Tampilkan postingan dengan label Jawa Tengah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jawa Tengah. Tampilkan semua postingan
Senin, 28 April 2014
Senin, 24 Maret 2014
Jokowi Masuk 50 Pemimpin Terhebat Versi Fortune
Amerika Serikat - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo masuk ke dalam daftar 50 pemimpin hebat dunia versi majalah Fortune edisi 7 April 2014. Pria yang akrab disapa Jokowi itu menempati urutan ke-37.
Jokowi masuk ke dalam daftar tersebut karena kiprahnya dalam memimpin Solo, Jawa Tengah, sebagai wali kota dan DKI Jakarta sebagai gubernur. Di kedua kota itu, Jokowi dinilai telah banyak melakukan perubahan, dari dalam persoalan tata ruang kota hingga korupsi.
"Jokowi, begitu dia dikenal, membersihkan kota dan membersihkan korupsi. Ini menggetarkan masyarakat Indonesia yang lelah dengan status quo," demikian tulis majalah itu. Sumber *
Jokowi masuk ke dalam daftar tersebut karena kiprahnya dalam memimpin Solo, Jawa Tengah, sebagai wali kota dan DKI Jakarta sebagai gubernur. Di kedua kota itu, Jokowi dinilai telah banyak melakukan perubahan, dari dalam persoalan tata ruang kota hingga korupsi.
"Jokowi, begitu dia dikenal, membersihkan kota dan membersihkan korupsi. Ini menggetarkan masyarakat Indonesia yang lelah dengan status quo," demikian tulis majalah itu. Sumber *
Label:
37,
50,
7 April 2014,
DKI Jakarta,
Fortune,
Gubernur,
Jawa Tengah,
Joko Widodo,
Jokowi,
korupsi,
Masuk,
menggetarkan masyarakat,
pemimpin,
perubahan,
Solo,
status quo,
tata ruang kota,
Terhebat,
versi,
Wali Kota
Selasa, 18 Februari 2014
Prof Damardjati Supadjar, Guru Besar Filsafat UGM Tutup Usia
Prof Damar, demikian panggilan akrabnya, meninggal dunia sekitar pukul 17.00 WIB, Senin (17/2/2014). Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Prof Damar menderita stroke.
Rencananya, almarhum akan dikebumikan di pemakaman keluarga besarnya di Losari, Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Selasa (18/2/2014) siang.
Penghormatan terakhir kepadanya akan dilakukan seluruh civitas akademik UGM di Balairung pukul 10.00 WIB. Sumber *
Label:
Balairung,
civitas akademik UGM,
Filsafat,
Grabag,
Guru Besar,
Jawa Tengah,
Losari,
Magelang,
Prof Dr Damardjati Supadjar,
stroke,
Tutup Usia,
UGM
Jumat, 23 Agustus 2013
Senin, 05 Agustus 2013
Bila Banyak Pemimpin Seperti Jokowi, Indonesia Kalahkan Malaysia
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo selalu merajai hasil survei terkait calon presiden pada Pemilu 2014. Di tengah tingkat elektabilitas Jokowi yang kian melesat ini, muncul sejumlah isu yang mempertanyakan apakah Joko Widodo (Jokowi) merupakan kader PDI Perjuangan. Sebab karir Jokowi sangat cepat dari menjabat sebagai Walikota Solo lalu memimpin Ibukota.
Politisi senior PDI Perjuangan Sabam Sirait menegaskan Jokowi bukanlah kader yang muncul tiba-tiba. Jokowi sudah sejak lama terlibat dalam proses kaderisasi partai dan bukan tanpa alasan dimajukan dalam Pilkada Solo hingga dua periode. Kini Jokowi menjabat di struktur PDI Perjuangan Jawa Tengah.
"Jokowi itu kader murni PDI Perjuangan," kata Sabam dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Minggu (4/8/2013).
Jokowi, lanjut Sabam, pun akhirnya ditugaskan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati, untuk memperbaiki kondisi Ibukota. Menurut Sabam, hal itu juga bukan tanpa alasan. Selama memimpin Solo, Jokowi berhasil menata kota budaya itu dengan baik, dan di saat yang sama Jokowi menampilkan figur yang bersih, jujur dan merakyat.
"Bila saja ada setengahnya kepala daerah seperti Jokowi di Indonesia, maka Indonesia akan maju dan akan mengalahkan kemajuan Malasyia, Singapura dan Thailand," puji Sabam, yang merupakan deklarator sekaligus juga ideolog PDI Perjuangan. Selanjutnya *
Politisi senior PDI Perjuangan Sabam Sirait menegaskan Jokowi bukanlah kader yang muncul tiba-tiba. Jokowi sudah sejak lama terlibat dalam proses kaderisasi partai dan bukan tanpa alasan dimajukan dalam Pilkada Solo hingga dua periode. Kini Jokowi menjabat di struktur PDI Perjuangan Jawa Tengah.
"Jokowi itu kader murni PDI Perjuangan," kata Sabam dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Minggu (4/8/2013).
Jokowi, lanjut Sabam, pun akhirnya ditugaskan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati, untuk memperbaiki kondisi Ibukota. Menurut Sabam, hal itu juga bukan tanpa alasan. Selama memimpin Solo, Jokowi berhasil menata kota budaya itu dengan baik, dan di saat yang sama Jokowi menampilkan figur yang bersih, jujur dan merakyat.
"Bila saja ada setengahnya kepala daerah seperti Jokowi di Indonesia, maka Indonesia akan maju dan akan mengalahkan kemajuan Malasyia, Singapura dan Thailand," puji Sabam, yang merupakan deklarator sekaligus juga ideolog PDI Perjuangan. Selanjutnya *
Label:
Banyak,
bersih,
Bila,
budaya,
Indonesia,
Jawa Tengah,
Jokowi,
jujur,
kader,
Kalahkan,
Malaysia,
merakyat,
murni,
PDI Perjuangan,
pemimpin,
Sabam Sirait,
Seperti
Rabu, 31 Juli 2013
Freddy Budiman Ditelanjangi Sebelum Masuk Nusakambangan
SEMARANG--Freddy Budiman (36), raja ekstasi yang akhiar-akhir ini menjadi sorotan, kembali bikin ulah. Ketika dipindahkan dari Lembaga Pemasyarakatan (LP) Narkoba, Cipinang, Jakarta, Freedy diketahui menyimpan sabu dan SIM card handphone di celana dalamnya.
Freddy tiba di LP Batu, Nusakambangan, Jawa Tengah, Selasa (30/7). Sebelum menghuni tempat tersebut, petugas terlebih dulu memeriksa Freddy Budiman secara teliti.
"Dia (Freddy) digeledah. Setelah ditelanjangi, petugas menemukan plastik putih yang kami duga sebagai sabu-sabu," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadivpas) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwilkum HAM) Jawa Tengah, Suwarso, Selasa.
Sesuai prosedur baku, sebelum menghuni LP, setiap narapidana harus digeledah. Freddy tiba di LP Batu, Nusakambangan sekitar pukul 12.00 WIB
Saat ini, Freddy masih dalam masa orientasi atau pengenalan lingkungan (penaling).
Ditanya berapa lama Freddy menjalani masa penaling, Suwarso tidak bisa menentukan kepastian waktunya. Selanjutnya *
Freddy tiba di LP Batu, Nusakambangan, Jawa Tengah, Selasa (30/7). Sebelum menghuni tempat tersebut, petugas terlebih dulu memeriksa Freddy Budiman secara teliti.
"Dia (Freddy) digeledah. Setelah ditelanjangi, petugas menemukan plastik putih yang kami duga sebagai sabu-sabu," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadivpas) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwilkum HAM) Jawa Tengah, Suwarso, Selasa.
Sesuai prosedur baku, sebelum menghuni LP, setiap narapidana harus digeledah. Freddy tiba di LP Batu, Nusakambangan sekitar pukul 12.00 WIB
Saat ini, Freddy masih dalam masa orientasi atau pengenalan lingkungan (penaling).
Ditanya berapa lama Freddy menjalani masa penaling, Suwarso tidak bisa menentukan kepastian waktunya. Selanjutnya *
Label:
celana dalam,
Cipinang,
Ditelanjangi,
ekstasi,
Freddy Budiman,
Jawa Tengah,
Kadivpas,
LP,
masa orientasi,
Masuk,
Narkoba,
Nusakambangan,
pengenalan lingkungan,
raja,
sabu,
sebelum,
SIM card,
Suwarso
Rabu, 10 Juli 2013
38 Pengemis di Jaksel Diamankan, Mafia Pengemis Diburu
Jakarta - Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan mengamankan 38 orang pengemis yang beroperasi saat Ramadan. Penghasilan yang tinggi membuat banyak pengemis berdatangan ke Jakarta. Petugas menduga ada orang yang menyalurkan para pengemis ini.
"Kita mamang masih mencari mafia yang menyalurkan pengemis ini. Namun ini memang perlu waktu dan juga penyelidikan," kata Kepala Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Sudin Sosial Jakarta Selatan Miftahul Huda kepada detikcom, Kamis (10/7/2013).
"Kita mamang masih mencari mafia yang menyalurkan pengemis ini. Namun ini memang perlu waktu dan juga penyelidikan," kata Kepala Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Sudin Sosial Jakarta Selatan Miftahul Huda kepada detikcom, Kamis (10/7/2013).
Label:
Bogor,
cara biasa,
diamankan,
Diburu,
Jakarta,
Jawa Tengah,
koordinator,
kotak amal,
Mafia,
menyalurkan,
Miftahul Huda,
Pengemis,
penyelidikan,
Ramadan,
Selatan,
Suku Dinas Sosial
Selasa, 04 Juni 2013
PILGUB JAWA TENGAH : Ganjar-Heru Raih Suara 48,82 Persen
SEMARANG –Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung PDIP Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko meraih 6.962.417 suara atau sekitar 48,82 persen dalam Pilgub Jateng yang digelar Minggu (26/5/2013). Kemudian, disusul pasangan Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo yang meraih 4.314.813 atau 30,62 persen dan Hadi Prabowo-Don Murdono meraih 2.982.715 atau 20,92 persen.
Kepastian perolehan suara masing-masing cagub dan cawagub itu ditetapkan Ketua KPU Jateng itu M Fajar Subkhi dalam rapat pleno perhitungan suara cagub-cawagub di kantor KPU Jateng, Jl Veteran Semarang, Selasa (4/6/2013).
Kepastian perolehan suara masing-masing cagub dan cawagub itu ditetapkan Ketua KPU Jateng itu M Fajar Subkhi dalam rapat pleno perhitungan suara cagub-cawagub di kantor KPU Jateng, Jl Veteran Semarang, Selasa (4/6/2013).
Minggu, 26 Mei 2013
Qucik Count SMS Pilihan Gubernur Propinsi Jawa Tengah?
Pasangan nomor tiga pada Pilkada Jateng 2013-2018, Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko (GAGAH) memenangkan perhitungan suara (quick count) SMS dengan meraih paling tidak 63%.
Menurut quick count Pilkada Jateng versi SMS sampai dengan perhitungan terhadap 90% lebih sampel suara.
Pasangan dengan nomor urut dua Bibit Waluyo-Sudidjono Sastroatmojo (BISSA) menempati urutan kedua quick count SMS dengan 23%. Kandidat nomor satu di Pilkada Jateng 2013-2018, Hadi Prabowo-Don Murdono (HPDON), baru meraih 14%.
Dengan perhitungan itu, pasangan GAGAH memenangi quick count versi SMS karena jumlah suara sudah tinggal 10% sementara selisih antara suara GAGAH dengan pasangan BISSA lebih dari 40%.
Quick count SMS merupakan perhitungan cepat yang bersifat sementara dan bukan merupakan hasil resmi dari penyelenggara Pilkada Jateng 2013-2018, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng.
Berdasarkan data KPU, jumlah pemilih pada Pilkada Jateng 2013-2018, tercatat sebanyak 26.279.350 jiwa dengan jumlah TPS sebanyak 55.601 yang tersebar di 35 kabupaten/kota.
Label:
Bibit Waluyo-Sudidjono Sastroatmojo,
BISSA,
gagah,
Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko,
Gubernur,
Hadi Prabowo-Don Murdono,
HPDON,
Jawa Tengah,
KPU,
Pilihan,
Propinsi,
Qucik Count,
SMS
Jumat, 08 Maret 2013
Ir Budi Dharmawan : Politik itu Akal-akalan
Direktur Utama PT Cengkeh Zanzibar Ir Budi Dharmawan mendukung salah satu calon pada Pilgub 2013. Bapak tiga anak kelahiran Juwana, Pati, 26 November 1936 itu dengan terang-terangan akan bersikap netral dan tidak lagi menjadi pendukung para calon gubernur maupun wakil gubernur Jawa Tengah.
Sepinya masyarakat yang mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Jawa Tengah dinilainya karena masyarakat semakin cerdas. Politik tidak pernah sehat dan orang lebih memilih hidup sendiri dan malas ikut membangun negara melalui partai politik atau birokrasi.
''Masyarakat lebih memilih ikut membangun negara secara independen. Bosan dengan seringnya dibuat muter-muter partai. Lha mau membangun negara kok lewat partai dan muter-muter dahulu sebagai tuntutan Amerika dengan demokrasi kapitalis liberalnya yang dimainkan oleh oknum yang tidak jujur,'' tutur Ketua Yayasan Obor Tani itu.
Apalagi, kata dia, konstalasi politik tawar menawar dan tidak bekerja secara langsung untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, diharapkan segera berakhir.
Politik akal-akalan seperti mendaftar di KPU dengan waktu yang mepet dilakukan untuk mengganjal kanan dan kiri rival politiknya.
''Lucunya, soal pencalonan gubernur dengan dana Rp 200 miliar pun diumumkan dan menjadi headline di sejumlah media. Lha wong mau bantu rakyat kok diumumke biayanya. Mereka tentu akan pinjam uang kesana kemari, setelah jadi tentu harus mengembalikan, caranya, lebih banyak dengan korupsi. Kalau bagi saya, Rp 200 miliar itu bisa untuk membuka kebun dan mensejahterakan masyarakat dengan bersama-sama mengelolanya,'' paparnya.
Sepinya masyarakat yang mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Jawa Tengah dinilainya karena masyarakat semakin cerdas. Politik tidak pernah sehat dan orang lebih memilih hidup sendiri dan malas ikut membangun negara melalui partai politik atau birokrasi.
''Masyarakat lebih memilih ikut membangun negara secara independen. Bosan dengan seringnya dibuat muter-muter partai. Lha mau membangun negara kok lewat partai dan muter-muter dahulu sebagai tuntutan Amerika dengan demokrasi kapitalis liberalnya yang dimainkan oleh oknum yang tidak jujur,'' tutur Ketua Yayasan Obor Tani itu.
Apalagi, kata dia, konstalasi politik tawar menawar dan tidak bekerja secara langsung untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, diharapkan segera berakhir.
Politik akal-akalan seperti mendaftar di KPU dengan waktu yang mepet dilakukan untuk mengganjal kanan dan kiri rival politiknya.
''Lucunya, soal pencalonan gubernur dengan dana Rp 200 miliar pun diumumkan dan menjadi headline di sejumlah media. Lha wong mau bantu rakyat kok diumumke biayanya. Mereka tentu akan pinjam uang kesana kemari, setelah jadi tentu harus mengembalikan, caranya, lebih banyak dengan korupsi. Kalau bagi saya, Rp 200 miliar itu bisa untuk membuka kebun dan mensejahterakan masyarakat dengan bersama-sama mengelolanya,'' paparnya.
Label:
akal-akalan,
Amerika,
Budi Dharmawan,
demokrasi,
independen,
Jawa Tengah,
jujur,
kapitalis,
kemakmuran,
kesejahteraan,
KPU,
liberal,
netral,
Partai,
politik,
sendiri,
sepi,
tawar-menawar,
Yayasan Obor Tani
Minggu, 23 Desember 2012
Dirut BPR Jadi Korban Kecelakaan Bus di Tol Cipularang
Kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di ruas tol Cipularang KM 101 arah Bandung-Jakarta, Sabtu (22/12/2012) sekitar pukul 03.30 pagi.
Akibat kecelakaan bus dan truk ini tujuh orang meninggal dan 29 lainnya luka-luka.
Salah seorang korban meninggal adalah Supardi (50), Direktur Utama Bank Perkreditan Rakyat/Bank Kredit Kecamatan Purbalingga (BPR/BKK), Jawa Tengah.
Selain itu, anak Supardi bernama Adi Besta Yudistira (18); kemudian Siti Nailah (60), karyawan salah satu toko milik Supardi; Atik (40), anak Siti; Wahyu (18), salah satu saudara Supardi; Ujang Kurnia (48), kernet bus; dan Anwarudin Ma'ruf (27), warga Sokaraja, Banyumas, staf biro perjalanan, tewas di tempat kejadian.
Adapun korban yang mengalami luka rata-rata adalah karyawan Supardi.
Akibat kecelakaan bus dan truk ini tujuh orang meninggal dan 29 lainnya luka-luka.
Salah seorang korban meninggal adalah Supardi (50), Direktur Utama Bank Perkreditan Rakyat/Bank Kredit Kecamatan Purbalingga (BPR/BKK), Jawa Tengah.
Selain itu, anak Supardi bernama Adi Besta Yudistira (18); kemudian Siti Nailah (60), karyawan salah satu toko milik Supardi; Atik (40), anak Siti; Wahyu (18), salah satu saudara Supardi; Ujang Kurnia (48), kernet bus; dan Anwarudin Ma'ruf (27), warga Sokaraja, Banyumas, staf biro perjalanan, tewas di tempat kejadian.
Adapun korban yang mengalami luka rata-rata adalah karyawan Supardi.
Label:
29,
7,
anak-anak,
Bandung,
BKK,
BPR,
bus,
Cipularang,
Dirut,
Jakarta,
Jawa Tengah,
kecelakaan,
KM 101,
korban,
luka-luka,
meninggal,
Purbalingga,
Supardi,
Tol
Jumat, 07 September 2012
Helm Batik Ala Taufik Taroji (Banyu Urip, Pekalongan)
Setelah bosan membatik di atas kain, seorang pria di Pekalongan, Jawa Tengah memilih untuk membatik helm. Di rumahnya yang sederhana di Banyu Urip, Pekalongan, Jawa Tengah, Taufik Taroji mampu menyelesaikan sekitar 20 helm batik setiap bulannya.
Video
Video
Jumat, 17 Agustus 2012
Dua Hakim Ditangkap KPK, Suap Rp 150 Juta, di Semarang
Komisi Pemberantasan Korupsi menemukan barang bukti berupa uang tunai sebesar Rp 150 juta ketika menggrebek transaksi suap yang melibatkan Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Kartini Marpaung. KPK juga menangkap satu hakim lain, Heru Kusbandono, yang ternyata bertugas di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pontianak, Kalimantan Barat.
Tersangka pemberi suap adalah seorang perempuan bernama Sri Dartuti. Diduga, Sri adalah kerabat dari terdakwa kasus korupsi yang sedang diadili Kartini di Pengadilan Tipikor Semarang.
Sumber Tempo di KPK menyebut Sri Dartuti sebagai adik dari Ketua DPRD Grobogan, Jawa Tengah, Muhammad Yaeni. Dia sedang diadili dalam kasus korupsi perawatan mobil dinas DPRD Grobogan, Jawa Tengah senilai Rp 1,9 miliar.
Yaeni, politikus PDI Perjuangan di Grobogan, sebelumnya sudah mendapat banyak keistimewaan selama menjalani sidang. Hakim Kartini Marpaung sempat meloloskan permintaannya untuk tidak ditahan selama sidang. Walhasil, Yaeni pun hanya menjadi tahanan rumah. Jika kasus suap ini tak terungkap, Yaeni seharusnya divonis 27 Agustus 2012 depan. Dia dituntut hukuman penjara 2,5 tahun. Pelaku korupsi yang mengulangi perbuatannya terancam hukuman mati.
Lima Koruptor Bebas
Hakim yang ditangkap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Kartini Marpaung, adalah salah satu hakim Pengadilan Tipikor Semarang yang kerap mendapatkan sorotan negatif. Bersama dua koleganya, Lilik Nuraini dan Asmadinata, Kartini adalah majelis hakim yang mengeluarkan vonis bebas terhadap lima terdakwa kasus korupsi.
Dari tujuh terdakwa yang bebas, lima di antaranya keluar berkat palu trio hakim tersebut. Meskipun trio itu kerap mengeluakan vonis bebas, tapi baru Lilik yang diberi tindakan. Lilik dipindahkan ke Sulawesi. Sedangkan Kartini dan Asmadinata belum diberi tindakan apa-apa.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengadil, trio hakim ini berani mengeluarkan vonis kontroversial. Walaupun dalam perkara yang sama dengan majelis hakim berbeda sang terdakwa divonis bersalah, mereka tetap nekat dengan keputusan nyeleneh-nya.
Misalnya, trio Lilik-Kartini-Asmadinata pernah memvonis bebas broker tanah Agus Soekmaniharto yang menjadi terdakwa dalam kasus korupsi proyek jalan tol Semarang-Solo. Padahal, dua terdakwa lain--Hamid yang berperan sebagai broker dan Suyono selaku ketua tim pembebasan tanah--dihukum bersalah oleh majelis hakim berbeda.
Kartini dan kawan-kawan juga memvonis bebas pengusaha yang membobol kredit Bank Jateng senilai Rp 39 miliar, Yanuelva Etliana. Padahal, persidangan empat terdakwa lainnya kini tetap terus jalan. Yanuelva sekarang justru kabur dan menjadi buron.
Perbedaan vonis dalam perkara yang sama juga terjadi untuk kasus korupsi APBD Kabupaten Sragen. Kartini dan kawan-kawan memutus bebas Bekas Bupati Sragen Untung Wiyono. Sedangkan bekas Sekda Sragen Koeshardjono dan bekas kepala bidang keuangan Sri Wahyuni divonis bersalah oleh majelis hakim lain.
Mereka juga pernah mengabulkan penangguhan penahanan Ketua DPRD (nonaktif) Grobogan, M. Yaeni, yang menjadi terdakwa kasus dugaan korupsi dana pemeliharaan mobil dinas DPRD Grobogan senilai Rp 1,9 miliar.
Kepala Divisi Monitoring Kinerja Aparat Penegak Hukum KP2KKN Jawa Tengah, Eko Haryanto, sudah mencurgai ketidakberesan hakim Kartini. “Ia kerap mengeluarkan putusan kontroversial,” kata Eko. Kasus-kasus kelas kakap yang ditangani majelis hakim yang diketuai Kartini malah divonis bebas.
Tersangka pemberi suap adalah seorang perempuan bernama Sri Dartuti. Diduga, Sri adalah kerabat dari terdakwa kasus korupsi yang sedang diadili Kartini di Pengadilan Tipikor Semarang.
Sumber Tempo di KPK menyebut Sri Dartuti sebagai adik dari Ketua DPRD Grobogan, Jawa Tengah, Muhammad Yaeni. Dia sedang diadili dalam kasus korupsi perawatan mobil dinas DPRD Grobogan, Jawa Tengah senilai Rp 1,9 miliar.
Yaeni, politikus PDI Perjuangan di Grobogan, sebelumnya sudah mendapat banyak keistimewaan selama menjalani sidang. Hakim Kartini Marpaung sempat meloloskan permintaannya untuk tidak ditahan selama sidang. Walhasil, Yaeni pun hanya menjadi tahanan rumah. Jika kasus suap ini tak terungkap, Yaeni seharusnya divonis 27 Agustus 2012 depan. Dia dituntut hukuman penjara 2,5 tahun. Pelaku korupsi yang mengulangi perbuatannya terancam hukuman mati.
Lima Koruptor Bebas
Hakim yang ditangkap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Kartini Marpaung, adalah salah satu hakim Pengadilan Tipikor Semarang yang kerap mendapatkan sorotan negatif. Bersama dua koleganya, Lilik Nuraini dan Asmadinata, Kartini adalah majelis hakim yang mengeluarkan vonis bebas terhadap lima terdakwa kasus korupsi.
Dari tujuh terdakwa yang bebas, lima di antaranya keluar berkat palu trio hakim tersebut. Meskipun trio itu kerap mengeluakan vonis bebas, tapi baru Lilik yang diberi tindakan. Lilik dipindahkan ke Sulawesi. Sedangkan Kartini dan Asmadinata belum diberi tindakan apa-apa.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengadil, trio hakim ini berani mengeluarkan vonis kontroversial. Walaupun dalam perkara yang sama dengan majelis hakim berbeda sang terdakwa divonis bersalah, mereka tetap nekat dengan keputusan nyeleneh-nya.
Misalnya, trio Lilik-Kartini-Asmadinata pernah memvonis bebas broker tanah Agus Soekmaniharto yang menjadi terdakwa dalam kasus korupsi proyek jalan tol Semarang-Solo. Padahal, dua terdakwa lain--Hamid yang berperan sebagai broker dan Suyono selaku ketua tim pembebasan tanah--dihukum bersalah oleh majelis hakim berbeda.
Kartini dan kawan-kawan juga memvonis bebas pengusaha yang membobol kredit Bank Jateng senilai Rp 39 miliar, Yanuelva Etliana. Padahal, persidangan empat terdakwa lainnya kini tetap terus jalan. Yanuelva sekarang justru kabur dan menjadi buron.
Perbedaan vonis dalam perkara yang sama juga terjadi untuk kasus korupsi APBD Kabupaten Sragen. Kartini dan kawan-kawan memutus bebas Bekas Bupati Sragen Untung Wiyono. Sedangkan bekas Sekda Sragen Koeshardjono dan bekas kepala bidang keuangan Sri Wahyuni divonis bersalah oleh majelis hakim lain.
Mereka juga pernah mengabulkan penangguhan penahanan Ketua DPRD (nonaktif) Grobogan, M. Yaeni, yang menjadi terdakwa kasus dugaan korupsi dana pemeliharaan mobil dinas DPRD Grobogan senilai Rp 1,9 miliar.
Kepala Divisi Monitoring Kinerja Aparat Penegak Hukum KP2KKN Jawa Tengah, Eko Haryanto, sudah mencurgai ketidakberesan hakim Kartini. “Ia kerap mengeluarkan putusan kontroversial,” kata Eko. Kasus-kasus kelas kakap yang ditangani majelis hakim yang diketuai Kartini malah divonis bebas.
Label:
1.9 miliar,
150 juta,
adik,
hakim,
Heru Kusbandono,
hukuman mati,
Jawa Tengah,
Kalbar,
Kartini Marpaung,
keistimewaan,
Ketua DPRD Grobogan,
KPK,
PDIP,
Pontianak,
Sri Dartuti,
Tipikor,
uang tunai,
vonis
Sabtu, 17 Maret 2012
Penghemat Bensin Sepeda Motor, Karya Siswa SMA Muhammadiyah Kudus
Sejumlah siswa yang tergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMA Muhammadiyah, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, membuat dan mengembangkan alat penghemat bensin. Alat itu dinamai pipa huruf S.
Selanjutnya ...
Selanjutnya ...
Langganan:
Postingan (Atom)