Tampilkan postingan dengan label FPI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label FPI. Tampilkan semua postingan

Minggu, 17 November 2013

Jonas Minta Maaf, FPI Tetap Ingin Dia ke Penjara

Depok--Ketua Front Pembela Islam (FPI) Depok, Habib Idrus Al Gadri menerima permintaan maaf Jonnas Rivanno atas pembantahannya telah masuk Islam. Meski begitu, Idrus tidak akan mencabut laporannya kepada Polres Bogor terkait penghinaan agama oleh Jonas.

"Sebagai umat Islam kita maafin si Jonas, tapi proses hukum harus tetap jalan sampai dia kita jebloskan ke penjara," kata Idrus melalui pesan BlackBerry Message, Sabtu, 16 November 2013.

Menurut Idrus, proses hukum itu penting sebagai pelajaran bagi non Muslim. Dengan begitu, dia berharap tidak ada Jonas Jonas baru yang mempermainkan agama. Bukan saja terhadap agama Islam, tetapi agama apa pun. "Sehingga tidak ada lagi Jonas Jonas lain yang begitu mudahnya mengucap dua kalimat syahadat," katanya. Apalagi, kata Idrus, pengucapan kalimat syahadat itu hanya untuk mendapatkan wanita muslimah. "Setelah itu harus memilih dua pilihan, dicerai atau ikut agama mereka." Selanjutnya *

Sabtu, 31 Agustus 2013

Dua Menteri di Acara FPI

Menteri Agama Suryadharma Ali dan Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri semestinya menjaga jarak dengan organisasi seperti Front Pembela Islam (FPI). Banyak kontroversi yang menyelimuti organisasi yang sering diidentikkan dengan tindak kekerasan ketika menyerbu tempat-tempat yang mereka anggap mengumbar maksiat itu. Perilaku tersebut terang kontradiktif dengan prinsip kasih sayang dalam Islam.


Kehadiran kedua menteri tersebut dalam acara musyawarah nasional FPI ke-3 dan ulang tahun FPI ke-15 pekan lalu itu menunjukkan adanya toleransi yang sangat besar dari pemerintah terhadap FPI. Hal ini juga memperkuat penilaian banyak kalangan bahwa pemerintah bersikap ambigu terhadap organisasi tersebut. Dalam berbagai kesempatan, pemerintah selalu menyatakan tidak menenggang kekerasan, tapi pemerintah juga tidak pernah bertindak tegas terhadap FPI manakala mereka melakukan tindak kekerasan terhadap pihak lain. Selanjutnya *

Selasa, 30 Juli 2013

Ketua PBNU: Saya dukung FPI dibubarkan

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Sirodj mendukung Front Pembela Islam (FPI) dibubarkan. Sebab, ormas asuhan Habib Rizieq yang mengatasnamakan Islam itu hanya memberikan rasa takut bagi umat.

"Saya setuju FPI dibubarkan dan semua kelompok yang mengatasnamakan Islam lalu memberi rasa takut, dibubarkan saja. Sudah sejak lama saya memberi masukan ke Presiden SBY. Dulu-dulu presiden hanya diam, dan sekarang saja mulai merespon," ujar Said dalam peresmian Pondok Pesantren Al-Tsaqofaf di Jakarta Selatan, Minggu (28/7).

Said mengatakan seharusnya penyebaran Islam harus dengan cara santun, bukan dengan kekerasan. Jika syiar Islam dilakukan dengan kekerasan, maka tidak akan bertahan lama.

"Islam keras tidak akan bertahan lama di Indonesia," kata Said.

Sedangkan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa yang hadir dan didaulat meresmikan Pesantren Al-Tsaqofah, mendukung dikembangkannya pendidikan pesantren. Hatta menilai pesantren sanggup menjawab kebutuhan penciptaan penerus bangsa.

"Pesantren tidak sebatas mengaktualisasi bangunan tradisional, akan tetapi memiliki metode pengajaran yang mengedepankan pendekatan sosial spiritual," kata Hatta. Sumber *

Sabtu, 27 Juli 2013

Bentrok FPI, 400 Orang Jamin Bebaskan Tersangka

Kendal--Sedikitnya 400 warga dari Sukorejo dan sekitarnya menjadi penjamin penangguhan penahanan empat warga yang ditahan kepolisian, karena menjadi tersangka dalam bentrok antara Front Pembela Islam di Sukorejo 19 Juli 2013 lalu. Para penjamin merupakan anggota keluarga keempat tersangka, tetangga, serta tokoh masyarakat.

Empat warga yang ditahan adalah, Agus Riyadi alias Gudel, 33 tahun, warga Pucak Wangi, pageruyung, Agus Atriyono, 27 tahun warga Tembelang, Pageruyung, Edy Bowo Dwiyanto, 30 tahun, warga Tembelang, Pageruyung dan Paedo Gogi Kulkarimah, 25 tahun warga Kauman, Sukorejo. Sejak 21 Juli, mereka ditahan dan dijadikan tersangka dengan tuduhan merusak mobil FPI.

Perwakilan warga didampingi kuasa hukum tersangka, Jumat, 26 Juli 2013 mendatangi markas Kepolisian Resor Kendal untuk menyampaikan permohonan penangguhan penahanan. "Akan lebih bijak, jika polisi melakukan penangguhan penahanan," kata kuasa hukum tersangka, Deni Septiviant kepada Tempo. Selanjutnya *

Kamis, 25 Juli 2013

Habib Rizieq: FPI Keluarkan 10 Sikap Soal Kasus Kendal

JAKARTA - Usai dialog ILC di TV One, Selasa (23/7/2013), malam, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq secara khusus mengundang Samsu Eko Julianto, suami almarhumah Tri Munarti korban meninggal dalam Kasus Kendal. Dalam siaran persnya, Habib Rizieq mendengar semua keluhan dan penderitaan serta tuntutan dari suami korban.

Kehadiran Samsu Eko didampingi beberapa pengurus FPI dan dua orang Crew TV One. Usai mendengar curhat Samsu dengan seksama Habib Rizieq memutuskan 10 sikapnya : Selanjutnya *

Rabu, 24 Juli 2013

MPR: FPI tidak paham Islam dan Pancasila

Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli ikut geram dengan sikap Front Pembela Islam (FPI) yang sering kali meresahkan warga dalam aksi sweepingnya. Dia menyebut, bahwa FPI tak paham ajaran agama Islam dan nilai-nilai Pancasila.

Melani mengatakan, persepsi FPI dalam setiap melakukan tindakan mungkin saja dengan mengutamakan perintah agama. Sayangnya, lanjut dia, perintah agama yang menjadi pedoman FPI salah diartikan.

Karena, lanjut dia, dalam ajaran agama Islam, sama sekali tidak diajarkan kekerasan dan tindakan anarkisme. Selain itu, Melani menduga bahwa FPI tidak paham dengan nilai Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia.

"Mungkin persepsi mereka mengutamakan perintah agama, tapi salah. Agama tidak mengatakan pakai kekerasan, mungkin persepsi mereka terhadap agama salah, dan mereka tidak paham Pancasila. Di Pancasila saja ada unsur ketuhanan, itu bukan berarti Islam. Dengan menjaga memaknai Bhineka Tunggal Ika," kata Melani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (24/7). Selanjutnya *

Selasa, 23 Juli 2013

PBNU Soal FPI: Pemerintah Lemah dan Tidak Berwibawa

JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj, menyindir pemerintahan yang tidak berwibawa menghadapi organisasi massa yang sering melakukan sweeping.

Said pun menyinggung soal aksi keributan antara Front Pembela Islam (FPI) dengan warga Kendal, Jawa Tengah, yang berbuntut meninggalnya seorang warga karena tertabrak mobil beberapa waktu lalu.

"Pemerintah tidak berwibawa. Pemerintah lemah, kenapa mengatasi itu saja tidak bisa? Mengatasi konflik lain, Ahmadiyah, Syiah di Sampang, Gereja Yasmin, banyak yang belum. Masa enggak bisa ngatasi?" Ujar Said kepada wartawan, usai menghadiri 'Peringatan Harlah ke-15 PKB' di DPP PKB, Jakarta, Selasa (23/4/2013). Selanjutnya *

Senin, 22 Juli 2013

FPI: SBY yang Harus Menahan Diri

Jakarta - Ketua Dewan Syuro Front Pembela Islam Muchsin Ahmad Alatas meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menahan diri dalam menanggapi kasus bentrok warga dengan FPI di Kendal beberapa waktu lalu. Munchsin juga meminta SBY lebih teliti dalam melihat satu peristiwa. Menurut dia, dalam bentrokan itu, FPI adalah korbansweeping massa.

Muchsin mengklaim pihaknya sedang melakukan monitoring serta berkoordinasi dengan aparat kepolisian. "Jangan hanya komentari FPI, komentari juga tempat-tempat maksiat," kata Muchsin saat dihubungi, Senin, 22 Juli 2013.

Menurut Muchsin, komentar SBY merupakan komentar sentimen yang tidak pantas dinyatakan seorang negarawan. "Masak Presiden sentimen sama rakyatnya?" kata dia. Selanjutnya *

Beredar Video FPI Merusak Toko di Makassar

Video sekelompok orang yang melakukan perusakan di sebuah toko beredar di YouTube. Sejak tiga hari lalu diunggah hingga hari ini, Senin 22 Juli 2013, video ini sudah ditonton 150 ribu pengunjung. (Lihat video di bawah)

Video berdurasi 07.58 menit ini berasal dari rekaman CCTV toko. Dari rekaman CCTV itu, kejadian berlangsung pada 19 Juli 2013 jam 21.51. Belum jelas lokasi kejadian, tapi pengunggah video bernama Malik Raya menyebutkan Makassar. Selanjutnya *

Jumat, 19 Juli 2013

Anggota FPI Penabrak Warga di Kendal Hingga Tewas Jadi Tersangka

Kendal - Polisi akhirnya menetapkan anggota FPI yang mengemudikan mobil dan menabrak warga Kendal hingga tewas sebagai tersangka. Ia dijerat pasal kelalaian yang mengakibatkan kematian.

"Sopir, SH (38 tahun) yang nabrak diperiksa sebagai tersangka," kata Kapolres Kendal AKBP Asep Jenal di Mapolres, Jawa Tengah, Jumat (19/7/2013).

Saat kejadian, mobil Avanza hitam bernopol AB 1705 SA yang dikemudikan SH sedang membawa lima penumpang. Hingga saat ini SH masih terus diperiksa oleh polisi.

Polisi juga berhasil mengevakuasi 27 anggota FPI dari amukan warga Kendal. Saat penggeledahan, polisi menemukan dua anggota FPI kedapatan membawa senjata tajam.

"Saat dievakuasi ternyata ditemukan membawa senjata tajam," tegasnya.

Penjagaan di Mapolres sendiri tidak ada yang berlebihan. Asep memastikan, kondisi saat ini sudah normal. Namun bantuan dari Brimob masih disiagakan. Sumber *

Kamis, 18 Juli 2013

Anggota FPI Dievakuasi ke Polres Kendal

Kendal - Pasukan Pengendalian Massa Kepolisian mengevakuasi 27 orang anggota Front Pembela Islam (FPI) yang dikepung penduduk di Masjid Besar Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, Kamis malam 18 Juli 2013. Mereka diangkut dengan truk menuju Markas Kepolisian Resort Kendal, sekitar 28 kilometer dari Sukorejo.

"Sudah berangkat baru saja,"kata seorang anggota intel Kepolisian Daerah Jawa Tengah, yang berada di lokasi kejadian. Menurut dia, evakuasi dilakukan selepas Magrib, ketika banyak penduduk sibuk berbuka puasa. Selanjutnya *

Ansor: Berlagak Jagoan, Warga Lawan FPI

Kendal - Wakil Ketua Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama kendal, Ellen Kurnialis mengatakan, bentrok antara warga Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah dengan Front Pembela Islam, karena masyarakat kesal dengan ulah anggota FPI dari Temanggung yang melakukan sweeping di lokalisasi dan penjual judi Togel di Kendal.

Sebenarnya, menurur Ellen, masyarakat Sukorejo resah dengan adanya lokalisasi Alaska di Sukorejo dan menjamurnya judi Togel. Tapi masyarakat tersinggung dengan ulah FPI yang main halim sendiri. "Mereka bukan orang Sukorejo, tapi bikin onar di Sukorejo," kata Ellen kepada Tempo, Kamis, 18 Juli 2013. Ellen tinggal di Sukorejo, serta menyaksikan bentrokan terjadi. Selanjutnya *

Minggu, 30 Juni 2013

Munarman Sebut Tamrin Amal Tamagola Intelektual Sampah

Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman SH tak memungkiri dirinya menyiram air kepada Profesor Tamrin Amal Tamagola dalam dialog pagi yang disiarkan di televisi swasta TV One, Jumat (28/6/2013). Munarman menyadari hal itu dan siap bila masalah ini diperpanjang sampai ke masalah hukum.

"Saya memang melakukan itu karena argumentasinya sudah di luar konteks. Saya anggap dia itu intelektual sampah," kata Munarman saat dimintai tanggapannya oleh Tribun.

Sebelumnya diberitakan Prof Tamrin tidak akan melakukan laporan ke Polri atas kejadian ini. Ia hanya meminta kepada Polri untuk bertindak atas kejadian itu.


"Sebaiknya yang bertindak polisi, karena itu kejadian di depan publik, apalagi Pak Boy kan juga salah satu narasumbernya. Itu tindakan kekerasan di publik. Saya tidak mau melayani Munarman. Ngapain saya melayani preman. Sesudah dia menyiram saya, baru saya bilang saya tidak akan membalas tindakan premanisme seperti yang Saudara (Munarman) lakukan terhadap saya. Saya bilang ke dia, tindakan itu tindakan preman," beber Thamrin Amal Tamagola.

Munarman kemudian memastikan, tindakan yang ia lakukan akan dipertanggungjawabkan. "Saya akan ladeni dia, saya tidak takut. Karena dalam diskusi itu, argumentasinya ngawur. Makanya, dia saya sebut intelektual sampah," tegas Munarman lagi.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//