RIYADH – Arab Saudi pekan ini kembali mengeluarkan fatwa menarik. Salah satu anggota Otoritas Fatwa Arab Saudi mengumumkan haram hukumnya seorang pengemudi kendaraan menggunakan ponsel.
Dilansir Emirates247, Kamis (2/1/2013), Sheikh Mohammed bin Khalaf Al Mutlaq bahwa Islam menekankan perlunya umat Islam untuk melindungi kehidupan mereka, harta benda dan uang, keturunan, agama dan keluarga.
“Menggunakan ponsel saat mengemudi sangat berbahaya karena mengendarai mobil membutuhkan banyak perhatian dan konsentrasi untuk melindungi nyawa dan harta benda publik dan swasta,” sebut ulama asal Arab Saudi bagian timur itu.
Ilmuan Saudi Islamic Center ini juga mengharamkan pengguna perangkat wireless seperti handsfree atau perangkat bluetooth untuk digunakan saat mengemudi. Menurutnya itu tetap saja membuat perhatian pengemudi terbagi. Sumber *
Tampilkan postingan dengan label bluetooth. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bluetooth. Tampilkan semua postingan
Kamis, 02 Januari 2014
Arab Saudi Keluarkan Fatwa Haram Gunakan Ponsel Saat Nyetir
Label:
Arab Saudi,
bluetooth,
fatwa,
Gunakan,
handsfree,
Haram,
Kehidupan,
Keluarkan,
konsentrasi,
perhatian,
ponsel,
Saat Nyetir,
sangat berbahaya,
Saudi Islamic Center,
Sheikh Mohammed bin Khalaf Al Mutlaq
Selasa, 11 September 2012
EKG Melalui HP, Selangkah Lagi (Chaterine Wong, 17 Tahun)
Setiap orang bermimpi melakukan hal besar untuk dunia. Misalnya, membuat warga di negara miskin dan berkembang hidup lebih baik. Tapi, berapa dari kita yang berbuat sesuatu untuk mewujudkannya?
Chaterine Wong berbeda. Ia tak hanya punya ide besar untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi kaum miskin, juga membuat prototipe untuk mengujinya. Dan hebatnya, ia masih berusia 17 tahun, duduk di bangku SMA di New Jersey.
Wong menciptakan perangkat penguji jantung yang bekerja dalam sistem bluetooth. Singkatnya, gadis muda itu membuat ponsel yang bisa menguji jantung seseorang, elektrokardiogram (EKG) yang mentransmisikan data medis real time melalui ponsel.
Alat itu membuat Wong menjadi finalis dalam kontes tahunan Google, juga memnangkan kontes video "Joe's Big Idea" yang diselenggarakan National Public Radio.
"Ini adalah jenis teknologi yang membuat seluruh penduduk bumi mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik," kata Eric Topol, seorang ahli jantung di Scripps Research Institute di La Jolla, Kalifornia, yang meninjau video Wong untuk NPR.
Sejatinya, elektrokardiogram/EKG, yang mengukur irama jantung, adalah tes medis dasar dan banyak digunakan. Namun, pasien harus pergi ke rumah sakit. Sementara, perangkat ciptaan Wong bisa digunakan oleh jutaan orang di dunia yang tak punya akses layanan kesehatan, tapi memiliki telepon selular.
Perangkat Wong menggunakan komponen elektronik yang berfungsi mengambil sinyal listrik pada jantung, lalu mentransmisikan data itu ke para profesional kesehatan yang akan menganalisanya melalui ponsel.
"Ini adalah sebuah lompatan yang memotong hambatan peralatan medis yang mahal yang tak mencukupi untuk semua orang," kata Elizabeth Nabel, mantan Direktur National Institutes of Health.
Di laman Google Science Fair, Wong menjelaskan, perangkatnya terdiri dari dua komponen terpisah, yakni sebuah bluetooth pemancar nirkabel dengan mikroprosesor yang diprogram untuk membaca output EKG untuk ditampilkan pada ponsel.
Wong mengaku menerima bantuan dari guru fisikanya dalam hal teknik elektro dan aspek pemrograman Java. Setelah bergelut dalam proses yang makan waktu berbulan-bulan, berbagai pengujian dan kegagalan, dia akhirnya berhasil menciptakan prototipe perangkat impiannya.
Namun, keberhasilan itu tak kemudian membuatnya terbuai. "Aku akan terus bekerja keras dalam proyek ini. Untuk membuatnya lebih kecil,lebih murah, lebih tahan lama," kata Wong.
Chaterine Wong berbeda. Ia tak hanya punya ide besar untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi kaum miskin, juga membuat prototipe untuk mengujinya. Dan hebatnya, ia masih berusia 17 tahun, duduk di bangku SMA di New Jersey.
Wong menciptakan perangkat penguji jantung yang bekerja dalam sistem bluetooth. Singkatnya, gadis muda itu membuat ponsel yang bisa menguji jantung seseorang, elektrokardiogram (EKG) yang mentransmisikan data medis real time melalui ponsel.
Alat itu membuat Wong menjadi finalis dalam kontes tahunan Google, juga memnangkan kontes video "Joe's Big Idea" yang diselenggarakan National Public Radio.
"Ini adalah jenis teknologi yang membuat seluruh penduduk bumi mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik," kata Eric Topol, seorang ahli jantung di Scripps Research Institute di La Jolla, Kalifornia, yang meninjau video Wong untuk NPR.
Sejatinya, elektrokardiogram/EKG, yang mengukur irama jantung, adalah tes medis dasar dan banyak digunakan. Namun, pasien harus pergi ke rumah sakit. Sementara, perangkat ciptaan Wong bisa digunakan oleh jutaan orang di dunia yang tak punya akses layanan kesehatan, tapi memiliki telepon selular.
Perangkat Wong menggunakan komponen elektronik yang berfungsi mengambil sinyal listrik pada jantung, lalu mentransmisikan data itu ke para profesional kesehatan yang akan menganalisanya melalui ponsel.
"Ini adalah sebuah lompatan yang memotong hambatan peralatan medis yang mahal yang tak mencukupi untuk semua orang," kata Elizabeth Nabel, mantan Direktur National Institutes of Health.
Di laman Google Science Fair, Wong menjelaskan, perangkatnya terdiri dari dua komponen terpisah, yakni sebuah bluetooth pemancar nirkabel dengan mikroprosesor yang diprogram untuk membaca output EKG untuk ditampilkan pada ponsel.
Wong mengaku menerima bantuan dari guru fisikanya dalam hal teknik elektro dan aspek pemrograman Java. Setelah bergelut dalam proses yang makan waktu berbulan-bulan, berbagai pengujian dan kegagalan, dia akhirnya berhasil menciptakan prototipe perangkat impiannya.
Namun, keberhasilan itu tak kemudian membuatnya terbuai. "Aku akan terus bekerja keras dalam proyek ini. Untuk membuatnya lebih kecil,lebih murah, lebih tahan lama," kata Wong.
Label:
bluetooth,
Chaterine Wong,
EKG,
elektronik,
Elizabeth Nabel,
Eric Topol,
finalis,
Google,
HP,
jantung,
Java,
kesehatan,
miskin,
National Public Radio,
New Jersey,
SMA
Langganan:
Postingan (Atom)