JAKARTA - Founder The Indonesian Institute, Jeffrie Geovanie mengaku mendapatkan cerita menarik saat berkunjung ke Perancis. Kala itu, nama salah satu maskapai penerbangan Indonesia menjadi perbincangan hangat.
Hal tersebut berkat usaha CEO Lion Air Rusdi Kirana yang pada 18 Maret 2013 lalu telah menyepakati pemesanan 234 Airbus yang terdiri dari 109 unit jenis A230, 65 unit jenis A320, dan 60 unit jenis A321. Nilainya mencapai 18,4 miliar Euro atau setara 230 triliun rupiah.
"Belum lama ini, saat berkunjung ke Perancis, di sebuah kafe kecil saya sempat berbincang-bincang dengan seorang warga negara Indonesia (WNI) yang sudah lama tinggal di Paris. Menurut pengakuannya, selama ini keberadaan WNI dianggap bukan siapa-siapa di Perancis, tapi sejak ada maskapai penerbangan Indonesia (tanpa menyebut nama) memesan 234 Airbus, WNI menjadi sangat dihargai. Nama Indonesia menjadi harum," ujar Jeffrie, Minggu(1/9/2013) malam. Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label Airbus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Airbus. Tampilkan semua postingan
Senin, 02 September 2013
Jumat, 30 Agustus 2013
Rusdi Kirana Bangga Catatkan Transaksi Terbesar dalam Sejarah Penerbangan
JAKARTA - CEO Lion Air Rusdi Kirana berbagi pengalaman saat dirinya menandatangani kontrak dengan dua perusahaan produsen pesawat ternama asal Perancis dan Amerika Serikat, yaitu Airbus dan Boeing.
Karena baginya, membawa Indonesia di atas podium Istana Elysee, Perancis, adalah satu kehormatan yang dengan penuh ketulusan ingin ia persembahkan untuk Negeri ini.
Ini adalah satu dari tiga kehormatan yang dirasakan Rusdi Kirana. Dua lainnya yaitu saat menerima undangan dari Komite Konvensi Partai Demokrat, dan satu lagi, ketika memutuskan tidak ikut konvensi karena memberi jalan pada figur terbaik untuk menjadi calon pemimpin bangsa ini. Selanjutnya *
Karena baginya, membawa Indonesia di atas podium Istana Elysee, Perancis, adalah satu kehormatan yang dengan penuh ketulusan ingin ia persembahkan untuk Negeri ini.
Ini adalah satu dari tiga kehormatan yang dirasakan Rusdi Kirana. Dua lainnya yaitu saat menerima undangan dari Komite Konvensi Partai Demokrat, dan satu lagi, ketika memutuskan tidak ikut konvensi karena memberi jalan pada figur terbaik untuk menjadi calon pemimpin bangsa ini. Selanjutnya *
Langganan:
Postingan (Atom)