Tampilkan postingan dengan label Gita Wirjawan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gita Wirjawan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 12 Februari 2014

Gita Wirjawan Kritik Laporan Majalah Tempo

Jakarta - Gita Wirjawan mengkritik laporan utama majalah Tempo terbaru. Dia menilai laporan utama soal kisruh impor beras Vietnam tidak memenuhi kaidah jurnalistik.

"Karena hanya mengandalkan narasumber anonim yang menuduh saya bertanggung jawab atas masuknya beras ilegal Vietnam," kata Gita lewat surat kepada redaksi Tempo, Selasa malam, 11 Februari 2014. Menurut mantan Menteri Perdagangan itu, tulisan tersebut tidak memuat hasil investigasi yang mengandung informasi yang membenarkan tuduhan sumber anonim tersebut. Selanjutnya *

Selasa, 02 Juli 2013

Dibandingkan Jokowi, Pramono Edhie Enggak Ada Apa-Apanya

Politisi Demokrat Ruhut Sitompul menilai, sebagai calon presiden, Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo lebih baik dibanding Gubernur DKI Joko Widodo alias Jokowi. Namun, peneliti senior bidang politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris, tak sepakat dengan penilaian tersebut.

"Enggak ada apa-apanya Pramono Edhie dibanding Jokowi. Prestasi yang ditunjukan Pramono apa? Walaupun sempat jadi KSAD, enggak ada yang menonjol dari prestasi beliau, kecuali dikenal sebagai adik ipar SBY. Popularitas beliau lebih kepada adik Ani Yudhoyono saja," tutur Syamsuddin di Jakarta, Senin (1/7/2013).

Sebelumnya, sejumlah survei menempatkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi di urutan teratas. Salah satunya, survei Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) yang dirilis 26 Mei lalu, yang menempatkan pria asal Solo itu di urutan teratas dalam hasil survei sebagai calon presiden di Pemilu 2014.

Jokowi unggul di atas nama-nama lainnya, seperti Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Dahlan Iskan, Mahfud MD, Pramono Edhie Wibowo, Djoko Suyanto, dan Gita Wirjawan.

Sentimen negatif

Selain itu, Syamsuddin juga menyoroti dampak kehadiran Pramono Edhie di internal partai. Bergabungnya Pramono Edhie bisa menimbulkan sentimen negatif di internal Partai Demokrat maupun masyarakat. Pasalnya, adik ipar Susilo Bambang Yudhoyono itu mendapat perlakuan istimewa di Demokrat.

"Jangan-jangan sentimennya malah negatif. Kok nepotisme lagi, kok keluarga lagi yang dapat posisi Dewan Pembina?," tuturnya.

Menurutnya, kalangan internal Demokrat bisa saja tidak nyaman dengan perlakuan Pramono. Banyak kader Demokrat harus melewati kepengurusan dari bawah untuk mendapat posisi strategis.

Posisi Dewan Pembina, kata dia, merupakan posisi istimewa. Semestinya, hanya mereka yang berjasa bagi partai bisa mendapat posisi tersebut. Dengan demikian, Syamsuddin meyakini kehadiran mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu tidak akan meningkatkan elektabilitas Demokrat.

Senin, 03 Juni 2013

3 Menteri Terbaik Ini Bukan dari Parpol

Jakarta - Lembaga Survei Nasional menyatakan tiga menteri yang mendapat penilaian terbaik dalam kinerjanya di mata masyarakat bukan berasal dari partai politik. Para menteri tersebut dinilai dapat bekerja dengan lebih baik dan total karena fokus dalam tanggung jawab dan pekerjaan.

Tiga nama yang mendapat nilai tinggi dalam kinerja secara berurutan adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan dengan nilai 20,4 persen, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dengan 14,2 persen, dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dengan 11,8 persen.

"Menteri dari partai yang dinilai baik hanya Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di peringkat keempat dengan 11,5 persen. Hatta punya nilai tinggi karena seluruh kebijakan ekonomi pemerintah disampaikan dia dengan argumentasi yang baik. Banyak diberitakan media," kata Peneliti Utama LSN, Dipa Pradipta dalam konferensi pers, Ahad, 2 Juni 2013.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//