"Istilah subsidi sudah berhasil dicecoki pemerintah ke otak kita semua oleh para elite. Kalau kita beli premiun dengan harga Rp 4.500 apakah itu disubsidi? Tidak. Justru pemerintah kelebihan uang dari penjualan harga BBM Rp 4.500," kata Kwik Kian Gie dalam dalam dialog publik 'Subsidi BBM dan Kejahatan Konstitusi' di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (28/6/2013).
Kwik Kian Gie menjelaskan, Indonesia memiliki kelebihan sumber daya alam yang melimpah. Pertamina dalam mendapatkan minyak mentah di Indonesia untuk dijadikan bensin tidak harus membeli, karena telah tersedia di Tanah Air.
"Yang dibutuhkan hanya biaya penyedotannya saja," kata Kwik Kian Gie.
Lebih lanjut Kwik Kian Gie mengatakan, Pertamina dalam membuat bensin hanya menyediakan alat untuk mengeluarkan minyak mentah dari dalam perut bumi yang akan dijadikan bensin. Dari penyedotan sampai pendistribusian pun hanya membutuhkan dana yang tidak besar.
"Itu hanya membutuhkan 10 dolar AS per barrel. Untuk satu liter produksinya kira-kira hanya membutuhkan dana Rp 630. Dengan harga jual Rp 4.500, pemerintah masih memiliki kelebihan Rp 3.870," ujar Kwik Kian Gie.
Maka, menurut Kwik selama ini pemerintah mengatakan telah mensubsidi premium adalah hasil brainwash yang telah dilakukan. Selama ini pemerintah seolah-olah mensubsidi BBM, padahal tidak bila dilihat dari proses pengadaan bensin yang berasal dari minyak mentah yang berlimpah di Indonesia.
"Rakyat Indonesia di brainwash seolah-olah pemerintah mensubsidi BBM," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar