Tampilkan postingan dengan label Masjid. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Masjid. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 20 Juli 2013

Persaingan pengemis di Istiqlal, ancam saling bunuh

Persaingan mencari rezeki dan pengaruh memang tak pernah memandang profesi. Termasuk di dalam dunia pengemis sekalipun. Pengemis senior menjadi penguasa wilayah. Bumbu persaingan pun diwarnai ancaman pembunuhan.

Seperti dituturkan Atika (40), pengemis yang merasa terganggu oleh ulah rekan seprofesinya, yang disebutnya Mama Zahra. Atika menganggap Mama Zahra, bermulut besar dan suka mengaku sebagai orang terlama di Masjid Istiqlal.

"Saya nih yang paling lama. Tanya sama yang lainnya. Saya dari 2003 sudah di sini," kata Atika saat berbincang dengan merdeka.com di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (17/7). Selanjutnya *

Gereja dan masjid di Solo ini satu halaman dan satu dinding

Di Kota Solo, Jawa Tengah, ada dua buah tempat ibadah yang letaknya berdampingan, menempati lahan di atas sebidang tanah yang sama, bahkan alamat yang sama pula. Dua buah bangunan tersebut adalah Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningratan dan Masjid Al-Hikmah. Keduanya terletak di Jalan Gatot Subroto no 222, Solo.

Tidak ada sekat tembok yang kokoh, atau batas pagar halaman yang tinggi. Satu-satunya penanda atau pemisah bangunan tersebut hanyalah sebuah tugu lilin tua, yang merupakan simbol perdamaian kerukunan umat beragama. Bahkan jamaah kedua tempat ibadah tersebut tak pernah berselisih selama puluhan tahun.

"Kita merasa bangga, bisa hidup bersama meski dengan keyakinan berbeda," ujar Sajadi, salah satu jamaah masjid, ketika ditemui Rabu (18/7). Selanjutnya *

Rabu, 26 Juni 2013

Pengemis di Jakarta Bisa Dapat Puluhan Juta Per Bulan

Pengemis di Jakarta, terutama di Jakarta Selatan, bisa mendapatkan Rp 500.000 hingga Rp 700.000 per hari. Fakta itu membuat pengemis merasa dimanja sehingga sulit direhabilitasi.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, mengatakan, pihaknya telah berusaha mengatasi masalah gelandangan dan pengemis dengan melakukan pembinaan. Meski begitu, menurut Miftahulada, selalu ada orang yang memilih kembali mengemis.

"Pembinaan dilakukan dua minggu, kalau potensial dan masih muda akan dikirim ke perkebunan di Sumatera dan Kalimantan. Banyak kok yang sudah dikirim," jelas Miftahul, Rabu (26/6/2013).

"Pola pikir (pengemis) sudah sulit diubah, terlanjur dimanja dengan enaknya hidup di jalanan," lanjut Miftahul.

Miftahul pun mengimbau masyarakat untuk membantu pemerintah mengatasi gelandangan dan pengemis dengan tidak mudah memberikan uang kepada mereka.

"Jangan terkecoh penampilan. Jika ingin memberi sumbangan, salurkan ke masjid, panti asuhan, dan yayasan-yayasan sosial yang resmi," tandasnya.

Jumat, 21 Juni 2013

Jusuf Kalla Kritik Pengeras Suara Masjid Indonesia

Banjarmasin (ANTARA) - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla mengkritik bahwa sebagian besar sistem pengeras suara di masjid Indonesia kurang bagus, sehingga tidak enak untuk didengarkan. 
Kritikan tersebut disampaikan Kalla, saat memberikan sambutan pada peresmian Masjid Hasanudin Mandjedi di Banjarmasin, Jumat, yang juga dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin, anggota DPR RI Gusti Iskandar Sukma Almasyah, Ketua DPRD Kalsel Nasib Alamsyah, dan unsur Muspida serta ratusan masyarakat sekitar. 
"Kalau pengeras suara di masjid ini sudah relatif bagus, namun tetap harus diperbaiki, sedangkan di masjid-masjid lain masih cukup banyak sistem pengeras suaranya justru membuat telinga sakit, dan suara yang keluar tidak bisa didengar," ucapnya. 
Kondisi tersebut terjadi, kata dia, karena pemasangan pengeras suara tersebut tidak fokus, ada yang menghadap kesamping kiri, kesamping kanan, dan kemana-mana, sehingga suara menjadi pecah. 
Apalagi, tambah dia, bila masjid yang dibangun dengan dinding marmer dan kaca, suara akan mantul, sehingga sulit untuk di dengar, akibatnya jamaah tidak bisa mendengarkan dengan maksimal. 
Berkaitan dengan hal itu, kata Kalla, dewan masjid kini memprogramkan untuk memperbaiki sistem pengeras suara di seluruh masjid Indonesia dengan target 1.500 masjid per tahun. 
"Program tersebut mungkin terdengar sederhana, tetapi itu sangat penting, karena 80 persen kegiatan di masjid itu adalah mendengarkan, sedangkan 10 persen sujud dan 10 persennya lagi untuk doa," tuturnya. 

Rabu, 05 Juni 2013

Dilelang Untuk Pugar Masjid di Bali, Peci Uje Laku Rp. 62,5 Juta

KAPANLAGI.COM - Meski telah tiada untuk selama-lamanya namun niat almarhum ustad Jeffry Al Buchori atau Uje untuk menyumbang dana pemugaran masjid di Jimbaran, Bali tetap terlaksana. Niat itu terlaksana lewat pecinya yang dilelang dengan nilai Rp 62,5 juta.

"Ada seorang bapak dan anak muda berusia 14 tahun yang berminat total 62,5 juta. Rp 31,5 juta masuk masjid, Rp 31 juta untuk pihak keluarga," kata Fajar Sidiq, adik almarhum yang ditemui di kediaman Uje, Perumahan Bukit Mas, Rempoa Bintaro, Jakarta Selatan, Selasa (4/6).

Pelelangan itu dilakukan di Bali oleh Fajar. Kala itu almarhum memotivasi pengurus masjid tersebut untuk melakukan pemugaran karena sudah tak layak menampung jamaah.

Rabu, 08 Agustus 2012

Imam Masjid Kota Joplin Orang Indonesia Bernama Lahmuddin

Sebuah masjid di Joplin, Missouri, AS dibakar orang tak dikenal. Seluruh bangunan masjid habis dilalap si jago merah. Pelaku pembakaran tengah dilacak FBI.

Namun di balik terbakarnya masjid itu, ada kisah lain yang terungkap. Imam masjid Kota Joplin itu ternyata orang Indonesia bernama Lahmuddin. Pria berusia 45-an tahun ini sudah 4 tahun menjadi imam di masjid itu.

"Insya Allah ada hikmah yang bisa kita ambil dari peristiwa ini. Doakan kami mendapat yang lebih baik," terang doktor sejarah lulusan Arkansas University ini saat berbincang dengan detikcom, Rabu (8/8/2012).

Lahmuddin bercerita awal mula dia bisa 'terdampar' di AS. Dahulu, pada 1995 dia mendapat beasiswa Fullbright untuk mengambil program master dari Universitas Arkansas. Dia kuliah hingga 1997, kemudian pulang ke Indonesia.

"Pada 1998, saya mendapat beasiswa program S3 dari Universitas Arkansas," jelas Lahmuddin.

Selesai menempuh pendidikan doktor, pada 2004, dia menjadi terbang ke New York, karena ditawari menjadi imam masjid warga Indonesia di kota Big Apple itu. Pada 2008, Lahmuddin kembali pulang ke Indonesia dan mengajar di almamaternya di IAIN Sumut.

Saat itu, sebelum pulang, dia mendapat tawaran untuk menjadi imam masjid di Joplin, Missouri. Kebetulan di kota itu, banyak dokter asal Pakistan dan India serta beberapa negara lain di Timur Tengah yang bekerja di Joplin.

Mereka baru membeli gereja yang tidak terpakai, dan dialihfungsikan menjadi masjid. Nah, masjid itu membutuhkan seorang imam. Lahmuddin yang ditawari bersedia, namun meminta agar suratnya sebagai religius worker diurus.

"Ketika saya pulang pada 1998, ternyata jamaah masjid itu mengurus surat itu. Sebelum Ramadan 2008, saya terbang ke Joplin dengan surat dan dokumen yang telah selesai diurus," imbuhnya.

Tidak ada warga Indonesia di kota itu. Hanya Lahmuddin serta 5 anaknya dan sang istri saja yang berasal dari Indonesia. Warga Muslim yang lain merupakan dokter dari negara-negara Pakistan, India dan lainnya.

"Di masjid, belajar agama bagi anak-anak, mengajar Alquran, dan untuk beribadah," tutur Lahmuddin.

Pembakaran oleh orang tidak dikenal itu memang di luar dugaan. Selama ini tidak pernah ada teror atau gangguan kepada jamaah. Lepas dari itu, jamaah masjid itu menerima dengan ikhlas apa yang terjadi sebagai ketentuan yang kuasa.

"Ada pemimpin gereja yang menawarkan tempat untuk beribadah di Ramadan ini. Ada juga imam masjid di kota lain, tapi kita memakai rumah jamaah untuk salat tarawih," jelas Lahmuddin.

Lebaran kali ini dia pun tak akan mudik ke Indonesia. Lahmuddin dan warga Muslim lainnya memilih merayakan Lebaran di Joplin dalam keterbatasan.

"Doakan kami bisa lebih baik," tutur Lahmuddin yang saat dihubungi baru akan melaksanakan sahur.

Senin, 06 Agustus 2012

Masjid Paling Fenomenal di Indonesia

Kata fenomenal tampaknya cocok untuk menggambarkan masjid milik Pesantren Salafiyah di Jawa Timur. Mulai dari arsitekturnya yang luar biasa, hingga namanya yang cukup panjang, akan menuai decak kagum jamaah yang datang.

Masjid adalah rumah ibadah utama umat Muslim. Tak heran banyak yang bermimpi membangun rumah Tuhan ini dengan gaya terbaik. Mulai dari bahan hingga arsitektur, dipilih yang terbaik.

Masjid Pondok Pesantren Salafiyah, Bihaaru Bahri 'Asali Fadlaailir Rahmah di Malang, Jawa Timur adalah salah satu di antara masjid dengan gaya arsitektur terbaik di Indonesia. Keunikan arsitektur masjid dan pesantren ini membuat siapa saja terkagum-kagum.

Semua yang telah datang pun sepakat, bahwa cukup sulit untuk menentukan gaya yang dipakai karena sangat unik. Ada yang bergaya China, India, Romawi, hingga Timur Tengah.

Keunikan ini sudah terlihat sejak Anda tiba di depan gerbang masuk pesantren yang berada di Jl Anggur No 7, Desa Sananrejo, Turen, Malang, Jawa Timur. Sebuah gerbang raksasa bergaya Romawi berdiri dengan gagahnya, menyambut setiap orang yang datang, seperti yang ditulis Buku 100 Masjid Terindah Indonesia dan dikutip detikcom, Senin (30/7/2012).

Selanjutnya, pengunjung akan memasuki sebuah serambi yang mirip seperti berada di dalam gua. Seluruh dinding di ruangan ini dibuat mirip seperti dinding gua, lengkap dengan stalaktit.

Masuk ke dalam masjid, jamaah akan mendapati ruang salat yang tak kalah menarik interiornya. Hampir seluruh bagian masjid penuh dengan ukiran dan kaligrafi cantik.

Sebuah mimbar untuk khotib saat berkhutbah juga disiapkan dengan desain yang mewah. Kursi imam dibuat layaknya kursi seorang raja. Mengagumkan!

Tidak hanya masjid, arsitektur luar biasa ini diterapkan di seluruh bangunan pesantren yang terdiri dari 10 lantai. Uniknya, hampir setiap ruangan yang ada di Pesantren Salafiyah, Bihaaru Bahri 'Asali Fadlaailir Rahmah tidak sama. Jadi, pengunjung yang datang akan menemukan suasana yang berbeda di setiap ruangannya.

Untuk masuk ke dalam ruangan pesantren, pengunjung bisa melalui lorong-lorong yang tentunya dibuat dengan gaya arsitektur yang berbeda-beda. Ada yang lorong dibuat seperti gua lengkap dengan stalaktit, ada pula yang dibuat dengan detil bergaya klasik.

Tak heran wajah setiap pengunjung yang datang akan dipenuhi dengan ekspresi penuh decak kagum. Semua akan terpesona dengan karya unik nan indah milik Pondok Pesantren Salafiyah, Bihaaru Bahri 'Asali Fadlaailir Rahmah.

Yang mengagumkan, ternyata pesantren dan masjid ini dibuat tanpa bantuan seorang arsitek. Semua dibuat berdasarkan hasil salat istikharah sang pemilik pesantren, KH Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al Mahbub Rahmat Alam.

Saat ini, Pondok Pesantren Salafiyah, Bihaaru Bahri 'Asali Fadlaailir Rahmah dibuka untuk umum. Semua orang bisa masuk untuk melihat keindahan arsitektur pesantren. Jangan sampai terlewatkan, ya!

Jumat, 20 Juli 2012

Penganut Ahmadiyah Tewas Gantung Diri di Menara Masjid Al-Hidayah

Jakarta - Seorang penganut Ahmadiyah, Ibrahim Ahmad, ditemukan tewas dalam posisi tergantung di menara Masjid Al-Hidayah, Jalan Ciputat Raya Gang Sekolah No. 18 Rt. 10 Rw. 10, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Korban diketahui tewas sekitar pukul 21.30 WIB Kamis 19 Juli 2012.

Menurut Pusat Komunikasi dan Informasi Polda Metro Jaya, korban pertama kali ditemukan oleh dua petugas masjid, yaitu Idrus dan Sadiq. Ibrahim Ahmad tergantung-gantung tak bernyawa dengan leher yang patah terikat tambang plastik warna kuning.

Pada 8 Juli lalu keluarga melapor ke kantor polisi bahwa Ibrahim hilang. Mereka khawatir karena almarhum pergi meninggalkan rumah sejak 4 Juli dan tak ada lagi kabar apapun tentangnya setelah itu.

Oleh polisi, Ibrahim dinyatakan mengalami gangguan jiwa. Untuk menyelidiki kematian tragisnya, aparat membawa jasad korban ke RS Fatmawati untuk divisum.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//