JAKARTA - Kejaksaan Agung sebaiknya tidak menjadikan tindak pidana korupsi pada teknis manajerial sebagai dalih yang dipaksakan untuk menjerat direksi pada badan usaha milik negara (BUMN) atau milik daerah sebagai tersangka korupsi. Pasalnya, hal ini dapat menghambat direksi menjalankan kinerja usaha perusahaan secara menyeluruh dalam menghadapi persaingan pelaku ekonomi global.
"Selama direksi telah menjalankan kebijakan sesuai payung hukum dan mengikuti asas kehati-hatian maka mereka harus dibebaskan dari sangkaan korupsi," ujar pengamat hukum yang juga Presiden Jaringan Pemberantasan Korupsi (JPK) Ery Setyanegara, kepada wartawan, Minggu (18/8/2013). Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label Perekonomian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perekonomian. Tampilkan semua postingan
Minggu, 18 Agustus 2013
Selasa, 02 Juli 2013
Mendag: Perekonomian Indonesia Terbesar 15 Dunia
Manado - Menteri Perdagangan (Mendag), Gita Wirjawan mengatakan, saat ini Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terbesar ke-15 di dunia dengan nilai Rp10.000 triliun pada tahun 2012.
"Bila diakumulasi perekonomian Indonesia dari tahun 2012 hingga 20 tahun, ke depan nilainya dapat mencapai Rp600.000 triliun. Dan dengan konsumsi domestik yang mencapai 60 persen, potensi pasar domestik Indonesia sangat besar," kata menteri saat memberikan kuliah umum bertajuk revitalisasi produk dalam negeri dan perspektif kepemimpinan nasional 2014, di Universitas Negeri Manado (Unima) di Tondano, Minahasa, Selasa.
Menurut menteri, menjadi tantangan ke depan bagi generasi selanjutnya, termasuk adik-adik mahasiswa Unima adalah bagaimana mengisi pasar senilai Rp360 triliun tersebut dengan produk-produk buatan Indonesia.
Di zaman yang serba digital ini, Indonesia harus dibangun menjadi bangsa dan negara yang produknya mampu bersaing dengan produk-produk negara lainnya.
"Jangan sampai kalah dengan Korea yang sudah dapat membangun smartphone merek Samsung. Jangan sampai kita (bangsa Indonesia) hanya dapat mengkonsumsi produk-produk elektronik buatan luar negeri," ajaknya.
Menteri memberikan contoh pentingnya sebuah inovasi, biaya produksi sebuah iPhone itu hanya USD 10 atau sekitar Rp100 ribu, sementara harga jualnya lebih dari USD 400 atau sekitar Rp6-8 juta di Indonesia.
"Di sini kita dapat melihat bahwa inovasi Steve Job itu dinilai USD 390 per unit iPhone, sedangkan produsennya hanya dibayar USD 10 per unit iPhone yang diproduksinya," terangnya.
Saat ini hak paten yang dikeluarkan Indonesia pada tahun lalu masih di bawah 500 buah, dan hal ini sangat jauh jumlahnya dibandingkan dengan Jepang yang telah mengeluarkan hak paten sekitar 60.000 buah, katanya.
Hak paten menurut menteri mencerminkan intelektual bangsa, dan Indonesia harus terus berupaya meningkatkan hal tersebut dengan melakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Mendag yakin bangsa Indonesia mampu karena mempunyai postur fiskal yang baik saat ini.
Ke depan, pemimpin yang baik menurut Mendag adalah pemimpin yang dapat mendorong kemajuan perekonomian Indonesia, mampu membungkus pluralisme dan demokrasi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.
"Indonesia, dalam waktu 20 tahun ke depan, akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-7 atau bahkan ke-6 di dunia," kata menteri optimistis.
Karena itu menteri mengharapkan mahasiswa UNIMA berinovasi, karena kreasi, nilai tambah, hilirisasi dan industrialisasi ke depannya sangat penting.
"Negara yang memiliki sumber daya manusia yang kreatif, merekalah yang akan bertahan,".
"Bila diakumulasi perekonomian Indonesia dari tahun 2012 hingga 20 tahun, ke depan nilainya dapat mencapai Rp600.000 triliun. Dan dengan konsumsi domestik yang mencapai 60 persen, potensi pasar domestik Indonesia sangat besar," kata menteri saat memberikan kuliah umum bertajuk revitalisasi produk dalam negeri dan perspektif kepemimpinan nasional 2014, di Universitas Negeri Manado (Unima) di Tondano, Minahasa, Selasa.
Menurut menteri, menjadi tantangan ke depan bagi generasi selanjutnya, termasuk adik-adik mahasiswa Unima adalah bagaimana mengisi pasar senilai Rp360 triliun tersebut dengan produk-produk buatan Indonesia.
Di zaman yang serba digital ini, Indonesia harus dibangun menjadi bangsa dan negara yang produknya mampu bersaing dengan produk-produk negara lainnya.
"Jangan sampai kalah dengan Korea yang sudah dapat membangun smartphone merek Samsung. Jangan sampai kita (bangsa Indonesia) hanya dapat mengkonsumsi produk-produk elektronik buatan luar negeri," ajaknya.
Menteri memberikan contoh pentingnya sebuah inovasi, biaya produksi sebuah iPhone itu hanya USD 10 atau sekitar Rp100 ribu, sementara harga jualnya lebih dari USD 400 atau sekitar Rp6-8 juta di Indonesia.
"Di sini kita dapat melihat bahwa inovasi Steve Job itu dinilai USD 390 per unit iPhone, sedangkan produsennya hanya dibayar USD 10 per unit iPhone yang diproduksinya," terangnya.
Saat ini hak paten yang dikeluarkan Indonesia pada tahun lalu masih di bawah 500 buah, dan hal ini sangat jauh jumlahnya dibandingkan dengan Jepang yang telah mengeluarkan hak paten sekitar 60.000 buah, katanya.
Hak paten menurut menteri mencerminkan intelektual bangsa, dan Indonesia harus terus berupaya meningkatkan hal tersebut dengan melakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Mendag yakin bangsa Indonesia mampu karena mempunyai postur fiskal yang baik saat ini.
Ke depan, pemimpin yang baik menurut Mendag adalah pemimpin yang dapat mendorong kemajuan perekonomian Indonesia, mampu membungkus pluralisme dan demokrasi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.
"Indonesia, dalam waktu 20 tahun ke depan, akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-7 atau bahkan ke-6 di dunia," kata menteri optimistis.
Karena itu menteri mengharapkan mahasiswa UNIMA berinovasi, karena kreasi, nilai tambah, hilirisasi dan industrialisasi ke depannya sangat penting.
"Negara yang memiliki sumber daya manusia yang kreatif, merekalah yang akan bertahan,".
Label:
15,
bertahan,
dunia,
Indonesia,
industrialisasi,
iPhone,
kreatif,
mahasiswa,
Mendag,
Perekonomian,
Samsung,
Steve Job,
Terbesar,
UNIMA,
Universitas Negeri Manado
Langganan:
Postingan (Atom)