Tampilkan postingan dengan label miskin. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label miskin. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 22 Juni 2013

KPK Akan Membuat Nazaruddin Miskin

Komisi Pemberantasan Korupsi bertekad memiskinkan bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, terpidana kasus korupsi. KPK bakal menjerat Nazaruddin dengan tindak pidana pencucian uang untuk semua fee yang diperoleh dari dugaan korupsi sejumlah proyek pemerintah dengan menggunakan Grup Permai.

Saat ini, KPK baru menjadikan Nazaruddin sebagai tersangka tindak pidana pencucian uang (TPPU) dalam kasus pembelian saham Garuda Indonesia senilai Rp 300 miliar. Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan, KPK akan memiskinkan Nazaruddin dengan menjeratnya menggunakan pasal-pasal TPPU.

”Saya simpulkan kasus Nazaruddin ini sedang on-going process terkait dugaan tindak pidana korupsi dan TPPU. Kalau basic faktanya sangat memungkinkan, TPPU ini sangat penting untuk memiskinkan semaksimal mungkin,” kata Busyro, Rabu (19/6/2013).

Kemarin, sejumlah lembaga swadaya masyarakat, seperti Indonesia Corruption Watch (ICW), Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, dan Indonesia Legal Roundtable, menemui pimpinan KPK. Mereka mempertanyakan kemajuan pengusutan kasus TPPU terhadap Nazaruddin. Selain itu, mereka juga mengingatkan KPK soal dugaan ancaman kriminalisasi sejumlah saksi kunci dalam perkara korupsi dan TPPU yang melibatkan Nazaruddin.

Febri Diansyah dari ICW menyatakan, dalam fakta persidangan Nazaruddin terungkap, Grup Permai yang dikendalikan Nazaruddin memiliki 35 anak perusahaan dengan kegiatan terkait proyek pemerintah. Indikasi nilai proyek yang terkait dengan Grup Permai mencapai Rp 6,037 triliun. Febri mengatakan, KPK ternyata belum menyelesaikan sejumlah kasus korupsi besar yang diduga melibatkan Nazaruddin.

Pertimbangan hakim dalam perkara dengan terdakwa Nazaruddin menyatakan bahwa Grup Permai dibentuk untuk mengurus dan mengumpulkan fee proyek. Tanggung jawab KPK masih banyak untuk menuntaskan skandal besar ini.

Busyro mengatakan, KPK masih terus mengembangkan penyidikan atas TPPU yang disangkakan kepada Nazaruddin. Soal sisa kasus Nazaruddin yang belum dituntaskan, menurut dia, ini karena sebagian anggota satuan tugas KPK yang menangani kasusnya juga menangani kasus lain. ”Menghimpunnya sangat susah secara teknis,” katanya.

Dia mengungkapkan, meski ada sejumlah kasus dugaan korupsi yang melibatkan Nazaruddin, tidak semuanya ditangani KPK. Menurut Busyro, ada penyelidikan beberapa perkara dugaan korupsi yang melibatkan Nazaruddin, tetapi oleh kepolisian dan kejaksaan status perkara tersebut telah dinaikkan ke penyidikan.

Senin, 29 April 2013

SBY Beri 'Kado' untuk Buruh, 1 Mei Jadi Hari Libur Nasional

Jakarta - Presiden SBY akan mengeluarkan kebijakan Hari Libur Nasional pada 1 Mei. Hal itu untuk menghormati Hari Buruh yang diperingati setiap 1 Mei di seluruh dunia termasuk Indonesia.

"Ini kado istimewa, dan akan disampaikan presiden pada pertemuan 1 Mei di PT Maspion dan PT Unilever di Jatim. Beliau akan berikan kado istimewa yang sudah kami tunggu-tunggu lama sekali, akan jadikan 1 Mei sebagai Hari Libur Nasional pada tahun-tahun berikutnya," jelas Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (29/4/2013).

Hari ini Presiden SBY bertemu dengan perwakilan organisasi-organisasi buruh di Istana Negara. Said mengatakan dalam pertemuan tertutup itu Presiden SBY bercerita soal latar belakangnya yang berasal dari keluarga miskin.

"Beliau juga sampaikan tentang empati. Beliau katakan saya (SBY) dari keluarga miskin, tentu empati dan hati saya bisa dirasakan bersama masyarakat miskin, termasuk didalamnya buruh," ungkapnya.

Sejumlah hal disampaikan perwakilan buruh kepada Presiden SBY. Salah satunya mengenai jaminan kesehatan dan upah murah. Khususnya tentang jaminan kesehatan seluruh rakyat pada Januari 2014, bukan dimulai 2019. Caranya merevisi peraturan presiden nomor 12 tahun 2013 dan PP nomor 101 tahun 2012.

"Pada prinsipnya presiden sampaikan ke menteri terkait, kalau dijumpai perpres dan PP bertentangan dengan UU, jangan malu-mulu merevisi. Oleh karena itu akan diskusikan kembali dilakukan revisi pasal-pasal yang bertentangan dengan UU. Kami sampaikan, tidak boleh ada diskriminasi antara peserta BPJS kesehatan dan yang belum non BPJS kesehatan," jelasnya.

Terkait upah murah, kalangan buruh menyampaikan agar komponen Kebutuhan hidup layak (KHL) ditambah dari 60 item menjadi 84 item KHL. Mereka juga meminta jangan ada penangguhan upah minimum yang tidak sesuai aturan main peraturan menteri tenaga kerja nomor 231/2003.

Said juga menambahkan agar guru honor harus dapat upah minimun karena pemerintah sudah meminta pengusaha menjalankan upah minimum. Menurutnya guru honor sebagai pegawainya pemerintah pun agar diperhatikan.

"Beliau katakan soal penangguhan memang harus pas, tidak boleh tidak sesuai aturan. Kalau memang sesuai persyaratan, maka dipersilakan. Termasuk 84 item akan didialogkan dengan kawan-kawan APINDO," tutupnya.

Sementara itu Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha saat dikonfirmasi soal penetapan Hari Libur Nasional pada 1 Mei belum mau menjelaskan. "Nanti biar surprise. Jangan saya yang sampaikan," jelasnya.

Selasa, 11 September 2012

EKG Melalui HP, Selangkah Lagi (Chaterine Wong, 17 Tahun)

Setiap orang bermimpi melakukan hal besar untuk dunia. Misalnya, membuat warga di negara miskin dan berkembang hidup lebih baik. Tapi, berapa dari kita yang berbuat sesuatu untuk mewujudkannya?

Chaterine Wong berbeda. Ia tak hanya punya ide besar untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi kaum miskin, juga membuat prototipe untuk mengujinya. Dan hebatnya, ia masih berusia 17 tahun, duduk di bangku SMA di New Jersey.

Wong menciptakan perangkat penguji jantung yang bekerja dalam sistem bluetooth. Singkatnya, gadis muda itu membuat ponsel yang bisa menguji jantung seseorang, elektrokardiogram (EKG) yang mentransmisikan data medis real time melalui ponsel.

Alat itu membuat Wong menjadi finalis dalam kontes tahunan Google, juga memnangkan kontes video "Joe's Big Idea" yang diselenggarakan National Public Radio.

"Ini adalah jenis teknologi yang membuat seluruh penduduk bumi mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik," kata Eric Topol, seorang ahli jantung di Scripps Research Institute di La Jolla, Kalifornia, yang meninjau video Wong untuk NPR.

Sejatinya, elektrokardiogram/EKG, yang mengukur irama jantung, adalah tes medis dasar dan banyak digunakan. Namun, pasien harus pergi ke rumah sakit. Sementara, perangkat ciptaan Wong bisa digunakan oleh jutaan orang di dunia yang tak punya akses layanan kesehatan, tapi memiliki telepon selular.

Perangkat Wong menggunakan komponen elektronik yang berfungsi mengambil sinyal listrik pada jantung, lalu mentransmisikan data itu ke para profesional kesehatan yang akan menganalisanya melalui ponsel.

"Ini adalah sebuah lompatan yang memotong hambatan peralatan medis yang mahal yang tak mencukupi untuk semua orang," kata Elizabeth Nabel, mantan Direktur National Institutes of Health.

Di laman Google Science Fair, Wong menjelaskan, perangkatnya terdiri dari dua komponen terpisah, yakni sebuah bluetooth pemancar nirkabel dengan mikroprosesor yang diprogram untuk membaca output EKG untuk ditampilkan pada ponsel.

Wong mengaku menerima bantuan dari guru fisikanya dalam hal teknik elektro dan aspek pemrograman Java. Setelah bergelut dalam proses yang makan waktu berbulan-bulan, berbagai pengujian dan kegagalan, dia akhirnya berhasil menciptakan prototipe perangkat impiannya.

Namun, keberhasilan itu tak kemudian membuatnya terbuai. "Aku akan terus bekerja keras dalam proyek ini. Untuk membuatnya lebih kecil,lebih murah, lebih tahan lama," kata Wong.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//