Tampilkan postingan dengan label kecelakaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kecelakaan. Tampilkan semua postingan
Jumat, 23 Januari 2015
Senin, 09 September 2013
Keluarga Korban Bertekad Tuntut Ahmad Dhani
JAKARTA — Keluarga salah seorang korban tewas dalam kecelakaan maut di jalan tol Jagorawi, Minggu (8/9/2013) dini hari, Komaruddin, bertekad menuntut pertanggungjawaban Ahmad Dhani selaku ayah dari Ahmad Abdul Qodir alias Dul, pengemudi mobil penyebab kecelakaan itu. Sementara keluarga korban lain menyatakan pasrah atas musibah itu.
“Anaknya menewaskan banyak orang, kenapa umur masih 13 tahun sudah dibolehkan nyetir mobil,” ujar istri korban Komaruddin, Poni, di ruang jenazah RS Kramat Jati Polri, Minggu (8/9/2013).
Poni juga menyalahkan Ahmad Dhani sebagai orang tua yang mengizinkan anaknya yang belum memiliki SIM dan masih di bawah umur membawa mobil. “Anak kecil sudah dizinkan bawa mobil, otak bapaknya kemana? Berapa pun uang yang akan diberikan Ahmad Dhani dia tetap enggak bisa balikin suami saya,” tegas Poni. Selanjutnya *
“Anaknya menewaskan banyak orang, kenapa umur masih 13 tahun sudah dibolehkan nyetir mobil,” ujar istri korban Komaruddin, Poni, di ruang jenazah RS Kramat Jati Polri, Minggu (8/9/2013).
Poni juga menyalahkan Ahmad Dhani sebagai orang tua yang mengizinkan anaknya yang belum memiliki SIM dan masih di bawah umur membawa mobil. “Anak kecil sudah dizinkan bawa mobil, otak bapaknya kemana? Berapa pun uang yang akan diberikan Ahmad Dhani dia tetap enggak bisa balikin suami saya,” tegas Poni. Selanjutnya *
Label:
13 tahun,
Abdul Qodir,
Ahmad Dhani,
Bertekad,
Dul,
Jagorawi,
kecelakaan,
keluarga,
Komaruddin,
korban,
Kramat Jati,
Polri,
Poni,
RS,
Tol,
tuntut
Minggu, 08 September 2013
Putra Ahmad Dhani jadi korban kecelakaan maut di Tol Jagorawi
Anak ketiga musisi ternama Ahmad Dhani, Abdul Qodir Jaelani atau yang dikenal Dul ikut menjadi korban dalam kecelakaan maut di Tol Jagorawi KM 8 dini hari tadi. Bersama rekannya Dul semula dibawa ke RS Melia Cibubur.
"Iya Dul jadi salah satu korbannya," kata Eva, salah satu petugas RS Melia kepada merdeka.com, Minggu (9/9).
Bersama dua rekannya, Dul telah dirujuk ke RS Pondok Indah untuk mendapat perawatan yang lebih intensif.
"10 menit lalu dirujuk ke RS Pondok Indah sama 2 temannya," lanjutnya.
Ketika ditanya soal luka Dul, petugas tersebut enggan menjawabnya lebih lanjut.
"Kita enggak ada wewenang untuk menjelaskan itu," tutup dia.
Sebelumnya, kecelakaan beruntun terjadi dini hari tadi melibatkan Mitsubishi Lancer B 80 SAL, Avanza D 1882 UZJ dan Mitsubishi Gran Max B 1348 TSL. Akibat kecelakaan tersebut 5 orang tewas sedangkan 11 lainnya luka-luka.
Seperti dilaporkan NTMC Polri, yang dilaporkan Antara, tabrakan maut di tol Jagorawi yang menelan lima korban tewas dan sebelas orang luka-luka, termasuk Dul putra musisi Ahmad Dhani, bermula dari melajunya sedan Mitsubishi Lancer dengan kecepatan kencang dari arah Bogor.
Sekitar pukul 00.45 WIB sedang bernomor polisi B 80 SAL, yang belakangan diketahui dikemudikan Dul dan seorang temannya, menabrak pembatas jalan.
“Akibat tabrakan itu, kendaraan lantas melompati pagar dan langsung berada di jalur yang berlawanan arah,” ujar Bribda Pol Inggrid dari National Traffic Management Center, NTMC, Polri sebagaimana disiarkan MetroTV, Minggu (8/9) pagi.
Di saat bersamaan, minibus Grand Max dengan nomor polisi B 1349 TFM yang ditumpangi 13 orang melaju dari arah Taman Mini menuju Cibubur lalu diseruduk Avanza D 1882 UZJ dari belakang.
* Sumber *
"Iya Dul jadi salah satu korbannya," kata Eva, salah satu petugas RS Melia kepada merdeka.com, Minggu (9/9).
Bersama dua rekannya, Dul telah dirujuk ke RS Pondok Indah untuk mendapat perawatan yang lebih intensif.
"10 menit lalu dirujuk ke RS Pondok Indah sama 2 temannya," lanjutnya.
Ketika ditanya soal luka Dul, petugas tersebut enggan menjawabnya lebih lanjut.
"Kita enggak ada wewenang untuk menjelaskan itu," tutup dia.
Sebelumnya, kecelakaan beruntun terjadi dini hari tadi melibatkan Mitsubishi Lancer B 80 SAL, Avanza D 1882 UZJ dan Mitsubishi Gran Max B 1348 TSL. Akibat kecelakaan tersebut 5 orang tewas sedangkan 11 lainnya luka-luka.
Seperti dilaporkan NTMC Polri, yang dilaporkan Antara, tabrakan maut di tol Jagorawi yang menelan lima korban tewas dan sebelas orang luka-luka, termasuk Dul putra musisi Ahmad Dhani, bermula dari melajunya sedan Mitsubishi Lancer dengan kecepatan kencang dari arah Bogor.
Sekitar pukul 00.45 WIB sedang bernomor polisi B 80 SAL, yang belakangan diketahui dikemudikan Dul dan seorang temannya, menabrak pembatas jalan.
“Akibat tabrakan itu, kendaraan lantas melompati pagar dan langsung berada di jalur yang berlawanan arah,” ujar Bribda Pol Inggrid dari National Traffic Management Center, NTMC, Polri sebagaimana disiarkan MetroTV, Minggu (8/9) pagi.
Di saat bersamaan, minibus Grand Max dengan nomor polisi B 1349 TFM yang ditumpangi 13 orang melaju dari arah Taman Mini menuju Cibubur lalu diseruduk Avanza D 1882 UZJ dari belakang.
Label:
Abdul Qodir Jaelani,
Ahmad Dhani,
Avanza,
B 1348 TSL,
D 1882 UZJ,
Dul,
Gran Max,
Jagorawi,
kecelakaan,
korban,
maut,
Melia Cibubur,
Mitsubishi,
Mitsubishi Lancer B 80 SAL,
Pondok Indah,
Putra,
RS,
Tol
Sabtu, 20 Juli 2013
Inkubator Rusak, Bayi di Dalamnya Terpanggang
Beijing - Bayi yang baru lahir meninggal karena luka bakar dalam inkubator yang rusak di sebuah rumah sakit di Cina. Foto bayi yang hangus beredar luas di Weibo, Twitter ala Cina.
Dalam foto itu, seorang bayi merah terlihat tertelungkup di atas selimut putih di atas meja. Punggung dan kakinya berwarna coklat gelap terbakar. Kaki kecilnya terlihat berjelaga. Staf rumah sakit tampaknya merenung di sekitar meja, saat beberapa orang mengambil foto tragis itu sebelum mengunggahnya ke situs jejaring sosial negeri itu.
Menurut Beijingcream.com, bayi itu meninggal di Rumah Sakit Anak Quanzhou di Quanzhou, provinsi Fujian, di pantai timur selatan China. Media ini melaporkan bayi itu ditempatkan di inkubator semalam sebelumnya sebagai tindakan pencegahan karena tubuhnya mendingin tak lama setelah dilahirkan.
Bayi itu kemudian dibiarkan semalam dalam inkubator yang memiliki bantalan hangat. Rupanya, suhu bantalan ini terlalu panas. Media ini mengomentari insiden itu sebagai 'kecelakaan mengerikan'.
Dalam foto itu, seorang bayi merah terlihat tertelungkup di atas selimut putih di atas meja. Punggung dan kakinya berwarna coklat gelap terbakar. Kaki kecilnya terlihat berjelaga. Staf rumah sakit tampaknya merenung di sekitar meja, saat beberapa orang mengambil foto tragis itu sebelum mengunggahnya ke situs jejaring sosial negeri itu.
Menurut Beijingcream.com, bayi itu meninggal di Rumah Sakit Anak Quanzhou di Quanzhou, provinsi Fujian, di pantai timur selatan China. Media ini melaporkan bayi itu ditempatkan di inkubator semalam sebelumnya sebagai tindakan pencegahan karena tubuhnya mendingin tak lama setelah dilahirkan.
Bayi itu kemudian dibiarkan semalam dalam inkubator yang memiliki bantalan hangat. Rupanya, suhu bantalan ini terlalu panas. Media ini mengomentari insiden itu sebagai 'kecelakaan mengerikan'.
Label:
bantalan,
bayi,
Beijing,
coklat,
gelap,
Inkubator,
kaki,
kecelakaan,
luka bakar,
mendingin,
mengerikan,
meninggal,
pencegahan,
punggung,
Rumah Sakit Anak Quanzhou,
Rusak,
terbakar,
Terpanggang,
Weibo
Jumat, 26 April 2013
Kecelakaan Motor, Jeffry Al Buchory Kurang Sehat
Kabar duka datang dari da'i kondang Jeffry Al Buchory. Akibat kecelakaan motor tunggal yang terjadi di Jl Gedong Hijau 7 Pondok Indah, Jakarta Selatan, dirinya langsung meninggal di tempat.
Menurut adik kandung Ustad yang akrab disapa Uje tersebut, Fajar Shidiq mengungkap sebelumnya Uje mengaku kurang fit. Namun karena dirinya meyakinkan untuk tetap naik motor akhirnya Fajar dan teman-teman mengijinkan.
"Beliau emang agak kurang sehat beberapa hari ini. Tapi beliau bilang kangen naik motor. Dan meyakinkan kami kalau masih bisa naik motor," kata Fajar Shidiq yang akrab disapa Dicky saat dihubungi wartawan, Jumat (26/4).
Fajar menyatakan bahwa mereka berlima konvoi naik motor. Dan kecelakaan pun terjadi sehingga menyebabkan Uje langsung meninggal karena menabrak pohon.
"Benar meninggal di lokasi. Bersama kami 5 motor. Kejadiannya setengah 2. Kami sama-sama naik motor," tukasnya.
Menurut adik kandung Ustad yang akrab disapa Uje tersebut, Fajar Shidiq mengungkap sebelumnya Uje mengaku kurang fit. Namun karena dirinya meyakinkan untuk tetap naik motor akhirnya Fajar dan teman-teman mengijinkan.
"Beliau emang agak kurang sehat beberapa hari ini. Tapi beliau bilang kangen naik motor. Dan meyakinkan kami kalau masih bisa naik motor," kata Fajar Shidiq yang akrab disapa Dicky saat dihubungi wartawan, Jumat (26/4).
Fajar menyatakan bahwa mereka berlima konvoi naik motor. Dan kecelakaan pun terjadi sehingga menyebabkan Uje langsung meninggal karena menabrak pohon.
"Benar meninggal di lokasi. Bersama kami 5 motor. Kejadiannya setengah 2. Kami sama-sama naik motor," tukasnya.
Senin, 08 April 2013
Agung Jadi Satu-satunya Korban Selamat, Polisi: Lecet pun Tidak, Ajaib!
Bandung - "Agung tidak mengalami luka. Lecet pun tidak ada. Ajaib!" ucap Kasatlantas Polres Bandung AKP Lukman Syarif.
Begitulah reaksi Lukman saat ditanya soal Agung Nugroho yang selamat dalam kecelakaan tragis di Tol Purbaleunyi. Lukman menyampaikannya saat ditemui wartawan di Unit Pelayanan Terpadu Kecelakaan Lalu Lintas Satlantas Polres Bandung, Pos Pol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Senin (8/4/2013).
Bocah berusia 12 tahun itu salah satu penumpang Daihatsu Xenia bernopol R 8181 NK. Di mobil Xenia ini, Agung bersama kedua orang tua, adik, serta kakek dan neneknya. Total ada enam orang berada dalam Xenia. Rombongan keluarga ini berangkat dari Sidareja Cilacap menuju Tangerang. Mereka hendak melayat keluarga yang meninggal.
Malapetaka tak terhindarkan di KM 135+700 Tol Purbaleunyi, Minggu (7/4/2013), siang. Nissan Juke bernopol AB 421 TA berkecepatan tinggi yang dikemudikan Muhammad Dwigusta Cahya (18) hilang kendali. Juke semula berada di jalur A (menuju Bandung) tiba-tiba terbang ke jalur B (menuju Jakarta). Waktu bersamaan, Xenia melintas dari jalur B.
"Mobil Juke loncat melewati median atau pembatas jalan ke arah berlawanan. Lalu menghantam bagian kanan mobil Xenia. Bagian kanan mobil Juke menabrak dengan menyerong ke belakang kanan Xenia. Saat itu Xenia tidak terseret, hanya berputar," tutur Lukman.
Agung luput dari maut. Ayah serta ibunya yakni Iwan Haryadi (35) dan Johana Trisnawati (34) meninggal dunia. Nasib serupa menimpa Julaeha (5), adik Agung. Insiden itu pun merenggut nyawa kakek serta neneknya yaitu Nikiodemus Samiono (70) dan Suprijatini (65). Kelima jenaah diautopsi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Xenia rusak berat. Ringsek. Serta bagian badan kanan dan atas mobil terkelupas. Bagian kiri Xenia atau tempat Agung berada, tampak utuh. Tiga kaca samping kiri tidak pecah berantakan. Orang awam berpikir tak ada orang selamat dengan melihat kondisi mobil tersebut.
Penuturan Lukman itu berdasarkan kisah Agung yang sempat dimintai keterangan beberapa jam setelah kecelakaan. Agung yang shock mendapat perhatian khusus saat berada di RS Bhayangkara Sartika Asih, Jalan Moch Toha, Kota Bandung. Muhammad Dwigusta Cahya (18), sopir Juke maut, turut dirawat di rumah sakit yang sama lantaran terluka.
"Agung trauma. Kemarin sejumlah Polwan langsung mendampingi. Dokter RS Sartika Asih pun menempatkannya di ruang khusus. Ya, kami hibur Agung. Dia (Agung) sudah kami tahu soal kecelakaan itu," papar Lukman.
Senin (8/4/2013), jenazah Nikiodemus Samiono dan istrinya, Supriati, dimakamkan di Sidareja, Cilacap. Sedangkan pasutri Iwan Haryadi dan Johana Trisnawati serta anaknya, Julaeha (5), dimakamkan di Purbalingga.
Begitulah reaksi Lukman saat ditanya soal Agung Nugroho yang selamat dalam kecelakaan tragis di Tol Purbaleunyi. Lukman menyampaikannya saat ditemui wartawan di Unit Pelayanan Terpadu Kecelakaan Lalu Lintas Satlantas Polres Bandung, Pos Pol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Senin (8/4/2013).
Bocah berusia 12 tahun itu salah satu penumpang Daihatsu Xenia bernopol R 8181 NK. Di mobil Xenia ini, Agung bersama kedua orang tua, adik, serta kakek dan neneknya. Total ada enam orang berada dalam Xenia. Rombongan keluarga ini berangkat dari Sidareja Cilacap menuju Tangerang. Mereka hendak melayat keluarga yang meninggal.
Malapetaka tak terhindarkan di KM 135+700 Tol Purbaleunyi, Minggu (7/4/2013), siang. Nissan Juke bernopol AB 421 TA berkecepatan tinggi yang dikemudikan Muhammad Dwigusta Cahya (18) hilang kendali. Juke semula berada di jalur A (menuju Bandung) tiba-tiba terbang ke jalur B (menuju Jakarta). Waktu bersamaan, Xenia melintas dari jalur B.
"Mobil Juke loncat melewati median atau pembatas jalan ke arah berlawanan. Lalu menghantam bagian kanan mobil Xenia. Bagian kanan mobil Juke menabrak dengan menyerong ke belakang kanan Xenia. Saat itu Xenia tidak terseret, hanya berputar," tutur Lukman.
Agung luput dari maut. Ayah serta ibunya yakni Iwan Haryadi (35) dan Johana Trisnawati (34) meninggal dunia. Nasib serupa menimpa Julaeha (5), adik Agung. Insiden itu pun merenggut nyawa kakek serta neneknya yaitu Nikiodemus Samiono (70) dan Suprijatini (65). Kelima jenaah diautopsi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Xenia rusak berat. Ringsek. Serta bagian badan kanan dan atas mobil terkelupas. Bagian kiri Xenia atau tempat Agung berada, tampak utuh. Tiga kaca samping kiri tidak pecah berantakan. Orang awam berpikir tak ada orang selamat dengan melihat kondisi mobil tersebut.
Penuturan Lukman itu berdasarkan kisah Agung yang sempat dimintai keterangan beberapa jam setelah kecelakaan. Agung yang shock mendapat perhatian khusus saat berada di RS Bhayangkara Sartika Asih, Jalan Moch Toha, Kota Bandung. Muhammad Dwigusta Cahya (18), sopir Juke maut, turut dirawat di rumah sakit yang sama lantaran terluka.
"Agung trauma. Kemarin sejumlah Polwan langsung mendampingi. Dokter RS Sartika Asih pun menempatkannya di ruang khusus. Ya, kami hibur Agung. Dia (Agung) sudah kami tahu soal kecelakaan itu," papar Lukman.
Senin (8/4/2013), jenazah Nikiodemus Samiono dan istrinya, Supriati, dimakamkan di Sidareja, Cilacap. Sedangkan pasutri Iwan Haryadi dan Johana Trisnawati serta anaknya, Julaeha (5), dimakamkan di Purbalingga.
Label:
Agung Nugroho,
Ajaib,
AKP Lukman Syarif,
Bandung,
Cilacap,
Daihatsu Xenia,
Jakarta,
Juke,
Kasatlantas,
kecelakaan,
Korban Selamat,
Muhammad Dwigusta Cahya,
Nissan,
RS Sartika Asih,
Sidareja,
Tol Purbaleunyi,
tragis
Sabtu, 23 Februari 2013
Kronologi Truk Kehilangan Kendali 18 Tewas
Kecelakaan maut terjadi di Jalan Bangbayan Gekbrong, Cianjur, Sabtu 23 Februari 2013. Kapolres Cianjur Ajun Komisaris Besar Agustri Heriyanto, menjelaskan insiden itu terjadi sekitar pukul 06.15 WIB.
Kejadian berawal saat truk bermuatan oli dari arah Cianjur menabrak sepeda motor dan angkot F 1992 JH jurusan Cianjur - Gekbrong yang ada di depanya. "Remnya diduga blong," kata Agustri. Kemudian truk nahas itu menabrak lagi kendaraan yang berlawanan arah. Truk itu kehilangan kendali ke kanan dan menabrak rumah penduduk, dan kemudian terbalik.
Berdasarkan infomrasi yang dihimpun VIVAnews.com, truk tangki itu menyeret 30 sepeda motor yang ditumpangi buruh sepatu yang sedang antre masuk parbik mereka.
Kendaraan besar itu juga menabrak lima rumah warga. Puluhan karyawan, pelajar dan masyarakat yang akan bekerja menjadi korban.
Data dari SAR daerah Cianjur, korban meninggal akibat kejadian ini sudah 18 orang. Tercatat sebanyak 15 orang korban meninggal di tempat kejadian. Mereka adalah delapan orang laki-laki dan tujuh orang perempuan.
Koordinator evakuasi dari Sarda kabupaten Cianjur, Ade Risan, menyampaikan bahwa truk tangki bermuatan oli dari arah Sukabumi menuju cianjur itu menabrak antrean sepeda motor di Jalan Raya Cianjur-Sukabumi, Km 36 Desa Bangbayang, Kecamatan Gebrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
"Lalu lintas sedang padat. Orang yang mau kerja, sekolah dan aktivitas lain. Korban terbanyak diperkirakan karyawan pabrik sepatu GSI, yang sedang antre masuk pabrik," katanya.
Kejadian berawal saat truk bermuatan oli dari arah Cianjur menabrak sepeda motor dan angkot F 1992 JH jurusan Cianjur - Gekbrong yang ada di depanya. "Remnya diduga blong," kata Agustri. Kemudian truk nahas itu menabrak lagi kendaraan yang berlawanan arah. Truk itu kehilangan kendali ke kanan dan menabrak rumah penduduk, dan kemudian terbalik.
Berdasarkan infomrasi yang dihimpun VIVAnews.com, truk tangki itu menyeret 30 sepeda motor yang ditumpangi buruh sepatu yang sedang antre masuk parbik mereka.
Kendaraan besar itu juga menabrak lima rumah warga. Puluhan karyawan, pelajar dan masyarakat yang akan bekerja menjadi korban.
Data dari SAR daerah Cianjur, korban meninggal akibat kejadian ini sudah 18 orang. Tercatat sebanyak 15 orang korban meninggal di tempat kejadian. Mereka adalah delapan orang laki-laki dan tujuh orang perempuan.
Koordinator evakuasi dari Sarda kabupaten Cianjur, Ade Risan, menyampaikan bahwa truk tangki bermuatan oli dari arah Sukabumi menuju cianjur itu menabrak antrean sepeda motor di Jalan Raya Cianjur-Sukabumi, Km 36 Desa Bangbayang, Kecamatan Gebrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
"Lalu lintas sedang padat. Orang yang mau kerja, sekolah dan aktivitas lain. Korban terbanyak diperkirakan karyawan pabrik sepatu GSI, yang sedang antre masuk pabrik," katanya.
Sumber: *
Minggu, 23 Desember 2012
Dirut BPR Jadi Korban Kecelakaan Bus di Tol Cipularang
Kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di ruas tol Cipularang KM 101 arah Bandung-Jakarta, Sabtu (22/12/2012) sekitar pukul 03.30 pagi.
Akibat kecelakaan bus dan truk ini tujuh orang meninggal dan 29 lainnya luka-luka.
Salah seorang korban meninggal adalah Supardi (50), Direktur Utama Bank Perkreditan Rakyat/Bank Kredit Kecamatan Purbalingga (BPR/BKK), Jawa Tengah.
Selain itu, anak Supardi bernama Adi Besta Yudistira (18); kemudian Siti Nailah (60), karyawan salah satu toko milik Supardi; Atik (40), anak Siti; Wahyu (18), salah satu saudara Supardi; Ujang Kurnia (48), kernet bus; dan Anwarudin Ma'ruf (27), warga Sokaraja, Banyumas, staf biro perjalanan, tewas di tempat kejadian.
Adapun korban yang mengalami luka rata-rata adalah karyawan Supardi.
Akibat kecelakaan bus dan truk ini tujuh orang meninggal dan 29 lainnya luka-luka.
Salah seorang korban meninggal adalah Supardi (50), Direktur Utama Bank Perkreditan Rakyat/Bank Kredit Kecamatan Purbalingga (BPR/BKK), Jawa Tengah.
Selain itu, anak Supardi bernama Adi Besta Yudistira (18); kemudian Siti Nailah (60), karyawan salah satu toko milik Supardi; Atik (40), anak Siti; Wahyu (18), salah satu saudara Supardi; Ujang Kurnia (48), kernet bus; dan Anwarudin Ma'ruf (27), warga Sokaraja, Banyumas, staf biro perjalanan, tewas di tempat kejadian.
Adapun korban yang mengalami luka rata-rata adalah karyawan Supardi.
Label:
29,
7,
anak-anak,
Bandung,
BKK,
BPR,
bus,
Cipularang,
Dirut,
Jakarta,
Jawa Tengah,
kecelakaan,
KM 101,
korban,
luka-luka,
meninggal,
Purbalingga,
Supardi,
Tol
Selasa, 18 Desember 2012
Kecelakaan Sukhoi Superjet-100 Disebabkan 3 Faktor
Faktor pertama adalah awak pesawat tidak menyadari kondisi pegunungan pada jalur yang dilalui. Hal tersebut mengakibatkan awak mengabaikan peringatan dari Terrain Avoidance and Warning System (TAWS).
Faktor kedua adalah lemahnya sistem kontrol di Jakarta yang belum dilengkapi data batas tinggi minimum penerbangan. Sistem kontrol di Jakarta juga belum memiliki sistem peringatan untuk penerbangan di Gunung Salak.
Faktor ketiga adalah ada distraksi yang mengalihkan perhatian pilot. Distraksi itu adalah percakapan berkepanjangan yang tidak terkait dengan penerbangan di kokpit Sukhoi. "Akibatnya, pilot tidak segera mengubah arah pesawat keluar dari orbit," kata Tatang.
Faktor ketiga adalah ada distraksi yang mengalihkan perhatian pilot. Distraksi itu adalah percakapan berkepanjangan yang tidak terkait dengan penerbangan di kokpit Sukhoi. "Akibatnya, pilot tidak segera mengubah arah pesawat keluar dari orbit," kata Tatang.
Label:
3 faktor,
awak pesawat,
batas tinggi minimum penerbangan,
distraksi,
Jakarta,
kecelakaan,
kokpit,
percakapan,
pilot,
sistem kontrol,
Sukhoi,
Superjet-100,
TAWS,
terkait
Langganan:
Postingan (Atom)