JAKARTA--Teka-teki siapa calon suami aktris Bella Saphira (40) terkuak. Perempuan bernama panjang Bella Saphira Veronica Simanjuntak ini kabarnya akan dinikahi oleh Mayor Jenderal Agus Surya Bakti (52) yang kini menjabat sebagai Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi, BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme).
Bella dan Agus akan melangsungkan pernikahan yang rencananya digelar di Binjai, Sumatera Utara, tepat pada hari perayaan kemerdekaan 17 Agustus.
Kota Binjai adalah kampung halaman jenderal bintang dua tersebut. Mereka akan menikah di rumah orang tua Agus. Menurut sebuah sumber yang dikutip Tribunnews.com dari Harian Warta Kota, resepsi akan digelar akhir Agustus 2013.
Sebenarnya, ketika Bella menyatakan sebagai muslimah di Masjid Istiqlal pada 26 Juli 2013, Agus yang bertubuh tegap, berpeci, dan mengenakan baju koko warna putih mendampingi Bella. Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label BNPT. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BNPT. Tampilkan semua postingan
Rabu, 31 Juli 2013
Kamis, 06 September 2012
BNPT: 86% Mahasiswa 5 Universitas Kenamaan di Jawa Tidak Lagi Menerima Pancasila
Banyak tempat ibadah dan universitas yang saat ini telah dikooptasi oleh kaum radikalisme. Tak hanya itu, kampus juga menjadi sasaran empuk untuk proses regenerasi kaum radikalisme.
"Hasil penelitian, banyak tempat ibadah yang dikooptasi kaum radikal. Kampus juga kewalahan radikalisme di kampus," ujar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai.
Ansyaad menyampaikan hal ini dalam rapat Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL) Tahun Anggaran 2013 bersama Komisi III DPR RI di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (6/9/2012).
Ansyaad kemudian menyampaikan sebuah fakta yang mengejutkan. Dimana 86 % mahasiswa di 5 universitas kenamaan di Pulau Jawa tidak lagi menerima Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
"Kampus juga kewalahan menghadapi radikalisme di kampus. Hasil penelitian LIPI 5 universitas ternama di Jawa, 86 % mahasiswanya menolak Pancasila sebagai dasar negara," lanjutnya.
Tak hanya universitas, Ansyaad mengungkapkan bahwa para siswa sekolah menengah ke atas juga tak luput dari gerakan radikalisme.
"Yang namanya Rohis SMA, di Jaksel, Jakut, dan Bandung, sudah dibawah pengaruh NII," ujar Ansyaad.
Untuk itu, Ansyaad menegaskan pihaknya ingin melindungi negara ini dari gerakan-gerakan radikalisme.
"Kita ingin melindungi, jangan sampai terkooptasi radikalisme. Jangan sampai tempat ibadah dikooptasi radikalisme. Kita lakukan hari ini, jangan tanya hasilnya besok. Ini proses yang panjang," pungkasnya.
"Hasil penelitian, banyak tempat ibadah yang dikooptasi kaum radikal. Kampus juga kewalahan radikalisme di kampus," ujar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai.
Ansyaad menyampaikan hal ini dalam rapat Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL) Tahun Anggaran 2013 bersama Komisi III DPR RI di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (6/9/2012).
Ansyaad kemudian menyampaikan sebuah fakta yang mengejutkan. Dimana 86 % mahasiswa di 5 universitas kenamaan di Pulau Jawa tidak lagi menerima Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
"Kampus juga kewalahan menghadapi radikalisme di kampus. Hasil penelitian LIPI 5 universitas ternama di Jawa, 86 % mahasiswanya menolak Pancasila sebagai dasar negara," lanjutnya.
Tak hanya universitas, Ansyaad mengungkapkan bahwa para siswa sekolah menengah ke atas juga tak luput dari gerakan radikalisme.
"Yang namanya Rohis SMA, di Jaksel, Jakut, dan Bandung, sudah dibawah pengaruh NII," ujar Ansyaad.
Untuk itu, Ansyaad menegaskan pihaknya ingin melindungi negara ini dari gerakan-gerakan radikalisme.
"Kita ingin melindungi, jangan sampai terkooptasi radikalisme. Jangan sampai tempat ibadah dikooptasi radikalisme. Kita lakukan hari ini, jangan tanya hasilnya besok. Ini proses yang panjang," pungkasnya.
Label:
Ansyaad Mbai,
BNPT,
dasar negara,
DPR-RI,
ibadah,
Jawa,
Komisi III,
LIPI,
mahasiswa,
NII,
Pancasila,
radikalisme,
Renja-KL,
SMA,
terkooptasi,
Universitas
Langganan:
Postingan (Atom)