Tampilkan postingan dengan label padat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label padat. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Agustus 2012

Pawang Geni, Pemadam Kebakaran Pemukiman Padat Penduduk Ala Wong Solo

Pawang Geni di Kal. Sudiroprajan, Kec. Jebres, Solo.
Walikota Solo, Joko Widodo, memberikan dukungannya pada pengembangan alat pemadam kebakaran yang diciptakan oleh warga Sudiroprajan, Sri Utomo, sebagai alat pemadam alternatif khusus permukiman padat penduduk.

Dukungan tersebut disampaikan Jokowi, saat mengunjungi lokasi sekaligus melihat demontrasi alat itu di wilayah RT 1/RW 008 Sudiroprajan, Kamis (23/8/2012) sore. Beberapa kali Jokowi tak bisa menahan diri mengucap “wow” saat menyaksikan air memancar dari selang yang disambungkan pada alat tersebut.

Alat itu sendiri cukup sederhana. Hanya terdiri atas drum dengan kapasitas 200 liter air di atas papan beroda, serta sejumlah palang besi dan logam yang dirangkai sedemikian rupa serta dua palang untuk memompa air. Ukurannya tak terlalu besar sehingga bisa didorong masuk ke gang-gang selebar satu meter sekalipun.

Menurut sang inventor, Sri Utomo, alat itu bisa memancarkan air hingga sejauh 20 meter. Selain itu, disediakan pula drum untuk cadangan air yang bisa dibawa serta. Dengan harga pokok produksi Rp8,5 juta, alat pemadam kebakaran alternatif itu ditawarkan kepada pemesan senilai Rp10 juta-Rp11 juta.

“Alat ini saya buat setelah melihat dua kebakaran di kampung ini sementara mobil pemadam kebakaran tak bisa menjangkau. Untuk membuat alat ini saya dibantu dana oleh LPMK. Sekarang warga di sini tak perlu lagi menggantungkan pada pemadam kebakaran,” ujarnya.

Jokowi mengatakan alat pemadam itu bisa menjadi alternatif untuk antisipasi kebakaran terutama di perkampungan bergang sempit, di mana mobil pemadam kebakaran tak bisa masuk. “Hal terpenting dalam penanganan masalah itu kan bagaimana memberdayakan masyarakat agar tidak terus tergantung pada pemerintah. Alat ini bisa jadi contohnya,” katanya.

Ditanya apakah ada rencana memperkenalkan alat itu di Jakarta, Jokowi hanya tertawa. Namun dia mengatakan alat itu memang cocok untuk kawasan padat penduduk.

Selasa, 21 Agustus 2012

H+1: Jogja-Solo 5 Jam!

Kepadatan arus lalu lintas di H+1 Lebaran, Senin (20/8), mengalami peningkatan. Perjalanan Jogja-Solo menggunakan kendaraan pribadi, yang biasanya sekitar satu hingga dua jam, kini harus ditempuh sekitar lima jam.

Kemacetan terjadi tak hanya jalan dalam Kota Jogja, tetapi sepanjang perjalanan dari Kota Jogja hingga memasuki Kota Solo.

Pantauan Solopos.com di sepanjang jalan tersebut, Senin malam, kendaraan pribadi dari luar kota mendominasi di jalur Jogja-Solo. Tak hanya itu, kemacetan itu terjadi di persimpangan jalan, terutama di traffic light di sepanjang jalan tersebut. Seperti di kawasan Prambanan, Delanggu, Klaten dan beberapa ruas jalan lainnya.

Salah satu pengendara mobil Hanif mengatakan ia bersama keluarga memilih melewati jalur alternatif. Namun, karena banyaknya kendaraan yang melintas, justru kemacetan terjadi di beberapa titik.

“Tidak membantu mengurai kemacetan yang ada,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di sela-sela istirahatnya di kawasan Prambanan, Senin.

Hanif yang usai melakukan silaturahmi dengan keluarga di Jogja mengaku ia memilih untuk segera meninggalkan Kota Jogja untuk menghindari kemacetan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//