"Djoko Susilo itu murid kesayangan papa saat mengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK)," kata putra sulung Ursinus, Elias Christian Meddelu kepada merdeka.com.
Eli menatap foto yang tergantung di ruang tamu almarhum Irjen Ursinus di kawasan Otista, Jakarta Timur itu. Dia meneruskan ceritanya.
Setelah pensiun tahun 1975, Ursinus masih mengajar di PTIK hingga tahun 2000. Dia mengajar ilmu manajemen lalu lintas.
"Papa bangga sekali dengan Djoko Susilo. Nilainya paling bagus. Papa bilang tidak ada komandan lalu lintas penggantinya yang secerdas Djoko," lanjut Eli.
Pada Djoko, Ursinus berharap korps lalu lintas bisa dibenahi. Djoko adalah polisi cerdas. Dia yang membangun sistem Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya. Dia pula yang menciptakan National Traffic Management Center (NTMC) saat menjadi Kepala Korps Lalu Lintas Polri.
Karir Djoko memang cemerlang. Dia adalah jenderal pertama di Akpol 84. Dia pula yang mendapat bintang dua paling cepat. Tinggal menunggu waktu, bisa jadi Djoko menjadi kandidat Kapolri.
Tapi kini Djoko menjadi tersangka kasus korupsi simulator SIM dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) di KPK. Satu persatu aset Djoko ditelanjangi. Kekayaan Djoko luar biasa. Kekayaannya berderet mulai dari Subang, Jawa Barat hingga Bali. Nilainya diduga lebih dari Rp 100 miliar.
Soal ini, Djoko berbanding terbalik dengan Ursinus. Ketika menjabat Dirlantas Polri tahun 1965-1972, Ursinus tak pernah sekalipun korupsi. Jenderal jujur ini hidup pas-passan. Bahkan dia tak punya rumah dan kesulitan menguliahkan anaknya. Padahal uang ratusan juta bisa saja didapatnya dengan mudah.
"Kalau papa tahu Djoko seperti itu, mungkin papa mati berdiri," kata Eli.
Eli bersyukur papanya tak tahu kasus korupsi Djoko. Tuhan berbaik hati mengambil nyawa Ursinus sebelum kasus Djoko mencuat. Hal itu lebih baik bagi Ursinus yang tua dan sakit-sakitan. Ursinus meninggal 8 Januari 2012, 6 bulan sebelum Djoko jadi tersangka.
"Kami anggap itu karunia Tuhan," jelas Eli.
Eli dan saudaranya mengaku pernah berniat mencopot foto Djoko bersama Ursinus itu dari dinding rumah. Tapi hal itu urung dilakukan.
"Biarlah, dulu papa yang minta foto ini dipasang. Kami hormati keinginan papa."
Soal prestasi, Ursinus dulu menciptakan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) dan perbaikan buku tilang. Djoko menciptakan NTMC dan TMC. Prestasi keduanya walau terpaut puluhan tahun, bisa disejajarkan.
Sayang, Irjen Djoko tak meneladani kejujuran sang guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar