Tampilkan postingan dengan label kronologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kronologi. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 17 Januari 2015
Rabu, 29 Januari 2014
Dikabarkan Lumpuh, Deddy Corbuzier Cerita Soal Sakitnya di Facebook
Kabar lumpuh yang dialami mentalist, Deddy Corbuzier, mengejutkan banyak pihak. Deddy yang saat tampil di acara The Next Mentalist menggunakan kursi roda, sempat menghebohkan jagat hiburan tanah air.
Tak ingin penggemarnya khawatir, Deddy, dalam akun twitternya,@corbuzier, menyatakan ia mengalami penyempitan syaraf tulang belakang yang bisa menyebabkan kelumpuhan.
Tak hanya lewat akun twitter, lewat akun Facebook Deddy Corbuzier, ia juga menjelaskan panjang lebar, soal kronologi sakit yang dideritanya. Berikut isi penjelasan Deddy tentang sakitnya yang ia tulis, Selasa, 28 Januari 2014. Sumber *
Tak ingin penggemarnya khawatir, Deddy, dalam akun twitternya,@corbuzier, menyatakan ia mengalami penyempitan syaraf tulang belakang yang bisa menyebabkan kelumpuhan.
Tak hanya lewat akun twitter, lewat akun Facebook Deddy Corbuzier, ia juga menjelaskan panjang lebar, soal kronologi sakit yang dideritanya. Berikut isi penjelasan Deddy tentang sakitnya yang ia tulis, Selasa, 28 Januari 2014. Sumber *
Senin, 16 Desember 2013
Kronologi Wafatnya Mita Diran, Gadis yang Kerja Non Stop 30 Jam
Jakarta : Mita Diran (27 tahun), gadis cantik yang bekerja pada bidang periklanan di salah satu agency ternama di Indonesia, Y&R (Young & Rubicam) meninggal dunia dikarenakan kerja terlalu ekstra. Lantas, bagaimana kronologis sebenarnya
Salah seorang sahabat dekat ayahanda Mita Diran, Handoko Hendroyono menuturkan bahwa sebelum akhirnya Mita menghadap Tuhan Yang Maha Esa untuk selama-lamanya, gadis cantik itu sempat pulang ke rumah dan berpamitan untuk bertemu salah seorang kerabatnya.
"Setelah 3 hari berturut-turut kerja, Mita sempat pulang ke rumah. Tapi, cuma mandi dan dia pergi lagi karena harus ketemu temannya dari Singapura," kata Handoko selaku Ketua Bidang Branding dan Advertising dari P3I, saat diwawancarai Health Liputan6.com, Senin (16/12/2013)
Ditambahkan Handoko, semua musibah itu terjadi pada saat Mita pamit untuk bertemu temannya itu. Sebab, belum ada beberapa jam Mita keluar rumah, orang rumah mendapatkan kabar Mita pingsan, dan segera dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).
"Setelah Mita pingsan, dibawa ke RSPP, dan koma. Tidak sampai 24 jam, Mita meninggal dunia," kata Handoko lagi.
Menurut Handoko, kejadian ini sendiri terjadi pada Sabtu (14/12/2013) dan Mita meninggal dunia pada Minggu (15/12/2013)
"Yang disesalkan ini, karena Mita tidak punya waktu untuk dirinya sendiri," kata Handoko menambahkan.
Dilanjutkan oleh pria yang sehari-hari menghabiskan waktunya di OneComm Indonesia ini bahwa Mita memiliki riwayat kesehatan, di mana dia sempat menjalani operasi kista pada tahun 2012.
Di mata keluarga, tambah Handoko, Mita merupakan sosok anak yang multitalented. Bukti bahwa Mita adalah anak yang berbakat, terlihat jelas dari beberapa penghargaan yang dia dapatkan selama ini.
Menurut Handoko kedua orangtua Mita hanya heran dan kecewa, tapi tidak dapat protes apa-apa. Karena memang, orangtua Mita pun berasal dari satu profesi yang sama, yaitu periklanan.
Kabar meninggalnya Mita sempat menghebohkan ranah jejaring sosial, Twitter kemarin malam. Sampai hari ini, ucapan berbela sungakawa terus mengalir deras ke akun pribadi Mita (@Mitdoq)
Di Twitter, disebutkan juga oleh teman-temannya bahwa selama bekerja ekstra itu, gadis cantik berambut pendek ini mengonsumsi minuman berenergi dan memiliki kafein tinggi. Sumber *
Salah seorang sahabat dekat ayahanda Mita Diran, Handoko Hendroyono menuturkan bahwa sebelum akhirnya Mita menghadap Tuhan Yang Maha Esa untuk selama-lamanya, gadis cantik itu sempat pulang ke rumah dan berpamitan untuk bertemu salah seorang kerabatnya.
"Setelah 3 hari berturut-turut kerja, Mita sempat pulang ke rumah. Tapi, cuma mandi dan dia pergi lagi karena harus ketemu temannya dari Singapura," kata Handoko selaku Ketua Bidang Branding dan Advertising dari P3I, saat diwawancarai Health Liputan6.com, Senin (16/12/2013)
Ditambahkan Handoko, semua musibah itu terjadi pada saat Mita pamit untuk bertemu temannya itu. Sebab, belum ada beberapa jam Mita keluar rumah, orang rumah mendapatkan kabar Mita pingsan, dan segera dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).
"Setelah Mita pingsan, dibawa ke RSPP, dan koma. Tidak sampai 24 jam, Mita meninggal dunia," kata Handoko lagi.
Menurut Handoko, kejadian ini sendiri terjadi pada Sabtu (14/12/2013) dan Mita meninggal dunia pada Minggu (15/12/2013)
"Yang disesalkan ini, karena Mita tidak punya waktu untuk dirinya sendiri," kata Handoko menambahkan.
Dilanjutkan oleh pria yang sehari-hari menghabiskan waktunya di OneComm Indonesia ini bahwa Mita memiliki riwayat kesehatan, di mana dia sempat menjalani operasi kista pada tahun 2012.
Di mata keluarga, tambah Handoko, Mita merupakan sosok anak yang multitalented. Bukti bahwa Mita adalah anak yang berbakat, terlihat jelas dari beberapa penghargaan yang dia dapatkan selama ini.
Menurut Handoko kedua orangtua Mita hanya heran dan kecewa, tapi tidak dapat protes apa-apa. Karena memang, orangtua Mita pun berasal dari satu profesi yang sama, yaitu periklanan.
Kabar meninggalnya Mita sempat menghebohkan ranah jejaring sosial, Twitter kemarin malam. Sampai hari ini, ucapan berbela sungakawa terus mengalir deras ke akun pribadi Mita (@Mitdoq)
Di Twitter, disebutkan juga oleh teman-temannya bahwa selama bekerja ekstra itu, gadis cantik berambut pendek ini mengonsumsi minuman berenergi dan memiliki kafein tinggi. Sumber *
Label:
30 Jam,
diri sendiri,
Gadis,
Handoko Hendroyono,
kafein,
kerja,
kronologi,
Mita Diran,
multitalented,
Non Stop,
operasi kista,
periklanan,
pingsan,
RSPP,
tinggi,
Twitter,
wafat,
waktu,
Young & Rubicam
Selasa, 19 November 2013
Ada Korban Luka, Ini Kronologi Bentrok TNI vs Polisi di Karawang
Jakarta - Bentrok antara TNI dan Polri di depan Mega Mal, Karawang, Jawa Barat, ternyata menimbulkan korban. Sedikitnya ada enam orang anggota polisi yang terluka. Bagaimana kronologi pertikaian ini?
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian dan TNI, pemicunya diketahui karena ada kesalahpahaman salah satu anggota Brimob dan anggota TNI. Kejadian dimulai sejak pagi, Selasa (19/11/2013).
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Budiman menyesalkan terjadinya bentrok ini. Padahal kejadian itu dipicu oleh kesalahpahaman.
"Kami sesalkan mereka melakukan tindakan tidak konstruktif. Mereka mencari Brimob, di luar kewenangannya," kata Budiman di Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (19/11/2013).
Berikut kronologinya yang dihimpun dari pihak TNI dan Polri:
Pukul 09.00 WIB
Pasukan Subden 2 Brimob melaksanakan pengamanan demo buruh di Pemda Kabupaten Karawang. Selanjutnya *
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian dan TNI, pemicunya diketahui karena ada kesalahpahaman salah satu anggota Brimob dan anggota TNI. Kejadian dimulai sejak pagi, Selasa (19/11/2013).
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Budiman menyesalkan terjadinya bentrok ini. Padahal kejadian itu dipicu oleh kesalahpahaman.
"Kami sesalkan mereka melakukan tindakan tidak konstruktif. Mereka mencari Brimob, di luar kewenangannya," kata Budiman di Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (19/11/2013).
Berikut kronologinya yang dihimpun dari pihak TNI dan Polri:
Pukul 09.00 WIB
Pasukan Subden 2 Brimob melaksanakan pengamanan demo buruh di Pemda Kabupaten Karawang. Selanjutnya *
Minggu, 10 November 2013
Kronologi jatuhnya Helikopter MI-17 yang tewaskan 13 orang
Helikopter MI-17 milik TNI AD kemarin jatuh di Pos Long Bulan Malinau, Kalimantan Utara, sekitar pukul 10.45 Wita. 13 Orang (5 militer dan 8 sipil) tewas dalam kecelakaan ini. Sementara 6 orang ( 2 militer dan 4 sipil) mengalami luka bakar.
Berikut kronologi kejadian yang disampaikan Kadispenad Brigjen TNI Rukman Ahmad lewat siaran pers, Minggu (10/11).
Pukul 09.00 Wita
Heli MI-17 take off dari Tarakan dengan 6 crew dan 1 pengawas (militer atas nama Kapten Czi Sardi), beserta 2 orang warga sipil yang merupakan pemborong bangunan pos.
Pukul 10.15 Wita
Heli mendarat di desa Apauping untuk mengangkut 10 orang pekerja sehingga total crew dan penumpang menjadi 19 orang (militer 7 orang, sipil 12 orang).
Pukul 10.25 Wita
Heli take off menuju Pos Long Bulan Malinau.
Pukul 10.45 Wita
Sekitar 300 meter dari Hellypad, Heli melakukan proses Aproach pada ketinggian kurang lebih 30 meter dan oleng, sehingga menyebabkan Helly jatuh di lokasi hutan/jurang dengan perkiraan jarak 800 meter dari permukaan laut. Selanjutnya *
Berikut kronologi kejadian yang disampaikan Kadispenad Brigjen TNI Rukman Ahmad lewat siaran pers, Minggu (10/11).
Pukul 09.00 Wita
Heli MI-17 take off dari Tarakan dengan 6 crew dan 1 pengawas (militer atas nama Kapten Czi Sardi), beserta 2 orang warga sipil yang merupakan pemborong bangunan pos.
Pukul 10.15 Wita
Heli mendarat di desa Apauping untuk mengangkut 10 orang pekerja sehingga total crew dan penumpang menjadi 19 orang (militer 7 orang, sipil 12 orang).
Pukul 10.25 Wita
Heli take off menuju Pos Long Bulan Malinau.
Pukul 10.45 Wita
Sekitar 300 meter dari Hellypad, Heli melakukan proses Aproach pada ketinggian kurang lebih 30 meter dan oleng, sehingga menyebabkan Helly jatuh di lokasi hutan/jurang dengan perkiraan jarak 800 meter dari permukaan laut. Selanjutnya *
Kamis, 03 Oktober 2013
Kronologi Penangkapan Akil Mochtar
JAKARTA — Proses tangkap tangan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar (AM) berawal dari penyelidikan KPK yang dilakukan sekitar awal September 2013. Dalam proses penyelidikan tersebut, KPK menerima informasi mengenai rencana penyerahan uang kepada Akil di kediamannya di Kompleks Widya Chandra, Jakarta.
Uang tersebut rencananya akan diserahkan oleh pihak-pihak yang berperkara dalam sengketa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
"Pada awal September 2013, KPK sudah memulai penyelidikan terhadap dugaan tindak pidana korupsi kemudian dilakukan AM selaku hakim MK. Berdasarkan penyelidikan itu, diketahui informasi yang berkembang, akan terjadi penyerahan uang di kediaman AM," kata Ketua KPK Abraham Samad dalam jumpa pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (3/10/2013).
Menindaklanjuti informasi tersebut, kata Abraham, tim penyelidik KPK memantau kediaman Akil pada 2 Oktober 2013 sekitar pukul 22.00 WIB. Dari pemantauan tersebut, lanjutnya, tampak Toyota Fortuner tiba di kediaman AM. Mobil ini diketahui dikemudikan oleh M, suami dari anggota DPR asal Fraksi Partai Golkar Chairun Nisa.
Ketika tiba di rumah AM, kata Abraham, Chairun Nisa tampak didampingi seorang pengusaha Palangkaraya bernama Cornelis Nalau. "Selanjutnya, CN (Chairun Nisa) dan CNA (Cornelis Nalau) masuk ke ruangan AM," kata Abraham.
Tak lama kemudian, lanjutnya, tim KPK langsung masuk ke kediaman AM dan melakukan penangkapan terhadap Akil, Chairun Nisa, dan Cornelis. Bersamaan dengan penangkapan itu, KPK menyita uang sekitar Rp 3 miliar yang terdiri dari 284.050 dollar Singapura dan 22.000 dollar AS.
Tak lama kemudian, KPK menangkap Bupati Gunung Mas Hambit Bintih serta pihak swasta berinisial DH di sebuah hotel di kawasan Jakarta Pusat.
Penangkapan Adik Ratu Atut
Abraham mengatakan, penangkapan tidak hanya dilakukan di dua lokasi tersebut. Pada Rabu (2/10/2013), malam, penyidik KPK juga menangkap seorang pengusaha bernama Tubagus Chaery Wardana di kediamannya di Jalan Denpasar, Jakarta. Chaery diketahui sebagai adik dari Gubernur Banten Ratu Atut dan juga suami dari Wali Kota Tangerang Airin Rachmi Diany.
Diduga, Chaery terlibat serah terima uang dengan Akil terkait sengketa pemilihan kepala daerah di Lebak. Terkait dengan penangkapan Chaery, penyidik KPK juga meringkus seorang advokat bernama Susi Tur Andayani di kawasan Lebak, Banten.
Abraham menuturkan, penangkapan ini berawal dari informasi yang diterima KPK mengenai rencana penyerahan uang. Adapun Susi telah lama mengenal Akil. Selanjutnya, menurut Abraham, Susi diketahui menerima uang dari Tubagus Chaery alias Wawan melalui seseorang berinisial F di Hotel Aston, Jakarta. Uang sekitar Rp 1 miliar tersebut dimasukkan ke dalam tas warna biru dan disimpan Susi di kediaman orangtuanya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
"Uang tersebut akan diserahkan kepada AM (Akil)," ujar Abraham.
Kemudian, sekitar pukul 22.00 WIB, lanjutnya, Susi bergerak menuju kawasan Lebak. Di sana, tim penyidik KPK menangkap advokat itu. Selanjutnya, penyidik menangkap Tubagus di Jalan Denpasar IV, Nomor 35, Jakarta. Lalu, penyidik menuju rumah orangtua Susi untuk mengamankan uang Rp 1 miliar yang disimpan dalam tas biru.
KPK pun melakukan pemeriksaan intensif terhadap mereka yang tertangkap tangan. Setelah melakukan pemeriksaan, KPK menetapkan status tersangka terhadap enam orang, yakni Akil, Chairun Nisa, Cornelis, Hambit, Tubagus, dan Susi. Sumber *
Uang tersebut rencananya akan diserahkan oleh pihak-pihak yang berperkara dalam sengketa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
"Pada awal September 2013, KPK sudah memulai penyelidikan terhadap dugaan tindak pidana korupsi kemudian dilakukan AM selaku hakim MK. Berdasarkan penyelidikan itu, diketahui informasi yang berkembang, akan terjadi penyerahan uang di kediaman AM," kata Ketua KPK Abraham Samad dalam jumpa pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (3/10/2013).
Menindaklanjuti informasi tersebut, kata Abraham, tim penyelidik KPK memantau kediaman Akil pada 2 Oktober 2013 sekitar pukul 22.00 WIB. Dari pemantauan tersebut, lanjutnya, tampak Toyota Fortuner tiba di kediaman AM. Mobil ini diketahui dikemudikan oleh M, suami dari anggota DPR asal Fraksi Partai Golkar Chairun Nisa.
Ketika tiba di rumah AM, kata Abraham, Chairun Nisa tampak didampingi seorang pengusaha Palangkaraya bernama Cornelis Nalau. "Selanjutnya, CN (Chairun Nisa) dan CNA (Cornelis Nalau) masuk ke ruangan AM," kata Abraham.
Tak lama kemudian, lanjutnya, tim KPK langsung masuk ke kediaman AM dan melakukan penangkapan terhadap Akil, Chairun Nisa, dan Cornelis. Bersamaan dengan penangkapan itu, KPK menyita uang sekitar Rp 3 miliar yang terdiri dari 284.050 dollar Singapura dan 22.000 dollar AS.
Tak lama kemudian, KPK menangkap Bupati Gunung Mas Hambit Bintih serta pihak swasta berinisial DH di sebuah hotel di kawasan Jakarta Pusat.
Penangkapan Adik Ratu Atut
Abraham mengatakan, penangkapan tidak hanya dilakukan di dua lokasi tersebut. Pada Rabu (2/10/2013), malam, penyidik KPK juga menangkap seorang pengusaha bernama Tubagus Chaery Wardana di kediamannya di Jalan Denpasar, Jakarta. Chaery diketahui sebagai adik dari Gubernur Banten Ratu Atut dan juga suami dari Wali Kota Tangerang Airin Rachmi Diany.
Diduga, Chaery terlibat serah terima uang dengan Akil terkait sengketa pemilihan kepala daerah di Lebak. Terkait dengan penangkapan Chaery, penyidik KPK juga meringkus seorang advokat bernama Susi Tur Andayani di kawasan Lebak, Banten.
Abraham menuturkan, penangkapan ini berawal dari informasi yang diterima KPK mengenai rencana penyerahan uang. Adapun Susi telah lama mengenal Akil. Selanjutnya, menurut Abraham, Susi diketahui menerima uang dari Tubagus Chaery alias Wawan melalui seseorang berinisial F di Hotel Aston, Jakarta. Uang sekitar Rp 1 miliar tersebut dimasukkan ke dalam tas warna biru dan disimpan Susi di kediaman orangtuanya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
"Uang tersebut akan diserahkan kepada AM (Akil)," ujar Abraham.
Kemudian, sekitar pukul 22.00 WIB, lanjutnya, Susi bergerak menuju kawasan Lebak. Di sana, tim penyidik KPK menangkap advokat itu. Selanjutnya, penyidik menangkap Tubagus di Jalan Denpasar IV, Nomor 35, Jakarta. Lalu, penyidik menuju rumah orangtua Susi untuk mengamankan uang Rp 1 miliar yang disimpan dalam tas biru.
KPK pun melakukan pemeriksaan intensif terhadap mereka yang tertangkap tangan. Setelah melakukan pemeriksaan, KPK menetapkan status tersangka terhadap enam orang, yakni Akil, Chairun Nisa, Cornelis, Hambit, Tubagus, dan Susi. Sumber *
Selasa, 01 Oktober 2013
Kronologi Pembunuhan di Apartemen Kalibata City
Holly Angela Hayu, seorang penghuni kamar E 09 AT, apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan ditemukan bersimbah darah di dalam kamarnya, Senin 30 September 2013 malam. Saat itu kondisi korban masih hidup hingga akhirnya petugas membawa ke rumah sakit terdekat.
Ditengah perjalanan, Angela menghembuskan nafas terakhirnya dan petugas membawa korban ke RSCM Jakarta Pusat untuk dilakukan visum. Ditemukannya Angela dalam kondisi mengenaskan itu bermula dari adanya temuan sosok lelaki yang jatuh dari lantai 9 kamar tersebut.
Lelaki yang belum diketahui identitasnya itu tergeletak di taman Ebony apartemen Kalibata. Dia ditemukan sudah tergeletak dan tewas sekitar pukul 23.00 WIB.
Kapolsek Metro Pancoran, Komisaris I Nengah mengatakan setelah mendapat laporan peristiwa itu, dirinya bersama dengan tim Reserse langsung mendatangi lokasi kejadian dan melakukan olah tempat kejadian perkara.
"Kami mendapat laporan dari security apartemen yang memberitahu jika ada seorang laki-laki yang meninggal dunia karena jatuh dari lantai 9," ujar Nengah, Selasa 1 Oktober 2013.
Dari hasil pemeriksaan, lelaki tersebut berusia sekitar 30 tahun. Saat ditemukan dia menggunakan sepatu kets, celana, dan kaus coklat.
"Terdapat luka di kepala bagian belakang, rusuk kiri terbaret dan rusuk kanan patah," katanya.
Petugas, lanjut dia bergegas dari bawah ke lantai 9. Di sana petugas mendapati seorang wanita dalam keadaan terikat posisi tertelungkup dan ditemukan luka pada bagian kepala, leher dan wajah berlumuran darah.
"Pintu juga kami temukan sedikit bercak darah. Sementara di bagian dalamnya, terlihat sejumlah perabotan yang berantakan dan lantainya penuh bercak darah sampai ke bagian jendela," kata dia.
Petugas gabungan Polsek Metro Pancoran dan Polres Metro Jakarta Selatan yang menyelidiki kasus ini menduga jika lelaki yang jatuh tersebut melakukan kekerasan terhadap Angela sebelum akhirnya melompat dari lantai 9 apartemen itu.
Setelah menggorok leher perempuan tersebut, barulah diduga si lelaki menjatuhkan diri. Kasus ini masih diselidiki petugas kepolisian. Sumber *
Ditengah perjalanan, Angela menghembuskan nafas terakhirnya dan petugas membawa korban ke RSCM Jakarta Pusat untuk dilakukan visum. Ditemukannya Angela dalam kondisi mengenaskan itu bermula dari adanya temuan sosok lelaki yang jatuh dari lantai 9 kamar tersebut.
Lelaki yang belum diketahui identitasnya itu tergeletak di taman Ebony apartemen Kalibata. Dia ditemukan sudah tergeletak dan tewas sekitar pukul 23.00 WIB.
Kapolsek Metro Pancoran, Komisaris I Nengah mengatakan setelah mendapat laporan peristiwa itu, dirinya bersama dengan tim Reserse langsung mendatangi lokasi kejadian dan melakukan olah tempat kejadian perkara.
"Kami mendapat laporan dari security apartemen yang memberitahu jika ada seorang laki-laki yang meninggal dunia karena jatuh dari lantai 9," ujar Nengah, Selasa 1 Oktober 2013.
Dari hasil pemeriksaan, lelaki tersebut berusia sekitar 30 tahun. Saat ditemukan dia menggunakan sepatu kets, celana, dan kaus coklat.
"Terdapat luka di kepala bagian belakang, rusuk kiri terbaret dan rusuk kanan patah," katanya.
Petugas, lanjut dia bergegas dari bawah ke lantai 9. Di sana petugas mendapati seorang wanita dalam keadaan terikat posisi tertelungkup dan ditemukan luka pada bagian kepala, leher dan wajah berlumuran darah.
"Pintu juga kami temukan sedikit bercak darah. Sementara di bagian dalamnya, terlihat sejumlah perabotan yang berantakan dan lantainya penuh bercak darah sampai ke bagian jendela," kata dia.
Petugas gabungan Polsek Metro Pancoran dan Polres Metro Jakarta Selatan yang menyelidiki kasus ini menduga jika lelaki yang jatuh tersebut melakukan kekerasan terhadap Angela sebelum akhirnya melompat dari lantai 9 apartemen itu.
Setelah menggorok leher perempuan tersebut, barulah diduga si lelaki menjatuhkan diri. Kasus ini masih diselidiki petugas kepolisian. Sumber *
Label:
Apartemen,
bersimbah darah,
E 09 AT,
Holly Angela Hayu,
jatuh,
Kalibata City,
kekerasan,
kronologi,
lantai 9,
lelaki,
menggorok leher,
pembunuhan,
visum
Sabtu, 23 Februari 2013
Kronologi Truk Kehilangan Kendali 18 Tewas
Kecelakaan maut terjadi di Jalan Bangbayan Gekbrong, Cianjur, Sabtu 23 Februari 2013. Kapolres Cianjur Ajun Komisaris Besar Agustri Heriyanto, menjelaskan insiden itu terjadi sekitar pukul 06.15 WIB.
Kejadian berawal saat truk bermuatan oli dari arah Cianjur menabrak sepeda motor dan angkot F 1992 JH jurusan Cianjur - Gekbrong yang ada di depanya. "Remnya diduga blong," kata Agustri. Kemudian truk nahas itu menabrak lagi kendaraan yang berlawanan arah. Truk itu kehilangan kendali ke kanan dan menabrak rumah penduduk, dan kemudian terbalik.
Berdasarkan infomrasi yang dihimpun VIVAnews.com, truk tangki itu menyeret 30 sepeda motor yang ditumpangi buruh sepatu yang sedang antre masuk parbik mereka.
Kendaraan besar itu juga menabrak lima rumah warga. Puluhan karyawan, pelajar dan masyarakat yang akan bekerja menjadi korban.
Data dari SAR daerah Cianjur, korban meninggal akibat kejadian ini sudah 18 orang. Tercatat sebanyak 15 orang korban meninggal di tempat kejadian. Mereka adalah delapan orang laki-laki dan tujuh orang perempuan.
Koordinator evakuasi dari Sarda kabupaten Cianjur, Ade Risan, menyampaikan bahwa truk tangki bermuatan oli dari arah Sukabumi menuju cianjur itu menabrak antrean sepeda motor di Jalan Raya Cianjur-Sukabumi, Km 36 Desa Bangbayang, Kecamatan Gebrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
"Lalu lintas sedang padat. Orang yang mau kerja, sekolah dan aktivitas lain. Korban terbanyak diperkirakan karyawan pabrik sepatu GSI, yang sedang antre masuk pabrik," katanya.
Kejadian berawal saat truk bermuatan oli dari arah Cianjur menabrak sepeda motor dan angkot F 1992 JH jurusan Cianjur - Gekbrong yang ada di depanya. "Remnya diduga blong," kata Agustri. Kemudian truk nahas itu menabrak lagi kendaraan yang berlawanan arah. Truk itu kehilangan kendali ke kanan dan menabrak rumah penduduk, dan kemudian terbalik.
Berdasarkan infomrasi yang dihimpun VIVAnews.com, truk tangki itu menyeret 30 sepeda motor yang ditumpangi buruh sepatu yang sedang antre masuk parbik mereka.
Kendaraan besar itu juga menabrak lima rumah warga. Puluhan karyawan, pelajar dan masyarakat yang akan bekerja menjadi korban.
Data dari SAR daerah Cianjur, korban meninggal akibat kejadian ini sudah 18 orang. Tercatat sebanyak 15 orang korban meninggal di tempat kejadian. Mereka adalah delapan orang laki-laki dan tujuh orang perempuan.
Koordinator evakuasi dari Sarda kabupaten Cianjur, Ade Risan, menyampaikan bahwa truk tangki bermuatan oli dari arah Sukabumi menuju cianjur itu menabrak antrean sepeda motor di Jalan Raya Cianjur-Sukabumi, Km 36 Desa Bangbayang, Kecamatan Gebrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
"Lalu lintas sedang padat. Orang yang mau kerja, sekolah dan aktivitas lain. Korban terbanyak diperkirakan karyawan pabrik sepatu GSI, yang sedang antre masuk pabrik," katanya.
Sumber: *
Sabtu, 26 Januari 2013
Ini Dia Kronologi Penculikan Putri Nassar - Muzdhalifah
Kapolda Irjen Pol Putut Eko Bayuseno menggelar jumpa pers terkait penculikan putri pedangdut Nassar dan Muzdhalifah. Ia pun menjelaskan kronologi penculikan yang dialami Nana.
Berikut penuturan Kapolda Irjen Pol Putut Eko Bayuseno dalam jumpat pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (26/1/2013) siang. Nana yang bernama lengkap Siti Nurjanah diculik di depan SDN 6 Tangerang pada Kamis (17/1/2013).
Ia diculik ketika sedang asik jajan di depan sekolahnya sekitar pukul 10.00 WIB. Sang penculik adalah dua orang mengendarai motor. Sang penculik mengenakan pakaian serba tertutup dan cadar.
Guru olahraga Nana lalu membuat laporan penculikan tak lama setelah kejadian berlangsung. Lima hari kemudian tepatnya 22 Januari pukul 00.30 WIB penculik sempat menghubungi korban. Mereka memperdengarkan suara Nana kepada Nassar.
Kala itu Nana berteriak "Umi, umi, umi tolong Nana'. Sang penculik meminta uang tebusan Rp 4 miliar. Segala kejadian tersebut pun dikoordinasikan dengan Polda Metro Jaya. Mereka pun menunggu permainan selanjutnya dari si penculik.
Hingga akhirnya penculik mengirimkan sebuah paket berisi foto Nana yang sedang diikat. Mulut Nana dilakban, tatapan penuh rasa takut pun terpancar dari wajah putri kedua Muzdhalifah tersebut. Penculik pun mengancam akan membunuh juga menjual Nana jika keinginan mereka tidak dipenuhi.
Tim Resmob Polda Metro Jaya lalu melakukan penyelidikan lebih mendalam dan akhirnya menemukan tempat persembunyian pelaku. Pelaku berhasil disergap di rumah kontrakan mereka, Jl S Parman, Narogong, Cileungsi, Jawa Barat pada Sabtu (26/1/2013) pukul 03.30 WIB. Seorang pria berusia 29 tahun berhasil diringkuk meski dengan menggunakan timah panas di kaki kanannya. Sementara satu orang lagi masih buron.
Nana pun telah bertemu dengan Muzdhalifah dan Nassar di Polda Metro Jaya. Dalam jumpa pers terpapar barang bukti dari penculikan Nana.
"Penggeledahan kami menemukan satu plastik warna hijau, senjata air softgun beserta nota pembelian, jas hujan yang gunakan untuk membawa Nana kabur, ekspidisi, motor Mio warna Hijau B 6450 TUB ini sedang kami dalami apakah resmi atau kejahatan," jelas Putut.
Selain itu ditemukan pula 14 KTP dengan identitas dan foto berbeda, STNK motor, Kartu Keluarga, stempel dinas kependudukan daerah, PC, laptop, laminating, gunting pemotong baja, satu buku bertema jihad, 3 bahan kimia diduga protasium, satu dildo dan satu bal kertas.
Berikut penuturan Kapolda Irjen Pol Putut Eko Bayuseno dalam jumpat pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (26/1/2013) siang. Nana yang bernama lengkap Siti Nurjanah diculik di depan SDN 6 Tangerang pada Kamis (17/1/2013).
Ia diculik ketika sedang asik jajan di depan sekolahnya sekitar pukul 10.00 WIB. Sang penculik adalah dua orang mengendarai motor. Sang penculik mengenakan pakaian serba tertutup dan cadar.
Guru olahraga Nana lalu membuat laporan penculikan tak lama setelah kejadian berlangsung. Lima hari kemudian tepatnya 22 Januari pukul 00.30 WIB penculik sempat menghubungi korban. Mereka memperdengarkan suara Nana kepada Nassar.
Kala itu Nana berteriak "Umi, umi, umi tolong Nana'. Sang penculik meminta uang tebusan Rp 4 miliar. Segala kejadian tersebut pun dikoordinasikan dengan Polda Metro Jaya. Mereka pun menunggu permainan selanjutnya dari si penculik.
Hingga akhirnya penculik mengirimkan sebuah paket berisi foto Nana yang sedang diikat. Mulut Nana dilakban, tatapan penuh rasa takut pun terpancar dari wajah putri kedua Muzdhalifah tersebut. Penculik pun mengancam akan membunuh juga menjual Nana jika keinginan mereka tidak dipenuhi.
Tim Resmob Polda Metro Jaya lalu melakukan penyelidikan lebih mendalam dan akhirnya menemukan tempat persembunyian pelaku. Pelaku berhasil disergap di rumah kontrakan mereka, Jl S Parman, Narogong, Cileungsi, Jawa Barat pada Sabtu (26/1/2013) pukul 03.30 WIB. Seorang pria berusia 29 tahun berhasil diringkuk meski dengan menggunakan timah panas di kaki kanannya. Sementara satu orang lagi masih buron.
Nana pun telah bertemu dengan Muzdhalifah dan Nassar di Polda Metro Jaya. Dalam jumpa pers terpapar barang bukti dari penculikan Nana.
"Penggeledahan kami menemukan satu plastik warna hijau, senjata air softgun beserta nota pembelian, jas hujan yang gunakan untuk membawa Nana kabur, ekspidisi, motor Mio warna Hijau B 6450 TUB ini sedang kami dalami apakah resmi atau kejahatan," jelas Putut.
Selain itu ditemukan pula 14 KTP dengan identitas dan foto berbeda, STNK motor, Kartu Keluarga, stempel dinas kependudukan daerah, PC, laptop, laminating, gunting pemotong baja, satu buku bertema jihad, 3 bahan kimia diduga protasium, satu dildo dan satu bal kertas.
Label:
4 Milyar,
cadar,
Cilengsi,
Irjen Putut Eko Bayuseno,
jajan,
Jl S Parman Narogong,
Kapolda,
kronologi,
motor,
Muzdhalifah,
Nassar,
penculikan,
pers,
putri,
SDN 6 Tangerang,
Siti Nurjanah,
tebusan,
Tim Resmob
Rabu, 04 April 2012
Kronologi Penangkapan 7 Anggota DPRD Riau
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap tangan tujuh anggota DPRD Provinsi Riau, dua pejabat Dinas Pemuda dan Olah Raga dan empat orang swasta, Selassa 3 April 2012. Mereka ditangkap saat melakukan praktik suap terkait pembahasan Perda penyelenggaraan PON tahun 2012 di Riau.
Kepala Bagian Informasi dan Pemberitaan KPK, Priharsa Nugraha membeberkan kronologi penangkapan tersebut. KPK bergerak berdasarkan laporan masyarakat. Tim KPK yang terdiri dari sepuluh orang terbagi menjadi dua tim berangkat ke Riau sejak beberapa hari lalu.
Kepala Bagian Informasi dan Pemberitaan KPK, Priharsa Nugraha membeberkan kronologi penangkapan tersebut. KPK bergerak berdasarkan laporan masyarakat. Tim KPK yang terdiri dari sepuluh orang terbagi menjadi dua tim berangkat ke Riau sejak beberapa hari lalu.
Label:
2012,
anggota,
Dinas,
DPRD,
Informasi,
KPK,
kronologi,
laporan,
masyarakat,
pejabat,
Pemuda dan Olah Raga,
Perda,
PON,
praktik,
Priharsa Nugraha,
Provinsi,
Riau,
suap,
swasta,
TIm
Lokasi:
Riau, Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)