Tampilkan postingan dengan label ratusan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ratusan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 28 Juli 2013

VANNY ROSSYANE Membongkar Skandal Lapas, Inilah Pengakuannya

JAKARTA — Vanny Rossyanne terus menebar informasi yang menimbulkan kontroversi.
Di hadapan media, Vanny mengungkapkan tentang kehidupan seks bebasnya bersama Freddy sejak November 2012 lalu.

“Aku pertama kali kenal Abang [Freddy] sekitar 7 bulan lalu, 2012 akhir. Aku dikenalin sama teman aku, seseorang lah…,” ujarnya membuka kisah kala diwawancarai SCTV, Kamis (25/7/2013).

Saat kali pertama bertemu dengan Freddy, kata Vanny, ia datang ke LP Cipinang bersama temannya. Sepulang dari LP bersama temannya itu, Vanny mengaku diberi uang oleh Freddy dalam jumlah yang fantastis. “Nemenin temen, tapi dikasih uang. Aku juga bingung, uangnya fantastis,” ujarnya dengan senyum lebar.

Wanita-wanita lain di seputar Freddy diakuinya cukup banyak. “Banyak. Artis pun banyak… Saking banyaknya aku bingung ya kalau ditanya… Berapa banyak? Ratusan!” ujarnya senada iklan wafer yang biasa muncul di televisi.

Vanny lalu berteka-teki dengan inisial selebritas yang pernah datang menemani Freddy di LP Narkotika Cipinang. “Yang minta mobil sama Abang [Freddy], penyanyi dangdut ada, inisialnya SB,” kata Vanny yang pengakuan tentang skandal seksnya di LP Cipinang jadi perhatian dunia itu.

Ada juga selebritas lain yang cukup dikenalnya karena terbilang popular. “Ada juga… Itu yang suka berantem siapa sih inisialnya… NM!” Sumber *

Liha Video!

Selasa, 16 April 2013

HUT Kopassus di Solo: 1 Prajurit Lebih Berharga dari 1.000 Preman

Ratusan orang dari berbagai elemen organisasi masyarakat di Solo dan Yogyakarta memperingati hari ulang tahun Kopassus ke-61, Selasa 16 April 2013, dengan memberikan kado istimewa berupa gunungan buah-buahan dan tumpeng nasi.

Kado ini merupakan bentuk dukungan moril kepada Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, Kartosuro, yang 11 oknumnya menjadi tersangka penyerbuan Lapas Cebongan.

Ratusan orang itu antara lain berasal dari Forum Komunikasi Putra Putri Purnawisaran TNI/Polri (FKPPI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Surakarta, Search and Rescue (SAR) Darul Islam, SAR Universitas Negeri Sebelas Maret, Resimen Mahasiswa (Menwa), dan Masyarakat Surakarta Hadiningrat. Mereka berkumpul di kolam renang Grup 2 Kopassus yang berdampingan dengan asrama Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan di jalan utama Solo-Yogyakarta.

Selain membawa dua gunungan buah-buahan dan lima nasi tumpeng, massa juga membawa berbagai poster yang bertuliskan “Dirgahayu Kopassus ke-61 Maju Terus”, “NKRI = Harga Mati”, “Pemuda Solo Siap Dukung TNI Berantas Premanisme”, serta “Salut pada Prajurit Kesatria yang Gentlemen, Sportif, dan Berani.”

Mereka menyertakan pula foto almarhum Serka Heru Santosa – korban tewas pengeroyokan preman di Hugo’s Cafe, yang di bawahnya ditulisi ‘1 Prajurit Lebih Berhaga daripada 1.000 Preman.”

Massa selanjutnya melakukan aksi long march dari depan kolam renang menuju pintu gerbang utama Grup 2 Kopassus. Sepanjang perjalanan, mereka meneriakkan yel-yel bernada dukungan terhadap Kopassus. Sesampai di depan pintu gerbang utama, mereka langsung disambut oleh sejumlah prajurit Kopassus.

Sebelum memasuki markas Kopassus, perwakilan elemen ormas berorasi bergantian tepat di depan pintu gerbang utama. “Kami memohon kepada Kopassus supaya bisa membantu advokasi terhadap 11 tersangka,” kata koordinator aksi, Heru Buwono.

Massa juga memberikan dukungan moril kepada keluarga Serka Heru Santosa. “Kami melakukan penggalangan dana. Hasil pengumpulan uang ini akan disumbangkan kepada istri almarhum yang saat ini tengah mengandung,” ujar Heru.

Setelah berorasi, massa dipersilakan masuk ke markas Grup 2 Kopassus. Kedatangan mereka disambut oleh Wakil Komandan Grup 2 Kopassus, Letkol Infantri M Hasan. Selanjutnya, kado gunungan buah-buahan dan nasi tumpeng langsung diberikan kepada Kopassus.

Kamis, 19 April 2012

Sinta Tewas Saat Tatonya Dihapus, Pelaku: Baru Kali Ini Fatal

Purwokerto - Eko Restianto (49), tersangka tewasnya Sinta Dewi (28) saat menghapus tato, mengaku sudah beroperasi sejak 10 tahun lalu. Baru kali hasilnya fatal, kliennya meninggal.

Eko belajar dan membuka praktek hapus tato sejak 10 tahun yang lalu. Awalnya, dia menggunakan cara manual, lalu di tahun 2009 ia mulai memakai laser.

"Dari ratusan pasien, baru kali ini fatal hingga meninggal," kata Eko kepada wartawan di Mapolres Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (19/4/2012).

Selengkapnya ...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//