Tampilkan postingan dengan label Jerman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jerman. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 Februari 2013

Laskar Pelangi Jadi Buku Best Seller Internasional

Penulis Andrea Hirata mengaku bangga bisa mengharumkan nama sastra Indonesia di dunia internasional. "Ini buku Indonesia pertama yang tercetak sebagai internasional best seller," kata Andrea sambil menunjukkan buku karyanya 'Laskar Pelangi' yang diterjemahkan dalam Bahasa Turki dengan judul 'Gokkusagi Askerleri'.

Dengan bersemangat, Andrea menunjukkan kalimat 'international best sellers' di sampul buku itu. "Ketika seorang penerbit mencantumkan label ini, dia mempertaruhkan integritasnya," kata Andrea di Daily Coffee Shop, Epicentrum, Kuningan Jakarta, Senin 11 Februari 2013. "Di luar negeri, ada aturannya kalau mau mencantumkan kata-kata 'internasional best sellers'," kata pria yang suka bertopi itu.

Salah satu aturannya, kata Andrea, buku itu harus tersebar di minimal 50 negara di dunia. "Selain itu, buku itu juga harus menjadi best seller di minimal 80 persen dari negara-negara yang menjualnya," kata pria asal Belitong itu.

Karya pertama Andrea, Laskar Pelangi, kini memang sudah diterjemahkan di berbagai negara. Penerbit Hanser-Berlin di Jerman menerbitkan buku yang terbit pada 2005 itu dengan judul Die Regenbogen Truppe. Di Australia dan Selandia Baru buku yang sudah difilmkan itu berjudul The Rainbow Troops. Dan masih banyak nama Laskar Pelangi dalam berbagai bahasa asing lain.

Sampai saat ini buku Laskar Pelangi sudah diterbitkan di 33 negara di dunia, namun jumlah itu akan terus bertambah. "Pada 2013 ini akan ada 46 lagi negara yang menerbitkan Laskar Pelangi. Jadi tahun ini jumlahnya akan genap 79 negara," kata Andrea.

Selasa, 05 Februari 2013

Terungkap, Jaringan Pengaturan Pertandingan di Seluruh Dunia

Sebuah skandal pengaturan pertandingan yang diduga melibatkan 680 laga di seluruh dunia terungkap. Berbasis di Singapura, jaringan tersebut dicurigai bisa mengatur laga di Liga Champions dan Kualifikasi Piala Dunia.

Sebanyak 680 pertandingan yang dicurigai terlibat dalam pengaturan pertandingan itu melibatkan laga-laga dari turnamen besar dunia baik level tim nasional maupun tingkat klub. Skandal ini terungkap berkat penyelidikan yang dilakukan oleh Satuan kepolisian Uni Eropa, atau yang dikenal dengan Europol.

Pertandingan-pertandingan yang dicurigai melibatkan aktivitas kriminal dimulai dari tahun 2008 sampai 2011. Dari 680 pertandingan, sekitar 380 di antaranya dicurigai merupakan laga di kompetisi Eropa, sementara 300 lainnya teridentifikasi di Afrika, Asia dan Amerika Latin.

Sebuah komplotan kriminal global diyakini terlibat dalam jaringan pengaturan pertandingan ini, yang melibatkan bandar-bandar judi di Asia terutama dengan basis di Singapura. Sebuah laporan badan anti-korupsi tahun lalu mengungkapkan kalau setiap tahunnya uang senilai US$ 1 triliun berputar di judi olahraga, dengan US$ 3 miliar di antaranya khusus pada pertandingan-pertandingan sepakbola

Pihak penyelidik dari Jerman mengungkapkan kalau jarinagn tersebut menyediakan uang suap buat semua pertandingan di seluruh dunia dengan cara membayar pemain dan wasit untuk menentukan hasil akhir sebuah laga. Disebutkan juga kalau aktivitas tersebut melibatkan setidaknya 425 ofisial yang korup dari 15 negara di dunia.

"Kami punya bukti untuk 150 kasus terkait penyelidikan ini, dan operasinya terjadi di Singapura dengan jumlah uang suap mencapai 100.000 euro per pertandingan," ujar kepala investigasi yang berasalan dari kepolisian Jerman, Friedhelm Althans seperti diberitakan Reuters.

Pihak penyelidik menolak menyebutkan nama pemain, klub atau negara yang terlibat dalam pengaturan pertandingan tersebut sampai investigasi selesai dilakukan. Namun dipastikan kalau di antara pertandingan yang di atur adalah laga-laga di antara neara Eropa, dua pertandingan Liga Champions, termasuk salah satunya dipertandingkan di Inggris.

Dalam pernyataan resminya, UEFA menyebut kalau mereka akan menerima informasi lebih lanjut dari Europol dalam beberapa hari mendatang.

Jumat, 07 September 2012

"Kegagalan N-250 bukan disebabkan produk atau pesawatnya, namun itu murni politis, digagalkan oleh IMF," kata Ilham Habibie

Putra sulung mantan Presiden RI BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie, optimistis proyek pesawat Regio Prop sebagai penerus N-250 dapat mulai diproduksi pada 2018. Sebab, sumber daya manusia Indonesia di bidang industri pesawat tidak kalah dibandingkan negara-negara maju.

Ilham menjelaskan, kegagalan N-250 untuk dapat diproduksi oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara/IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia) murni masalah politis. Dana Moneter Internasional (IMF) menyarankan untuk menghentikan proyek tersebut.

"Kegagalan N-250 bukan disebabkan produk atau pesawatnya, namun itu murni politis, digagalkan oleh IMF," kata Ilham kepada VIVAnews di kantornya.

Ilham yang pernah menjabat sebagai direktur marketing IPTN itu mengatakan, saat itu IPTN tidak dapat berbuat banyak, karena perusahaan sebagai penggagas proyek N-250 lebih memilih untuk menyelamatkan negara dibandingkan meneruskan proyek N-250.

"Itu force majeur. Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Waktu itu ada yang lebih penting dari meneruskan N-250, yaitu menyelamatkan negara. Kadang-kadang kami perlu berkorban demi kepentingan yang lebih besar, demi kepentingan negara dan bangsa," kata pria kelahiran Jerman ini.

Saat ini, Ilham Habibie berusaha membangkitkan kembali N-250 melalui proyek pesawat Regio Prop. Ia menggandeng Erry Firmansyah, mantan direktur utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), untuk membangun perusahaan PT Regio Aviasi Industri (RAI) guna membuat pesawat Regio Prop.

"Kami sengaja membuat perusahaan swasta, karena melihat kemampuan pemerintah Indonesia untuk memberikan bantuan pembuatan pesawat itu terbatas sekali, atau boleh dikatakan tidak ada. Daripada merongrong pemerintah untuk terus kasih uang, lebih baik jalan sendiri," kata pria pemegang gelar doktor di bidang Aeronautika Engineering ini.

Dengan membangun perusahaan swasta, Ilham melanjutkan, dirinya tidak berharap mendapatkan bantuan pemerintah. Ia optimistis proyek Regio Prop ini tidak akan mengulang kegagalan pesawat N-250, karena pasar di Indonesia membutuhkan pesawat propeller.

"Potensi Indonesia luar biasa dan akan menjadi lebih besar, karena negara ini sangat optimal untuk aerospace," katanya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//