KUALA LUMPUR---Menteri Dalam Negeri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi menyebutkan, lebih separuh menteri di Malaysia adalah keturunan dari Indonesia yang menunjukkan betapa dekatnya hubungan dua negara bertetangga ini.
"Hubungan dua negara (Indonesia-Malaysia) luar biasa dekatnya dan Duta Besar Herman Prayitno juga luar biasa. Kami di Malaysia senang dengan beliau," kata Zahid di sela-sela Resepsi Diplomatik menyambut HUT ke-68 Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Senin Malam.
Salah satu contoh menteri di Malaysia yang keturunan Indonesia adalah Ahmad Zahid Hamidi, yang keturunan Jawa. Sejumlah menteri Malaysia lainnya ada yang keturunan Bugis, Minang dan sejumlah suku di Indonesia.
Menurut Zahid, hubungan darah di antara kedua negara ini dapat mengatasi apapun permasalahan dan merupakan suatu pendekatan untuk mempererat hubungan mulai dari pemimpin, budayawan, pelaku bisnis dan semuanya.
Bahkan kata dia, soal budaya tidak ada untuk mengklaim apalagi menciplak karena budaya itu harus dihormati. Oleh karenanya, dia percaya hubungan kedua negara ini di masa mendatang juga akan terus kuat dan erat. "Tentu hubungan kita akan terus menguat karena kedua pemimpin negara bertetangga ini juga sepakat untuk terus memperkuatnya," kata Zahid. Sumber *
Tampilkan postingan dengan label Malaysia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Malaysia. Tampilkan semua postingan
Selasa, 03 September 2013
Wah, Lebih dari Separuh Menteri Malaysia Keturunan Indonesia
Label:
Ahmad Zahid Hamidi,
bisnis,
budayawan,
Herman Prayitno,
hubungan,
Indonesia,
Jawa,
Keturunan,
Lebih,
Malaysia,
mempererat,
mengatasi,
menteri,
pemimpin,
permasalahan,
Separuh,
Wah
Sabtu, 31 Agustus 2013
Warga Malaysia: Soal `Merah Putih`, Belajar Patriotisme dari RI!
Kuala Lumpur : Sama-sama bendera negara, namun perlakuan terhadap 'Merah Putih' jauh lebih terhormat ketimbang 'Jalur Gemilang' yang jadi simbol Malaysia. Paling tidak, itu yang ada dalam benak Johan Jaaffar, seorang kolumnis negeri jiran.
Dalam artikelnya berjudul "Learn patriotism from Indonesians" -- belajar patriotisme dari bangsa Indonesia, ia menyoroti perlakuan rakyat Indonesia pada benderanya. Tak perlu debat, wacana, atau kampanye, penduduk nusantara dengan rela dan bangga mengibarkan Merah Putih.
Bahkan, menurut Johan, seorang Pramoedya Ananta Toer, yang dipenjara selama 12 tahun, dilabeli dengan 'tahanan politik', memajang Sang Saka Merah Putih berukuran kecil di mejanya. Selanjutnya *
Dalam artikelnya berjudul "Learn patriotism from Indonesians" -- belajar patriotisme dari bangsa Indonesia, ia menyoroti perlakuan rakyat Indonesia pada benderanya. Tak perlu debat, wacana, atau kampanye, penduduk nusantara dengan rela dan bangga mengibarkan Merah Putih.
Bahkan, menurut Johan, seorang Pramoedya Ananta Toer, yang dipenjara selama 12 tahun, dilabeli dengan 'tahanan politik', memajang Sang Saka Merah Putih berukuran kecil di mejanya. Selanjutnya *
Label:
bangga,
belajar,
Jalur Gemilang,
Johan Jaaffar,
kolumnis,
Learn patriotism from Indonesians,
Malaysia,
Merah Putih,
Patriotisme,
Pramoedya Ananta Toer,
rela,
RI,
soal,
warga
Senin, 05 Agustus 2013
Bila Banyak Pemimpin Seperti Jokowi, Indonesia Kalahkan Malaysia
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo selalu merajai hasil survei terkait calon presiden pada Pemilu 2014. Di tengah tingkat elektabilitas Jokowi yang kian melesat ini, muncul sejumlah isu yang mempertanyakan apakah Joko Widodo (Jokowi) merupakan kader PDI Perjuangan. Sebab karir Jokowi sangat cepat dari menjabat sebagai Walikota Solo lalu memimpin Ibukota.
Politisi senior PDI Perjuangan Sabam Sirait menegaskan Jokowi bukanlah kader yang muncul tiba-tiba. Jokowi sudah sejak lama terlibat dalam proses kaderisasi partai dan bukan tanpa alasan dimajukan dalam Pilkada Solo hingga dua periode. Kini Jokowi menjabat di struktur PDI Perjuangan Jawa Tengah.
"Jokowi itu kader murni PDI Perjuangan," kata Sabam dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Minggu (4/8/2013).
Jokowi, lanjut Sabam, pun akhirnya ditugaskan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati, untuk memperbaiki kondisi Ibukota. Menurut Sabam, hal itu juga bukan tanpa alasan. Selama memimpin Solo, Jokowi berhasil menata kota budaya itu dengan baik, dan di saat yang sama Jokowi menampilkan figur yang bersih, jujur dan merakyat.
"Bila saja ada setengahnya kepala daerah seperti Jokowi di Indonesia, maka Indonesia akan maju dan akan mengalahkan kemajuan Malasyia, Singapura dan Thailand," puji Sabam, yang merupakan deklarator sekaligus juga ideolog PDI Perjuangan. Selanjutnya *
Politisi senior PDI Perjuangan Sabam Sirait menegaskan Jokowi bukanlah kader yang muncul tiba-tiba. Jokowi sudah sejak lama terlibat dalam proses kaderisasi partai dan bukan tanpa alasan dimajukan dalam Pilkada Solo hingga dua periode. Kini Jokowi menjabat di struktur PDI Perjuangan Jawa Tengah.
"Jokowi itu kader murni PDI Perjuangan," kata Sabam dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Minggu (4/8/2013).
Jokowi, lanjut Sabam, pun akhirnya ditugaskan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati, untuk memperbaiki kondisi Ibukota. Menurut Sabam, hal itu juga bukan tanpa alasan. Selama memimpin Solo, Jokowi berhasil menata kota budaya itu dengan baik, dan di saat yang sama Jokowi menampilkan figur yang bersih, jujur dan merakyat.
"Bila saja ada setengahnya kepala daerah seperti Jokowi di Indonesia, maka Indonesia akan maju dan akan mengalahkan kemajuan Malasyia, Singapura dan Thailand," puji Sabam, yang merupakan deklarator sekaligus juga ideolog PDI Perjuangan. Selanjutnya *
Label:
Banyak,
bersih,
Bila,
budaya,
Indonesia,
Jawa Tengah,
Jokowi,
jujur,
kader,
Kalahkan,
Malaysia,
merakyat,
murni,
PDI Perjuangan,
pemimpin,
Sabam Sirait,
Seperti
Minggu, 04 Agustus 2013
4 Perusahaan RI Masuk Kategori Terbaik Versi "Forbes"
Majalah Forbes baru saja merilis 200 perusahaan kategori kecil dan menengah terbaik di Asia Pasifik. Kategori yang masuk dalam daftar tersebut adalah jumlah penjualan di bawah 1 miliar dollar AS atau di bawah Rp 10 triliun.
Perusahaan-perusahaan dari China dan Jepang mendominasi daftar itu. Sementara itu dari kawasan Asia Tenggara, perusahaan asal Malaysia, Singapura, dan Thailand lebih banyak yang masuk ke jajaran itu jika dibandingkan dengan Indonesia.
Dari Malaysia ada 10 perusahaan, Singapura 7 perusahaan dan Thailand 8 perusahaan. Untuk Indonesia, setidaknya masih bisa berbangga lantaran bisa diwakili oleh 4 perusahaan, yang sebagian besar bergerak di bidang properti.
Berikut adalah daftar perusahaan asal Indonesia yang masuk dalam daftarForbes tersebut: Selanjutnya *
Perusahaan-perusahaan dari China dan Jepang mendominasi daftar itu. Sementara itu dari kawasan Asia Tenggara, perusahaan asal Malaysia, Singapura, dan Thailand lebih banyak yang masuk ke jajaran itu jika dibandingkan dengan Indonesia.
Dari Malaysia ada 10 perusahaan, Singapura 7 perusahaan dan Thailand 8 perusahaan. Untuk Indonesia, setidaknya masih bisa berbangga lantaran bisa diwakili oleh 4 perusahaan, yang sebagian besar bergerak di bidang properti.
Berikut adalah daftar perusahaan asal Indonesia yang masuk dalam daftarForbes tersebut: Selanjutnya *
Label:
4 Perusahaan,
Asia Pasifik,
Asia Tenggara,
China,
Forbes,
Indonesia,
Jepang,
kategori,
majalah,
Malaysia,
Masuk,
Singapura,
terbaik,
Thailand,
versi
Rabu, 19 Juni 2013
Lion, Maskapai Penerbangan Dengan Pertumbuhan Penumpang 2011-2012: 34,6% (Nomor 2 Menurut CNBC)
Lion Air adalah maskapai penerbangan bertarif murah terbesar di Indonesia dan berharap bisa memperluas pasar domestik dengan memanfaatkan namanya yang sudah kuat.
"Ini adalah raksasa tidur. Ini salah satu negara terbesar di dunia dan memiliki geografi yang sangat cocok untuk penerbangan. Menjadi negara kepulauan, Anda tidak bersaing dengan bus dan kereta api, hanya dengan kapal ferry," kata analis CAPA Sobie kepada CNBC.
Penguatan ekonomi dan pertumbuhan kelas menengah juga membantu pertumbuhan Lion Air. Saat ini Lion Air ingin memperluas rute penerbangannya ke Thailand, Malaysia dan Australia.
"Lion Air terus menjadi salah satu kelompok maskapai yang tercepat di dunia dan mereka sangat yakin bahwa akan terus tumbuh sangat pesat dan mereka akan berada di dekat atau di bagian atas daftar ini selama bertahun-tahun yang akan datang," tambah Sobie.
Sumber *
"Ini adalah raksasa tidur. Ini salah satu negara terbesar di dunia dan memiliki geografi yang sangat cocok untuk penerbangan. Menjadi negara kepulauan, Anda tidak bersaing dengan bus dan kereta api, hanya dengan kapal ferry," kata analis CAPA Sobie kepada CNBC.
Penguatan ekonomi dan pertumbuhan kelas menengah juga membantu pertumbuhan Lion Air. Saat ini Lion Air ingin memperluas rute penerbangannya ke Thailand, Malaysia dan Australia.
"Lion Air terus menjadi salah satu kelompok maskapai yang tercepat di dunia dan mereka sangat yakin bahwa akan terus tumbuh sangat pesat dan mereka akan berada di dekat atau di bagian atas daftar ini selama bertahun-tahun yang akan datang," tambah Sobie.
Sumber *
Label:
2011-2012,
34.6 persen,
Australia,
CAPA Sobie,
CNBC,
Indonesia,
Lion,
Malaysia,
Maskapai,
Menurut,
murah,
Nomor 2,
penerbangan,
Penumpang,
Pertumbuhan,
raksasa tidur,
tarif,
Thailand
Jumat, 03 Mei 2013
Lautan Jemaah Banjiri Tahlilan Uje (Tujuharian Uje)
Tangerang - Lautan jemaah dari berbagai penjuru membanjiri peringatan tujuh hari wafatnya Ustad Jefri al Buchori alias Uje. Mereka berbondong-bondong mendatangi rumah duka di kawasan Rempoa, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (2/5/2013) malam.
Doa bersama dan tausiah tersebut dihadiri pula oleh banyak tokoh, pejabat, serta artis. Rhoma Irama dan Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym termasuk di antaranya. Sederet ibu-ibu pengajian yang datang langsung dari Gorontalo, turut hadir untuk mendoakan Uje.
Tak mengherankan, bila pada awalnya jemaah diperkirakan berjumlah 5.000 orang mendadak menjadi membludak. Diperkirakan, banjirnya jemaah juga bakal terjadi hingga 40 hari mendatang.
"Seluruh Indonesia dari Manado, Ternate. Dari Sabang sampai Merauke-lah...Singapura dan Malaysia juga," ungkap Tatu Mulyana alias Umi Tatu, ibunda Uje, kepada tim Hot Shot yang ditayangkan SCTV, Jumat (3/5/2013).
Adapun acara diawali dengan tahlil, pembacaan surat Yasin, dan diakhiri tausiah dari berbagai dai yang datang. Rhoma Irama dan Aa Gym turut menyumbang ceramahnya di sana.
Membludaknya jemaah yang hadir malam itu mengakibatkan jalan menuju kediaman Uje macet total dari sore sampai malam. Adapun titik kemacetan terletak di Jalan RC Veteran.
Doa bersama dan tausiah tersebut dihadiri pula oleh banyak tokoh, pejabat, serta artis. Rhoma Irama dan Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym termasuk di antaranya. Sederet ibu-ibu pengajian yang datang langsung dari Gorontalo, turut hadir untuk mendoakan Uje.
Tak mengherankan, bila pada awalnya jemaah diperkirakan berjumlah 5.000 orang mendadak menjadi membludak. Diperkirakan, banjirnya jemaah juga bakal terjadi hingga 40 hari mendatang.
"Seluruh Indonesia dari Manado, Ternate. Dari Sabang sampai Merauke-lah...Singapura dan Malaysia juga," ungkap Tatu Mulyana alias Umi Tatu, ibunda Uje, kepada tim Hot Shot yang ditayangkan SCTV, Jumat (3/5/2013).
Adapun acara diawali dengan tahlil, pembacaan surat Yasin, dan diakhiri tausiah dari berbagai dai yang datang. Rhoma Irama dan Aa Gym turut menyumbang ceramahnya di sana.
Membludaknya jemaah yang hadir malam itu mengakibatkan jalan menuju kediaman Uje macet total dari sore sampai malam. Adapun titik kemacetan terletak di Jalan RC Veteran.
Label:
Aa Gym,
Abdullah Gymnastiar,
Gorontalo,
Jefri al Buchori,
jemaah,
lautan,
Malaysia,
Manado,
membludak,
peringatan,
Rempoa,
Rhoma Irama,
Singapura,
tahlilal,
Tangerang,
Ternate,
tujuharian,
Uje,
ustadz,
wafat
Sabtu, 16 Maret 2013
Sultan Sulu: Kami ingin bergabung dengan Indonesia
Sultan Sulu Akan Menyerahkan Kedaulatan Sulu Kepada Indonesia
Sultan Sulu Muizul Lail Kiram mengaku sangat frustasi terhadap konflik perebutan Sabah dan Serawak dengan Malaysia. Sebab itu, dia meminta bantuan Indonesia buat merebut kembali wilayah di utara Pulau Kalimantan itu.
"Saya akan menyerahkan kedaulatan Sulu kepada Indonesia asal Indonesia mau membantu mengembalikan Sabah dan Serawak kepada kami," kata Sultan Muizul. Dia mengoreksi namanya bukan Sultan Mudarasulail Kiram.
Menurut dia, Mudarasulail adalah orang mengklaim sultan Sulu. Aslinya dia bernama Faizal Abdul Naim, warga negara Malaysia asal Malaka.
Berikut penuturan Sultan Muizul Lail Kiram saat dihubungi Faisal Assegaf dari merdeka.com melalui telepon selulernya, Kamis (14/3).
Jadi apa rencana Anda selanjutnya?
Saya hari ini ada di Ibu Kota Manila. Mungkin besok saya akan bertemu Presiden Benigno Aquino III. Saya akan minta kepada dia untuk segera mengakhiri konflik di Sabah Saya yakin Presiden Aquino akan menanggapi permintaan itu karena orang Sulu warga Filipina.
Anda jadi minta bantuan kepada pemerintah Indonesia?
Saya tidak punya akses ke sana, tapi saya mendesak saudara kami di Indonesia untuk segera membantu kami. Saya memohon kepada Yang Mulia Presiden Indonesia (Soesilo Bambang Yudhoyono) untuk menolong kami.
Kenapa Anda minta bantuan kepada Indonesia?
Saya kemarin (dua hari lalu) melihat dokumen perjanjian Mafilindo, isinya pemerintah Indonesia berkomitmen terhadap Sabah dan Serawak.
Lalu apa tawaran Anda buat pemerintah Indonesia?
Saya ingin bergabung dengan Indonesia. Saya akan menyerahkan kedaulatan Sulu kepada Indonesia asal Indonesia mau membantu mengembalikan Sabah dan Serawak kepada kami.
Bukankah lebih baik bergabung dengan Malaysia?
Malaysia mu**fik, sedangkan Indonesia berkomitmen terhadap nilai-nilai Islam.
Bukankah Islam agama resmi di Malaysia, sedangkan di Indonesia ada lima agama lain selain Islam diakui?
Islam di Malaysia hanya sekadar kata-kata tapi perbuatan mereka tidak Islam.
Anda kedengarannya frustasi?
Saya memang frustasi karena itu saya sangat mengharapkan bantuan dari Indonesia.
Sultan Sulu Muizul Lail Kiram mengaku sangat frustasi terhadap konflik perebutan Sabah dan Serawak dengan Malaysia. Sebab itu, dia meminta bantuan Indonesia buat merebut kembali wilayah di utara Pulau Kalimantan itu.
"Saya akan menyerahkan kedaulatan Sulu kepada Indonesia asal Indonesia mau membantu mengembalikan Sabah dan Serawak kepada kami," kata Sultan Muizul. Dia mengoreksi namanya bukan Sultan Mudarasulail Kiram.
Menurut dia, Mudarasulail adalah orang mengklaim sultan Sulu. Aslinya dia bernama Faizal Abdul Naim, warga negara Malaysia asal Malaka.
Berikut penuturan Sultan Muizul Lail Kiram saat dihubungi Faisal Assegaf dari merdeka.com melalui telepon selulernya, Kamis (14/3).
Jadi apa rencana Anda selanjutnya?
Saya hari ini ada di Ibu Kota Manila. Mungkin besok saya akan bertemu Presiden Benigno Aquino III. Saya akan minta kepada dia untuk segera mengakhiri konflik di Sabah Saya yakin Presiden Aquino akan menanggapi permintaan itu karena orang Sulu warga Filipina.
Anda jadi minta bantuan kepada pemerintah Indonesia?
Saya tidak punya akses ke sana, tapi saya mendesak saudara kami di Indonesia untuk segera membantu kami. Saya memohon kepada Yang Mulia Presiden Indonesia (Soesilo Bambang Yudhoyono) untuk menolong kami.
Kenapa Anda minta bantuan kepada Indonesia?
Saya kemarin (dua hari lalu) melihat dokumen perjanjian Mafilindo, isinya pemerintah Indonesia berkomitmen terhadap Sabah dan Serawak.
Lalu apa tawaran Anda buat pemerintah Indonesia?
Saya ingin bergabung dengan Indonesia. Saya akan menyerahkan kedaulatan Sulu kepada Indonesia asal Indonesia mau membantu mengembalikan Sabah dan Serawak kepada kami.
Bukankah lebih baik bergabung dengan Malaysia?
Malaysia mu**fik, sedangkan Indonesia berkomitmen terhadap nilai-nilai Islam.
Bukankah Islam agama resmi di Malaysia, sedangkan di Indonesia ada lima agama lain selain Islam diakui?
Islam di Malaysia hanya sekadar kata-kata tapi perbuatan mereka tidak Islam.
Anda kedengarannya frustasi?
Saya memang frustasi karena itu saya sangat mengharapkan bantuan dari Indonesia.
Label:
frustasi,
Indonesia,
kedaulatan,
Mafilindo,
Malaysia,
Manila,
menyerahkan,
Mudarasulail Kiram,
Muizul Lail Kiram,
Pulau Kalimantan,
Sabah,
Serawak,
Soesilo Bambang Yudhoyono,
Sultan Sulu
Jumat, 01 Maret 2013
Malaysia krisis figur, rindukan sosok seperti Jokowi
Aksi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ternyata mengundang decak kagum negara tetangga. Sosok Jokowi yang merakyat dan mau turun langsung mendengar keluh kesah warga dinilai sebagai figur yang dibutuhkan di Malaysia.
Memang sejak menjadi gubernur, Jokowi tak henti-hentinya blusukan ke kampung-kampung kumuh. Bahkan, sebagai orang nomor satu di Jakarta, Jokowi rela masuk gorong-gorong dan menerobos banjir.
Seorang kolumnis Malaysia Syed Nadzri Syed Harun, dalam tulisan yang berjudul, Wanted badly: A Malaysian Jokowi, mengatakan, Jokowi yang baru menjabat Gubernur Jakarta akhir Oktober tahun lalu lebih menekankan kerja nyata ketimbang sibuk dengan urusan politik. Tentu tulisan itu dikaitkan menjelang Pemilu Malaysia, April nanti.
"Jokowi bahkan mau masuk ke gorong-gorong dan mengunjungi daerah kumuh serta berbicara dengan rakyat miskin tentang akses kesehatan dan pendidikan," tulis Nadzri.
Jokowi, kata dia, juga langsung turun tangan menangani banjir besar yang merendam Jakarta bulan lalu. "Dia lebih menekankan aksi nyata untuk menangani banjir," demikian tulisan Nadzri, beberapa mengutip artikel The Economist dia.
Nadzri mengaku miris dengan kondisi di Negeri Jiran saat ini di mana para elitenya lebih mementingkan urusan politik ketimbang kerja buat rakyat. Padahal, katanya, kemacetan semakin di Ibu Kota Kuala Lumpur, Johor Baru, dan Penang.
"Kita butuh Jokowi di sini. Dan seperti pernah dia katakan, dia tak ingin jadi presiden. Dia hanya menjalankan pekerjaan mulia," tuturnya.
Bahkan, Nadzri menilai tokoh oposisi di Malaysia Anwar Ibrahim sekali pun bukan lah sosok yang tepat. Dia pesimistis politikus yang sempat di bui itu akan membawa perubahan bagi Malaysia.
"Anwar sekali pun tidak akan mampu. Fokus dia sekarang adalah menang pilihan raya. Anwar dan politisi dari partai berkuasa tidak ada yang fokus kepada kepentingan rakyat. Mereka cuma sibuk dengan urusan politik," katanya.
Berarti Malaysia sedang krisis kepemimpinan? "Bukan itu maksud saya. Lebih baik lagi kalau mereka berlaku seperti Jokowi," tandasnya.
Memang sejak menjadi gubernur, Jokowi tak henti-hentinya blusukan ke kampung-kampung kumuh. Bahkan, sebagai orang nomor satu di Jakarta, Jokowi rela masuk gorong-gorong dan menerobos banjir.
Seorang kolumnis Malaysia Syed Nadzri Syed Harun, dalam tulisan yang berjudul, Wanted badly: A Malaysian Jokowi, mengatakan, Jokowi yang baru menjabat Gubernur Jakarta akhir Oktober tahun lalu lebih menekankan kerja nyata ketimbang sibuk dengan urusan politik. Tentu tulisan itu dikaitkan menjelang Pemilu Malaysia, April nanti.
"Jokowi bahkan mau masuk ke gorong-gorong dan mengunjungi daerah kumuh serta berbicara dengan rakyat miskin tentang akses kesehatan dan pendidikan," tulis Nadzri.
Jokowi, kata dia, juga langsung turun tangan menangani banjir besar yang merendam Jakarta bulan lalu. "Dia lebih menekankan aksi nyata untuk menangani banjir," demikian tulisan Nadzri, beberapa mengutip artikel The Economist dia.
Nadzri mengaku miris dengan kondisi di Negeri Jiran saat ini di mana para elitenya lebih mementingkan urusan politik ketimbang kerja buat rakyat. Padahal, katanya, kemacetan semakin di Ibu Kota Kuala Lumpur, Johor Baru, dan Penang.
"Kita butuh Jokowi di sini. Dan seperti pernah dia katakan, dia tak ingin jadi presiden. Dia hanya menjalankan pekerjaan mulia," tuturnya.
Bahkan, Nadzri menilai tokoh oposisi di Malaysia Anwar Ibrahim sekali pun bukan lah sosok yang tepat. Dia pesimistis politikus yang sempat di bui itu akan membawa perubahan bagi Malaysia.
"Anwar sekali pun tidak akan mampu. Fokus dia sekarang adalah menang pilihan raya. Anwar dan politisi dari partai berkuasa tidak ada yang fokus kepada kepentingan rakyat. Mereka cuma sibuk dengan urusan politik," katanya.
Berarti Malaysia sedang krisis kepemimpinan? "Bukan itu maksud saya. Lebih baik lagi kalau mereka berlaku seperti Jokowi," tandasnya.
Label:
Anwar,
blusukan,
DKI,
figur,
gorong-gorong,
Gubernur,
Jokowi,
kesehatan,
krisis,
Kuala Lumpur,
Malaysia,
merakyat,
pendidikan,
politik,
Syed Nadzri Syed Harun,
turun
Kamis, 28 Februari 2013
Winai, Cucu KH Amad Dahlan yang Jadi 'Sang Pencerah' Bagi Muslim Thailand
Kisah hidup pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan diangkat ke layar lebar dalam film besutan Hanung Bramantyo berjudul 'Sang Pencerah', merujuk pada jasa besar sosok salah satu pahlawan nasional itu. Dan ternyata cucu Ahmad Dahlan, Winai Dahlan juga memiliki peran yang begitu besar bagi muslim Thailand, khususnya dalam teknologi produk halal.
Muslim di Thailand merupakan minoritas. Di tengah banyaknya zat-zat haram yang menjadi campuran bahan mentah di Thailand, Winai yang merupakan profesor dalam bidang ilmu kesehatan pada tahun 1995 menggagas penelitian untuk menelaah kandungan zat-zat yang meragukan dalam bahan makanan yang ada di Thailand.
Program penelitiannnya yang dilakukan di salah satu laboratorium kecil di Universitas Chulalongkorn -- Universitas Tertua di Thailand-- itu sukses dan diberi nama The Halal Science Center. Perlahan namun pasti, lembaga ini berhasil mengembangkan teknologi produk halal yang memaksa negara tetangga untuk menoleh kepada mereka.
Salah satu contohnya kesuksesannya, The Halal Science Center menerapkan aplikasi scaning barcode, yang bisa dilakukan warga menggunakan tablet ataupun smartphone. Jadi, pihak The Halal Science Center menyediakan software gratis untuk pemindaian label yang bisa didownload oleh siapapun.
Setelah dilakukan pemindaian, maka nanti di gadget akan muncul profil dari makanan terkait. Mulai dari siapa produsennya, batas akhir waktu konsumsi dan tentunya kepastian kehalalannya. Dengan teknologi ini, maka menutup ruang terjadinya penipuan.
Pada tahun 2006, Malaysia langsung melalui perdana menterinya Abdullah Ahmad Badawi memberi anugrah 'Best Innovation in Halal Industry' kepada The Halal Science Center. Pada tahun 2009, penghargaan serupa didapatkan dari Filipina. Lalu di 2011, Malaysia kembali memberi penghargaan dengan titel Halal Research Summit.
Tak hanya negara tetangga yang melemparkan pujian dan penghargaan kepada Winai dan lembaga yang dipimpinnya. Kerajaan Thailand pada 2009 memberikan penghargaan kepada Winai atas jasanya mengembangkan produk halal yang terbukti sangat membantu kaum muslim di Thailand, dalam memberikan rasa aman atas apa yang mereka konsumsi.
"Di negara muslim yang jumlahnya besar seperti milik Anda (Indonesia), akan merasa sangat aman soal perkara halal dan haram. Namun bagi kami yang tinggal di negara non muslim, kami harus sangat hati-hati," ujar Winai kepada wartawan dari Indonesia di Chulalongkorn, Bangkok ini.
Winai tampak begitu antusias menyambut rombingan wartawan dari Indonesia. Maklum saja, meski dia merupakan warga negara Thailand, darah yang mengalir di tubuhnya 100 persen Indonesia. Ayahnya, Irfan Dahlan anak Keempat dari Ahmad Dahlan merupakan seorang Jawa, begitu juga pula ibunya, seorang warga Thailand muslim dari perkampungan Jawa di negeri itu.
"Ayahnya saya dari Indonesia, dari Kauman (Yogyakarta). Ibu saya merupakan anak dari imam yang ada di masjid kampung jawa," ujar Winai yang tidak berbahasa Indonesia itu.
Winai pun menceritakan mengapa ada keturunan Ahmad Dahlan yang bisa 'terdampar' di Thailand. Ayahnya, Irfan Dahlan, dikirim belajar ke luar negeri tepatnya di Pakistan pada tahun 1924. Sepulang belajar dari Pakistan pada 1933, Irfan tidak dapat masuk ke Indonesia karena situasi politik yang tidak memungkinkan. Sebab, saat itu Lautan Hindia menjadi medan tempur Perang Dunia II antara sekutu dan Jepang.
Irfan adalah anak KH Ahmad Dahlan dengan Siti Walidah yang dikenal sebagai Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri pergerakan Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH Ahmad Dahlan mempunyai enam orang anak. Yaitu, Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Zaharah.
"Ayah saya memutuskan untuk tinggal di Thailand. Kenapa Thailand, karena di sini banyak warga Indonesia yang bermukim di sini dan bernasib sama,’’ kata Winai mengenang cerita dari ayahnya.
Situasi politik yang tidak stabil pada saat itu, membuat Irfan Dahlan tidak memiliki kesempatan untuk kembali ke Indonesia. Akhirnya, Irfan memutuskan untuk benar-benar menetap di Thailand. "Ayah saya tak sempat lagi untuk tinggal di Indonesia. Sejak pergi ke Pakistan, dia baru sekali diberi kesempatan pulang. Dia meninggal di sini," ujar Winai.
Meski merupakan keturunan langsung dari Ahmad Dahlan, Winai bukan seorang kader Muhammadiyah. Meski begitu dia mengaku cukup kagum dengan amal usaha Muhammadiyah. Dia mendapatkan pengetahuan tentang Muhammadiyah dari sejumlah buku. "Dan terakhir, film sang pencerah. Film itu menyadarkan saya mengenai betapa hebatnya upaya mendirikan Muhamadiyah," ujarnya.
Meski terpisah jarak dan status kewarganegaraan, Winai tetap menjalin hubungan dengan keluarga besar keturunan Ahmad Dahlan di Indonesia, terutama di Yogyakarta. Pria berusia 60 tahun ini sudah beberapa kali pulang ke Kauman untuk bertemu dengan sepupu dan kerabat lain.
"Ketika beberapa tahun lalu pihak keluarga memutuskan untuk mewakafkan rumah di Kauman untuk Muhammadiyah, saya juga diajak berembug," tutur pria yang masih bisa menyanyikan lagu 'Naik Kereta Api' ini.
Muslim di Thailand merupakan minoritas. Di tengah banyaknya zat-zat haram yang menjadi campuran bahan mentah di Thailand, Winai yang merupakan profesor dalam bidang ilmu kesehatan pada tahun 1995 menggagas penelitian untuk menelaah kandungan zat-zat yang meragukan dalam bahan makanan yang ada di Thailand.
Program penelitiannnya yang dilakukan di salah satu laboratorium kecil di Universitas Chulalongkorn -- Universitas Tertua di Thailand-- itu sukses dan diberi nama The Halal Science Center. Perlahan namun pasti, lembaga ini berhasil mengembangkan teknologi produk halal yang memaksa negara tetangga untuk menoleh kepada mereka.
Salah satu contohnya kesuksesannya, The Halal Science Center menerapkan aplikasi scaning barcode, yang bisa dilakukan warga menggunakan tablet ataupun smartphone. Jadi, pihak The Halal Science Center menyediakan software gratis untuk pemindaian label yang bisa didownload oleh siapapun.
Setelah dilakukan pemindaian, maka nanti di gadget akan muncul profil dari makanan terkait. Mulai dari siapa produsennya, batas akhir waktu konsumsi dan tentunya kepastian kehalalannya. Dengan teknologi ini, maka menutup ruang terjadinya penipuan.
Pada tahun 2006, Malaysia langsung melalui perdana menterinya Abdullah Ahmad Badawi memberi anugrah 'Best Innovation in Halal Industry' kepada The Halal Science Center. Pada tahun 2009, penghargaan serupa didapatkan dari Filipina. Lalu di 2011, Malaysia kembali memberi penghargaan dengan titel Halal Research Summit.
Tak hanya negara tetangga yang melemparkan pujian dan penghargaan kepada Winai dan lembaga yang dipimpinnya. Kerajaan Thailand pada 2009 memberikan penghargaan kepada Winai atas jasanya mengembangkan produk halal yang terbukti sangat membantu kaum muslim di Thailand, dalam memberikan rasa aman atas apa yang mereka konsumsi.
"Di negara muslim yang jumlahnya besar seperti milik Anda (Indonesia), akan merasa sangat aman soal perkara halal dan haram. Namun bagi kami yang tinggal di negara non muslim, kami harus sangat hati-hati," ujar Winai kepada wartawan dari Indonesia di Chulalongkorn, Bangkok ini.
Winai tampak begitu antusias menyambut rombingan wartawan dari Indonesia. Maklum saja, meski dia merupakan warga negara Thailand, darah yang mengalir di tubuhnya 100 persen Indonesia. Ayahnya, Irfan Dahlan anak Keempat dari Ahmad Dahlan merupakan seorang Jawa, begitu juga pula ibunya, seorang warga Thailand muslim dari perkampungan Jawa di negeri itu.
"Ayahnya saya dari Indonesia, dari Kauman (Yogyakarta). Ibu saya merupakan anak dari imam yang ada di masjid kampung jawa," ujar Winai yang tidak berbahasa Indonesia itu.
Winai pun menceritakan mengapa ada keturunan Ahmad Dahlan yang bisa 'terdampar' di Thailand. Ayahnya, Irfan Dahlan, dikirim belajar ke luar negeri tepatnya di Pakistan pada tahun 1924. Sepulang belajar dari Pakistan pada 1933, Irfan tidak dapat masuk ke Indonesia karena situasi politik yang tidak memungkinkan. Sebab, saat itu Lautan Hindia menjadi medan tempur Perang Dunia II antara sekutu dan Jepang.
Irfan adalah anak KH Ahmad Dahlan dengan Siti Walidah yang dikenal sebagai Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri pergerakan Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH Ahmad Dahlan mempunyai enam orang anak. Yaitu, Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Zaharah.
"Ayah saya memutuskan untuk tinggal di Thailand. Kenapa Thailand, karena di sini banyak warga Indonesia yang bermukim di sini dan bernasib sama,’’ kata Winai mengenang cerita dari ayahnya.
Situasi politik yang tidak stabil pada saat itu, membuat Irfan Dahlan tidak memiliki kesempatan untuk kembali ke Indonesia. Akhirnya, Irfan memutuskan untuk benar-benar menetap di Thailand. "Ayah saya tak sempat lagi untuk tinggal di Indonesia. Sejak pergi ke Pakistan, dia baru sekali diberi kesempatan pulang. Dia meninggal di sini," ujar Winai.
Meski merupakan keturunan langsung dari Ahmad Dahlan, Winai bukan seorang kader Muhammadiyah. Meski begitu dia mengaku cukup kagum dengan amal usaha Muhammadiyah. Dia mendapatkan pengetahuan tentang Muhammadiyah dari sejumlah buku. "Dan terakhir, film sang pencerah. Film itu menyadarkan saya mengenai betapa hebatnya upaya mendirikan Muhamadiyah," ujarnya.
Meski terpisah jarak dan status kewarganegaraan, Winai tetap menjalin hubungan dengan keluarga besar keturunan Ahmad Dahlan di Indonesia, terutama di Yogyakarta. Pria berusia 60 tahun ini sudah beberapa kali pulang ke Kauman untuk bertemu dengan sepupu dan kerabat lain.
"Ketika beberapa tahun lalu pihak keluarga memutuskan untuk mewakafkan rumah di Kauman untuk Muhammadiyah, saya juga diajak berembug," tutur pria yang masih bisa menyanyikan lagu 'Naik Kereta Api' ini.
Kamis, 20 Desember 2012
Bank Dunia : Ekonomi Asia Pasifik Tetap Kokoh
Perekonomian kawasan Asia Timur dan Asia Pasifik tercatat tetap kokoh di tengah lemahnya perekonomian global. Laporan terbaru Bank Dunia memproyeksi bahwa perekonomian Asia Timur dan Asia Pasifik tumbuh sebesar 7,5 persen di tahun 2012.
"Sedikit melambat dibanding 2011 sebesar 8,3 persen akibat melambatnya perekonomian China. Namun bisa tumbuh hingga 7,9 persen pada 2013 didorong oleh konsumsi domestik," kata Ekonom Utama Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Berf Hofman seperti dikutip dari siaran pers Bank Dunia pada Rabu, 19 Desember 2012.
Pertumbuhan China tahun ini diperkirakan bakal mencapai 7,9 persen, turun sebesar 1,4 persen dibanding pertumbuhan pada 2011 sebesar 9,3 persen. Melemahnya ekspor dan terpuruknya sektor perumahan menjadi penyebab melambatnya perekonomian China tahun ini. Meski begitu, perekonomian China bakal tumbuh hingga 8,4 persen pada tahun depan didorong oleh stimulus fiskal dan percepatan implementasi proyek-proyek investasi besar.
"Dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi di kawasan ini, kami berharap kemiskinan juga menurun," kata Hofman. Penduduk yang hidup di bawah USD 2 per hari di kawasan diperkirakan akan mencapai 23,3 persen pada akhir 2014. "Menurun cukup banyak dari 28,8 persen dari tahun 2012."
Sementara itu, Indonesia, Malaysia, dan Filipina diprediksi akan mendorong perkembangan Asia Timur dengan pertumbuhan mencapai 5,7 persen tahun depan dan 5,8 persen di tahun 2014. Untuk tahun 2012, tanpa mengikutsertakan China, kawasan berkembang Asia Timur ini tercatat bakal tumbuh 6,5 persen, meningkat 4,4 persen dari tahun 2011.
"Sedikit melambat dibanding 2011 sebesar 8,3 persen akibat melambatnya perekonomian China. Namun bisa tumbuh hingga 7,9 persen pada 2013 didorong oleh konsumsi domestik," kata Ekonom Utama Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Berf Hofman seperti dikutip dari siaran pers Bank Dunia pada Rabu, 19 Desember 2012.
Pertumbuhan China tahun ini diperkirakan bakal mencapai 7,9 persen, turun sebesar 1,4 persen dibanding pertumbuhan pada 2011 sebesar 9,3 persen. Melemahnya ekspor dan terpuruknya sektor perumahan menjadi penyebab melambatnya perekonomian China tahun ini. Meski begitu, perekonomian China bakal tumbuh hingga 8,4 persen pada tahun depan didorong oleh stimulus fiskal dan percepatan implementasi proyek-proyek investasi besar.
"Dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi di kawasan ini, kami berharap kemiskinan juga menurun," kata Hofman. Penduduk yang hidup di bawah USD 2 per hari di kawasan diperkirakan akan mencapai 23,3 persen pada akhir 2014. "Menurun cukup banyak dari 28,8 persen dari tahun 2012."
Sementara itu, Indonesia, Malaysia, dan Filipina diprediksi akan mendorong perkembangan Asia Timur dengan pertumbuhan mencapai 5,7 persen tahun depan dan 5,8 persen di tahun 2014. Untuk tahun 2012, tanpa mengikutsertakan China, kawasan berkembang Asia Timur ini tercatat bakal tumbuh 6,5 persen, meningkat 4,4 persen dari tahun 2011.
Label:
2012,
7.5 persen,
Asia Pasifik,
Bank Dunia,
Berf Hofman,
China,
ekonimi,
Filipina,
global,
Indonesia,
investasi,
kemiskinan,
kokoh,
lemah,
Malaysia,
stimulus fiskal
Sabtu, 01 Desember 2012
Malaysia Injak Harga Diri Indonesia di Bukit Jalil
Yel-yel 'tiruan' yang diteriakkan pendukung garis keras Timnas Malaysia bakal membuat kuping Anda panas.
Konfrontasi antara Indonesia melawan Malaysia bakal semakin memanas. Supporter Malaysia ternyata menghina Indonesia begitu rendah seperti yel-yel yang diteriakkan Ultras Malaysia di Piala AFF 2012.
Saat Malaysia ditundukkan Singapura 3-0, Minggu (25/11), supporter Ultras itu justru mengejek Indonesia yang justru tak bertanding di Stadion Bukit Jalil.
Yel-yel Indonesia itu begitu menghina dimana Tanah Air disamakan dengan binatang dalam nyanyian yang diteriakkan pendukung Malaysia.
Larangan memperolokkan, berprasangka dan lain-lain (AL Hujarat Ayat 11-12)
11) Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.
12) Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
Konfrontasi antara Indonesia melawan Malaysia bakal semakin memanas. Supporter Malaysia ternyata menghina Indonesia begitu rendah seperti yel-yel yang diteriakkan Ultras Malaysia di Piala AFF 2012.
Saat Malaysia ditundukkan Singapura 3-0, Minggu (25/11), supporter Ultras itu justru mengejek Indonesia yang justru tak bertanding di Stadion Bukit Jalil.
Yel-yel Indonesia itu begitu menghina dimana Tanah Air disamakan dengan binatang dalam nyanyian yang diteriakkan pendukung Malaysia.
Larangan memperolokkan, berprasangka dan lain-lain (AL Hujarat Ayat 11-12)
11) Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.
12) Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
Label:
AFF 2012,
Al Hujarat,
ayat 11-12,
Bukit Jalil,
daging,
dosa,
garis keras,
harga diri,
Indonesia,
injak,
konfrontasi,
Malaysia,
menggunjing,
olok-olok,
pendukung,
prasangka,
saudaranya,
suporter,
Ultras Malaysia,
yel-yel
Jumat, 20 Juli 2012
850 Orang Karyawan Organik INKA Madiun
"Sedangkan untuk pasar ekspor, INKA menggarap kereta pesanan Malaysia sebanyak 16 unit dengan nilai kontrak mencapai hampir 5 juta dolar AS serta kereta pesanan Singapura sebanyak 20 unit gerbong barang yang berjenis "wheel wagon" dan "flat wagon"," terang Rasid.
Ia menambahkan, selain pesanan kereta api, tahun ini PT INKA juga menggarap pesanan non-kereta api berupa "busway" sebanyak 21 unit. Busway ini merupakan pesanan dari Jakarta.
Pihaknya optimistis bisa menyelesaikan semua kontrak kerja yang telah masuk tersebut pada akhir 2012. Sebab, selain melibatkan penuh seluruh karyawannya, pihaknya juga akan melibatkan karyawan dari anak perusahaan PT INKA untuk membantu proses produksi.
Adapun jumlah karyawan PT INKA mencapai sekitar 1.000 orang lebih, di mana sebanyak 850 orang di antaranya merupakan karyawan organik dan sisanya non-organik.
Langganan:
Postingan (Atom)