Jakarta - Pernyataan peneliti LIPI bahwa PDIP bodoh jika tak mencapreskan Jokowi, mendapat tanggapan keras dari Ketua FPDIP Puan Maharani. Semua pihak diingatkan tidak memaksa partainya mengusung Jokowi sebagai bakal capres hanya karena hasil survey menunjukkan tingginya popularitas icon baru PDIP itu.
"Kami mempunyai mekanisme sendiri. Jangan kami dipaksa mencalonkan seseorang yang mungkin dianggap cukup hasil surveinya," tegas Puan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (19/7/2013).
Urusan pencapresan adalah perkara keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Berbagai survei yang bermuculan belakangan ini dia nilai tidak bisa memastikan realitas elektabilitas seorang bakal capres pada 2014 kelak. Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label sendiri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sendiri. Tampilkan semua postingan
Jumat, 19 Juli 2013
Kamis, 18 Juli 2013
Ansor: Berlagak Jagoan, Warga Lawan FPI
Kendal - Wakil Ketua Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama kendal, Ellen Kurnialis mengatakan, bentrok antara warga Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah dengan Front Pembela Islam, karena masyarakat kesal dengan ulah anggota FPI dari Temanggung yang melakukan sweeping di lokalisasi dan penjual judi Togel di Kendal.
Sebenarnya, menurur Ellen, masyarakat Sukorejo resah dengan adanya lokalisasi Alaska di Sukorejo dan menjamurnya judi Togel. Tapi masyarakat tersinggung dengan ulah FPI yang main halim sendiri. "Mereka bukan orang Sukorejo, tapi bikin onar di Sukorejo," kata Ellen kepada Tempo, Kamis, 18 Juli 2013. Ellen tinggal di Sukorejo, serta menyaksikan bentrokan terjadi. Selanjutnya *
Sebenarnya, menurur Ellen, masyarakat Sukorejo resah dengan adanya lokalisasi Alaska di Sukorejo dan menjamurnya judi Togel. Tapi masyarakat tersinggung dengan ulah FPI yang main halim sendiri. "Mereka bukan orang Sukorejo, tapi bikin onar di Sukorejo," kata Ellen kepada Tempo, Kamis, 18 Juli 2013. Ellen tinggal di Sukorejo, serta menyaksikan bentrokan terjadi. Selanjutnya *
Label:
Ansor,
Berlagak,
Ellen Kurnialis,
FPI,
halim,
Jagoan,
judi,
Kendal,
kesal,
Lawan,
lokalisasi,
main,
sendiri,
Sukorejo,
sweeping,
Togel,
warga
Jumat, 08 Maret 2013
Ir Budi Dharmawan : Politik itu Akal-akalan
Direktur Utama PT Cengkeh Zanzibar Ir Budi Dharmawan mendukung salah satu calon pada Pilgub 2013. Bapak tiga anak kelahiran Juwana, Pati, 26 November 1936 itu dengan terang-terangan akan bersikap netral dan tidak lagi menjadi pendukung para calon gubernur maupun wakil gubernur Jawa Tengah.
Sepinya masyarakat yang mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Jawa Tengah dinilainya karena masyarakat semakin cerdas. Politik tidak pernah sehat dan orang lebih memilih hidup sendiri dan malas ikut membangun negara melalui partai politik atau birokrasi.
''Masyarakat lebih memilih ikut membangun negara secara independen. Bosan dengan seringnya dibuat muter-muter partai. Lha mau membangun negara kok lewat partai dan muter-muter dahulu sebagai tuntutan Amerika dengan demokrasi kapitalis liberalnya yang dimainkan oleh oknum yang tidak jujur,'' tutur Ketua Yayasan Obor Tani itu.
Apalagi, kata dia, konstalasi politik tawar menawar dan tidak bekerja secara langsung untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, diharapkan segera berakhir.
Politik akal-akalan seperti mendaftar di KPU dengan waktu yang mepet dilakukan untuk mengganjal kanan dan kiri rival politiknya.
''Lucunya, soal pencalonan gubernur dengan dana Rp 200 miliar pun diumumkan dan menjadi headline di sejumlah media. Lha wong mau bantu rakyat kok diumumke biayanya. Mereka tentu akan pinjam uang kesana kemari, setelah jadi tentu harus mengembalikan, caranya, lebih banyak dengan korupsi. Kalau bagi saya, Rp 200 miliar itu bisa untuk membuka kebun dan mensejahterakan masyarakat dengan bersama-sama mengelolanya,'' paparnya.
Sepinya masyarakat yang mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Jawa Tengah dinilainya karena masyarakat semakin cerdas. Politik tidak pernah sehat dan orang lebih memilih hidup sendiri dan malas ikut membangun negara melalui partai politik atau birokrasi.
''Masyarakat lebih memilih ikut membangun negara secara independen. Bosan dengan seringnya dibuat muter-muter partai. Lha mau membangun negara kok lewat partai dan muter-muter dahulu sebagai tuntutan Amerika dengan demokrasi kapitalis liberalnya yang dimainkan oleh oknum yang tidak jujur,'' tutur Ketua Yayasan Obor Tani itu.
Apalagi, kata dia, konstalasi politik tawar menawar dan tidak bekerja secara langsung untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, diharapkan segera berakhir.
Politik akal-akalan seperti mendaftar di KPU dengan waktu yang mepet dilakukan untuk mengganjal kanan dan kiri rival politiknya.
''Lucunya, soal pencalonan gubernur dengan dana Rp 200 miliar pun diumumkan dan menjadi headline di sejumlah media. Lha wong mau bantu rakyat kok diumumke biayanya. Mereka tentu akan pinjam uang kesana kemari, setelah jadi tentu harus mengembalikan, caranya, lebih banyak dengan korupsi. Kalau bagi saya, Rp 200 miliar itu bisa untuk membuka kebun dan mensejahterakan masyarakat dengan bersama-sama mengelolanya,'' paparnya.
Label:
akal-akalan,
Amerika,
Budi Dharmawan,
demokrasi,
independen,
Jawa Tengah,
jujur,
kapitalis,
kemakmuran,
kesejahteraan,
KPU,
liberal,
netral,
Partai,
politik,
sendiri,
sepi,
tawar-menawar,
Yayasan Obor Tani
Langganan:
Postingan (Atom)