Jakarta - Ada tren baru yang sedang terjadi di kalangan remaja-remaja kaya, yakni tren memotretspeedometer kecepatan tinggi untuk dipamerkan di media sosial.
Di kalangan remaja, jalan tol Jagorawi dan Cipularang merupakan pilihan untuk aksi kebut-kebutan berbahaya itu. Apakah Dul mengikuti tren tersebut? Belum jelas. Yang pasti, Al, kakak Dul, pernah mengatakan bahwa adiknya itu ngebut hingga kecepatan 200 kilometer per jam.
Tren itu juga mewabah di sekolah Bakti Mulya. Bakti Mulya adalah sekolah Dul sebelum dia memilih home schooling pada Juni lalu.
Seorang kerabat Ahmad Dhani pun mengungkapkannya. "Itu sudah menjadi obrolan di kalangan ibu-ibu wali murid di Bakti Mulya. Mereka pamer kehebatan dan memacu mobilnya di tol," kata dia, yang namanya enggan disebutkan. Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label aksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label aksi. Tampilkan semua postingan
Minggu, 15 September 2013
Siswa di Sekolah Dul Sering Pamer Foto Speedometer
Label:
200 kilometer per jam,
aksi,
Bakti Mulya,
Cipularang,
Dul,
foto,
home schooling,
Jagorawi,
kebut-kebutan,
Pamer,
sekolah,
Sering,
siswa,
Speedometer,
Tol
Minggu, 08 September 2013
OJK Dorong Aksi Buyback Saham
Bandung - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta kepada seluruh perusahaan yang terdaftar di bursa atau emiten untuk segera melakukan pembelian kembali saham (buyback) dalam rangka 'menyelamatkan' harga saham perseroan.
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Rahmat Waluyanto mengatakan, kinerja pasar saham yang punya volatilitas tinggi, sangat memungkinkan naik turunnya harga saham. Menurutnya, melakukan buyback tidak harus menunggu saat harga saham mencapai titik terendahnya (bottom).
"Buyback itu baik dalam rangka memperbaiki harga, nggak perlu menunggu harga itu mencapai bottom (harga terendah), karena nggak ada yang tahu sampai mana batasnya tapi yang paling penting adanya gejolak ini, maka diperlukan buyback," ujar Rahmat di Acara Pelatihan di Hotel Sensa Bandung, Jawa Barat, Minggu (8/9/2013). Selanjutnya *
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Rahmat Waluyanto mengatakan, kinerja pasar saham yang punya volatilitas tinggi, sangat memungkinkan naik turunnya harga saham. Menurutnya, melakukan buyback tidak harus menunggu saat harga saham mencapai titik terendahnya (bottom).
"Buyback itu baik dalam rangka memperbaiki harga, nggak perlu menunggu harga itu mencapai bottom (harga terendah), karena nggak ada yang tahu sampai mana batasnya tapi yang paling penting adanya gejolak ini, maka diperlukan buyback," ujar Rahmat di Acara Pelatihan di Hotel Sensa Bandung, Jawa Barat, Minggu (8/9/2013). Selanjutnya *
Label:
aksi,
Bandung,
bursa,
buyback,
Dorong,
emiten,
hotel,
menunggu,
menyelamatkan,
OJK,
Pelatihan,
pembelian kembali saham,
Rahmat Waluyanto,
Saham,
Sensa,
titik terendah,
volatilitas tinggi
Jumat, 08 Maret 2013
Aksi Damai, Anggota TNI Gendong Polisi
Aksi damai menyikapi kerusuhan antar-aparat di Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, dilakukan oleh salah satu anggota Detasemen Polisi Militer 4/IV Surakarta, Kopral Kepala Partika Subagyo, Jumat (8/3/2013).
Setelah bersalaman dengan anggota polisi yang saat itu tengah bertugas, Partika langsung mengajak polisi gendongan secara bergantian. Aksi tersebut pun mendapat sambutan baik dari para anggota polisi yang sedang bertugas.
Setelah menggendong beberapa petugas, Partika pun meminta anggota polisi menggendong dirinya. Tawa pun pecah melihat aksi tersebut, termasuk para wartawan yang hadir meliput.
"Saya prihatin atas kerusuhan di OKU, dan saya harap hal tersebut tidak terjadi di Solo," kata kopral yang terkenal melakukan aksi unik di Kota Solo.
Senada dengan Kopral Subagyo, Kasat Sabhara Komisaris Samsi Dukha mengatakan, peristiwa di OKU biarlah terjadi di sana, dan jangan sampai merembet ke Solo. "Kami berharap masalah yang di sana (OKU) cepat selesai," katanya seusai acara aksi damai.
Setelah bersalaman dengan anggota polisi yang saat itu tengah bertugas, Partika langsung mengajak polisi gendongan secara bergantian. Aksi tersebut pun mendapat sambutan baik dari para anggota polisi yang sedang bertugas.
Setelah menggendong beberapa petugas, Partika pun meminta anggota polisi menggendong dirinya. Tawa pun pecah melihat aksi tersebut, termasuk para wartawan yang hadir meliput.
"Saya prihatin atas kerusuhan di OKU, dan saya harap hal tersebut tidak terjadi di Solo," kata kopral yang terkenal melakukan aksi unik di Kota Solo.
Senada dengan Kopral Subagyo, Kasat Sabhara Komisaris Samsi Dukha mengatakan, peristiwa di OKU biarlah terjadi di sana, dan jangan sampai merembet ke Solo. "Kami berharap masalah yang di sana (OKU) cepat selesai," katanya seusai acara aksi damai.
Label:
aksi,
antar-aparat,
damai,
Detasemen Polisi Militer,
Komisaris Samsi Dukha,
Kopral Kepala Partika Subagyo,
Ogan Komering Ulu,
polisi,
Sambutan,
Solo
Langganan:
Postingan (Atom)