Tampilkan postingan dengan label Triyatno. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Triyatno. Tampilkan semua postingan

Kamis, 09 Agustus 2012

Bonus Triyatno, Peraih Medali Perak Angkat Besi Olimpiade 2012: Rp 400 Juta Rupiah

Dua atlet angkat besi Indonesia yang sukses mendulang medali di Olimpiade London 2012, Eko Yuli Irawan dan Triyatno mendapatkan bonus dari Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng. Hadiah juga diberikan kepada pelatih mereka, Lukman.

Seperti dilansir situs Kemenegpora, Kamis, 9 Agustus 2012, lifter peraih perunggu kelas 62 kilogram (kg), Eko, mendapat jatah sebesar Rp200 juta. Triyatno yang membawa pulang perak dari nomor 69 kg mendapat Rp400 juta, sedangkan Lukman mendapat bonus sebesar Rp75 juta.

"Perjuangan yang ditunjukkan Triyatno dan Eko Yuli layak mendapat penghargaan dari pemerintah," kata Andi di sela acara buka puasa bersama yang digelar di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Senayan, Jakarta, Kamis, 9 Agustus 2012.

Andi menyatakan bahwa prestasi olahraga Indonesia dalam tiga tahun belakangan sebenarnya meningkat. Mulai dari SEA Games, Asian Games, dan ajang internasional lainnya. Sayang, saat tampil di Olimpiade London 2012, Indonesia gagal mempertahankan tradisi emas bulutangkis.

"Di olimpiade tahun ini, prestasi kita memang kurang memuaskan, karena tidak dapat medali emas. Itu karena selama ini masih tergantung oleh satu cabang olahraga, yakni bulutangkis. Ke depan, saya berharap ada banyak cabang olahraga lagi yang bisa diandalkan untuk meraih medali," beber Andi.

Sementara itu, acara buka puasa bersama dihadiri oleh berbagai stakeholder olahraga Indonesia. Mulai dari Pengurus Besar, Komunitas Olahraga, Mahasiswa Olahraga Universitas Negeri Jakarta (UNJ), hingga para mantan atlet. Acara berlangsung meriah. Sembari menunggu azan Maghrib berkumandang, undangan disuguhi pemutaran film dokumenter mengenai sejarah Pekan Olahraga Nasional (PON) I.

Kamis, 02 Agustus 2012

Atlet angkat besi, Triyatno, kembali mengukir prestasi di kancah olimpiade

Saat tampil di Olimpiade London 2012, lifter asal Lampung ini mempersembahkan medali perak. Sebelumnya, dia sudah menyumbangkan medali perunggu saat berlaga di Olimpiade Beijing 2008.

Turun di kelas 69 kilogram, Triyatno mampu mengalahkan para pesaingnya ketika bertanding di gedung Excel, London, Selasa malam, 31 Juli 2012. Ia berhasil melakukan angkatan snatch 145 kilogram dan clean and jerk 188 kilogram. Angkatan totalnya adalah 333 kilogram. Kemenangan ini tak lepas dari strategi jitu sang pelatih, Lukman.

Triyatno unggul tipis atas lifter Rumania, Martin Constantin, yang hanya mampu melakukan angkatan total 332 kilogram. Di lain pihak, medali emas menjadi milik lifter asal Cina, Lin Qingfeng, dengan angkatan total 334 kilogram.

"Saya senang dan bangga bisa mempersembahkan medali perak buat Indonesia. Perasaan saya sangat senang," kata Triyatno di sela-sela melakukan tes doping didampingi pelatihnya.

Triyatno, 24 tahun, berbagi kunci kemenangannya. "Ini berkat dukungan pelatih, terutama strategi untuk melakukan angkatan clean and jerk yang lebih berat serta dukungan dari para penonton dari Indonesia," ujarnya. Ketika bertanding, Triyatno ditunggui Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dan Ketua Olimpiade Indonesia Rita Subowo.

Lukman blakblakan menjelaskan strateginya. Pada saat lifter asal Korea Utara, Kim Myong Hyok, gagal melakukan angkatan clean and jerk 186 kilogram dan 187 kilogram, posisi Triyatno sebenarnya sudah aman untuk meraih perunggu. Melihat itu, dia menyuruh Triyatno menambah beban 1 kilogram untuk melewatu total angkatan lifter Romania. Strategi ini berhasil. "Dia akhirnya bisa memperoleh perak," ujar Lukman.

Dengan tambahan medali perak sumbangan Triyatno, kontingen Indonesia saat ini menggoleksi satu perak dan satu perunggu. Sebelumnya, atlet angkat besi Eko Yuli Irawan yang turun di kelas 62 kilogram telah meraih perunggu. (Baca: Eko Yuli Irawan Sumbang Medali Perdana Indonesia)
Cabang angkat besi dalam delapan tahun terakhir selalu menyumbang medali di olimpiade. Pada Olimpiade Athena 2004, lifter perempuan Raema Lefi Rumbewas yang turun di kelas 53 kilogram menyumbangkan medali perak. Kemudian, Olimpiade Beijing 2008, Eko Yuli dan Triyatno, masing-masing menyumbangkan medali perunggu.

Ketua tim delegasi Olimpiade Indonesia, Erick Thohir, memuji prestasi cabang angkat besi di ajang Olimpiade 2012. "Ini prestasi luar biasa bagi tim angkat bisa yang mempunyai komitmen kuat dan saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada mereka," ujar Erick ketika dihubungi secara terpisah.

Kontingen Indonesia masih berpeluang menambah perolehan medali melalui cabang bulu tangkis. Selama ini olah raga tepok bulu selalu menyumbang medali emas sejak Olimpiade Barcelona 1992 hingga Olimpiade Beijing 2008. Apakah tradisi emas olimpiade masih bisa dipertahankan pada pesta olah raga di London 2012?

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//