vulkanik yang turun di sebagian kabupaten kota," kata Arus Horison, Kepala Posko Aju BPBD Jateng, Jumat (14/2).
Pihaknya tidak tahu berapa banyak stok masker yang ada di Dinkes saat ini. Tapi untuk mengalokasikan sejumlah penutup hidung di wilayah yang terkena dampak abu vulkanik berskala besar Dinkes dipercaya akan sanggup menyediakannya.
"Sejauh ini BPBD Provinsi masih memantau berapa permintaan dari pemerintah kabupaten kota itu. Kami masih menunggu kabar dari BPBD daerah setempat," kata Arus. Sumber *
Beberapa kabupaten kota yang kekurangan masker itu misalnya Sragen, Klaten, Solo, Wonogiri, Boyolali dan Kabupaten Semarang.
"Atas permintaan itu, kami akan mendorong SKPD terkait misalnya Dinas Kesehatan Provinsi untuk menyiapkan masker sebagai antipasi dampak abu vulkanik yang turun di sebagian kabupaten kota," kata Arus Horison, Kepala Posko Aju BPBD Jateng, Jumat (14/2).
Pihaknya tidak tahu berapa banyak stok masker yang ada di Dinkes saat ini. Tapi untuk mengalokasikan sejumlah penutup hidung di wilayah yang terkena dampak abu vulkanik berskala besar Dinkes dipercaya akan sanggup menyediakannya.
"Sejauh ini BPBD Provinsi masih memantau berapa permintaan dari pemerintah kabupaten kota itu. Kami masih menunggu kabar dari BPBD daerah setempat," kata Arus. Sumber *
Label:
abu vulkanik,
antisipasi,
Boyolali,
BPPD,
dampak,
Dinas Kesehatan,
Gunugn Kelud,
kabupaten,
Kekurangan,
Klaten,
kota,
Masker,
Sejumlah,
Semarang,
SKPD,
Solo,
Sragen,
Wonogiri
Penerbangan ke 5 Tujuan untuk Sabtu Besok Belum Bisa Diprediksi
Jakarta - Akibat letusan Gunung Kelud mengakibatkan penerbangan ke lima destinasi, yaitu Malang, Solo, Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang dihentikan sementara. Bagaimana penerbangan ke lima tujuan itu pada hari Sabtu (15/4/2014) besok? Belum bisa diprediksi.
"Penerbangan untuk besok hari belum bisa diprediksi, apakah sudah dibuka atau belum. Karena sampai sekarang kita belum mendapat kepastian dari pemerintah," kata Direktur Utama Citilink Arif Wibowo kepada detikcom, Jumat (14/4/2014). Selanjutnya *
"Penerbangan untuk besok hari belum bisa diprediksi, apakah sudah dibuka atau belum. Karena sampai sekarang kita belum mendapat kepastian dari pemerintah," kata Direktur Utama Citilink Arif Wibowo kepada detikcom, Jumat (14/4/2014). Selanjutnya *
Sabtu, 18 Januari 2014
Ciu, Alkohol yang Belum Sempurna
Solo -Alkohol bisa dihasilkan dari berbagai cara. Perajin di Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, menggunakan bahan dasar tetes tebu untuk kebutuhan industri kimia itu. Namun perajin yang nakal sudah menjualnya ketika masih berbentuk ciu, hasil penyulingan pertama alkohol.
"Alkohol sebenarnya harus disuling sebanyak tiga kali," kata Ketua Paguyuban Perajin Alkohol Bekonang, Sabariyono. Ciu memiliki kadar alkohol antara 35-40 persen. Setelah dua kali penyulingan, kadar alkoholnya bisa mencapai 90 persen.
Semula para perajin membuat ciu untuk minuman keras, bukan industri alkohol. "Pembuatan secara sembunyi-sembunyi." Bagi para pemabuk ciu terkadang dioplos dengan aneka minuman lain. Tak jarang, karena nekad, mereka tewas karena minuman oplosan semacam itu.
Industri ciu di Bekonang berubah mulai tahun 1974. Hasil produksi mereka mulai ditampung oleh industri kimia produsen alkohol. Industri alkohol berkembang pesat di kaawasan itu. Para perajin menjadi legal dan mulai terang-terangan dengan produksinya.
Namun apa daya, pengrajin yang tak tertampung oleh industri kimia tetap saja menjual minuman keras tradisional itu. Sabariyono mengatakan paguyuban sudah sering memberi penyuluhan kepada anggotanya. "Bisa jadi minuman ciu dijual oleh perajin dari luar Bekonang. Pelanggaran seperti itu biar ditangani oleh aparat kepolisian," katanya.
Di Bekonang, ada 130 warga yang membuka usaha ciu. Sayangnya, Sabariyono mengaku tidak tahu pasti jumlah hasil produksinya. "Tapi rata-rata bisa memproduksi 25 liter alkohol setiap harinya," kata dia. Satu liter alkohol berkadar 95 persen biasa dijual dengan harga Rp 20 ribu. ( YahooNews *)
"Alkohol sebenarnya harus disuling sebanyak tiga kali," kata Ketua Paguyuban Perajin Alkohol Bekonang, Sabariyono. Ciu memiliki kadar alkohol antara 35-40 persen. Setelah dua kali penyulingan, kadar alkoholnya bisa mencapai 90 persen.
Semula para perajin membuat ciu untuk minuman keras, bukan industri alkohol. "Pembuatan secara sembunyi-sembunyi." Bagi para pemabuk ciu terkadang dioplos dengan aneka minuman lain. Tak jarang, karena nekad, mereka tewas karena minuman oplosan semacam itu.
Industri ciu di Bekonang berubah mulai tahun 1974. Hasil produksi mereka mulai ditampung oleh industri kimia produsen alkohol. Industri alkohol berkembang pesat di kaawasan itu. Para perajin menjadi legal dan mulai terang-terangan dengan produksinya.
Namun apa daya, pengrajin yang tak tertampung oleh industri kimia tetap saja menjual minuman keras tradisional itu. Sabariyono mengatakan paguyuban sudah sering memberi penyuluhan kepada anggotanya. "Bisa jadi minuman ciu dijual oleh perajin dari luar Bekonang. Pelanggaran seperti itu biar ditangani oleh aparat kepolisian," katanya.
Di Bekonang, ada 130 warga yang membuka usaha ciu. Sayangnya, Sabariyono mengaku tidak tahu pasti jumlah hasil produksinya. "Tapi rata-rata bisa memproduksi 25 liter alkohol setiap harinya," kata dia. Satu liter alkohol berkadar 95 persen biasa dijual dengan harga Rp 20 ribu. ( YahooNews *)
Label:
alkohol,
Bekonang,
Belum Sempurna,
Ciu,
dioplos,
kepolisian,
legal,
minuman keras,
Mojolaban,
Rp 20 ribu,
Sabariyono,
Solo,
Sukoharjo,
tewas,
tradisional
Selasa, 14 Januari 2014
Minggu, 05 Januari 2014
SLAMET GUNDONO MENINGGAL, Tak Hanya Wayang Suket Gundono Juga Dikenal Dalang Wayang Gembus
SOLO—Seniman Solo Slamet Gundono meninggal dunia Minggu (4/1/2014). Gundono meninggal Minggu pukul 08.30 WIB pagi di RSIS Yarsis Sukoharjo karena penyakit ginjal.
Gundono dikenal lewat kreasinya yakni sebagai dalang wayang suket. Namun tak hanya itu, seniman ini juga kerap kali menjadikan fenomena social yang sedang ramai saat itu menjadi sebuah wayang.
Salah satunya yakni wayang gembus. Kristis tahu dan tempa pada Juli tahun lalu menjadikan dia menciptakan membuat wayang gembus dan menampilkan gelaran wayang gembus pada 31 Juli 2012 lalu.
Gundono dikenal lewat kreasinya yakni sebagai dalang wayang suket. Namun tak hanya itu, seniman ini juga kerap kali menjadikan fenomena social yang sedang ramai saat itu menjadi sebuah wayang.
Salah satunya yakni wayang gembus. Kristis tahu dan tempa pada Juli tahun lalu menjadikan dia menciptakan membuat wayang gembus dan menampilkan gelaran wayang gembus pada 31 Juli 2012 lalu.
Label:
Dalang,
Gembus,
global,
Industri,
Jl Sibela Timur III No 1,
krisis,
meninggal,
Mojosongo,
Prins Claus,
RSIS,
SLAMET GUNDONO,
Solo,
Suket,
Sukoharjo,
tahu,
Tambun,
Tegal,
tempe,
wayang,
Yarsis
Sabtu, 04 Januari 2014
Harga Resmi Elpiji 12 Kg Region IV
REGION IV:
Depot FP Cilacap Cilacap - Jateng Rp 122,500
PT Tunas Sejati Cilacap - Jateng Rp 122,500
PT Manggala Puri Sakti Semarang - Jateng Rp 122,400
PT Dharmasrana Rahardja Semarang - Jateng Rp 122,400
PT Lumbung Energi Bumi Semarang - Jateng Rp 122,400
PT Central Gasindo Mulia Demak - Jateng Rp 122,400
PT Nusa Pradipta Sentosa Kudus - Jateng Rp 122,900
PT Krakatau Indah Abadi Pemalang - Jateng Rp 123,700
PT Dirgantara Bakti Sentausa Tegal - Jateng Rp 124,100
PT Restugas Aji Solo - Jateng Rp 124,000
PT Indah Sri Redjeki Boyolali - Jateng Rp 124,000
PT Bakti Bunga Ananda Sleman - DIY Rp 124,700
PT Tunas Satria Mandiri Bantul - DIY Rp 124,700
Depot FP Cilacap Cilacap - Jateng Rp 122,500
PT Tunas Sejati Cilacap - Jateng Rp 122,500
PT Manggala Puri Sakti Semarang - Jateng Rp 122,400
PT Dharmasrana Rahardja Semarang - Jateng Rp 122,400
PT Lumbung Energi Bumi Semarang - Jateng Rp 122,400
PT Central Gasindo Mulia Demak - Jateng Rp 122,400
PT Nusa Pradipta Sentosa Kudus - Jateng Rp 122,900
PT Krakatau Indah Abadi Pemalang - Jateng Rp 123,700
PT Dirgantara Bakti Sentausa Tegal - Jateng Rp 124,100
PT Restugas Aji Solo - Jateng Rp 124,000
PT Indah Sri Redjeki Boyolali - Jateng Rp 124,000
PT Bakti Bunga Ananda Sleman - DIY Rp 124,700
PT Tunas Satria Mandiri Bantul - DIY Rp 124,700
Sabtu, 26 Oktober 2013
Rektor Usulkan DR HC, Jokowi Menolak
SUKOHARJO – Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Bambang Setiaji, mengusulkan kepada Senat UMS untuk memberikan gelar Doktor Kehormatan Honoris Causa (HC) kepada Gubernur DKI, Joko Widodo (Jokowi).
Pemberian gelar tersebut mempertimbangkan peran Jokowi dalam kepemimpinannya saat menjabat Wali Kota Solo hingga menjadi Gubernur DKI yang dinilai sangat dekat dengan rakyat.
“Dalam kepemimpinannya, Jokowi adalah tokoh muda yang polos, tidak terkontaminasi dan dekat dengan rakyat. Jokowi sudah membuktikan di tengah keterbatasan, sebagai pemimpin bisa hadir di tengah-tengah masyarakat. Atas kiprahnya itu, selayaknya Senat Akademik UMS mempertimbangkan gelar Doktor Kehormatan kepada Jokowi,” terang Bambang di sela-sela sambutannya dalam Upacara Hari Jadi ke-55 UMS di Auditorium Muh. Djazman UMS, Sabtu (26/10/2013).
Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Munir Mulkan, mendukung usulan pemberian gelar Doktor Honoris Causa kepada Jokowi.
Menurutnya, sosok Jokowi sangat dekat dan pro kepada rakyat kecil baik di Solo maupun di Jakarta.
“Atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah kami mendukung pemberian gelar Doktor Honoris Causa kepada Jokowi. Masyarakat menunggu orang-orang seperti Jokowi untuk mengubah nasib bangsa. Pemimpin itu seharusnya Jokowi yang sederhana, terbuka, dan membela rakyat kecil,” jelas Munir dalam sambutannya di acara tersebut.
Sementara itu, saat wartawan meminta konfirmasi kepada Jokowi terkait usulan gelar kehormatan tersebut, Jokowi justru menampik secara halus.
Dengan alasan keterbatasan pengetahuan, Jokowi mengaku berat menerima gelar kehormatan tersebut.
Menurutnya, bukan hal mudah menyandang gelar kehormatan karena konsekuensinya cukup berat.
“Saya ini kan orang bodoh jadi tidak layak kalau menerima gelar itu,” jelasnya seusai memberikan orasi ilmiah dalam acara tersebut. Sumber *
Pemberian gelar tersebut mempertimbangkan peran Jokowi dalam kepemimpinannya saat menjabat Wali Kota Solo hingga menjadi Gubernur DKI yang dinilai sangat dekat dengan rakyat.
“Dalam kepemimpinannya, Jokowi adalah tokoh muda yang polos, tidak terkontaminasi dan dekat dengan rakyat. Jokowi sudah membuktikan di tengah keterbatasan, sebagai pemimpin bisa hadir di tengah-tengah masyarakat. Atas kiprahnya itu, selayaknya Senat Akademik UMS mempertimbangkan gelar Doktor Kehormatan kepada Jokowi,” terang Bambang di sela-sela sambutannya dalam Upacara Hari Jadi ke-55 UMS di Auditorium Muh. Djazman UMS, Sabtu (26/10/2013).
Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Munir Mulkan, mendukung usulan pemberian gelar Doktor Honoris Causa kepada Jokowi.
Menurutnya, sosok Jokowi sangat dekat dan pro kepada rakyat kecil baik di Solo maupun di Jakarta.
“Atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah kami mendukung pemberian gelar Doktor Honoris Causa kepada Jokowi. Masyarakat menunggu orang-orang seperti Jokowi untuk mengubah nasib bangsa. Pemimpin itu seharusnya Jokowi yang sederhana, terbuka, dan membela rakyat kecil,” jelas Munir dalam sambutannya di acara tersebut.
Sementara itu, saat wartawan meminta konfirmasi kepada Jokowi terkait usulan gelar kehormatan tersebut, Jokowi justru menampik secara halus.
Dengan alasan keterbatasan pengetahuan, Jokowi mengaku berat menerima gelar kehormatan tersebut.
Menurutnya, bukan hal mudah menyandang gelar kehormatan karena konsekuensinya cukup berat.
“Saya ini kan orang bodoh jadi tidak layak kalau menerima gelar itu,” jelasnya seusai memberikan orasi ilmiah dalam acara tersebut. Sumber *
Label:
Bambang Setiaji,
DR HC,
Halus,
Hari Jadi ke-55,
Jakarta,
Jokowi,
menampik,
menolak,
Munir Mulkan,
polos,
rakyat,
rektor,
Solo,
terkontaminasi,
UMS,
Usulkan
Senin, 09 September 2013
GMC Solo Buka Kelas Pelatihan Rekrutmen MD Animation
SOLO —Sanggar Animasi GMC Solo kembali membuka pendaftaran kelas pelatihan animasi untuk perekrutan animator MD Animation Jakarta.
Dalam siaran pers yang diterima Espos Jumat (6/9), Direktur GMC Solo, Moelyono, mengatakan kelas yang akan dimulai 15 September ini merupakan angkatan kelima.
Sebelumnya sejak Januari, GMC telah membuka kelas pelatihan sebanyak empat kali. Sejak dibuka pelatihan perekrutan MD Animation, 50-an peserta lulusan GMC telah bekerja sebagai animator MD.
“MD saat ini tengah menggarap film animasi 3D yang membutuhkan seribuan animator,” ujarnya.
Moelyono mengatakan pelatihan dengan biaya terjangkau tersebut dapat diikuti oleh siapa saja tanpa memandang status pendidikan. Pelatihan berlangsung selama tiga bulan di Sanggar Animasi GMC Solo, Jl. Suryo 110 Jagalan Solo dengan kuota setiap kelas 20 orang,” jelasnya.
Program pelatihan tersebut, kata dia, menjadi salah satu upaya mengurangi pengangguran di tengah semakin sempitnya lapangan kerja. “Selama tiga bulan peserta digembleng bagaimana menjadi seorang animator yang layak diterima MD Jakarta.” Sumber *
Dalam siaran pers yang diterima Espos Jumat (6/9), Direktur GMC Solo, Moelyono, mengatakan kelas yang akan dimulai 15 September ini merupakan angkatan kelima.
Sebelumnya sejak Januari, GMC telah membuka kelas pelatihan sebanyak empat kali. Sejak dibuka pelatihan perekrutan MD Animation, 50-an peserta lulusan GMC telah bekerja sebagai animator MD.
“MD saat ini tengah menggarap film animasi 3D yang membutuhkan seribuan animator,” ujarnya.
Moelyono mengatakan pelatihan dengan biaya terjangkau tersebut dapat diikuti oleh siapa saja tanpa memandang status pendidikan. Pelatihan berlangsung selama tiga bulan di Sanggar Animasi GMC Solo, Jl. Suryo 110 Jagalan Solo dengan kuota setiap kelas 20 orang,” jelasnya.
Program pelatihan tersebut, kata dia, menjadi salah satu upaya mengurangi pengangguran di tengah semakin sempitnya lapangan kerja. “Selama tiga bulan peserta digembleng bagaimana menjadi seorang animator yang layak diterima MD Jakarta.” Sumber *
Minggu, 01 September 2013
Dukungan Jokowi Jadi Presiden Muncul di Solo
Surakarta - Pelaksanaan rapat kerja nasional Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada 6-9 September 2013 di Jakarta diyakini akan memunculkan kejutan. Salah satunya tentang wacana calon presiden dari partai berlambang banteng moncong putih itu.
Bertempat di area Hari Bebas Kendaraan di Jalan Slamet Riyadi, Minggu, 1 September 2013, masyarakat Solo menyampaikan dukungan agar Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, maju sebagai calon presiden.
Sebuah papan berukuran 1x0,5 meter bergambar foto Jokowi yang memakai pakaian beskap dengan senyum khas terpajang di tengah jalan. Di depannya terdapat puluhan kertas putih seukuran buku tulis yang dilekatkan di aspal dengan perekat.
Di kertas tersebut, masyarakat menuliskan harapannya agar mantan Wali Kota Solo tersebut maju menjadi calon presiden. "Mau maju dari PDI Perjuangan atau maju sendiri, tidak masalah. Yang penting jadi presiden," kata Susan, salah seorang warga. Dia mengatakan suara rakyat adalah suara Tuhan. Dia berharap Jokowi benar-benar menjadi presiden di 2014. Selanjutnya *
Bertempat di area Hari Bebas Kendaraan di Jalan Slamet Riyadi, Minggu, 1 September 2013, masyarakat Solo menyampaikan dukungan agar Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, maju sebagai calon presiden.
Sebuah papan berukuran 1x0,5 meter bergambar foto Jokowi yang memakai pakaian beskap dengan senyum khas terpajang di tengah jalan. Di depannya terdapat puluhan kertas putih seukuran buku tulis yang dilekatkan di aspal dengan perekat.
Di kertas tersebut, masyarakat menuliskan harapannya agar mantan Wali Kota Solo tersebut maju menjadi calon presiden. "Mau maju dari PDI Perjuangan atau maju sendiri, tidak masalah. Yang penting jadi presiden," kata Susan, salah seorang warga. Dia mengatakan suara rakyat adalah suara Tuhan. Dia berharap Jokowi benar-benar menjadi presiden di 2014. Selanjutnya *
Sabtu, 31 Agustus 2013
Berhiaskan Bendera Merah-Putih, Selawat Akbar Dihadiri Tokoh-Tokoh Nonmuslim
SOLO — Selawat Akbar dan Halalbihalal Masyarakat Soloraya bersama Habib Syech dan Robby Sumampow yang digelar di Benteng Vastenburg, Solo bukan hanya dihadiri sekitar 3.000 umat Islam yang umumnya berbusana putih. Tampak hadir dalam acara di lahan milik Robby Sumampow yang beberapa waktu lalu dikabarkan menjadi mualaf itu tokoh-tokoh nonmuslim Kota Solo.
Pergelaran selawat akbar itu memang diselenggarakan Ahbabul Musthofa, Sosialita Solo, Himpunan Fuqing, dan sejumlah kelompok pendukung lain di Kota Solo. Alhasil, selain tokoh-tokoh Kesunanan Surakarta Hadiningrat seperti K.G.P.H. Panembahan Agung Tedjowulan dan G.P.H. Dipokusumo, tampak hadir pula Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo dan sejumlah tokoh masyarakat di Kota Solo.
Puluhan warga nonmuslim yang merupakan sejawat Robby Sumampow juga turut menghadiri acara selawat dan halalbihalal tersebut. Mereka bahkan tampak turut menjadi panitia penyelenggaraan acara tersebut.
Saat selawat dilantunkan kelompok hadrah Ahbabul Mustofa, puluhan bendera merah putih dan simbol perkumpulan kelompok majelis taklim pun dikibarkan menambah semarak suasana. Tak ayal, puluhan ribu umat Islam yang menggemakan selawat di kawasan Jl. Jenderal Sudirman itu bukan saja merasakan nuansa religius melainkan juga nasionalisme.
Lantunan selawat yang dipimpin Habib Syech seperti merasuk ke dalam kalbu para jemaah. Penuh semangat mereka mengikuti lantunan selawat yang memohon rahmat dan keselamatan bagi Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Saking menghayati lantunan selawat, sebagian jemaah menggerakkan anggota badan mereka sebagai wujud ekspresi penghayatan.
Dalam kesempatan itu, Habib Syech sempat berpesan kepada jemaah untuk menjadikan Solo sebagai kota yang damai dan penuh dengan senyum. Habib mencontohkan kisah Nabi Muhammad yang diperlakukan tidak baik namun Nabi membalas dengan akhlak yang mulia sehingga orang tersebut bertaubat dan masuk Islam.
“Rasulullah membalas dengan akhlak yang mulia. Dengan akhlak mulia timbullah satu kehidupan yang damai dan luar biasa. Kalau kita dicaci dan dimaki harus dibalas dengan perbuatan dan doa yang baik,” terang Habib Syech kepada jemaah.
Acara Selawat Akbar dan Halal bihalal Masyarakat Soloraya bersama Habib Syech dan Robby Sumampow tersebut diselenggarakan oleh Ahbabul Musthofa, Sosialita Solo, Himpunan Fuqing dan sejumlah kelompok pendukung lain di Kota Solo. Sumber *
Pergelaran selawat akbar itu memang diselenggarakan Ahbabul Musthofa, Sosialita Solo, Himpunan Fuqing, dan sejumlah kelompok pendukung lain di Kota Solo. Alhasil, selain tokoh-tokoh Kesunanan Surakarta Hadiningrat seperti K.G.P.H. Panembahan Agung Tedjowulan dan G.P.H. Dipokusumo, tampak hadir pula Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo dan sejumlah tokoh masyarakat di Kota Solo.
Puluhan warga nonmuslim yang merupakan sejawat Robby Sumampow juga turut menghadiri acara selawat dan halalbihalal tersebut. Mereka bahkan tampak turut menjadi panitia penyelenggaraan acara tersebut.
Saat selawat dilantunkan kelompok hadrah Ahbabul Mustofa, puluhan bendera merah putih dan simbol perkumpulan kelompok majelis taklim pun dikibarkan menambah semarak suasana. Tak ayal, puluhan ribu umat Islam yang menggemakan selawat di kawasan Jl. Jenderal Sudirman itu bukan saja merasakan nuansa religius melainkan juga nasionalisme.
Lantunan selawat yang dipimpin Habib Syech seperti merasuk ke dalam kalbu para jemaah. Penuh semangat mereka mengikuti lantunan selawat yang memohon rahmat dan keselamatan bagi Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Saking menghayati lantunan selawat, sebagian jemaah menggerakkan anggota badan mereka sebagai wujud ekspresi penghayatan.
Dalam kesempatan itu, Habib Syech sempat berpesan kepada jemaah untuk menjadikan Solo sebagai kota yang damai dan penuh dengan senyum. Habib mencontohkan kisah Nabi Muhammad yang diperlakukan tidak baik namun Nabi membalas dengan akhlak yang mulia sehingga orang tersebut bertaubat dan masuk Islam.
“Rasulullah membalas dengan akhlak yang mulia. Dengan akhlak mulia timbullah satu kehidupan yang damai dan luar biasa. Kalau kita dicaci dan dimaki harus dibalas dengan perbuatan dan doa yang baik,” terang Habib Syech kepada jemaah.
Acara Selawat Akbar dan Halal bihalal Masyarakat Soloraya bersama Habib Syech dan Robby Sumampow tersebut diselenggarakan oleh Ahbabul Musthofa, Sosialita Solo, Himpunan Fuqing dan sejumlah kelompok pendukung lain di Kota Solo. Sumber *
Label:
Ahbabul Musthofa,
akhlak mulia,
bendera,
Benteng Vastenburg,
Berhiaskan,
Dihadiri,
Habib Syech,
Halalbihalal,
Merah-Putih,
Nabi Muhammad,
nonmuslim,
Robby Sumampow,
Selawat Akbar,
Solo,
SoloRaya,
tokoh
Rabu, 21 Agustus 2013
Cara Jokowi Menata Kota akan Diajarkan di Singapura
Jakarta — Ilmuwan dari Singapore University of Technology and Design, Profesor Chan Heng Chee, penasaran dengan cara Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menata sebuah kota. Atas dasar itu, ia mengikuti Jokowi blusukan ke Pasar Tanah Abang dan Waduk Pluit, Selasa (20/8/2013).
"Saya berkeliling kota untuk melihat bagaimana pemimpin kota menata kotanya. Bagaimana pendekatan Jokowi di Solo dan Jakarta dapat mengubah kedua kota itu," kata Chan di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Selasa siang.
"Terutama dalam perilaku sehari-hari warga dan tata organisasi. Padahal, setahu saya, untuk menata itu sangat sulit," kata wanita tersebut.
Chan mengatakan, dirinya memilih Jokowi di Solo dan Jakarta sebagai obyek penelitian karena menganggap aspek-aspek yang mendukung hasil penelitiannya lengkap. Ada pemimpin kota yang memiliki banyak rencana soal menata sebuah kota dan tentunya ada masalah tata kota yang terjadi. Selanjutnya *
"Saya berkeliling kota untuk melihat bagaimana pemimpin kota menata kotanya. Bagaimana pendekatan Jokowi di Solo dan Jakarta dapat mengubah kedua kota itu," kata Chan di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Selasa siang.
"Terutama dalam perilaku sehari-hari warga dan tata organisasi. Padahal, setahu saya, untuk menata itu sangat sulit," kata wanita tersebut.
Chan mengatakan, dirinya memilih Jokowi di Solo dan Jakarta sebagai obyek penelitian karena menganggap aspek-aspek yang mendukung hasil penelitiannya lengkap. Ada pemimpin kota yang memiliki banyak rencana soal menata sebuah kota dan tentunya ada masalah tata kota yang terjadi. Selanjutnya *
Label:
Akan,
blusukan,
cara,
Chan Heng Chee,
Diajarkan,
Jakarta,
Jokowi,
Menata Kota,
penelitian,
perilaku,
profesor,
Singapore University of Technology and Design,
Singapura,
Solo,
tata organisasi
Minggu, 04 Agustus 2013
Empat Kota Indonesia, Kandidat Kota Kreatif Unesco
Jakarta -Empat kota di Indonesia diusulkan menjadi kota kreatif kepada Unesco, lembaga PBB bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya. Kota-kota ini diharapkan bisa mendapat pengakuan dunia. Prosesnya pada tahun ini dan diumumkan tahun depan.
Hal ini diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu pada akhir Juli lalu di Jakarta. Menurut Mari, pihak kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif sudah mengajukan berkas dan menunjuk konsultan untuk persiapan itu.
Empat kota, Bandung, Solo, Pekalongan dan Yogyakarta ini diusulkan untuk mendapat julukan sebagai creative city seperti yang diberikan kepada London dan Paris.”Empat kota ini dipilih karena dinilai maju dalam seni, industri kreatif dan desain,” kata Mari.
Nantinya, Unesco akan menerapkan kriteria untuk memenuhi syarat menjadi kota kreatif. Ada dua kriteria dikeluarkan Unesco, yakni kota kreatif berbasis seni kerajinan dan kota kreatif berbasis desain. Selanjutnya *
Hal ini diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu pada akhir Juli lalu di Jakarta. Menurut Mari, pihak kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif sudah mengajukan berkas dan menunjuk konsultan untuk persiapan itu.
Empat kota, Bandung, Solo, Pekalongan dan Yogyakarta ini diusulkan untuk mendapat julukan sebagai creative city seperti yang diberikan kepada London dan Paris.”Empat kota ini dipilih karena dinilai maju dalam seni, industri kreatif dan desain,” kata Mari.
Nantinya, Unesco akan menerapkan kriteria untuk memenuhi syarat menjadi kota kreatif. Ada dua kriteria dikeluarkan Unesco, yakni kota kreatif berbasis seni kerajinan dan kota kreatif berbasis desain. Selanjutnya *
Label:
Bandung,
budaya,
creative city,
desain,
eni kerajinan,
ilmu pengetahuan,
kandidat,
konsultan,
London,
Mari Elka Pangestu,
Paris,
Pekalongan,
pendidikan,
pengakuan dunia,
Solo,
Unesco,
Yogyakarta
Senin, 22 Juli 2013
TUYUL GEGERKAN SOLO : Mirip Goblin di Barat, Minta Jalan-Jalan Sambil Digendong
SOLO — Kendati banyak kalangan tak mempercayai keberadaan tuyul, pada kenyataannya cukup banyak laman di Internet yang membahas tentang makhluk mitologis yang terbilang kondang di Asia Tenggara itu.
Jika dunia maya merupakan cerminan dunia nyata, wajar saja jika banyak kalangan menghubungkan pencurian misterius dengan tuyul, tak terkecuali para pedagang kaki lima di selter Manahan, Solo, Jawa Tengah. Selama beberapa waktu belakangan ini, mereka risau karena menganggap ada tuyul berkeliarandi kawasan untuk mencuri uang mereka.
”Akhir-akhir ini kami dibuat resah karena sering kehilangan uang, biasanya pecahan Rp50.000. Beberapa waktu lalu saya kehilangan juga. Kami resah ini ulah seseorang yang sengaja memelihara tuyul,” ungkap salah satu pedagang, Adi, Minggu (21/7/2013). Selanjutnya *
Jika dunia maya merupakan cerminan dunia nyata, wajar saja jika banyak kalangan menghubungkan pencurian misterius dengan tuyul, tak terkecuali para pedagang kaki lima di selter Manahan, Solo, Jawa Tengah. Selama beberapa waktu belakangan ini, mereka risau karena menganggap ada tuyul berkeliarandi kawasan untuk mencuri uang mereka.
”Akhir-akhir ini kami dibuat resah karena sering kehilangan uang, biasanya pecahan Rp50.000. Beberapa waktu lalu saya kehilangan juga. Kami resah ini ulah seseorang yang sengaja memelihara tuyul,” ungkap salah satu pedagang, Adi, Minggu (21/7/2013). Selanjutnya *
Sabtu, 20 Juli 2013
Gereja dan masjid di Solo ini satu halaman dan satu dinding
Di Kota Solo, Jawa Tengah, ada dua buah tempat ibadah yang letaknya berdampingan, menempati lahan di atas sebidang tanah yang sama, bahkan alamat yang sama pula. Dua buah bangunan tersebut adalah Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningratan dan Masjid Al-Hikmah. Keduanya terletak di Jalan Gatot Subroto no 222, Solo.
Tidak ada sekat tembok yang kokoh, atau batas pagar halaman yang tinggi. Satu-satunya penanda atau pemisah bangunan tersebut hanyalah sebuah tugu lilin tua, yang merupakan simbol perdamaian kerukunan umat beragama. Bahkan jamaah kedua tempat ibadah tersebut tak pernah berselisih selama puluhan tahun.
"Kita merasa bangga, bisa hidup bersama meski dengan keyakinan berbeda," ujar Sajadi, salah satu jamaah masjid, ketika ditemui Rabu (18/7). Selanjutnya *
Tidak ada sekat tembok yang kokoh, atau batas pagar halaman yang tinggi. Satu-satunya penanda atau pemisah bangunan tersebut hanyalah sebuah tugu lilin tua, yang merupakan simbol perdamaian kerukunan umat beragama. Bahkan jamaah kedua tempat ibadah tersebut tak pernah berselisih selama puluhan tahun.
"Kita merasa bangga, bisa hidup bersama meski dengan keyakinan berbeda," ujar Sajadi, salah satu jamaah masjid, ketika ditemui Rabu (18/7). Selanjutnya *
Label:
dinding,
Gereja,
Gereja Kristen Jawa,
halaman,
Jalan Gatot Subroto no 222,
Joyodiningratan,
kerukunan,
Masjid,
Masjid Al-Hikmah,
perdamaian,
satu,
simbol,
Solo,
tugu lilin tua,
umat beragama
Mobil Penyapu Seharga Rp 1,2 Miliar Buatan Skotlandia Segera Beroperasi
SOLO - Satu unit road sweeper atau mobil penyapu jalan yang dibeli Pemkot Solo akhirnya tiba di Kota Bengawan. Kemarin, Rabu (3/7/2013) siang, mobil canggih buatan Skotlandia itu sudah terparkir di garasi Loji Gandrung, Rumah Dinas Wali Kota Solo.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemkot Solo, Hasta Gunawan menjelaskan, mobil Itu telah tiba sejak akhir pekan lalu. Sedianya, pemkot mendatangkan dua unit road sweeper untuk membersihkan jalanan Kota Solo.
Namun, baru satu unit mobil yang tiba, karena satu unit mobil yang lain dikembalikan ke produsen akibat mengalami kerusakan saat pengiriman. Selanjutnya *
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemkot Solo, Hasta Gunawan menjelaskan, mobil Itu telah tiba sejak akhir pekan lalu. Sedianya, pemkot mendatangkan dua unit road sweeper untuk membersihkan jalanan Kota Solo.
Namun, baru satu unit mobil yang tiba, karena satu unit mobil yang lain dikembalikan ke produsen akibat mengalami kerusakan saat pengiriman. Selanjutnya *
Rabu, 03 Juli 2013
Pengusaha Kecil di Solo Siap Tolak Pajak UKM
Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Solo siap menolak pemberlakuan pajak bagi usaha kecil menengah, yang resmi diberlakukan 1 Juli lalu. Mereka mengaku keberatan dengan sistem pungutan pajak yang didasarkan pada besaran omzet.
»Omzet tinggi belum tentu berlaba tinggi, terkadang juga malah merugi,” kata Nur Aini, seorang pedagang pakaian di Pasar Klewer, Surakarta, Rabu 3 Juli 2013.
Nur berpendapat, seharusnya pemerintah melakukan sebuah riset yang mendalam soal pengusaha kecil. Ia mengatakan, dasar dari penarikan pajak yang seharusnya bukan dari omzet melainkan dari keuntungan para pedagang. »Kalau berdasarkan omzet itu namanya tetap tidak adil,” katanya.
Penolakan soal pajak UKM juga datang dari Ita, seorang pelaku usaha warung makan di kawasan Sriwedari. Ia mengaku keberatan jika harus membayar pajak per bulan yang dikenakan kepadanya selaku pengusaha kecil. Sebab saat ini, warungnya sedang sepi, sedangkan harga kebutuhan pokok terus melonjak. »Belum lagi harga gas dan BBM ikut naik,” ujarnya.
Ita meminta pemerintah membatalkan penarikan pajak dari usaha kecil. Lebih baik, katanya, pemerintah memungut pajak dari usaha besar. Dalam sehari, omzetnya rata-rata Rp 600 ribu. Sehingga omzet sebulan Rp 18 juta dan pajak yang harus dibayar Rp 180 ribu. »Itu cukup berat buat pengusaha kecil,” katanya.
Kepala Bidang Pelayanan Penyuluhan dan Hubungan Masyarakat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II, Basuki Rahmad mengatakan pemberlakukan pajak memang mengacu omzet. »Tak ada batas minimal omzet,” ujarnya. Sehingga pelaku UMKM yang misalnya hanya punya omzet Rp 10 juta per tahun, tetap kena pajak.
Contoh UMKM yang kena pajak yaitu usaha perdagangan yang punya tempat berjualan tetap seperti warung makan, kios pakaian, hingga kios di pasar tradisional. Sedangkan pelaku usaha yang tempatnya berjualan bongkar pasang seperti pedagang kaki lima, terbebas dari pajak.
Menurut Basuki, pajak dihitung per bulan sebesar 1 persen dari omzet bulanan. Misalnya pelaku UMKM punya omzet Rp 2 juta sebulan, maka membayar pajak Rp 20 ribu. Ia menyadari hingga kini belum banyak UMKM yang mengetahui aturan tersebut. Sebab pihaknya belum melakukan sosialisasi. Sebab peraturan teknis seperti cara membayar dan cara pelaporan belum ada aturannya.
»Omzet tinggi belum tentu berlaba tinggi, terkadang juga malah merugi,” kata Nur Aini, seorang pedagang pakaian di Pasar Klewer, Surakarta, Rabu 3 Juli 2013.
Nur berpendapat, seharusnya pemerintah melakukan sebuah riset yang mendalam soal pengusaha kecil. Ia mengatakan, dasar dari penarikan pajak yang seharusnya bukan dari omzet melainkan dari keuntungan para pedagang. »Kalau berdasarkan omzet itu namanya tetap tidak adil,” katanya.
Penolakan soal pajak UKM juga datang dari Ita, seorang pelaku usaha warung makan di kawasan Sriwedari. Ia mengaku keberatan jika harus membayar pajak per bulan yang dikenakan kepadanya selaku pengusaha kecil. Sebab saat ini, warungnya sedang sepi, sedangkan harga kebutuhan pokok terus melonjak. »Belum lagi harga gas dan BBM ikut naik,” ujarnya.
Ita meminta pemerintah membatalkan penarikan pajak dari usaha kecil. Lebih baik, katanya, pemerintah memungut pajak dari usaha besar. Dalam sehari, omzetnya rata-rata Rp 600 ribu. Sehingga omzet sebulan Rp 18 juta dan pajak yang harus dibayar Rp 180 ribu. »Itu cukup berat buat pengusaha kecil,” katanya.
Kepala Bidang Pelayanan Penyuluhan dan Hubungan Masyarakat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II, Basuki Rahmad mengatakan pemberlakukan pajak memang mengacu omzet. »Tak ada batas minimal omzet,” ujarnya. Sehingga pelaku UMKM yang misalnya hanya punya omzet Rp 10 juta per tahun, tetap kena pajak.
Contoh UMKM yang kena pajak yaitu usaha perdagangan yang punya tempat berjualan tetap seperti warung makan, kios pakaian, hingga kios di pasar tradisional. Sedangkan pelaku usaha yang tempatnya berjualan bongkar pasang seperti pedagang kaki lima, terbebas dari pajak.
Menurut Basuki, pajak dihitung per bulan sebesar 1 persen dari omzet bulanan. Misalnya pelaku UMKM punya omzet Rp 2 juta sebulan, maka membayar pajak Rp 20 ribu. Ia menyadari hingga kini belum banyak UMKM yang mengetahui aturan tersebut. Sebab pihaknya belum melakukan sosialisasi. Sebab peraturan teknis seperti cara membayar dan cara pelaporan belum ada aturannya.
Sabtu, 08 Juni 2013
Kaos Gambar Soeharto Senyum Laris Manis
Kaos tersebut dijual dalam berbagai ukuran, mulai untuk anak hingga dewasa. Harganya juga cukup terjangkau, mulai Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu untuk satu potongnya. Harga itu sudah termasuk celana kolor yang sewarna.
Foto Soeharto dalam berbagai pose menghias di kaos-kaos yang dijual oleh pedagang. Sedangkan tulisannya cenderung seragam,
'Piye kabare, luwih penak jamanku tho'
(bagaimana kabarnya, lebih enak jamanku kan).
Menurut salah satu pedagang, Syukran, selama ini dia berjualan makanan di sekitar Dalem Kalitan. "Saya mencoba jual kaos karena ada acara ini," kata warga Kalitan tersebut. Tidak tanggung-tanggung, dia membeli ratusan potong kaos dari salah satu pemasok.
Menurutnya, kaos yang dijual cukup laris. "Sudah ada 80 potong kaos yang terjual," katanya. Padahal, tamu yang datang di acara yang digelar oleh keluarga Cendana belum begitu banyak. Dia yakin, dagangannya bisa laku semua pada malam harinya.
Salah satu pedagang lain, Heni juga yakin bahwa kaos bergambar Soeharto senyum itu akan jadi tren. "Buktinya, sekarang stiker dengan gambar yang sama juga sudah mulai model," katanya.
Jika tidak laku pada acara peringatan ulang tahun ini, Heni mengatakan bahwa dia akan menjual kaos itu sebagai souvenir di sekitar Kalitan. "Banyak wisatawan yang datang ke rumah kuno ini," katanya.
Selasa, 04 Juni 2013
Mahasiswi UNS Solo Idap Penyakit Langka
TEMPO.CO , Solo: Seorang mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Aqin Rizka Ayati harus menjalani perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit dr Oen Solo. Badannya lumpuh lantaran menderita penyakit langka, Guillain Barre Syndrome. Belum lagi sembuh, penyakit tersebut sudah menguras biaya hingga lebih dari Rp 140 juta.
Penyakit yang menyerang jaringan syaraf dan sistem kekebalan tubuh tersebut disebabkan oleh sejenis virus. "Kami juga heran mengapa virus langka ini memilih anak saya untuk bersarang," kata ayahnya, Agus Wibowo Hadi saat ditemui di rumah sakit, Senin petang 3 Juni 2013.
Sebelumnya, mahasiwi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan jurusan Kimia itu dikenal sebagai anak yang sehat. Baru sekitar sebulan lalu, dia mengeluhkan sakit di perutnya. "Akhirnya kami bawa ke rumah sakit lantaran kejang perut," kata Agus.
Penyakit yang menyerang jaringan syaraf dan sistem kekebalan tubuh tersebut disebabkan oleh sejenis virus. "Kami juga heran mengapa virus langka ini memilih anak saya untuk bersarang," kata ayahnya, Agus Wibowo Hadi saat ditemui di rumah sakit, Senin petang 3 Juni 2013.
Sebelumnya, mahasiwi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan jurusan Kimia itu dikenal sebagai anak yang sehat. Baru sekitar sebulan lalu, dia mengeluhkan sakit di perutnya. "Akhirnya kami bawa ke rumah sakit lantaran kejang perut," kata Agus.
Label:
Agus Wibowo Hadi,
Aqin Rizka Ayati,
FKIP,
Guillain Barre Syndrome,
ICU,
jaringan syaraf,
kimia,
Langka,
lumpuh,
Mahasiswi,
penyakit,
Rp 140 juta,
Rumah Sakit dr Oen Solo,
sistem kekebalan tubuh,
Solo,
UNS,
virus
Langganan:
Postingan (Atom)