Tampilkan postingan dengan label Filipina. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Filipina. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 November 2013

Korban Topan Haiyan Mencapai 10 Ribu Orang

Tacloban - Pejabat polisi senior Filipina mengungkapkan bahwa korban akibat topan terkuat di dunia, Topan Haiyan atau Yolanda mencapai 10 ribu orang, Minggu, 10 November 2013.

Hari Jumat (8/11), Topan Haiyan menghancurkan sekitar 70-80 persen wilayah yang dilaluinya di Provinsi Leyte, kata Direktur Polisi Regional Elmer Soria.

Sebagian besar kematian disebabkan oleh naiknya air laut yang membawa puing-puing, mirip tsunami. Akibatnya, rumah-rumah dan orang-orang tenggelam.

Badan bencana nasional Filipina belum memastikan jumlah korban. Hari Sabtu, pemerintah memperkirakan jumlah korban sedikitnya 1.000 orang.

"Kami bertemu semalam dengan gubernur dan pejabat lain. Menurut perkiraan gubernur, 10 ribu orang tewas,” kata Soria seperti dikutip Reuters. "Kerusakannya sangat besar.” Selanjutnya *

Kamis, 28 Februari 2013

Winai, Cucu KH Amad Dahlan yang Jadi 'Sang Pencerah' Bagi Muslim Thailand

Kisah hidup pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan diangkat ke layar lebar dalam film besutan Hanung Bramantyo berjudul 'Sang Pencerah', merujuk pada jasa besar sosok salah satu pahlawan nasional itu. Dan ternyata cucu Ahmad Dahlan, Winai Dahlan juga memiliki peran yang begitu besar bagi muslim Thailand, khususnya dalam teknologi produk halal.

Muslim di Thailand merupakan minoritas. Di tengah banyaknya zat-zat haram yang menjadi campuran bahan mentah di Thailand, Winai yang merupakan profesor dalam bidang ilmu kesehatan pada tahun 1995 menggagas penelitian untuk menelaah kandungan zat-zat yang meragukan dalam bahan makanan yang ada di Thailand.

Program penelitiannnya yang dilakukan di salah satu laboratorium kecil di Universitas Chulalongkorn -- Universitas Tertua di Thailand-- itu sukses dan diberi nama The Halal Science Center. Perlahan namun pasti, lembaga ini berhasil mengembangkan teknologi produk halal yang memaksa negara tetangga untuk menoleh kepada mereka.

Salah satu contohnya kesuksesannya, The Halal Science Center menerapkan aplikasi scaning barcode, yang bisa dilakukan warga menggunakan tablet ataupun smartphone. Jadi, pihak The Halal Science Center menyediakan software gratis untuk pemindaian label yang bisa didownload oleh siapapun.

Setelah dilakukan pemindaian, maka nanti di gadget akan muncul profil dari makanan terkait. Mulai dari siapa produsennya, batas akhir waktu konsumsi dan tentunya kepastian kehalalannya. Dengan teknologi ini, maka menutup ruang terjadinya penipuan.

Pada tahun 2006, Malaysia langsung melalui perdana menterinya Abdullah Ahmad Badawi memberi anugrah 'Best Innovation in Halal Industry' kepada The Halal Science Center. Pada tahun 2009, penghargaan serupa didapatkan dari Filipina. Lalu di 2011, Malaysia kembali memberi penghargaan dengan titel Halal Research Summit.

Tak hanya negara tetangga yang melemparkan pujian dan penghargaan kepada Winai dan lembaga yang dipimpinnya. Kerajaan Thailand pada 2009 memberikan penghargaan kepada Winai atas jasanya mengembangkan produk halal yang terbukti sangat membantu kaum muslim di Thailand, dalam memberikan rasa aman atas apa yang mereka konsumsi.

"Di negara muslim yang jumlahnya besar seperti milik Anda (Indonesia), akan merasa sangat aman soal perkara halal dan haram. Namun bagi kami yang tinggal di negara non muslim, kami harus sangat hati-hati," ujar Winai kepada wartawan dari Indonesia di Chulalongkorn, Bangkok ini.

Winai tampak begitu antusias menyambut rombingan wartawan dari Indonesia. Maklum saja, meski dia merupakan warga negara Thailand, darah yang mengalir di tubuhnya 100 persen Indonesia. Ayahnya, Irfan Dahlan anak Keempat dari Ahmad Dahlan merupakan seorang Jawa, begitu juga pula ibunya, seorang warga Thailand muslim dari perkampungan Jawa di negeri itu.

"Ayahnya saya dari Indonesia, dari Kauman (Yogyakarta). Ibu saya merupakan anak dari imam yang ada di masjid kampung jawa," ujar Winai yang tidak berbahasa Indonesia itu.

Winai pun menceritakan mengapa ada keturunan Ahmad Dahlan yang bisa 'terdampar' di Thailand. Ayahnya, Irfan Dahlan, dikirim belajar ke luar negeri tepatnya di Pakistan pada tahun 1924. Sepulang belajar dari Pakistan pada 1933, Irfan tidak dapat masuk ke Indonesia karena situasi politik yang tidak memungkinkan. Sebab, saat itu Lautan Hindia menjadi medan tempur Perang Dunia II antara sekutu dan Jepang.

Irfan adalah anak KH Ahmad Dahlan dengan Siti Walidah yang dikenal sebagai Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri pergerakan Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH Ahmad Dahlan mempunyai enam orang anak. Yaitu, Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Zaharah.

"Ayah saya memutuskan untuk tinggal di Thailand. Kenapa Thailand, karena di sini banyak warga Indonesia yang bermukim di sini dan bernasib sama,’’ kata Winai mengenang cerita dari ayahnya.

Situasi politik yang tidak stabil pada saat itu, membuat Irfan Dahlan tidak memiliki kesempatan untuk kembali ke Indonesia. Akhirnya, Irfan memutuskan untuk benar-benar menetap di Thailand. "Ayah saya tak sempat lagi untuk tinggal di Indonesia. Sejak pergi ke Pakistan, dia baru sekali diberi kesempatan pulang. Dia meninggal di sini," ujar Winai.

Meski merupakan keturunan langsung dari Ahmad Dahlan, Winai bukan seorang kader Muhammadiyah. Meski begitu dia mengaku cukup kagum dengan amal usaha Muhammadiyah. Dia mendapatkan pengetahuan tentang Muhammadiyah dari sejumlah buku. "Dan terakhir, film sang pencerah. Film itu menyadarkan saya mengenai betapa hebatnya upaya mendirikan Muhamadiyah," ujarnya.

Meski terpisah jarak dan status kewarganegaraan, Winai tetap menjalin hubungan dengan keluarga besar keturunan Ahmad Dahlan di Indonesia, terutama di Yogyakarta. Pria berusia 60 tahun ini sudah beberapa kali pulang ke Kauman untuk bertemu dengan sepupu dan kerabat lain.

"Ketika beberapa tahun lalu pihak keluarga memutuskan untuk mewakafkan rumah di Kauman untuk Muhammadiyah, saya juga diajak berembug," tutur pria yang masih bisa menyanyikan lagu 'Naik Kereta Api' ini.

Kamis, 20 Desember 2012

Bank Dunia : Ekonomi Asia Pasifik Tetap Kokoh

Perekonomian kawasan Asia Timur dan Asia Pasifik tercatat tetap kokoh di tengah lemahnya perekonomian global. Laporan terbaru Bank Dunia memproyeksi bahwa perekonomian Asia Timur dan Asia Pasifik tumbuh sebesar 7,5 persen di tahun 2012.

"Sedikit melambat dibanding 2011 sebesar 8,3 persen akibat melambatnya perekonomian China. Namun bisa tumbuh hingga 7,9 persen pada 2013 didorong oleh konsumsi domestik," kata Ekonom Utama Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Berf Hofman seperti dikutip dari siaran pers Bank Dunia pada Rabu, 19 Desember 2012.

Pertumbuhan China tahun ini diperkirakan bakal mencapai 7,9 persen, turun sebesar 1,4 persen dibanding pertumbuhan pada 2011 sebesar 9,3 persen. Melemahnya ekspor dan terpuruknya sektor perumahan menjadi penyebab melambatnya perekonomian China tahun ini. Meski begitu, perekonomian China bakal tumbuh hingga 8,4 persen pada tahun depan didorong oleh stimulus fiskal dan percepatan implementasi proyek-proyek investasi besar.

"Dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi di kawasan ini, kami berharap kemiskinan juga menurun," kata Hofman. Penduduk yang hidup di bawah USD 2 per hari di kawasan diperkirakan akan mencapai 23,3 persen pada akhir 2014. "Menurun cukup banyak dari 28,8 persen dari tahun 2012."

Sementara itu, Indonesia, Malaysia, dan Filipina diprediksi akan mendorong perkembangan Asia Timur dengan pertumbuhan mencapai 5,7 persen tahun depan dan 5,8 persen di tahun 2014. Untuk tahun 2012, tanpa mengikutsertakan China, kawasan berkembang Asia Timur ini tercatat bakal tumbuh 6,5 persen, meningkat 4,4 persen dari tahun 2011.

Jumat, 02 November 2012

Dua Hotel Terbaik Asia Tenggara Ada Di Bali

Amandari Resort di Ubud Bali
Indonesia tampaknya kembali menarik perhatian turis mancanegara. Setelah salah satunya kotanya masuk dalam 10 besar kota terbaik di Asia, kini Indonesia masuk 20 besar negara dengan hotel terbaik di Asia Tenggara. Bangga!

Menjelang akhir tahun, majalah traveling dunia Conde Nast Traveler (CN Traveler) memang rutin mengadakan rating kepada pembacanya. Setelah kemarin mengeluarkan 10 kota terbaik di Asia, majalah ini kembali mengeluarkan rating baru, yaitu 20 hotel terbaik di Asia Tenggara.

Beberapa negara pun masuk dalam peringkat 20 besar ini. Beberapa di antara negara itu ada Vietnam, Filipina, Kamboja, Malaysia, dan tentu saja Indonesia.

Yang lebih membanggakan adalah dua hotel di Indonesia menduduki peringkat pertama dan kedua. Berada di peringkat pertama adalah Amandari Resort di Ubud, seperti yang ditulis CN Traveler saat dilongok detikTravel, Jumat (2/11/2012).

Amandari Resort berada di peringkat pertama dengan rating 94,8. Hampir seluruh faktor penilaian hotel terbaik yang diterima Amandari mendekati sempurna. Contohnya kamar, kamar hotel milik Amandari mendapat rating sebesar 96,3. Untuk servis hotel mendapat rating 92,6, makanan 96,3, lokasi 92,6 dan desain meraup rating hingga 96,3.

Berada di posisi kedua, Amankila Resort di Karangasem Bali menerima rating sebesar 93,3. Untuk kamar dan servis, resor ini mendapat rating sebesar 90,5. Bicara soal makanan, Amankila hanya mendapat rating sebesar 85,7, tapi untuk lokasi dan desain seluruh pembaca CN Traveler sepakat memberinya angka sempurna. Buktinya untuk dua faktor ini, Amankila mendapat nilai 100.

Berikut adalah 20 besar hotel terbaik di Asia Tenggara versi majalah CN Traveler:

1. Amandari, Bali, Indonesia (94,8)
2. Amankila, Bali, Indonesia (93,3)
3. Sofitel Legend Metropole Hanoi, Vietnam (91,9)
4. Park Hyatt Saigon, Ho Chi Minh City, Vietnam (91,2)
5. Makati Shangri–La, Manila, Filipina (90,9)
6. Fullerton Hotel, Singapura (90,4)
7. St. Regis, Singapura (90,3)
7. Edsa Shangri–La, Manila, Filipina (90,3)
9. La Residence d'Angkor, Siem Reap, Thailand (88,5)
10. Sheraton Saigon Hotel & Towers, Ho Chi Minh City, Vietnam (87,7)
11. Conrad Centennial Singapore, Singapura (87,3)
12. Raffles Grand Hotel d'Angkor, Siem Reap, Thailand (87)
13. Mandarin Oriental, Singapura (86,7)
14. Crowne Plaza Changi Airport, Singapura (85,6)
15. Ritz-Carlton, Millenia Singapura (85,1)
16. Ritz-Carlton, Kuala Lumpur, Malaysia (85)
16. Fairmont Singapore, Singapura (85)
18. Shangri-La Hotel, Singapura (83,9)
19. Grand Hyatt Singapura (83,1)
20. Manila Hotel, Filipina (82,5)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//