Menteri Agama Suryadharma Ali dan Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri semestinya menjaga jarak dengan organisasi seperti Front Pembela Islam (FPI). Banyak kontroversi yang menyelimuti organisasi yang sering diidentikkan dengan tindak kekerasan ketika menyerbu tempat-tempat yang mereka anggap mengumbar maksiat itu. Perilaku tersebut terang kontradiktif dengan prinsip kasih sayang dalam Islam.
Kehadiran kedua menteri tersebut dalam acara musyawarah nasional FPI ke-3 dan ulang tahun FPI ke-15 pekan lalu itu menunjukkan adanya toleransi yang sangat besar dari pemerintah terhadap FPI. Hal ini juga memperkuat penilaian banyak kalangan bahwa pemerintah bersikap ambigu terhadap organisasi tersebut. Dalam berbagai kesempatan, pemerintah selalu menyatakan tidak menenggang kekerasan, tapi pemerintah juga tidak pernah bertindak tegas terhadap FPI manakala mereka melakukan tindak kekerasan terhadap pihak lain. Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label Front Pembela Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Front Pembela Islam. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 31 Agustus 2013
Minggu, 25 Agustus 2013
Gelar Imam Besar hingga Capres 2014 untuk Habib Rizieq
Front Pembela Islam menggelar Musyawarah Nasional III di Asrama Haji, Kota Bekasi, Jawa Barat. Dalam Munas ini, para anggota FPI sepakat mengganti Ketua Umum mereka, Habib Rizieq setelah 15 tahun menjabat.
Tapi bukan berarti peran Rizieq akan berakhir. Pria kelahiran 24 Agustus 1965 ini diangkat menjadi Imam Besar Seumur Hidup.
"99 Persen peserta rapat pleno sepakat Habib Rizieq menjadi imam besar seumur hidup. Pimpinan rapat sudah ketok palu (menyetujui)," kata salah satu peserta Pleno asal Kepulauan Riau (Kepri), Umar Hasibuan di Bekasi, Jumat (23/08) malam.
Pengganti Rizieq belum ditetapkan. Namun, para Ketua Daerah FPI punya peluang menggantikan Rizieq. Selama ini FPI memang sangat identik dengan Rizieq. Selanjutnya *
Tapi bukan berarti peran Rizieq akan berakhir. Pria kelahiran 24 Agustus 1965 ini diangkat menjadi Imam Besar Seumur Hidup.
"99 Persen peserta rapat pleno sepakat Habib Rizieq menjadi imam besar seumur hidup. Pimpinan rapat sudah ketok palu (menyetujui)," kata salah satu peserta Pleno asal Kepulauan Riau (Kepri), Umar Hasibuan di Bekasi, Jumat (23/08) malam.
Pengganti Rizieq belum ditetapkan. Namun, para Ketua Daerah FPI punya peluang menggantikan Rizieq. Selama ini FPI memang sangat identik dengan Rizieq. Selanjutnya *
Label:
2014,
Asrama Haji,
capres,
Front Pembela Islam,
Gelar,
Habib Rizieq,
III,
Imam Besar,
Ketua Umum,
Musyawarah Nasional,
Seumur Hidup,
Umar Hasibuan
Rabu, 24 Juli 2013
MPR: FPI tidak paham Islam dan Pancasila
Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli ikut geram dengan sikap Front Pembela Islam (FPI) yang sering kali meresahkan warga dalam aksi sweepingnya. Dia menyebut, bahwa FPI tak paham ajaran agama Islam dan nilai-nilai Pancasila.
Melani mengatakan, persepsi FPI dalam setiap melakukan tindakan mungkin saja dengan mengutamakan perintah agama. Sayangnya, lanjut dia, perintah agama yang menjadi pedoman FPI salah diartikan.
Karena, lanjut dia, dalam ajaran agama Islam, sama sekali tidak diajarkan kekerasan dan tindakan anarkisme. Selain itu, Melani menduga bahwa FPI tidak paham dengan nilai Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia.
"Mungkin persepsi mereka mengutamakan perintah agama, tapi salah. Agama tidak mengatakan pakai kekerasan, mungkin persepsi mereka terhadap agama salah, dan mereka tidak paham Pancasila. Di Pancasila saja ada unsur ketuhanan, itu bukan berarti Islam. Dengan menjaga memaknai Bhineka Tunggal Ika," kata Melani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (24/7). Selanjutnya *
Melani mengatakan, persepsi FPI dalam setiap melakukan tindakan mungkin saja dengan mengutamakan perintah agama. Sayangnya, lanjut dia, perintah agama yang menjadi pedoman FPI salah diartikan.
Karena, lanjut dia, dalam ajaran agama Islam, sama sekali tidak diajarkan kekerasan dan tindakan anarkisme. Selain itu, Melani menduga bahwa FPI tidak paham dengan nilai Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia.
"Mungkin persepsi mereka mengutamakan perintah agama, tapi salah. Agama tidak mengatakan pakai kekerasan, mungkin persepsi mereka terhadap agama salah, dan mereka tidak paham Pancasila. Di Pancasila saja ada unsur ketuhanan, itu bukan berarti Islam. Dengan menjaga memaknai Bhineka Tunggal Ika," kata Melani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (24/7). Selanjutnya *
Label:
Agama,
anarkisme,
dasar,
diartikan,
FPI,
Front Pembela Islam,
ideologi,
Islam,
kekerasan,
Melani Leimena Suharli,
MPR,
negara,
Pancasila,
perintah,
salah,
tidak paham,
tindakan
Minggu, 30 Juni 2013
Munarman Sebut Tamrin Amal Tamagola Intelektual Sampah
Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman SH tak memungkiri dirinya menyiram air kepada Profesor Tamrin Amal Tamagola dalam dialog pagi yang disiarkan di televisi swasta TV One, Jumat (28/6/2013). Munarman menyadari hal itu dan siap bila masalah ini diperpanjang sampai ke masalah hukum.
"Saya memang melakukan itu karena argumentasinya sudah di luar konteks. Saya anggap dia itu intelektual sampah," kata Munarman saat dimintai tanggapannya oleh Tribun.
Sebelumnya diberitakan Prof Tamrin tidak akan melakukan laporan ke Polri atas kejadian ini. Ia hanya meminta kepada Polri untuk bertindak atas kejadian itu.
"Sebaiknya yang bertindak polisi, karena itu kejadian di depan publik, apalagi Pak Boy kan juga salah satu narasumbernya. Itu tindakan kekerasan di publik. Saya tidak mau melayani Munarman. Ngapain saya melayani preman. Sesudah dia menyiram saya, baru saya bilang saya tidak akan membalas tindakan premanisme seperti yang Saudara (Munarman) lakukan terhadap saya. Saya bilang ke dia, tindakan itu tindakan preman," beber Thamrin Amal Tamagola.
Munarman kemudian memastikan, tindakan yang ia lakukan akan dipertanggungjawabkan. "Saya akan ladeni dia, saya tidak takut. Karena dalam diskusi itu, argumentasinya ngawur. Makanya, dia saya sebut intelektual sampah," tegas Munarman lagi.
"Saya memang melakukan itu karena argumentasinya sudah di luar konteks. Saya anggap dia itu intelektual sampah," kata Munarman saat dimintai tanggapannya oleh Tribun.
Sebelumnya diberitakan Prof Tamrin tidak akan melakukan laporan ke Polri atas kejadian ini. Ia hanya meminta kepada Polri untuk bertindak atas kejadian itu.
"Sebaiknya yang bertindak polisi, karena itu kejadian di depan publik, apalagi Pak Boy kan juga salah satu narasumbernya. Itu tindakan kekerasan di publik. Saya tidak mau melayani Munarman. Ngapain saya melayani preman. Sesudah dia menyiram saya, baru saya bilang saya tidak akan membalas tindakan premanisme seperti yang Saudara (Munarman) lakukan terhadap saya. Saya bilang ke dia, tindakan itu tindakan preman," beber Thamrin Amal Tamagola.
Munarman kemudian memastikan, tindakan yang ia lakukan akan dipertanggungjawabkan. "Saya akan ladeni dia, saya tidak takut. Karena dalam diskusi itu, argumentasinya ngawur. Makanya, dia saya sebut intelektual sampah," tegas Munarman lagi.
Langganan:
Postingan (Atom)