Bandung: Koordinator Astra Grup Wilayah Bandung, Rosilia Olii mengatakan, penjualan perdana Agya, city-car besutan Toyota, akan dilakukan selepas Lebaran. "Minggu ketiga Agustus kemungkinan," kata Rosilia, di sela acara buka puasa bersama dengan komunitas wartawan di Bandung, Jumat, 26 Juli 2013.
Menurut Kepala Cabang Auto 2000 Jalan Suci, Bandung itu, pemasaran perdana Agya itu ditujukan untuk memenuhi pemesanan indent mengikuti skema Low Cost Green Car (LCGC). "Ada yang indent, cuma karena regulasinya baru turun bulan lalu, jadi barangnya baru bisa disuplai bulan depan," kata Rosili. Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label puasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puasa. Tampilkan semua postingan
Minggu, 28 Juli 2013
Sabtu, 20 Juli 2013
Bulan puasa, Septy dan Fathanah makin ngebet bercinta
Septy Sanustika, penyanyi dangdut yang merupakan istri dari Ahmad Fathanah, rupanya sudah ngebet bercinta dengan suaminya. Secara khusus wanita berjilbab ini mengirimkan surat ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta ruangan khusus untuk bercinta.
"Lagi dibuat sama pengacara, dalam minggu ini, minggu depan kan ada waktu jenguk lagi. Mudah-mudahan dikabulkan," kata Septy saat menjenguk Fathanah di KPK, Kamis (18/7).
Septy mengaku kangen berat bercinta dengan suaminya yang sudah lima bulan ditahan KPK karena tersangkut kasus suap impor daging sapi. Septy memang rajin menjenguk suaminya, membawa makanan atau pakaian ke tahanan KPK.
Beredar pula foto ciuman mereka di tahanan. Ketika itu Septy tak menampiknya. "Yah, namanya juga sudah lama enggak ketemu. Wajar namanya suami istri melepas kangen," ujar Septy. Selanjutnya *
"Lagi dibuat sama pengacara, dalam minggu ini, minggu depan kan ada waktu jenguk lagi. Mudah-mudahan dikabulkan," kata Septy saat menjenguk Fathanah di KPK, Kamis (18/7).
Septy mengaku kangen berat bercinta dengan suaminya yang sudah lima bulan ditahan KPK karena tersangkut kasus suap impor daging sapi. Septy memang rajin menjenguk suaminya, membawa makanan atau pakaian ke tahanan KPK.
Beredar pula foto ciuman mereka di tahanan. Ketika itu Septy tak menampiknya. "Yah, namanya juga sudah lama enggak ketemu. Wajar namanya suami istri melepas kangen," ujar Septy. Selanjutnya *
Label:
Ahmad Fathanah,
berat,
bercinta,
bulan,
ciuman,
daging,
foto,
impor,
kangen,
KPK,
makin,
ngebet,
puasa,
sapi,
Septy Sanustika,
suap
Kamis, 18 Juli 2013
Anggota FPI Dievakuasi ke Polres Kendal
Kendal - Pasukan Pengendalian Massa Kepolisian mengevakuasi 27 orang anggota Front Pembela Islam (FPI) yang dikepung penduduk di Masjid Besar Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, Kamis malam 18 Juli 2013. Mereka diangkut dengan truk menuju Markas Kepolisian Resort Kendal, sekitar 28 kilometer dari Sukorejo.
"Sudah berangkat baru saja,"kata seorang anggota intel Kepolisian Daerah Jawa Tengah, yang berada di lokasi kejadian. Menurut dia, evakuasi dilakukan selepas Magrib, ketika banyak penduduk sibuk berbuka puasa. Selanjutnya *
"Sudah berangkat baru saja,"kata seorang anggota intel Kepolisian Daerah Jawa Tengah, yang berada di lokasi kejadian. Menurut dia, evakuasi dilakukan selepas Magrib, ketika banyak penduduk sibuk berbuka puasa. Selanjutnya *
Minggu, 14 Juli 2013
Insiden LP Tanjung Gusta Jadikan Indonesia "Mendunia"
Sebagaimana yang dimuat oleh harian New York Times, koran tersebut dengan panjang lebar mengulas insiden tersebut. Pada edisi cetak yang terbit hari ini, Sabtu (13/7/2013) di halaman A8, koran ini menuliskan kerusuhan yang dipicu matinya aliran listrik dan air itu mengganggu kekhusyukan umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah puasa.
Label:
air,
BBC,
CNN,
Djoko Suyanto,
gusar,
Heru Prakoso,
Indonesia,
Islam,
kekhusyukan,
listrik,
LP Tanjung Gusta,
marah,
Medan,
mendunia,
New York Times,
pengelolaan,
puasa,
SBY,
terorisme,
umat
Rabu, 03 Juli 2013
Hormati Kemungkinan Awal Puasa yang Berbeda
JAKARTA - Awal Ramadhan yang ditandai mulainya berpuasa kemungkinan ada perbedaan. Muhammadiyah menetapkan awal puasa pada Selasa (9/7) mendatang. Pemerintah dan juga Nahdlatul Ulama masih menunggu hasil rukyat. Meskipun demikian, pihak-pihak berbeda diharapkan saling menghormati.
”Ada kemungkinan keputusan Muhammadiyah berbeda dengan pemerintah yang menetapkan awal Ramadhan dengan rukyat hilal (melihat bulan). Kami berharap, meski berbeda pendapat, umat Islam tetap saling menghormati,” kata Ketua Bidang Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Yunahar Ilyas, Selasa (2/7).
Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1434 H jatuh pada Selasa, 9 Juli 2013, berdasarkan perhitungan atau hisab wujudul hilal (keberadaan bulan). Umat Islam di Indonesia diharapkan menghargai keputusan itu meski kemungkinan ada perbedaan.
Menurut perhitungan Muhammadiyah, ijtimak (posisi Bumi dan Bulan berada di bujur langit yang sama) pada awal Ramadhan terjadi pada Senin (8/7) pukul 14.15,55 WIB dengan tinggi Bulan (di Yogyakarta) pada +00. 44’59. Artinya, saat Matahari terbenam, hilal sudah wujud. Dengan begitu, 1 Ramadhan 1434 H jatuh pada esok harinya, Selasa (9/7).
Lalu, Lebaran atau 1 Syawal 1434 H atau hari raya Idul Fitri jatuh pada Kamis (8/8). Itu didasari perhitungan ijtimak awal Syawal terjadi pada Rabu (7/8) pukul 04.52,19 WIB dengan tinggi Bulan pada +03. 54’11”. Artinya, saat itu hilal sudah wujud.
Ketua Lajnah Falaqiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ghazali Masroeri mengatakan, NU tetap menentukan awal Ramadhan dengan rukyat hilal. NU akan meneropong untuk melihat Bulan pada Senin (8/7) sore di 90 titik di seluruh Indonesia, seperti di laut, bukit, atau menara. Ketika matahari terbenam lantas disusul hilal (bulan sabit), malam itu disebut 1 Ramadhan. Kalau tak bisa melihat hilal atau karena di bawah 1 derajat, awal Ramadhan jatuh pada Rabu (10/7).
”Hasil rukyat itu nanti kami laporkan dalam sidang isbat Kementerian Agama yang dijadwalkan pada Senin malam. Nanti, negara akan menetapkan hasil sidang itu sebagai awal Ramadhan,” katanya.
Dalam rilisnya, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Selasa malam, menegaskan, PBNU belum menentukan awal puasa Ramadhan dan hari raya Idul Fitri tahun 2013. NU akan tetap mempertahankan metode rukyat atau melihat hilal sebagai penanda awal bulan. ”Sesuai sabda Nabi Muhammad, puasalah kamu dengan melihat bulan dan berlebaranlah dengan melihat bulan,” ungkap Said Aqil Siroj.
”Ada kemungkinan keputusan Muhammadiyah berbeda dengan pemerintah yang menetapkan awal Ramadhan dengan rukyat hilal (melihat bulan). Kami berharap, meski berbeda pendapat, umat Islam tetap saling menghormati,” kata Ketua Bidang Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Yunahar Ilyas, Selasa (2/7).
Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1434 H jatuh pada Selasa, 9 Juli 2013, berdasarkan perhitungan atau hisab wujudul hilal (keberadaan bulan). Umat Islam di Indonesia diharapkan menghargai keputusan itu meski kemungkinan ada perbedaan.
Menurut perhitungan Muhammadiyah, ijtimak (posisi Bumi dan Bulan berada di bujur langit yang sama) pada awal Ramadhan terjadi pada Senin (8/7) pukul 14.15,55 WIB dengan tinggi Bulan (di Yogyakarta) pada +00. 44’59. Artinya, saat Matahari terbenam, hilal sudah wujud. Dengan begitu, 1 Ramadhan 1434 H jatuh pada esok harinya, Selasa (9/7).
Lalu, Lebaran atau 1 Syawal 1434 H atau hari raya Idul Fitri jatuh pada Kamis (8/8). Itu didasari perhitungan ijtimak awal Syawal terjadi pada Rabu (7/8) pukul 04.52,19 WIB dengan tinggi Bulan pada +03. 54’11”. Artinya, saat itu hilal sudah wujud.
Ketua Lajnah Falaqiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ghazali Masroeri mengatakan, NU tetap menentukan awal Ramadhan dengan rukyat hilal. NU akan meneropong untuk melihat Bulan pada Senin (8/7) sore di 90 titik di seluruh Indonesia, seperti di laut, bukit, atau menara. Ketika matahari terbenam lantas disusul hilal (bulan sabit), malam itu disebut 1 Ramadhan. Kalau tak bisa melihat hilal atau karena di bawah 1 derajat, awal Ramadhan jatuh pada Rabu (10/7).
”Hasil rukyat itu nanti kami laporkan dalam sidang isbat Kementerian Agama yang dijadwalkan pada Senin malam. Nanti, negara akan menetapkan hasil sidang itu sebagai awal Ramadhan,” katanya.
Dalam rilisnya, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Selasa malam, menegaskan, PBNU belum menentukan awal puasa Ramadhan dan hari raya Idul Fitri tahun 2013. NU akan tetap mempertahankan metode rukyat atau melihat hilal sebagai penanda awal bulan. ”Sesuai sabda Nabi Muhammad, puasalah kamu dengan melihat bulan dan berlebaranlah dengan melihat bulan,” ungkap Said Aqil Siroj.
Label:
+00. 44’59,
Awal,
berbeda,
Ghazali Masroeri,
hilal,
Kemungkinan,
kurang 1 derajat,
Muhammadiyah,
Nahdlatul Ulama,
pemerintah,
puasa,
Rabu (10/7),
rukyat,
wujud,
Yunahar Ilyas
Kamis, 09 Agustus 2012
Bonus Triyatno, Peraih Medali Perak Angkat Besi Olimpiade 2012: Rp 400 Juta Rupiah
Dua atlet angkat besi Indonesia yang sukses mendulang medali di Olimpiade London 2012, Eko Yuli Irawan dan Triyatno mendapatkan bonus dari Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng. Hadiah juga diberikan kepada pelatih mereka, Lukman.
Seperti dilansir situs Kemenegpora, Kamis, 9 Agustus 2012, lifter peraih perunggu kelas 62 kilogram (kg), Eko, mendapat jatah sebesar Rp200 juta. Triyatno yang membawa pulang perak dari nomor 69 kg mendapat Rp400 juta, sedangkan Lukman mendapat bonus sebesar Rp75 juta.
"Perjuangan yang ditunjukkan Triyatno dan Eko Yuli layak mendapat penghargaan dari pemerintah," kata Andi di sela acara buka puasa bersama yang digelar di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Senayan, Jakarta, Kamis, 9 Agustus 2012.
Andi menyatakan bahwa prestasi olahraga Indonesia dalam tiga tahun belakangan sebenarnya meningkat. Mulai dari SEA Games, Asian Games, dan ajang internasional lainnya. Sayang, saat tampil di Olimpiade London 2012, Indonesia gagal mempertahankan tradisi emas bulutangkis.
"Di olimpiade tahun ini, prestasi kita memang kurang memuaskan, karena tidak dapat medali emas. Itu karena selama ini masih tergantung oleh satu cabang olahraga, yakni bulutangkis. Ke depan, saya berharap ada banyak cabang olahraga lagi yang bisa diandalkan untuk meraih medali," beber Andi.
Sementara itu, acara buka puasa bersama dihadiri oleh berbagai stakeholder olahraga Indonesia. Mulai dari Pengurus Besar, Komunitas Olahraga, Mahasiswa Olahraga Universitas Negeri Jakarta (UNJ), hingga para mantan atlet. Acara berlangsung meriah. Sembari menunggu azan Maghrib berkumandang, undangan disuguhi pemutaran film dokumenter mengenai sejarah Pekan Olahraga Nasional (PON) I.
Seperti dilansir situs Kemenegpora, Kamis, 9 Agustus 2012, lifter peraih perunggu kelas 62 kilogram (kg), Eko, mendapat jatah sebesar Rp200 juta. Triyatno yang membawa pulang perak dari nomor 69 kg mendapat Rp400 juta, sedangkan Lukman mendapat bonus sebesar Rp75 juta.
"Perjuangan yang ditunjukkan Triyatno dan Eko Yuli layak mendapat penghargaan dari pemerintah," kata Andi di sela acara buka puasa bersama yang digelar di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Senayan, Jakarta, Kamis, 9 Agustus 2012.
Andi menyatakan bahwa prestasi olahraga Indonesia dalam tiga tahun belakangan sebenarnya meningkat. Mulai dari SEA Games, Asian Games, dan ajang internasional lainnya. Sayang, saat tampil di Olimpiade London 2012, Indonesia gagal mempertahankan tradisi emas bulutangkis.
"Di olimpiade tahun ini, prestasi kita memang kurang memuaskan, karena tidak dapat medali emas. Itu karena selama ini masih tergantung oleh satu cabang olahraga, yakni bulutangkis. Ke depan, saya berharap ada banyak cabang olahraga lagi yang bisa diandalkan untuk meraih medali," beber Andi.
Sementara itu, acara buka puasa bersama dihadiri oleh berbagai stakeholder olahraga Indonesia. Mulai dari Pengurus Besar, Komunitas Olahraga, Mahasiswa Olahraga Universitas Negeri Jakarta (UNJ), hingga para mantan atlet. Acara berlangsung meriah. Sembari menunggu azan Maghrib berkumandang, undangan disuguhi pemutaran film dokumenter mengenai sejarah Pekan Olahraga Nasional (PON) I.
Label:
Andi Malarangeng,
bonus,
buka,
bulutangkis,
Eko Yuli Irawan,
emas,
gagal,
Jakarta,
Lukman,
medali,
Menpora,
pelatih,
perak,
PON I,
puasa,
Senayan,
Triyatno
Langganan:
Postingan (Atom)