Jakarta - Dua dekade lalu, mendiang Nelson Mandela rupanya pernah berkunjung ke Gedung Asia Afrika di Bandung. Saat itu, kata Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sidarto Danusubroto, Mandela bertanya mengapa tak ada satu pun foto Bung Karno.
"Where is the picture of Soekarno? Every leaders from Asia and Africa came to Bandung because of Soekarno," ujar Sidarto, mengutip Mandela, saat dihubungi Tempo, Sabtu, 7 Desember 2013.
Menurut Sidarto, itulah pengalamannya yang tak terlupakan saat menemani presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan, Nelson Mandela, ketika menyambangi Bandung tahun 1990. Sidarto, yang saat itu menjabat Kepala Kepolisian Daerah dan Panglima Daerah Militer Siliwangi Yogie Suardi Memet hanya diam bergeming, tak bisa menjawab. Mereka saling memandang, tak tahu berkata apa karena tak mungkin memasang foto Soekarno di gedung itu.
Tampilkan postingan dengan label Soeharto. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Soeharto. Tampilkan semua postingan
Minggu, 08 Desember 2013
Bung Karno Nguwongke Nelson Mandela Muda (1955)
Nelson Mandela dan Batik
Nelson Mandela dan batik bagaikan dua hal yang tak terpisahkan.
Hampir di segala kesempatan, baik suasana santai maupun resmi, presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan itu kerap terlihat mengenakan batik.
Bahkan, ketika melakukan kunjungan kenegaraan dan bertemu para pemimpin dunia, Mandela dengan bangga mengenakan kemeja batik khas Indonesia.
Seperti saat ia bertemu Ratu Elizabeth II atau George W. Bush beberapa tahun lalu. Termasuk saat bertemu Soeharto pada tahun 1997. Saat itu, Mandela mengenakan batik, sementara Soeharto malah tampil bergaya kebarat-baratan dalam balutan setelan jas.
Ya, pencetus gerakan anti apartheid dan pembela hak asasi ini seperti duta batik dunia. Ia "mempromosikan" batik Indonesia ke seluruh dunia.
Cukup ironis, di saat batik dikucilkan di negeri asalnya, penerima Nobel perdamain itu justru bangga berbatik.
Menurut BBC Indonesia, perkenalan Mandela dengan batik bermula saat ia berkunjung ke Indonesia pada tahun 1990 atau beberapa bulan setelah dia keluar dari penjara di Pulau Roben, penjara yang menjadi rumahnya selama 27 tahun.
Mandela yang saat itu menjabat sebagai presiden Kongres Afrika Selatan menerima cinderamata berupa batik. Seperti jatuh cinta pada pandangan pertama, sejak itu Mandela kerap mengenakan batik.
Diketahui, koleksi batik sang Madiba, panggilan akrab Mandela, didominasi kemeja batik rancangan maestro batik Iwan Tirta.
Belakangan, muncul istilah Madiba shirt atau kemeja Madiba untuk menyebut busana yang kerap dikenakan Mandela.
Kini sang duta batik itu telah tiada. Mandela tutup usia pada umur 95 tahun, Kamis (5/12/2013), di Johannesburg, karena infeksi paru yang tak kunjung sembuh.
"Bangsa ini telah kehilangan putra terbaiknya. Beliau kini sudah beristirahat dengan tenang," ujar Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma saat mengumumkan berita duka itu.
Selamat jalan Nelson Mandela. Sumber *
Hampir di segala kesempatan, baik suasana santai maupun resmi, presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan itu kerap terlihat mengenakan batik.
Bahkan, ketika melakukan kunjungan kenegaraan dan bertemu para pemimpin dunia, Mandela dengan bangga mengenakan kemeja batik khas Indonesia.
Seperti saat ia bertemu Ratu Elizabeth II atau George W. Bush beberapa tahun lalu. Termasuk saat bertemu Soeharto pada tahun 1997. Saat itu, Mandela mengenakan batik, sementara Soeharto malah tampil bergaya kebarat-baratan dalam balutan setelan jas.
Ya, pencetus gerakan anti apartheid dan pembela hak asasi ini seperti duta batik dunia. Ia "mempromosikan" batik Indonesia ke seluruh dunia.
Cukup ironis, di saat batik dikucilkan di negeri asalnya, penerima Nobel perdamain itu justru bangga berbatik.
Menurut BBC Indonesia, perkenalan Mandela dengan batik bermula saat ia berkunjung ke Indonesia pada tahun 1990 atau beberapa bulan setelah dia keluar dari penjara di Pulau Roben, penjara yang menjadi rumahnya selama 27 tahun.
Mandela yang saat itu menjabat sebagai presiden Kongres Afrika Selatan menerima cinderamata berupa batik. Seperti jatuh cinta pada pandangan pertama, sejak itu Mandela kerap mengenakan batik.
Diketahui, koleksi batik sang Madiba, panggilan akrab Mandela, didominasi kemeja batik rancangan maestro batik Iwan Tirta.
Belakangan, muncul istilah Madiba shirt atau kemeja Madiba untuk menyebut busana yang kerap dikenakan Mandela.
Kini sang duta batik itu telah tiada. Mandela tutup usia pada umur 95 tahun, Kamis (5/12/2013), di Johannesburg, karena infeksi paru yang tak kunjung sembuh.
"Bangsa ini telah kehilangan putra terbaiknya. Beliau kini sudah beristirahat dengan tenang," ujar Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma saat mengumumkan berita duka itu.
Selamat jalan Nelson Mandela. Sumber *
Label:
Afrika Selatan,
anti apartheid,
batik,
George W. Bush,
Iwan Tirta,
kulit hitam,
mempromosikan,
Nelson Mandela,
Nobel perdamain,
pembela hak asasi,
pertama,
Presiden,
Ratu Elizabeth II,
sang Madiba,
Soeharto
Sabtu, 31 Agustus 2013
Soekarno-Hatta vs Soeharto di Jalan Medan Merdeka
Jakarta : Jalan Medan Merdeka di Jakarta diusulkan berganti nama menggunakan 4 nama tokoh. Di antara ke empat tokoh itu, yakni Soekarno, Hatta, Ali Sadikin, dan Soeharto. Namun rencana pergantian nama ini memunculkan kontroversi.
Sejarawan dari Universitas Indonesia, JJ Rizal mendukung penggunaan nama tokoh menjadi nama jalan, khususnya Presiden RI pertama Soekarno dan mantan Wapres Mohammad Hatta. Kedua proklamator itu dinilai sangat layak untuk mendapatkan kehormatan tersebut. Namun tak demikian dengan pemilihan nama mantan Presiden Soeharto.
"Kalau namanya diganti jadi nama Soekarno dan Hatta sangat baik. Bisa menjadi simbolisasi kita menghargai peran besar mereka yang telah menjadikan Jakarta Kota Juang. Tapi kalau di dalamnya ada nama Soeharto, itu kecelakaan," ucap JJ Rizal kepada Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (31/8/2013). Selanjutnya *
Sejarawan dari Universitas Indonesia, JJ Rizal mendukung penggunaan nama tokoh menjadi nama jalan, khususnya Presiden RI pertama Soekarno dan mantan Wapres Mohammad Hatta. Kedua proklamator itu dinilai sangat layak untuk mendapatkan kehormatan tersebut. Namun tak demikian dengan pemilihan nama mantan Presiden Soeharto.
"Kalau namanya diganti jadi nama Soekarno dan Hatta sangat baik. Bisa menjadi simbolisasi kita menghargai peran besar mereka yang telah menjadikan Jakarta Kota Juang. Tapi kalau di dalamnya ada nama Soeharto, itu kecelakaan," ucap JJ Rizal kepada Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (31/8/2013). Selanjutnya *
Sabtu, 08 Juni 2013
Kaos Gambar Soeharto Senyum Laris Manis
Kaos tersebut dijual dalam berbagai ukuran, mulai untuk anak hingga dewasa. Harganya juga cukup terjangkau, mulai Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu untuk satu potongnya. Harga itu sudah termasuk celana kolor yang sewarna.
Foto Soeharto dalam berbagai pose menghias di kaos-kaos yang dijual oleh pedagang. Sedangkan tulisannya cenderung seragam,
'Piye kabare, luwih penak jamanku tho'
(bagaimana kabarnya, lebih enak jamanku kan).
Menurut salah satu pedagang, Syukran, selama ini dia berjualan makanan di sekitar Dalem Kalitan. "Saya mencoba jual kaos karena ada acara ini," kata warga Kalitan tersebut. Tidak tanggung-tanggung, dia membeli ratusan potong kaos dari salah satu pemasok.
Menurutnya, kaos yang dijual cukup laris. "Sudah ada 80 potong kaos yang terjual," katanya. Padahal, tamu yang datang di acara yang digelar oleh keluarga Cendana belum begitu banyak. Dia yakin, dagangannya bisa laku semua pada malam harinya.
Salah satu pedagang lain, Heni juga yakin bahwa kaos bergambar Soeharto senyum itu akan jadi tren. "Buktinya, sekarang stiker dengan gambar yang sama juga sudah mulai model," katanya.
Jika tidak laku pada acara peringatan ulang tahun ini, Heni mengatakan bahwa dia akan menjual kaos itu sebagai souvenir di sekitar Kalitan. "Banyak wisatawan yang datang ke rumah kuno ini," katanya.
Langganan:
Postingan (Atom)