Sejumlah kabupaten dan kota di Jateng yang terimbas langsung abu vulkanik Gunung Kelud menyatakan darurat ketersediaan masker. Sehingga pemerintah setempat meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi untuk memasok masker.
Beberapa kabupaten kota yang kekurangan masker itu misalnya Sragen, Klaten, Solo, Wonogiri, Boyolali dan Kabupaten Semarang.
"Atas permintaan itu, kami akan mendorong SKPD terkait misalnya Dinas Kesehatan Provinsi untuk menyiapkan masker sebagai antipasi dampak abu vulkanik yang turun di sebagian kabupaten kota," kata Arus Horison, Kepala Posko Aju BPBD Jateng, Jumat (14/2).
Pihaknya tidak tahu berapa banyak stok masker yang ada di Dinkes saat ini. Tapi untuk mengalokasikan sejumlah penutup hidung di wilayah yang terkena dampak abu vulkanik berskala besar Dinkes dipercaya akan sanggup menyediakannya.
"Sejauh ini BPBD Provinsi masih memantau berapa permintaan dari pemerintah kabupaten kota itu. Kami masih menunggu kabar dari BPBD daerah setempat," kata Arus. Sumber *
Tampilkan postingan dengan label kota. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kota. Tampilkan semua postingan
Jumat, 14 Februari 2014
Sejumlah Kabupaten dan Kota Jateng Kekurangan Masker
Label:
abu vulkanik,
antisipasi,
Boyolali,
BPPD,
dampak,
Dinas Kesehatan,
Gunugn Kelud,
kabupaten,
Kekurangan,
Klaten,
kota,
Masker,
Sejumlah,
Semarang,
SKPD,
Solo,
Sragen,
Wonogiri
Minggu, 13 Oktober 2013
Mahfud MD: Kembalikan Pilkada ke DPRD
Malang (Antara) - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyatakan sebaiknya pemilihan kepala daerah di tingkat provinsi maupun wali kota/bupati dikembalikan lagi ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
"Secara substansi memang akan lebih baik dikembalikan lagi ke DPRD, sebab pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung itu lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya," tegas Mahfud MD disela-sela silaturahmi dengan wartawan di Malang, Minggu.
Ia mencontohkan, pilkada untuk memilih gubernur. Jika anggota DPRD-nya 100 orang, untuk memenangkan pilkada cukup hanya menggenggam 51 suara dan anggaran yang dikeluarkan juga tidak banyak, cukup 51 wakil rakyat untuk mengamankan suaranya. Selanjutnya *
"Secara substansi memang akan lebih baik dikembalikan lagi ke DPRD, sebab pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung itu lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya," tegas Mahfud MD disela-sela silaturahmi dengan wartawan di Malang, Minggu.
Ia mencontohkan, pilkada untuk memilih gubernur. Jika anggota DPRD-nya 100 orang, untuk memenangkan pilkada cukup hanya menggenggam 51 suara dan anggaran yang dikeluarkan juga tidak banyak, cukup 51 wakil rakyat untuk mengamankan suaranya. Selanjutnya *
Selasa, 30 Juli 2013
Kota Batu Bara Sawahlunto, Kota Hantu Dunia Peringkat Ke-3
Jakarta - Kota hantu bisa ditafsirkan sebagai kota yang tak berpenduduk atau pernah mencapai puncak popularitasnya kemudian dilupakan karena sebab tertentu. Mengutip laporan Majalah Travelounge edisi Juli 2013, di Indonesia juga ada kota yang masuk ketegori kota hantu, yakni Sawahlunto, Sumatera Barat.
Sementara di Namibia dan Argentina, masing-masing memiliki satu kota "hantu" karena sempat ramai namun kemudian ditinggal penduduknya dan tak berpenghuni hingga kini. Berikut tiga kota hantu itu: Selanjutnya *
Sementara di Namibia dan Argentina, masing-masing memiliki satu kota "hantu" karena sempat ramai namun kemudian ditinggal penduduknya dan tak berpenghuni hingga kini. Berikut tiga kota hantu itu: Selanjutnya *
Senin, 18 Februari 2013
PENAMPAKAN ANEH: Kepulan Asap Misterius di Langit Gentan Sukoharjo
Jagad Twitter di Kota Solo dihebohkan dengan penampakan aneh di langit daerah Gentan, Sukoharjo, Minggu (17/2/2013) sekitar petang tadi. Hingga berita ini diturunkan belum bisa dipastikan penampakan yang menyerupai kepulan asap di langit Gentan tersebut.
Foto yang penampakan yang menyerupai kepulan asap itu diunggah oleh akun Twitter Claudia Gisma @gisszy sekitar pukul 18.00 WIB. “Ini td aku liat waktu perjalanan ke gentan pic.twitter.com/tsMJLDqL” tulis @Gisszy
Dalam foto yang diunggah tersebut terlihat bentuk meyerupai kepulan asap berupa garis dan bentuk tak beraturan. Kicauan Claudia tersebut kemudian direply oleh beberapa warga Twitter lainnya. Akun @anxgie justru menanyakan penampakan di langit tersebut. “Apaan tuh :o Meteor? Puting beliung,” jelas @anxgie.
Akun Twitter @gathaflark juga membenarkan apa yang disaksikan oleh @gisszy. “Bener yg tadi aku liat juga itu!”
Akun @gathaflark juga menuliskan saat dia mengendarai sepeda dia melihat benda berlampu merah dan berasap hitam. “Jatuhnya gak tau lah dimana ,tadi aja naik sepeda sambil ngeliat tuh benda ada lampu merah trus berasap hitam banyak. Tadi ada pesawat jatuh ,daerah selatan.”
Beberapa dugaan pun muncul atas penampakan di langit Gentan itu. Akun @YohanesAntes “Info dri mana ?”: via @gilang-ba:Beneran di juwiring ada pesawat jatuh???”
Foto yang penampakan yang menyerupai kepulan asap itu diunggah oleh akun Twitter Claudia Gisma @gisszy sekitar pukul 18.00 WIB. “Ini td aku liat waktu perjalanan ke gentan pic.twitter.com/tsMJLDqL” tulis @Gisszy
Dalam foto yang diunggah tersebut terlihat bentuk meyerupai kepulan asap berupa garis dan bentuk tak beraturan. Kicauan Claudia tersebut kemudian direply oleh beberapa warga Twitter lainnya. Akun @anxgie justru menanyakan penampakan di langit tersebut. “Apaan tuh :o Meteor? Puting beliung,” jelas @anxgie.
Akun Twitter @gathaflark juga membenarkan apa yang disaksikan oleh @gisszy. “Bener yg tadi aku liat juga itu!”
Akun @gathaflark juga menuliskan saat dia mengendarai sepeda dia melihat benda berlampu merah dan berasap hitam. “Jatuhnya gak tau lah dimana ,tadi aja naik sepeda sambil ngeliat tuh benda ada lampu merah trus berasap hitam banyak. Tadi ada pesawat jatuh ,daerah selatan.”
Beberapa dugaan pun muncul atas penampakan di langit Gentan itu. Akun @YohanesAntes “Info dri mana ?”: via @gilang-ba:Beneran di juwiring ada pesawat jatuh???”
Senin, 11 Februari 2013
PESTA NARKOBA SOLORAYA: Nyabu Hingga Bertukar Pasangan Kencan
Ketika artis Raffi Ahmad ditahan petugas Badan Narkotika Nasional (BNN), masyarakat gaduh. Media massa ramai-ramai memberitakannya. Ternyata, dunia artis begitu dekat dengan penyalahgunaan narkoba. Seiring perjalanan waktu, kegaduhan itu berangsur hilang.
Sebenarnya, peredaran narkoba tak hanya di kalangan artis. Pejabat, pengusaha hingga warga biasa juga rentan terjerat narkoba. Solo juga demikian. Banyak cerita tentang peredaran narkoba di Kota Bengawan. Ya, tingkat peredaran narkoba di Solo tergolong tinggi di tingkat Jateng.
Simak penuturan bekas pencandu narkoba yang dekat dengan kalangan atas, sebut saja S. Menurut S, pencandu narkoba dari kalangan pejabat memiliki kebiasaan berpesta bareng-bareng.
Mereka biasanya menyewa hotel hingga tempat hiburan malam. “Kadang kami kenal baik dengan bos hotelnya,” kata S saat ditemui kepadaJIBI/SOLOPOS, Sabtu (9/2/2013) malam.
S dulu adalah anggota DPRD di daerah Soloraya. Selama 10 tahun mengonsumsi narkoba, ia nyaris mencicipi semua lokasi pesta narkoba di Kota Solo. Ia bukan sekadar pengonsumsi narkoba dalam frekuensi harian, melainkan per dua jam lantaran saking ketergantungannya kepada narkoba. Tak heran, ke mana pun ia pergi, di dalam tasnya selalu tersedia narkoba.
Rekan-rekan S sendiri juga dari kalangan pejabat, pengusaha, aparat hingga kurir dan bandar narkoba. Mereka berdatangan dari Jakarta, Jogja, Semarang hingga Surabaya. Selama menggelar pesta narkoba, S sama sekali tak waswas berurusan dengan aparat lantaran backing mereka juga dari kalangan aparat. “Aparat sekelas perwira menengah ke atas itu ikut bersama kami. Jadi, kami cukup aman,” akunya.
Menurut S, aparat kelas teri tak ada yang berani berpesta narkoba di kalangan pejabat. Namun, mereka tahu bahwa atasannya juga mengonsumsi narkoba. “Aparat kelas teri hanya disuruh menangkapi pengguna narkoba kelas teri juga. Itu sebagai ganti agar aparat kelihatan bertugas,” jelasnya.
Salah satu narkoba yang digemari S ialah jenis sabu-sabu dan inex. Dua jenis narkoba itu dianggap sesuai dengan kepribadiannya yang tertutup atau introvet. Hal ini jelas berbeda dengan rekan-rekannya yang menggemari jenis heroin atau putaw. “Saya itu yang penting fly dan pikiran tenang di tengah keramaian. Kalau teman-teman itu sampai joget dan pesta seks segala,” tuturnya.
Soal pesta seks, kata S, tradisi yang diselenggarakan para pencandu narkoba ialah mula-mula dengan membawa pasangan sendiri-sendiri. Tiba di lokasi dan memakai narkoba, ritual selanjutnya ialah seks bebas dengan saling bertukar pasangan secara berganti-ganti sampai pagi.
“Ada yang di dalam kamar tidur hingga kamar mandi. Yang jelas, siapa pun boleh memakai semua perempuan yang tersedia,” paparnya.
Sebenarnya, peredaran narkoba tak hanya di kalangan artis. Pejabat, pengusaha hingga warga biasa juga rentan terjerat narkoba. Solo juga demikian. Banyak cerita tentang peredaran narkoba di Kota Bengawan. Ya, tingkat peredaran narkoba di Solo tergolong tinggi di tingkat Jateng.
Simak penuturan bekas pencandu narkoba yang dekat dengan kalangan atas, sebut saja S. Menurut S, pencandu narkoba dari kalangan pejabat memiliki kebiasaan berpesta bareng-bareng.
Mereka biasanya menyewa hotel hingga tempat hiburan malam. “Kadang kami kenal baik dengan bos hotelnya,” kata S saat ditemui kepadaJIBI/SOLOPOS, Sabtu (9/2/2013) malam.
S dulu adalah anggota DPRD di daerah Soloraya. Selama 10 tahun mengonsumsi narkoba, ia nyaris mencicipi semua lokasi pesta narkoba di Kota Solo. Ia bukan sekadar pengonsumsi narkoba dalam frekuensi harian, melainkan per dua jam lantaran saking ketergantungannya kepada narkoba. Tak heran, ke mana pun ia pergi, di dalam tasnya selalu tersedia narkoba.
Rekan-rekan S sendiri juga dari kalangan pejabat, pengusaha, aparat hingga kurir dan bandar narkoba. Mereka berdatangan dari Jakarta, Jogja, Semarang hingga Surabaya. Selama menggelar pesta narkoba, S sama sekali tak waswas berurusan dengan aparat lantaran backing mereka juga dari kalangan aparat. “Aparat sekelas perwira menengah ke atas itu ikut bersama kami. Jadi, kami cukup aman,” akunya.
Menurut S, aparat kelas teri tak ada yang berani berpesta narkoba di kalangan pejabat. Namun, mereka tahu bahwa atasannya juga mengonsumsi narkoba. “Aparat kelas teri hanya disuruh menangkapi pengguna narkoba kelas teri juga. Itu sebagai ganti agar aparat kelihatan bertugas,” jelasnya.
Salah satu narkoba yang digemari S ialah jenis sabu-sabu dan inex. Dua jenis narkoba itu dianggap sesuai dengan kepribadiannya yang tertutup atau introvet. Hal ini jelas berbeda dengan rekan-rekannya yang menggemari jenis heroin atau putaw. “Saya itu yang penting fly dan pikiran tenang di tengah keramaian. Kalau teman-teman itu sampai joget dan pesta seks segala,” tuturnya.
Soal pesta seks, kata S, tradisi yang diselenggarakan para pencandu narkoba ialah mula-mula dengan membawa pasangan sendiri-sendiri. Tiba di lokasi dan memakai narkoba, ritual selanjutnya ialah seks bebas dengan saling bertukar pasangan secara berganti-ganti sampai pagi.
“Ada yang di dalam kamar tidur hingga kamar mandi. Yang jelas, siapa pun boleh memakai semua perempuan yang tersedia,” paparnya.
Sabtu, 24 November 2012
Langganan:
Postingan (Atom)