Tampilkan postingan dengan label ABG. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ABG. Tampilkan semua postingan

Senin, 02 September 2013

Rita Kutip Rp 10 ribu/jam dari Para ABG yang Direkrutnya

Ikustrasi
Bogor - Rita (38) mendapatkan untung lumayan besar dari para ABG yang direkrutnya. Bayangkan setiap satu jam anak buahnya dipakai, dia memperoleh uang setoran Rp 10 ribu.

"Saya cuma bawa 11 orang. Semuanya orang Bogor," kata Rita, saat ditemui Detikcom di Polres Bogor Kota, Senin (2/09/2013).

Total ada 28 ABG yang diselamatkan Polres Bogor Kota dari kos-kosan di kawasan Taman Sari, Jakbar. Sedang anak buah Rita ada 11 orang. Menurutnya, terakhir kali ia membawa perempuan asal Bogor pada akhir maret 2013 lalu.

"Mereka kerja di karaoke. Setiap jam dibayar Rp 90 ribu, saya dapat jatah cuma Rp 10 ribu setiap jam. Kalau anak-anak saya sampai 5 jam di ruang karaoke, berarti saya dapet Rp 50 ribu," kata Rita.

Saat ini, RT bersama 3 tersangka lainnya masih ditahan di Mapolres Bogor Kota. Dia terus diperiksa intensif. Rita dijerat dengan pasal 2 UU RI No.21 tahun 2007 Tentang Perdagangan Manusia dengan ancaman 15 tahun penjara. Sumber *

Sabtu, 26 Januari 2013

ABG DIBUNUH & DIBAKAR: Ungkap Kasus, Paranormal pun Dilibatkan

Warga Pucangan, Kartasura, Sukoharjo, Kamis (24/1/2013) malam, digegerkan dengan penemuan mayat ABG yang dibakar di area persawahan di Dukuh Gandekan, Pucangan, Kartasura. Ratusan warga dari malam hingga pagi banyak yang datang ke lokasi kejadian. Tak sekedar melihat, beberapa warga bahkan ada yang mengecam aksi pembunuhan sadis tersebut dengan mengatakan pelaku harus dijatuhi hukuman mati.

Tak hanya mengejutkan tapi peristiwa pembunuhan tersebut juga membuat pusing aparat kepolisian Sukoharjo. Hal ini karena mayat perempuan yang diduga berusia 16 tahun itu tak bisa diidentifikasi. Bahkan hingga Jumat pagi, belum ada laporan dari masyarakat yang mencari keberadaan anak gadisnya.

Terbatasnya bukti dan saksi mata memaksa aparat kepolisian menyewa jasa paranormal untuk membantu menguak peristiwa tersebut. Paranormal tersebut bernama Ahmad Tamrin warga Karanglo, Wironanggan, Gatak.

Begitu Tim Inafis Polres Sukoharjo meninggalkan tempat kejadian perkara (TKP), Ahmad langsung mendekat ke lokasi kejadian. Dia langsung menyentuh jalan yang terdapat bercak darah yang terdapat di lokasi pembakaran. Dia menggenggam tanah tersebut dan memejamkan mata. Tak berapa lama kemudian dia berbicara dengan anggota polisi yang saat itu masih berada di TKP.

“Dari bekas ban yang terdapat di tikungan (dari Dukuh Grejen ke area persawahan) dapat dilihat ukuran ban besar, seperti ban jeep dengan lebar 20 cm hingga 22 cm. Kalau berdasarkan penerawangan saya, mobilnya bermerk Vitara karena bekas bannya halus. Sedangkan warna mobil menurut saya cenderung berwarna Silver,” ungkap Ahmad ketika ditemui Solopos.com seusai mengungkapkan hasil penerawangannya kepada polisi, Jumat (25/1/2013).

Menurut Ahmad, pelaku melaju dari arah utara ke selatan. Begitu membuang dan membakar mayat, pelaku langsung melaju menuju selatan. Ahmad juga menuturkan di TKP ada bekas ban mobil agak menyerong. Dia menilai mungkin pelaku mencuci tangan di selokan yang berada di samping TKP.

Ahmad menilai pembunuhan dilakukan di tempat lain, bukan di TKP. Sedangkan pembunuhan terjadi sekitar setengah jam hingga satu jam sebelum mayatnya di bakar karena darah korban sudah mengental.

“Kalau melihat dari bekas luka, kemungkinan korban dibacok dari arah depan dengan menggunakan tangan kanan karena luka berada di kepala bagian depan agak ke kiri. Kemungkinan juga korban mengenal pelaku. Keduanya tidak berasal dari Sukoharjo, tapi dari luar kota yang sedang bermain di sekitar sini. Kalau menurut saya, mereka sudah pergi sejak pagi karena kemarin [Kamis] kan libur sekolah,” lanjut Ahmad.

Ahmad mengungkapkan tak sepaham dengan pihak kepolisian terkait sebelum dibunuh, korban diperkosa terlebih dahulu. Ahmad menilai, persetubuhan terjadi karena suka sama suka tanpa ada paksaan. Hal ini karena ikat pinggang korban masih terikat dan tidak ada luka lain selain luka bacokan. Dia juga menilai korban dibunuh setelah mengenakan pakaian.

“Pelaku tidak mungkin akan mengenakan pakaian korban. Apalagi jika korban tidak mengenakan pakaian tentu akan lebih menguntungkan si pelaku karena akan semakin menyulitkan polisi dalam mengidentifikasi,” imbuh Ahmad.

Ahmad mengatakan, gadis korban pembunuhan bukan anak jalanan sehingga keluarga akan segera mencari keberadaan gadis tersebut. Dan dia juga mengungkapkan pembunuhan akan segera terungkap karena keluarga korban juga mengenal pelaku.

“Tapi apa yang saya katakan belum tentu benar 100%. Saya sebenarnya sudah dihubungi sejak semalam [Kamis malam] tapi karena istri saya sedang melahirkan, saya baru bisa datang pagi [Jumat] ini. Sebelum ke TKP, saya sudah mengatakan kalau korban berumur 17 tahun atau 18 tahun dan ternyata benar. Kemudian korban memakai kemeja, tapi kata polisi korban memakai kaos. Jadi apa yang saya lihat [penerawangan] belum tentu benar, bisa juga salah. Di sini saya juga hanya sekedar membantu,” pungkas Ahmad.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//