Bandung - Banyak saksi berbicara terkait kasus pembunuhan terhadap perempuan cantik Sisca Yofie (34). Namun hanya satu yang pertama kali menyaksikan adegan di sekitar rumah kos Sisca di Jalan Setra Indah Utara Kota Bandung. Ini penuturan saksi bernama Yadi (17) saat kejadian.
Senin (5/8/2013) lalu, sekitar pukul 17.30 WIB, Yadi berangkat dari Pos Satpam di Jalan Sindang Sirna Elok menuju rumah neneknya di Sarijadi. Saat itu Yadi hendak mengambil nasi untuk berbuka puasa.
"Abis ngambil nasi, saya mau ke Babakan Jeruk ngambil sepatu, lewat ke situ (lokasi kosan Sisca)," ujar Yadi saat ditemui di Pos Satpam, Jalan Sindang Sirna, Jumat (23/8/2013).
Sampai di depan Gang Tukeur, sekitar 40 meter dari kosan Sisca, tiba-tiba lampu motor Yadi mendadak mati. Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label Penjambretan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penjambretan. Tampilkan semua postingan
Jumat, 23 Agustus 2013
Minggu, 18 Agustus 2013
Motif Penjambretan, Olok-olok atas Kasus Sisca
JAKARTA — Pemberitaan seputar kasus penembakan dua anggota polisi di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (17/8/2013), memunculkan beberapa komentar sinis yang menyatakan bahwa pelaku penembakan bukan teroris, melainkan penjambret.
"Komentar seperti ini muncul akibat tidak adanya kepercayaan masyarakat sehingga polisi semakin tidak punya wibawa di mata masyarakat dan cenderung menjadi bahan olok-olok masyarakat," kata Ketua Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/8/2013).
Neta menyayangkan penembakan anggota polisi di wilayah hukum Polda Metro Jaya tidak mendapat empati dari masyarakat. Namun dia juga menegaskan, tidak adanya empati masyarakat bisa jadi muncul akibat polisi yang selama ini dianggap tidak serius dalam penanganan suatu kasus, terutama kasus pembunuhan terhadap Franciesca Yofie. Selanjutnya *
"Komentar seperti ini muncul akibat tidak adanya kepercayaan masyarakat sehingga polisi semakin tidak punya wibawa di mata masyarakat dan cenderung menjadi bahan olok-olok masyarakat," kata Ketua Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/8/2013).
Neta menyayangkan penembakan anggota polisi di wilayah hukum Polda Metro Jaya tidak mendapat empati dari masyarakat. Namun dia juga menegaskan, tidak adanya empati masyarakat bisa jadi muncul akibat polisi yang selama ini dianggap tidak serius dalam penanganan suatu kasus, terutama kasus pembunuhan terhadap Franciesca Yofie. Selanjutnya *
Label:
bukan teroris,
empati,
Franciesca Yofie,
IPW,
kasus,
komentar sinis,
Motif,
Neta S Pane,
olok-olok,
penjambret,
Penjambretan,
polisi,
Pondok Aren,
wibawa
Langganan:
Postingan (Atom)