Ada tiga rahasia mengapa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo unggul di berbagai survei soal calon presiden pada Pemilu 2014.
Pertama, kata Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yudha AR, Jokowi, yang juga politisi PDI Perjuangan, adalah antitesa pemimpin terdahulu. Jokowi dinilai merakyat dan apa adanya, sementara kebanyakan pemimpin saat ini cenderung menjaga jarak dengan rakyat.
Kedua, alumnus Universitas Gadjah Mada ini memperoleh momentum politik ketika terpilih menjadi orang nomor satu di ibu kota.
Ketiga, mantan Wali Kota Solo ini juga dipandang sebagai politisi yang independen dan tidak tergantung oleh partainya.
"Presepsi publik, Jokowi merupakan sosok yang tidak terlalu formal alias ndeso," ujar Hanta. Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label independen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label independen. Tampilkan semua postingan
Kamis, 18 Juli 2013
Jumat, 08 Maret 2013
Ir Budi Dharmawan : Politik itu Akal-akalan
Direktur Utama PT Cengkeh Zanzibar Ir Budi Dharmawan mendukung salah satu calon pada Pilgub 2013. Bapak tiga anak kelahiran Juwana, Pati, 26 November 1936 itu dengan terang-terangan akan bersikap netral dan tidak lagi menjadi pendukung para calon gubernur maupun wakil gubernur Jawa Tengah.
Sepinya masyarakat yang mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Jawa Tengah dinilainya karena masyarakat semakin cerdas. Politik tidak pernah sehat dan orang lebih memilih hidup sendiri dan malas ikut membangun negara melalui partai politik atau birokrasi.
''Masyarakat lebih memilih ikut membangun negara secara independen. Bosan dengan seringnya dibuat muter-muter partai. Lha mau membangun negara kok lewat partai dan muter-muter dahulu sebagai tuntutan Amerika dengan demokrasi kapitalis liberalnya yang dimainkan oleh oknum yang tidak jujur,'' tutur Ketua Yayasan Obor Tani itu.
Apalagi, kata dia, konstalasi politik tawar menawar dan tidak bekerja secara langsung untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, diharapkan segera berakhir.
Politik akal-akalan seperti mendaftar di KPU dengan waktu yang mepet dilakukan untuk mengganjal kanan dan kiri rival politiknya.
''Lucunya, soal pencalonan gubernur dengan dana Rp 200 miliar pun diumumkan dan menjadi headline di sejumlah media. Lha wong mau bantu rakyat kok diumumke biayanya. Mereka tentu akan pinjam uang kesana kemari, setelah jadi tentu harus mengembalikan, caranya, lebih banyak dengan korupsi. Kalau bagi saya, Rp 200 miliar itu bisa untuk membuka kebun dan mensejahterakan masyarakat dengan bersama-sama mengelolanya,'' paparnya.
Sepinya masyarakat yang mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Jawa Tengah dinilainya karena masyarakat semakin cerdas. Politik tidak pernah sehat dan orang lebih memilih hidup sendiri dan malas ikut membangun negara melalui partai politik atau birokrasi.
''Masyarakat lebih memilih ikut membangun negara secara independen. Bosan dengan seringnya dibuat muter-muter partai. Lha mau membangun negara kok lewat partai dan muter-muter dahulu sebagai tuntutan Amerika dengan demokrasi kapitalis liberalnya yang dimainkan oleh oknum yang tidak jujur,'' tutur Ketua Yayasan Obor Tani itu.
Apalagi, kata dia, konstalasi politik tawar menawar dan tidak bekerja secara langsung untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, diharapkan segera berakhir.
Politik akal-akalan seperti mendaftar di KPU dengan waktu yang mepet dilakukan untuk mengganjal kanan dan kiri rival politiknya.
''Lucunya, soal pencalonan gubernur dengan dana Rp 200 miliar pun diumumkan dan menjadi headline di sejumlah media. Lha wong mau bantu rakyat kok diumumke biayanya. Mereka tentu akan pinjam uang kesana kemari, setelah jadi tentu harus mengembalikan, caranya, lebih banyak dengan korupsi. Kalau bagi saya, Rp 200 miliar itu bisa untuk membuka kebun dan mensejahterakan masyarakat dengan bersama-sama mengelolanya,'' paparnya.
Label:
akal-akalan,
Amerika,
Budi Dharmawan,
demokrasi,
independen,
Jawa Tengah,
jujur,
kapitalis,
kemakmuran,
kesejahteraan,
KPU,
liberal,
netral,
Partai,
politik,
sendiri,
sepi,
tawar-menawar,
Yayasan Obor Tani
Sabtu, 02 Februari 2013
UGM Geser ITB di Top Ten Campus Indonesia
Sebuah lembaga bernama 4 International Colleges & Universities (4ICU) melakukan ranking terhadap situs web kampus di seluruh dunia.
Ranking tersebut disusun secara independen berdasarkan pengukuran dan data dari Google Page Rank, Alexa dan tiga parameter Majestic Seo.
Untuk Januari 2013, 10 besar kampus di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Universitas Gadjah Mada (UGM)
2. Institut Teknologi Bandung (ITB)
3. Universitas Indonesia (UI)
4. Universitas Brawijaya
5. Universitas Gunadarma
6. Institut Pertanian Bogor
7. Universitas Diponegoro
8. Universitas Sebelas Maret
9. Universitas Pendidikan Indonesia
10. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
UGM menempati posisi teratas dengan menggeser ITB yang pada 2012 (Januari dan Juli) menempati posisi puncak tersebut.
Kenaikan juga dialami Universitas Brawijaya, yang tercatat di posisi 4. Di 2012, kampus dengan sebutan UB itu menunjukkan kenaikan bertahap dari posisi 14 (Januari) ke posisi 8 (Juli).
Universitas Gunadarma menjadi satu-satunya kampus dengan status Perguruan Tinggi Swasta di daftar 10 besar ini.
Di tingkat dunia, 10 besar didominasi oleh perguruan tinggi dari Amerika Serikat. Kampus ternama seperti MIT, Stanford dan Harvard berturut-turut ada di posisi 1, 2 dan 3.
Sedangkan untuk tingkat Asia, posisi puncak didukui oleh University of Tokyo disusul National University of Singapore dan Peking University.
ITB, yang pada Juli 2012 masuk di Top 100 dunia, dalam ranking terbaru tidak lagi mewakili Indonesia di jajaran Top 100. Di Top 100 Asia wakil Indonesia adalah: UGM (53), ITB (69) dan UI (84).
Ranking tersebut disusun secara independen berdasarkan pengukuran dan data dari Google Page Rank, Alexa dan tiga parameter Majestic Seo.
Untuk Januari 2013, 10 besar kampus di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Universitas Gadjah Mada (UGM)
2. Institut Teknologi Bandung (ITB)
3. Universitas Indonesia (UI)
4. Universitas Brawijaya
5. Universitas Gunadarma
6. Institut Pertanian Bogor
7. Universitas Diponegoro
8. Universitas Sebelas Maret
9. Universitas Pendidikan Indonesia
10. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
UGM menempati posisi teratas dengan menggeser ITB yang pada 2012 (Januari dan Juli) menempati posisi puncak tersebut.
Kenaikan juga dialami Universitas Brawijaya, yang tercatat di posisi 4. Di 2012, kampus dengan sebutan UB itu menunjukkan kenaikan bertahap dari posisi 14 (Januari) ke posisi 8 (Juli).
Universitas Gunadarma menjadi satu-satunya kampus dengan status Perguruan Tinggi Swasta di daftar 10 besar ini.
Di tingkat dunia, 10 besar didominasi oleh perguruan tinggi dari Amerika Serikat. Kampus ternama seperti MIT, Stanford dan Harvard berturut-turut ada di posisi 1, 2 dan 3.
Sedangkan untuk tingkat Asia, posisi puncak didukui oleh University of Tokyo disusul National University of Singapore dan Peking University.
ITB, yang pada Juli 2012 masuk di Top 100 dunia, dalam ranking terbaru tidak lagi mewakili Indonesia di jajaran Top 100. Di Top 100 Asia wakil Indonesia adalah: UGM (53), ITB (69) dan UI (84).
Label:
4ICU,
Alexa,
Brawijaya,
Diponegoro,
Google Page Rank,
Gunadarma,
independen,
Indonesia,
ITB,
ITS,
kampus,
Majestic Seo,
Pendidikan Indonesia,
ranking,
Sebelas Maret,
top ten,
UGM,
UI,
Universitas,
web
Sabtu, 24 Maret 2012
Pertarungan Sengit (Versi Yudi Latif): Jokowi-Ahok, Foke-Nara, dan Hidayat-Didik
Langganan:
Postingan (Atom)