Jakarta - Bentrok antara TNI dan Polri di depan Mega Mal, Karawang, Jawa Barat, ternyata menimbulkan korban. Sedikitnya ada enam orang anggota polisi yang terluka. Bagaimana kronologi pertikaian ini?
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian dan TNI, pemicunya diketahui karena ada kesalahpahaman salah satu anggota Brimob dan anggota TNI. Kejadian dimulai sejak pagi, Selasa (19/11/2013).
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Budiman menyesalkan terjadinya bentrok ini. Padahal kejadian itu dipicu oleh kesalahpahaman.
"Kami sesalkan mereka melakukan tindakan tidak konstruktif. Mereka mencari Brimob, di luar kewenangannya," kata Budiman di Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (19/11/2013).
Berikut kronologinya yang dihimpun dari pihak TNI dan Polri:
Pukul 09.00 WIB
Pasukan Subden 2 Brimob melaksanakan pengamanan demo buruh di Pemda Kabupaten Karawang. Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label korban. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label korban. Tampilkan semua postingan
Selasa, 19 November 2013
Senin, 11 November 2013
Korban Topan Haiyan Mencapai 10 Ribu Orang
Tacloban - Pejabat polisi senior Filipina mengungkapkan bahwa korban akibat topan terkuat di dunia, Topan Haiyan atau Yolanda mencapai 10 ribu orang, Minggu, 10 November 2013.
Hari Jumat (8/11), Topan Haiyan menghancurkan sekitar 70-80 persen wilayah yang dilaluinya di Provinsi Leyte, kata Direktur Polisi Regional Elmer Soria.
Sebagian besar kematian disebabkan oleh naiknya air laut yang membawa puing-puing, mirip tsunami. Akibatnya, rumah-rumah dan orang-orang tenggelam.
Badan bencana nasional Filipina belum memastikan jumlah korban. Hari Sabtu, pemerintah memperkirakan jumlah korban sedikitnya 1.000 orang.
"Kami bertemu semalam dengan gubernur dan pejabat lain. Menurut perkiraan gubernur, 10 ribu orang tewas,” kata Soria seperti dikutip Reuters. "Kerusakannya sangat besar.” Selanjutnya *
Hari Jumat (8/11), Topan Haiyan menghancurkan sekitar 70-80 persen wilayah yang dilaluinya di Provinsi Leyte, kata Direktur Polisi Regional Elmer Soria.
Sebagian besar kematian disebabkan oleh naiknya air laut yang membawa puing-puing, mirip tsunami. Akibatnya, rumah-rumah dan orang-orang tenggelam.
Badan bencana nasional Filipina belum memastikan jumlah korban. Hari Sabtu, pemerintah memperkirakan jumlah korban sedikitnya 1.000 orang.
"Kami bertemu semalam dengan gubernur dan pejabat lain. Menurut perkiraan gubernur, 10 ribu orang tewas,” kata Soria seperti dikutip Reuters. "Kerusakannya sangat besar.” Selanjutnya *
Minggu, 15 September 2013
Kecepatan Tinggi Memakan Korban
Di Inggris, ketika saya berkendara di jalan tol, mata saya selalu awas pada dua hal, speedometer dan speed camera. Saya tidak mau membayar 30 pound sterling (Rp546 ribu) dan diberi tanda di SIM saya hanya karena saya teledor tidak mematuhi batas kecepatan.
Speed Camera selalu dipasang di tempat yang kita tidak pernah duga, meskipun ada beberapa tempat yang memasang peringatan “Speed Camera Ahead” agar kita berhati-hati dan memelankan kendaraan.
Mengingat kejadian tersebut, saya pun berpikir mengapa kita tidak pernah melakukannya di Indonesia? Speed camera bukanlah barang baru lagi di dunia transportasi.
Banyak sekali negara yang sudah memasang speed camera untuk alat penegakan hukum terhadap pelanggaran kecepatan. Jasa Marga, sebagai salah satu operator jalan tol terbesar di Indonesia, kelihatannya belum tertarik untuk menginvestasikan uangnya di area ini, padahal harga saham perusahaan ini meningkat terus 5 tahun terakhir. Selengkapnya *
Senin, 09 September 2013
Keluarga Korban Bertekad Tuntut Ahmad Dhani
JAKARTA — Keluarga salah seorang korban tewas dalam kecelakaan maut di jalan tol Jagorawi, Minggu (8/9/2013) dini hari, Komaruddin, bertekad menuntut pertanggungjawaban Ahmad Dhani selaku ayah dari Ahmad Abdul Qodir alias Dul, pengemudi mobil penyebab kecelakaan itu. Sementara keluarga korban lain menyatakan pasrah atas musibah itu.
“Anaknya menewaskan banyak orang, kenapa umur masih 13 tahun sudah dibolehkan nyetir mobil,” ujar istri korban Komaruddin, Poni, di ruang jenazah RS Kramat Jati Polri, Minggu (8/9/2013).
Poni juga menyalahkan Ahmad Dhani sebagai orang tua yang mengizinkan anaknya yang belum memiliki SIM dan masih di bawah umur membawa mobil. “Anak kecil sudah dizinkan bawa mobil, otak bapaknya kemana? Berapa pun uang yang akan diberikan Ahmad Dhani dia tetap enggak bisa balikin suami saya,” tegas Poni. Selanjutnya *
“Anaknya menewaskan banyak orang, kenapa umur masih 13 tahun sudah dibolehkan nyetir mobil,” ujar istri korban Komaruddin, Poni, di ruang jenazah RS Kramat Jati Polri, Minggu (8/9/2013).
Poni juga menyalahkan Ahmad Dhani sebagai orang tua yang mengizinkan anaknya yang belum memiliki SIM dan masih di bawah umur membawa mobil. “Anak kecil sudah dizinkan bawa mobil, otak bapaknya kemana? Berapa pun uang yang akan diberikan Ahmad Dhani dia tetap enggak bisa balikin suami saya,” tegas Poni. Selanjutnya *
Label:
13 tahun,
Abdul Qodir,
Ahmad Dhani,
Bertekad,
Dul,
Jagorawi,
kecelakaan,
keluarga,
Komaruddin,
korban,
Kramat Jati,
Polri,
Poni,
RS,
Tol,
tuntut
Minggu, 08 September 2013
Putra Ahmad Dhani jadi korban kecelakaan maut di Tol Jagorawi
Anak ketiga musisi ternama Ahmad Dhani, Abdul Qodir Jaelani atau yang dikenal Dul ikut menjadi korban dalam kecelakaan maut di Tol Jagorawi KM 8 dini hari tadi. Bersama rekannya Dul semula dibawa ke RS Melia Cibubur.
"Iya Dul jadi salah satu korbannya," kata Eva, salah satu petugas RS Melia kepada merdeka.com, Minggu (9/9).
Bersama dua rekannya, Dul telah dirujuk ke RS Pondok Indah untuk mendapat perawatan yang lebih intensif.
"10 menit lalu dirujuk ke RS Pondok Indah sama 2 temannya," lanjutnya.
Ketika ditanya soal luka Dul, petugas tersebut enggan menjawabnya lebih lanjut.
"Kita enggak ada wewenang untuk menjelaskan itu," tutup dia.
Sebelumnya, kecelakaan beruntun terjadi dini hari tadi melibatkan Mitsubishi Lancer B 80 SAL, Avanza D 1882 UZJ dan Mitsubishi Gran Max B 1348 TSL. Akibat kecelakaan tersebut 5 orang tewas sedangkan 11 lainnya luka-luka.
Seperti dilaporkan NTMC Polri, yang dilaporkan Antara, tabrakan maut di tol Jagorawi yang menelan lima korban tewas dan sebelas orang luka-luka, termasuk Dul putra musisi Ahmad Dhani, bermula dari melajunya sedan Mitsubishi Lancer dengan kecepatan kencang dari arah Bogor.
Sekitar pukul 00.45 WIB sedang bernomor polisi B 80 SAL, yang belakangan diketahui dikemudikan Dul dan seorang temannya, menabrak pembatas jalan.
“Akibat tabrakan itu, kendaraan lantas melompati pagar dan langsung berada di jalur yang berlawanan arah,” ujar Bribda Pol Inggrid dari National Traffic Management Center, NTMC, Polri sebagaimana disiarkan MetroTV, Minggu (8/9) pagi.
Di saat bersamaan, minibus Grand Max dengan nomor polisi B 1349 TFM yang ditumpangi 13 orang melaju dari arah Taman Mini menuju Cibubur lalu diseruduk Avanza D 1882 UZJ dari belakang.
* Sumber *
"Iya Dul jadi salah satu korbannya," kata Eva, salah satu petugas RS Melia kepada merdeka.com, Minggu (9/9).
Bersama dua rekannya, Dul telah dirujuk ke RS Pondok Indah untuk mendapat perawatan yang lebih intensif.
"10 menit lalu dirujuk ke RS Pondok Indah sama 2 temannya," lanjutnya.
Ketika ditanya soal luka Dul, petugas tersebut enggan menjawabnya lebih lanjut.
"Kita enggak ada wewenang untuk menjelaskan itu," tutup dia.
Sebelumnya, kecelakaan beruntun terjadi dini hari tadi melibatkan Mitsubishi Lancer B 80 SAL, Avanza D 1882 UZJ dan Mitsubishi Gran Max B 1348 TSL. Akibat kecelakaan tersebut 5 orang tewas sedangkan 11 lainnya luka-luka.
Seperti dilaporkan NTMC Polri, yang dilaporkan Antara, tabrakan maut di tol Jagorawi yang menelan lima korban tewas dan sebelas orang luka-luka, termasuk Dul putra musisi Ahmad Dhani, bermula dari melajunya sedan Mitsubishi Lancer dengan kecepatan kencang dari arah Bogor.
Sekitar pukul 00.45 WIB sedang bernomor polisi B 80 SAL, yang belakangan diketahui dikemudikan Dul dan seorang temannya, menabrak pembatas jalan.
“Akibat tabrakan itu, kendaraan lantas melompati pagar dan langsung berada di jalur yang berlawanan arah,” ujar Bribda Pol Inggrid dari National Traffic Management Center, NTMC, Polri sebagaimana disiarkan MetroTV, Minggu (8/9) pagi.
Di saat bersamaan, minibus Grand Max dengan nomor polisi B 1349 TFM yang ditumpangi 13 orang melaju dari arah Taman Mini menuju Cibubur lalu diseruduk Avanza D 1882 UZJ dari belakang.
Label:
Abdul Qodir Jaelani,
Ahmad Dhani,
Avanza,
B 1348 TSL,
D 1882 UZJ,
Dul,
Gran Max,
Jagorawi,
kecelakaan,
korban,
maut,
Melia Cibubur,
Mitsubishi,
Mitsubishi Lancer B 80 SAL,
Pondok Indah,
Putra,
RS,
Tol
Senin, 12 Agustus 2013
Korban Tewas Selama Mudik Mencapai 500 Jiwa
Jakarta--Kementerian Perhubungan menyatakan berdasarkan data yang dihimpun dari Polri, jumlah korban jiwa akibat kecelakaan selama masa mudik Lebaran tahun ini lebih dari 500 orang. "Berdasarkan data dan informasi yang diterima dari 31 Polda hingga H+1 Lebaran," kata Ketua Posko Harian Shift II Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu, Muzaffar Ismail, dalam laporannya, Minggu, 11 Agustus 2013.
Hingga H+1 Lebaran tahun ini, ada 2.375 kecelakaan yang menewaskan 501 orang. Lebih dari 500 kejadian kecelakaan itu telah menyebabkan 800 orang mengalami luka berat. Sementara itu, sebanyak 2.939 orang luka ringan.
Pada H+1 Lebaran sendiri terjadi 543 kecelakaan. Pada hari tersebut,117 orang meninggal dunia akibat kecelakaan. Sedangkan jumlah korban luka berat dan luka ringan masing-masing tercatat 184 orang dan 639 orang. Selanjutnya *
Hingga H+1 Lebaran tahun ini, ada 2.375 kecelakaan yang menewaskan 501 orang. Lebih dari 500 kejadian kecelakaan itu telah menyebabkan 800 orang mengalami luka berat. Sementara itu, sebanyak 2.939 orang luka ringan.
Pada H+1 Lebaran sendiri terjadi 543 kecelakaan. Pada hari tersebut,117 orang meninggal dunia akibat kecelakaan. Sedangkan jumlah korban luka berat dan luka ringan masing-masing tercatat 184 orang dan 639 orang. Selanjutnya *
Rabu, 31 Juli 2013
Begini Dukun Jagal Bunuh Korban
Magelang: Kepala Polda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Dwi Priyatno mengatakan Muhyaro membunuh korbannya dengan menutup mata mereka dengan sajen di depan matanya. Muhyaro kemudian memukul korban dari belakang.
Irjen Dwi Prayitno mengaku tengah menyelidiki secara intensif saksi-saksi dalam kasus penggandaan uang yang dilakukan oleh dukun lereng Sumbing, Muhyaro (41). "Ada lebih dari 5 saksi yang tengah kami selidiki, namun belum bisa kami tahan karena bukti permulaan belum cukup," kata Inspektur Jenderal Dwi Priyatno di Magelang, Selasa, 30 Juli 2013.
Berdasarkan keterangan saksi-saksi ditemukan alat bukti berupa uang dari perantara. Ia mengatakan kasus ini murni didasari motif ekonomi. "Korban membawa uang cukup banyak,” kata dia. "Dari Rp 1juta menjadi Rp10 juta, Rp10 juta menjadi Rp100juta." Selanjutnya *
Irjen Dwi Prayitno mengaku tengah menyelidiki secara intensif saksi-saksi dalam kasus penggandaan uang yang dilakukan oleh dukun lereng Sumbing, Muhyaro (41). "Ada lebih dari 5 saksi yang tengah kami selidiki, namun belum bisa kami tahan karena bukti permulaan belum cukup," kata Inspektur Jenderal Dwi Priyatno di Magelang, Selasa, 30 Juli 2013.
Berdasarkan keterangan saksi-saksi ditemukan alat bukti berupa uang dari perantara. Ia mengatakan kasus ini murni didasari motif ekonomi. "Korban membawa uang cukup banyak,” kata dia. "Dari Rp 1juta menjadi Rp10 juta, Rp10 juta menjadi Rp100juta." Selanjutnya *
Label:
alat bukti,
belakang,
Bunuh,
Dukun,
Dwi Priyatno,
jagal,
Kepala Polda Jawa Tengah,
korban,
memukul,
menutup mata,
motif ekonomi,
sajen,
saksi,
uang
Kamis, 25 Juli 2013
Perampok `Berhati Lembut` Tangerang Susui Bayi Korban Mendunia
Apa yang dilakukan Kojek Mista dan komplotannya kejam lagi sadis, merampok para korbannya yang tak berdaya. Namun pria 30 tahun itu, yang sangar dengan tubuh penuh tato, masih punya secuil rasa kemanusiaan, menghentikan aksi kejahatannya untuk membuatkan susu formula dan menidurkan bayi korbannya.
Hal tersebut dilakukannya saat menggasak harta sebuah rumah di Perumahan BSD Park Land Provance Lengkong Gudang, Serpong, Tangerang Selatan, Sabtu 22 Juni 2013 lalu.
Kabar tentang perampok berhati lembut itu pun mendunia. Mewarnai pemberitaan sejumlah media internasional. Salah satunya Daily Mail, yang memuat artikel berjudul, "Armed robber who broke into Indonesian house interrupts crime to feed and cradle crying baby while mother is tied up". Selanjutnya *
Hal tersebut dilakukannya saat menggasak harta sebuah rumah di Perumahan BSD Park Land Provance Lengkong Gudang, Serpong, Tangerang Selatan, Sabtu 22 Juni 2013 lalu.
Kabar tentang perampok berhati lembut itu pun mendunia. Mewarnai pemberitaan sejumlah media internasional. Salah satunya Daily Mail, yang memuat artikel berjudul, "Armed robber who broke into Indonesian house interrupts crime to feed and cradle crying baby while mother is tied up". Selanjutnya *
Kamis, 20 Juni 2013
SBY Dinilai Terlalu Gemar Terima Penghargaan
JAKARTA - Meskipun diprotes sejumlah kalangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya menerima penghargaan 2013 World Statesman Award dari Appeal of Conscience Foundation (AoCF) di Garden Foyer, Hotel The Pierre, New York, Amerika Serikat, Jumat (31/5/2013), waktu Indonesia.
Ketua Setara Institute Hendardi dalam rilisnya mengatakan memberi dan menerima itu adalah hak dan jelas tidak bisa dihalang-halangi.
"Namun, sebagai pejabat publik, di mana penghargaan tersebut berhubungan dengan kinerjanya sebagai Presiden RI, SBY semestinya tidak terlalu mudah menerima sebuah penghargaan," kata Hendardi.
Menurut dia penghargaan diperoleh SBY tidak berbanding lurus dengan kinerja yang dilakukannya terkait pemajuan kebebasan beragama dan berkeyakinan justru telah mencoreng wajah Indonesia.
Dia menilai SBY terlalu gemar menerima penghargaan inilah yang harus menjadi bahan koreksi dan introspeksi para pejabat publik.
"Penghargaan tersebut tidak akan banyak manfaat untuk Indonesia dan diplomasi politik luar negeri Indonesia," kata dia.
Menurut Hendardi ini justru merupakan tamparan bagi korban pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan serta kelompok minoritas lainnya.
"Kekhawatiran justru muncul, bahwa penghargaan ini akan menjadi alat proteksi bagi SBY atas kelemahan kinerjanya dalam pemajuan kebebasan beragama dan berkeyakinan dan pemajuan HAM pada umumnya," kata Hendardi.
Ketua Setara Institute Hendardi dalam rilisnya mengatakan memberi dan menerima itu adalah hak dan jelas tidak bisa dihalang-halangi.
"Namun, sebagai pejabat publik, di mana penghargaan tersebut berhubungan dengan kinerjanya sebagai Presiden RI, SBY semestinya tidak terlalu mudah menerima sebuah penghargaan," kata Hendardi.
Menurut dia penghargaan diperoleh SBY tidak berbanding lurus dengan kinerja yang dilakukannya terkait pemajuan kebebasan beragama dan berkeyakinan justru telah mencoreng wajah Indonesia.
Dia menilai SBY terlalu gemar menerima penghargaan inilah yang harus menjadi bahan koreksi dan introspeksi para pejabat publik.
"Penghargaan tersebut tidak akan banyak manfaat untuk Indonesia dan diplomasi politik luar negeri Indonesia," kata dia.
Menurut Hendardi ini justru merupakan tamparan bagi korban pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan serta kelompok minoritas lainnya.
"Kekhawatiran justru muncul, bahwa penghargaan ini akan menjadi alat proteksi bagi SBY atas kelemahan kinerjanya dalam pemajuan kebebasan beragama dan berkeyakinan dan pemajuan HAM pada umumnya," kata Hendardi.
Label:
beragama,
berbanding lurus,
berkeyakinan,
Dinilai,
Gemar,
HAM,
Hendardi,
introspeksi,
kinerja,
korban,
koreksi,
penghargaan,
proteksi,
SBY,
Setara Institute,
tamparan,
Terima,
Terlalu,
World Statesman Award
Senin, 10 Juni 2013
Tidak Ada WNI Jadi Korban Penembakan Santa Monica
TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Luar Negeri memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa penembakan yang terjadi di Santa Monica, Amerika Serikat, pada hari Sabtu (8/06).
"Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam peristiwa penembakan tersebut," kata Direktur Informasi dan Media, PLE Priatna berdasarkan informasi dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Los Angeles
"Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam peristiwa penembakan tersebut," kata Direktur Informasi dan Media, PLE Priatna berdasarkan informasi dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Los Angeles
Tujuh orang tewas dan lima orang luka-luka dalam aksi penembakan yang terjadi pada Jumat pagi, 7 Juni 2013, termasuk pelaku yang ditembak mati oleh polisi . Penembakan brutal itu dilakukan seorang pria dan polisi menduga ada tersangka lain yang terlibat dalam aksi itu.
Minggu, 23 Desember 2012
Dirut BPR Jadi Korban Kecelakaan Bus di Tol Cipularang
Kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di ruas tol Cipularang KM 101 arah Bandung-Jakarta, Sabtu (22/12/2012) sekitar pukul 03.30 pagi.
Akibat kecelakaan bus dan truk ini tujuh orang meninggal dan 29 lainnya luka-luka.
Salah seorang korban meninggal adalah Supardi (50), Direktur Utama Bank Perkreditan Rakyat/Bank Kredit Kecamatan Purbalingga (BPR/BKK), Jawa Tengah.
Selain itu, anak Supardi bernama Adi Besta Yudistira (18); kemudian Siti Nailah (60), karyawan salah satu toko milik Supardi; Atik (40), anak Siti; Wahyu (18), salah satu saudara Supardi; Ujang Kurnia (48), kernet bus; dan Anwarudin Ma'ruf (27), warga Sokaraja, Banyumas, staf biro perjalanan, tewas di tempat kejadian.
Adapun korban yang mengalami luka rata-rata adalah karyawan Supardi.
Akibat kecelakaan bus dan truk ini tujuh orang meninggal dan 29 lainnya luka-luka.
Salah seorang korban meninggal adalah Supardi (50), Direktur Utama Bank Perkreditan Rakyat/Bank Kredit Kecamatan Purbalingga (BPR/BKK), Jawa Tengah.
Selain itu, anak Supardi bernama Adi Besta Yudistira (18); kemudian Siti Nailah (60), karyawan salah satu toko milik Supardi; Atik (40), anak Siti; Wahyu (18), salah satu saudara Supardi; Ujang Kurnia (48), kernet bus; dan Anwarudin Ma'ruf (27), warga Sokaraja, Banyumas, staf biro perjalanan, tewas di tempat kejadian.
Adapun korban yang mengalami luka rata-rata adalah karyawan Supardi.
Label:
29,
7,
anak-anak,
Bandung,
BKK,
BPR,
bus,
Cipularang,
Dirut,
Jakarta,
Jawa Tengah,
kecelakaan,
KM 101,
korban,
luka-luka,
meninggal,
Purbalingga,
Supardi,
Tol
Langganan:
Postingan (Atom)