Karya Upik--panggilan akrab Ali Lutfi--yang berjudul "Mimin", merekam seekor monyet yang mengenakan topeng dengan leher dirantai sedang dibawa oleh tuannya. Isu mengenai penyiksaan hewan--dengan dalih apa pun, termasuk untuk pertunjukan atau hiburan lokal--memang sedang hangat dibicarakan di dunia.
Foto yang sederhana karya Upik ini memperlihatkan kejeliannya dengan berbagai ragam dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Monyet yang difoto Upik adalah gambaran fenomena dunia hiburan dalam masyarakat yang melibatkan hewan atau binatang sebagai obyeknya.
Menurut Upik, topeng monyet adalah hiburan unik di masyarakat. Tapi, di balik itu, ada hal yang ironi dan tragis karena monyet itu harus melewati latihan yang keras untuk meniru tingkah laku manusia. "Faktor ekonomi bagi pawang atau pemilik monyet itu pun menjadi alasan hiburan ini sampai kini masih ada," katanya.
Bagi Upik, ini adalah foto kiriman yang kesekian kalinya di ajang foto dunia itu. Dia mengirimkan hasil jepretannya untuk mengikuti ajang lomba foto dunia ini sejak tahun 1999. Dia mulai mengirim karya-karyanya yang masih dalam bentuk cetak. "Saat itu saya masih menggunakan kamera film," katanya saat dihubungi Ahad, 17 Februari 2013.
Fotografi sudah digelutinya sejak di bangku kuliah. Ia mulai menjadi fotografer jurnalistik di Solo Pos. Kemudian, Upik memilih menjadi fotografer freelance dan beberapa tahun terakhir menjadi kontributor Koran Jakarta Globe. Selain lomba-lomba internasional, pria murah senyum ini pun telah beberapa kali memenangi lomba tingkat nasional.
Dia justru mendengar kabar fotonya berhasil mendapat penghargaan Wolrd Press Photo dari rekan-rekan sesama fotografer. Hampir semuanya mengatakan "selamat" dan "turut bangga" dengan kemenangan ini, mengingat tak banyak fotografer Indonesia yang berhasil meraihnya. Dalam catatan, Upik menjadi fotografer Indonesia ketujuh yang meraih World Press Photo.
"Terima kasih atas semuanya kawan-kawan. Semoga fotografi jurnalistik Indonesia semakin berkibar. Thanks to PFI, PFI Solo, dan semua sahabat2 seperjuangan. Kalian hebat," tulisnya dalam akun Facebook-nya.
Ucapan selamat juga diberikan oleh Kemal Jufri, yang tahun 2011 juga merebut penghargaan Wolrd Press Photo. "Turut bangga melihat fotografer Indonesia kembali berprestasi di ajang foto jurnalistik paling bergengsi di dunia. Selamat untuk Ali Lutfi...," katanya melalui situs jejaring sosial. "Fotonya yang sederhana namun sangat kuat dan menyentuh merepresentasikan sebuah isu penting mengenai animal abuse di Indonesia. Maju terus fotografi Indonesia!!!
Sedangkan fotografer senior Beawiharta Belly mengatakan, "Selamat buat Ali Lutfi, luar biasa. Malam itu kita dikejutkan oleh berita luar biasa ini. Ikut senang, bukti fotografer Indonesia memang berkelas dunia. Bagus lagi kalau dirayakan makan-minum di angkringan khas Solo .... hehehe ...."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar