Panik! Begitulah gambaran suasana di dalam kabin pesawat Lion Air. Seorang penumpang, Budi Mul mengaku panik karena dia ada alergi pernapasan atau sakit asma. Dia merasa sulit bernapas dalam pesawat dengan kondisi AC rusak.
"Saya panik karena pesawat sempat mundur dan pintunya tidak dibuka, hanya jendela darurat yang dipaksa buka penumpang baru bisa bernapas lagi. Terlambat beberapa menit saya dan seorang bayi mungkin meninggal," ucapnya kepada Tribun Manado di Bandara Sam Ratulangi, Senin (30/9/2013).
Seorang ibu bernama Ivon menumpang pesawat itu bersama bayinya yang baru umur enam bulan. Anaknya terus menangis karena merasa kepanasan. "Saya sangat panik melihat anak saya kesulitan bernapas, makanya saya minta tolong kepada pramugari untuk memeluk anak saya karena tidak sanggup melihatnya terus seperti itu," ujar Ivon. Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label sulit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sulit. Tampilkan semua postingan
Selasa, 01 Oktober 2013
Insiden Lion Air di Manado: Bayi Enam Bulan Sulit Bernapas
Selasa, 30 Juli 2013
Ahok-Lulung Berseteru, Ini Kata Kemendagri
Jakarta - Kementerian Dalam Negeri menolak berkomentar panjang soal permintaan Fraksi PPP DPRD DKI Jakarta untuk menegur Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Juru bicara Kementerian, Restuardi Daud, menilai permintaan untuk menegur Wakil Gubernur tersebut sulit diukur secara aturan. “Karena itu kaitannya personal jadi sangat subyektif,” katanya saat dihubungi, Selasa, 30 Juli 2013.
Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPRD Provinsi DKI Jakarta meminta kepada Menteri Dalam Negeri agar menegur Ahok atas pernyataan-pernyataannya selama ini. Dalam persoalan pedagang Tanah Abang, Ahok dituding menghina Abraham 'Haji Lulung' Lunggana, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PPP.
PPP menilai pernyataan dan sikap arogansi Ahok sering kontroversial sehingga tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang itu menyebutkan kepala daerah dan wakil kepala daerah berkewajiban menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selanjutnya *
Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPRD Provinsi DKI Jakarta meminta kepada Menteri Dalam Negeri agar menegur Ahok atas pernyataan-pernyataannya selama ini. Dalam persoalan pedagang Tanah Abang, Ahok dituding menghina Abraham 'Haji Lulung' Lunggana, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PPP.
PPP menilai pernyataan dan sikap arogansi Ahok sering kontroversial sehingga tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang itu menyebutkan kepala daerah dan wakil kepala daerah berkewajiban menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selanjutnya *
Sabtu, 27 Juli 2013
Sidang MA Terbuka, DPR: Bohong!
Jakarta - Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Nudirman Munir, mengkritik pengadilan tertinggi Indonesia, Mahkamah Agung, sebagai lembaga yang tertutup dan angker. Paling parah, tidak ada transparansi yang dijunjung oleh Mahkamah, baik masalah persidangan maupun masalah teknis lainnya.
Saking tidak transparannya, sidang Mahkamah sangat sulit diakses masyarakat umum, meski dari aturan sidang Mahkamah terbuka untuk umum. "Sidang MA terbuka untuk umum, itu bohong," kata Nudirman dengan suara lantang dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 27 Juli 2013. Selanjutnya *
Saking tidak transparannya, sidang Mahkamah sangat sulit diakses masyarakat umum, meski dari aturan sidang Mahkamah terbuka untuk umum. "Sidang MA terbuka untuk umum, itu bohong," kata Nudirman dengan suara lantang dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 27 Juli 2013. Selanjutnya *
Modus Suap Pengacara Rekan Hotma Sudah Biasa Dilakukan
Jakarta - Kuasa hukum Mario C Bernardo mengklaim kliennya tidak pernah memberi suap kepada pegawai MA. Tapi menurut aktivis anti korupsi, Taufik Basari, modus yang digunakan Mario untuk memberi suap sudah biasa dilakukan.
"Modus ini sudah biasa, ini kan modus makelar perkara," ujar Taufik Basari di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7/2013).
Taufik menjelaskan pemberian suap kepada pihak yang seolah-olah tidak ada hubungan dengan kasus yang tengah bergulir bertujuan untuk mengaburkan rantai suap. Sehingga ketika tertangkap pihak terpenting dalam rantai suap itu sulit dilacak.
"Kalau ketahuan maka perantara ini bisa diputus. Tidak aneh ketika terlibat bisa menolak tidak terkait langsung dengan perkara," jelas Taufik. Selanjutnya *
"Modus ini sudah biasa, ini kan modus makelar perkara," ujar Taufik Basari di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7/2013).
Taufik menjelaskan pemberian suap kepada pihak yang seolah-olah tidak ada hubungan dengan kasus yang tengah bergulir bertujuan untuk mengaburkan rantai suap. Sehingga ketika tertangkap pihak terpenting dalam rantai suap itu sulit dilacak.
"Kalau ketahuan maka perantara ini bisa diputus. Tidak aneh ketika terlibat bisa menolak tidak terkait langsung dengan perkara," jelas Taufik. Selanjutnya *
Label:
biasa,
dilacak,
Dilakukan,
Hotma,
MA,
makelar,
Mario C Bernardo,
mengaburkan,
Modus,
Pengacara,
perkara,
Rekan,
suap,
Sudah,
sulit,
Taufik Basari,
Warung Daun
Sabtu, 20 Juli 2013
Pria Sulit Berhenti Memikirkan Pekerjaan
Berdasarkan sebuah penelitian yang melibatkan 26 ribu pebisnis dari 96 negara, terungkap bahwa pria lebih sulit untuk berhenti memikirkan pekerjaan.
Survei dari Regus --penyedia tempat kerja fleksibel terbesar di dunia-- itu menyebutkan bahwa 42 persen pria di seluruh dunia mengubah hari libur mereka menjadi hari kerja.
Di hari libur itu, pekerjaan yang biasa mereka lakukan biasanya dengan tetap menelpon, menanggapi surat elektronik dan mengurus bisnis selama berlibur.
Proporsi yang masih lebih signifikan untuk pekerja wanita yaitu 34 persen memiliki komitmen yang sama terhadap pekerjaan.
Di Indonesia sendiri, 43 persen karyawan mengatakan bahwa mereka bekerja 1-3 jam per hari pada saat liburan. Sementara 50 persen lainnya mengalokasikan lebih dari 3 jam sehari untuk hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Selanjutnya *
Survei dari Regus --penyedia tempat kerja fleksibel terbesar di dunia-- itu menyebutkan bahwa 42 persen pria di seluruh dunia mengubah hari libur mereka menjadi hari kerja.
Di hari libur itu, pekerjaan yang biasa mereka lakukan biasanya dengan tetap menelpon, menanggapi surat elektronik dan mengurus bisnis selama berlibur.
Proporsi yang masih lebih signifikan untuk pekerja wanita yaitu 34 persen memiliki komitmen yang sama terhadap pekerjaan.
Di Indonesia sendiri, 43 persen karyawan mengatakan bahwa mereka bekerja 1-3 jam per hari pada saat liburan. Sementara 50 persen lainnya mengalokasikan lebih dari 3 jam sehari untuk hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Selanjutnya *
Rabu, 26 Juni 2013
Pengemis di Jakarta Bisa Dapat Puluhan Juta Per Bulan
Pengemis di Jakarta, terutama di Jakarta Selatan, bisa mendapatkan Rp 500.000 hingga Rp 700.000 per hari. Fakta itu membuat pengemis merasa dimanja sehingga sulit direhabilitasi.
Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, mengatakan, pihaknya telah berusaha mengatasi masalah gelandangan dan pengemis dengan melakukan pembinaan. Meski begitu, menurut Miftahulada, selalu ada orang yang memilih kembali mengemis.
"Pembinaan dilakukan dua minggu, kalau potensial dan masih muda akan dikirim ke perkebunan di Sumatera dan Kalimantan. Banyak kok yang sudah dikirim," jelas Miftahul, Rabu (26/6/2013).
"Pola pikir (pengemis) sudah sulit diubah, terlanjur dimanja dengan enaknya hidup di jalanan," lanjut Miftahul.
Miftahul pun mengimbau masyarakat untuk membantu pemerintah mengatasi gelandangan dan pengemis dengan tidak mudah memberikan uang kepada mereka.
"Jangan terkecoh penampilan. Jika ingin memberi sumbangan, salurkan ke masjid, panti asuhan, dan yayasan-yayasan sosial yang resmi," tandasnya.
Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, mengatakan, pihaknya telah berusaha mengatasi masalah gelandangan dan pengemis dengan melakukan pembinaan. Meski begitu, menurut Miftahulada, selalu ada orang yang memilih kembali mengemis.
"Pembinaan dilakukan dua minggu, kalau potensial dan masih muda akan dikirim ke perkebunan di Sumatera dan Kalimantan. Banyak kok yang sudah dikirim," jelas Miftahul, Rabu (26/6/2013).
"Pola pikir (pengemis) sudah sulit diubah, terlanjur dimanja dengan enaknya hidup di jalanan," lanjut Miftahul.
Miftahul pun mengimbau masyarakat untuk membantu pemerintah mengatasi gelandangan dan pengemis dengan tidak mudah memberikan uang kepada mereka.
"Jangan terkecoh penampilan. Jika ingin memberi sumbangan, salurkan ke masjid, panti asuhan, dan yayasan-yayasan sosial yang resmi," tandasnya.
Label:
Dapat,
dimanja,
direhabilitasi,
enak,
hidup,
Jakarta,
jalanan,
kembali,
Masjid,
mengemis,
Miftahul Huda,
panti asuhan,
Pengemis,
Per Bulan,
puluhan juta,
resmi,
sulit,
yayasan sosial
Senin, 03 Juni 2013
Penembak Tito Kei Diduga Pembunuh Bayaran
Siapa orang yang menembak Tito Refra Kei, adik John Kei, hingga tewas masih belum diketahui. Namun, diduga pelaku adalah pembunuh bayaran.
"Kita duga ini aksi dilakukan oleh pembunuh bayaran. Untuk mendeteksi aksi pembunuh bayaran itu sulit karena sifatnya individu," kata Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane, saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/6/2013).
Menurut Neta, dugaan itu dapat dilihat dari keterampilan pelaku dalam melakukan eksekusinya. Pertama, pelaku dapat melakukan aksinya bahkan pada saat situasi ramai. Padahal, kata Neta, ada orang-orang Tito Kei yang juga berada di lokasi kejadian. Kedua, lanjut Neta, pelaku melakukan penembakan dengan tepat sasaran, meski menggunakan helm dan kondisi saat itu sudah malam.
"Ketiga, kita duga pelaku sudah profesional, sudah melakukan survei dengan datang dari mana, posisi tembak di mana, dan dia harus lari ke mana," ujar Neta.
"Kita duga ini aksi dilakukan oleh pembunuh bayaran. Untuk mendeteksi aksi pembunuh bayaran itu sulit karena sifatnya individu," kata Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane, saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/6/2013).
Menurut Neta, dugaan itu dapat dilihat dari keterampilan pelaku dalam melakukan eksekusinya. Pertama, pelaku dapat melakukan aksinya bahkan pada saat situasi ramai. Padahal, kata Neta, ada orang-orang Tito Kei yang juga berada di lokasi kejadian. Kedua, lanjut Neta, pelaku melakukan penembakan dengan tepat sasaran, meski menggunakan helm dan kondisi saat itu sudah malam.
"Ketiga, kita duga pelaku sudah profesional, sudah melakukan survei dengan datang dari mana, posisi tembak di mana, dan dia harus lari ke mana," ujar Neta.
Label:
bayaran,
Diduga,
eksekusi,
helm,
individu,
Indonesia Police Watch,
John Kei,
keterampilan,
malam,
Neta S Pane,
Pembunuh,
Penembak,
profesional,
ramai,
sulit,
survei,
tepat sasaran,
Tito Refra Kei
Rabu, 21 Maret 2012
Android Mulai Tergelincir Dari Daftar Prioritas Para Programmer Mobile
Aplikasi web kini menjadi alternatif pilihan atas berbagai kesulitan pengembangan yang ada di Android. Sulitnya coding di Android menjadi alasan utama.
Hal ini terungkap dari survei yang dilakukan Appcelerator, yang merupakan alat pemrograman untuk lintas platform. Selama ini, Appcelerator digunakan oleh lebih dari 280 ribu programmer untuk mengembangkan lebih dari 35 ribu app.
Selanjutnya ...
Hal ini terungkap dari survei yang dilakukan Appcelerator, yang merupakan alat pemrograman untuk lintas platform. Selama ini, Appcelerator digunakan oleh lebih dari 280 ribu programmer untuk mengembangkan lebih dari 35 ribu app.
Selanjutnya ...
Langganan:
Postingan (Atom)