Teheran - Presiden Iran terpilih, Hassan Rouhani diambil sumpahnya di Teheran pada Ahad, 4 Agustus 2013, di tengah ketakutan Israel atas program nuklir Negeri Mullah. Perdana Menteri Israel memperingatkan bahwa Republik Islam tetap melanjutkan ancamannya terhadap keamanan regional (Timur Tengah).
Rouhani, seorang ulama moderat, dalam pidato pelantikannya di televisi pemerintah mengatakan, dia berjanji menegakkan konstitusi dan melindungi segenap pejabat agama Republik Islam Iran.
Sebelumnya, pada Ahad, 4 Agustus 2013, Perdana Menteri Israel, Benyamin Nentanyahu, mengecam presiden baru Iran. Netanyahu mengatakan bahwa Rouhani memiliki tujuan menghancurkan Negeri Yahudi.
"Presiden Iran mungkin mengubahnya tetapi rezim di sana sama sekali tidak," ucap Netanyahu. Dia menambahkan, "Niat Iran adalah mengambangkan kapasitas nuklir dan senjata nuklir, dengan tujuan menghancurkan negara Israel." Selanjutnya *
Selasa, 06 Agustus 2013
Senin, 05 Agustus 2013
LAPAN : Idul Fitri 1434 H Tak Ada Perbedaan Jatuh pada 8 Agustus
JAKARTA – Lebaran 2013 atau Idul Fitri 1434 Hijriah tak lama lagi tiba. Banyak masyarakat yang masih bertanya-tanya apakah Lebaran tahun ini terjadi perbedaan. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memperkirakan perayaan Lebaran di Indonesia akan serentak alias sama.
Deputi Bidang Sains Pengkajian Informasi dan Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Prof Dr Thomas Djamaluddin memperkirakan perayaan Idulfitri 1434 Hijriah akan dilangsungkan serentak pada 8 Agustus.
“Idulfitri kemungkinan sama karena pada saat itu hilal positif terlihat di seluruh wilayah Indonesia dengan ketinggiannya hampir mencapai 3,4 derajat,” katanya di Jakarta, Minggu (4/8/2013).
Hanya saja, perlu dipastikan dengan mengamati hilal tersebut atau dilakukannya rukyat pada 7 Agustus petang, yang dilanjutkan dengan sidang isbat. Selanjutnya *
Deputi Bidang Sains Pengkajian Informasi dan Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Prof Dr Thomas Djamaluddin memperkirakan perayaan Idulfitri 1434 Hijriah akan dilangsungkan serentak pada 8 Agustus.
“Idulfitri kemungkinan sama karena pada saat itu hilal positif terlihat di seluruh wilayah Indonesia dengan ketinggiannya hampir mencapai 3,4 derajat,” katanya di Jakarta, Minggu (4/8/2013).
Hanya saja, perlu dipastikan dengan mengamati hilal tersebut atau dilakukannya rukyat pada 7 Agustus petang, yang dilanjutkan dengan sidang isbat. Selanjutnya *
Label:
3.4 derajat,
7 Agustus 2013,
8 Agustus 2013,
alias,
Idul Fitri 1434 H,
jatuh,
LAPAN,
petang,
Prof Dr Thomas Djamaluddin,
rukyat,
sama,
serentak,
sidang isbat,
Tak Ada Perbedaan
Jembatan Selat Sunda Pakai APBN, Indonesia Timur Akan Protes
Menteri Perekonomian Hatta Rajasa bersikukuh pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) harus menggunakan dana patungan antara BUMN dan swasta terutama penggagas dalam membangun proyek tersebut. Hal ini menanggapi usulan agar pembangunan Jembatan Selat Sunda memakai dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Ini terlalu banyak diomongkan, entar malah tidak jadi-jadi. Menteri Pekerjaan Umum sudah menegaskan pembangunan JSS ini dikombinasikan antara BUMN dan swasta terutama penggagas. Tetapi ini ada yang nyelonong lagi ngomong pakai APBN. APBN kita kan belum sanggup," kata Hatta di Jakarta, Rabu (31/7/2013).
Hatta mengatakan, penggunaan dana APBN untuk membangun JSS ini bisa menyebabkan anggapan pemerintah pusat terlalu menganakemaskan Indonesia bagian barat. Padahal, Indonesia kawasan tengah dan timur sendiri juga memerlukan pembangunan baik jembatan, rumah sakit, jalan, dan sebagainya untuk memperlancar kegiatan perekonomian di sana. Selanjutnya *
"Ini terlalu banyak diomongkan, entar malah tidak jadi-jadi. Menteri Pekerjaan Umum sudah menegaskan pembangunan JSS ini dikombinasikan antara BUMN dan swasta terutama penggagas. Tetapi ini ada yang nyelonong lagi ngomong pakai APBN. APBN kita kan belum sanggup," kata Hatta di Jakarta, Rabu (31/7/2013).
Hatta mengatakan, penggunaan dana APBN untuk membangun JSS ini bisa menyebabkan anggapan pemerintah pusat terlalu menganakemaskan Indonesia bagian barat. Padahal, Indonesia kawasan tengah dan timur sendiri juga memerlukan pembangunan baik jembatan, rumah sakit, jalan, dan sebagainya untuk memperlancar kegiatan perekonomian di sana. Selanjutnya *
Label:
APBN,
belum sanggup,
Hatta Rajasa,
Indonesia bagian barat,
Indonesia Timur,
Jembatan Selat Sunda,
JSS,
menganakemaskan,
penggagas,
protes,
swasta
Kriteria Visibilitas Hilal (Imkan Rukyat) dan Penafsirannya Oleh Prof. DR T. Djamaluddin
Kriteria visibilitas hilal adalah titik temu rukyat dan hisab. Kriteria itu dirumuskan berdasarkan data rukyat jangka panjang. Analisis statistik pola sebaran data rukyat digunakan untuk menentukan batas minimal peluang terlihatnya hilal yang kemudian dijadikan sebagai kriteria visibilitas hilal. Kriteria visibilitas hilal memang beragam. Hal itu beralasan terkait sifat sains yang memberikan kebebasan bagi para penelitinya untuk memformulasikan model fenomena alam dengan parameter yang dianggap paling baik. Untuk implementasi pada pembuatan kalender, para penggunanya harus memilih salah satu kriteria atau gabungan beberapa parameter. Tentu saja alasan utama pemilihan kriteria adalah kemudahan penggunaan dan akurasinya.
Dalam perkembangan penggunaan kriteria hisab, faktor kemudahan menjadi faktor dominan yang mempengaruhi. Dimulai dari yang paling mudah, ijtimak qoblal ghurub, lalu wujudul hilal, dan sekarang ke arah imkan rukyat yang lebih realistis. Di Indonesia digunakan kriteria “2-3-8”, yaitu “(1) tinggi bulan minimal 2 derajat dan (2) jarak sudut bulan-matahari minimal 3 jam atau umur bulan minimal 8 jam”. Dalam kaitannya dengan pembuatan kalender, kriteria digunakan sebagai batas minimal untuk menyatakan masuknya awal bulan. Namun, dalam kaitannya dengan rukyatul hilal, kriteria digunakan sebagai dasar penolakan rukyatul hilal yang meragukan (misalnya kesaksian tunggal atau kesaksian tanpa alat bantu).
Bila menghendaki kriteria imkan rukyat yang benar-benar menjadi dasar kemungkinan keberhasilan rukyat hilal, kriteria yang digunakan haruslah yang secara statistik merupakan batas optimistik keberhasilan rukyat. Batasan waktunya bukanlah saat maghrib, tetapi beberapa saat setelah itu saat cahaya syafak mulai meredup yang dikenal sebagai “waktu terbaik” (best time). Konsekuensinya, batas ketinggiannya menjadi lebih tinggi, dengan ketinggian lebih dari 5 derajat dan beberapa syarat lainnya. Kriteria optimistik seperti itu antara lain digunakan dalam kriteria SAAO, Yallop, Odeh, dan Shaukat. Sumber *
Dalam perkembangan penggunaan kriteria hisab, faktor kemudahan menjadi faktor dominan yang mempengaruhi. Dimulai dari yang paling mudah, ijtimak qoblal ghurub, lalu wujudul hilal, dan sekarang ke arah imkan rukyat yang lebih realistis. Di Indonesia digunakan kriteria “2-3-8”, yaitu “(1) tinggi bulan minimal 2 derajat dan (2) jarak sudut bulan-matahari minimal 3 jam atau umur bulan minimal 8 jam”. Dalam kaitannya dengan pembuatan kalender, kriteria digunakan sebagai batas minimal untuk menyatakan masuknya awal bulan. Namun, dalam kaitannya dengan rukyatul hilal, kriteria digunakan sebagai dasar penolakan rukyatul hilal yang meragukan (misalnya kesaksian tunggal atau kesaksian tanpa alat bantu).
Bila menghendaki kriteria imkan rukyat yang benar-benar menjadi dasar kemungkinan keberhasilan rukyat hilal, kriteria yang digunakan haruslah yang secara statistik merupakan batas optimistik keberhasilan rukyat. Batasan waktunya bukanlah saat maghrib, tetapi beberapa saat setelah itu saat cahaya syafak mulai meredup yang dikenal sebagai “waktu terbaik” (best time). Konsekuensinya, batas ketinggiannya menjadi lebih tinggi, dengan ketinggian lebih dari 5 derajat dan beberapa syarat lainnya. Kriteria optimistik seperti itu antara lain digunakan dalam kriteria SAAO, Yallop, Odeh, dan Shaukat. Sumber *
Label:
best time,
hilal,
hisab,
Imkan Rukyat,
Kriteria,
kriteria 2-3-8,
Odeh,
pembuatan kalender,
Penafsiran,
Prof. DR T. Djamaluddin,
rukyat,
SAAO,
Shaukat,
titik temu,
Visibilitas,
Yallop
Pemudik Lebaran Alirkan Dana Rp 90 Triliun ke Daerah
Momentum lebaran dan tradisi mudik tidak hanya menjadi peristiwa sosial budaya dan religi. Tapi juga memberi manfaat ekonomi yang berimbas pada bergeraknya sektor riil.
Pakar ekonomi sekaligus Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzah mengatakan, mudik lebaran telah berkonstribusi dalam menciptakan redistribusi pendapatan ke daerah-daerah, tumbuhnya investasi di daerah serta mendukung terciptanya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Mengutip prediksi Kementerian Perhubungan, Firmanzah menyebutkan, total pergerakan orang pada masa mudik Lebaran 2013 mencapai 30 juta orang. Lebih dari separuhnya, atau 55 persen di antara mereka, melakukan pergerakan dengan menumpang kendaraan pribadi dan 45 persen yang menggunakan angkutan umum. Selanjutnya *
Pakar ekonomi sekaligus Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzah mengatakan, mudik lebaran telah berkonstribusi dalam menciptakan redistribusi pendapatan ke daerah-daerah, tumbuhnya investasi di daerah serta mendukung terciptanya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Mengutip prediksi Kementerian Perhubungan, Firmanzah menyebutkan, total pergerakan orang pada masa mudik Lebaran 2013 mencapai 30 juta orang. Lebih dari separuhnya, atau 55 persen di antara mereka, melakukan pergerakan dengan menumpang kendaraan pribadi dan 45 persen yang menggunakan angkutan umum. Selanjutnya *
Label:
Alirkan,
Daerah,
dana,
Firmanzah,
investasi,
Lebaran,
manfaat ekonomi,
Pakar ekonomi,
Pemudik,
pusat pertumbuhan,
redistribusi pendapatan,
religi,
Rp 90 Triliun,
sosial budaya,
tradisi mudik
Pertamina "Ngotot" Ingin Naikkan Harga Elpiji 12 Kg
PT Pertamina Persero tetap ingin menaikkan harga elpiji dalam waktu dekat. Sebab, kerugian perseroan setiap tahun selalu bertambah akibat menanggung kerugian penjualan elpiji.
Direktur Pemasaran dan Niaga Hanung Budya mengatakan, setiap tahun Pertamina mengalami kerugian atas penjualan elpiji 12 kg sebesar Rp 5 triliun. Bahkan secara akumulasi dalam 4 tahun terakhir, Pertamina mengalami kerugian hingga Rp 20 triliun.
"Soal kenaikan harga elpiji, nanti kita akan bicara lagi. Bagaimanapun, beban korporasi sudah terlalu berat. Tiap tahun kita rugi Rp 5 triliun, tapi secara akumulasi kita rugi Rp 20 triliun," kata Hanung saat ditemui di lapangan Monas Jakarta, Senin (5/8/2013). Selanjutnya *
Direktur Pemasaran dan Niaga Hanung Budya mengatakan, setiap tahun Pertamina mengalami kerugian atas penjualan elpiji 12 kg sebesar Rp 5 triliun. Bahkan secara akumulasi dalam 4 tahun terakhir, Pertamina mengalami kerugian hingga Rp 20 triliun.
"Soal kenaikan harga elpiji, nanti kita akan bicara lagi. Bagaimanapun, beban korporasi sudah terlalu berat. Tiap tahun kita rugi Rp 5 triliun, tapi secara akumulasi kita rugi Rp 20 triliun," kata Hanung saat ditemui di lapangan Monas Jakarta, Senin (5/8/2013). Selanjutnya *
Besudut, Anak Rimba Pertama yang Masuk Universitas
Komunitas Konservasi Indonesia Warsi Jambi mengungkapkan, Besudut, seorang anak rimba dari Suku Anak Dalam, berhasil lulus seleksi penerimaan mahasiswa baru Universitas Jambi dan menjadi anak rimba pertama yang masuk jenjang pendidikan tinggi formal.
"Ya, kita amat bersyukur mendapat kabar Besudut salah seorang anak rimba yang merupakan binaan kita berhasil lulus masuk Universitas Jambi pada PMB 2013," kata staf Humas KKI Warsi, Sukmareni, di Jambi, Selasa (30/7/2013).
Reni mengatakan, keberhasilan Besudut yang dalam dunia pendidikan formal memakai nama Abdul Jalil tersebut telah berhasil meretas stigma masyarakat selama ini yang menganggap anak rimba akan selalu terbelakang dalam hal dunia pendidikan. Selanjutnya *
"Ya, kita amat bersyukur mendapat kabar Besudut salah seorang anak rimba yang merupakan binaan kita berhasil lulus masuk Universitas Jambi pada PMB 2013," kata staf Humas KKI Warsi, Sukmareni, di Jambi, Selasa (30/7/2013).
Reni mengatakan, keberhasilan Besudut yang dalam dunia pendidikan formal memakai nama Abdul Jalil tersebut telah berhasil meretas stigma masyarakat selama ini yang menganggap anak rimba akan selalu terbelakang dalam hal dunia pendidikan. Selanjutnya *
Label:
Abdul Jalil,
Anak Rimba,
bersyukur,
Besudut,
Jambi,
lulus seleksi,
mahasiswa baru,
Masuk,
pertama,
PMB 2013,
stigma masyarakat,
Suku Anak Dalam,
Universitas,
Universitas Jambi,
Warsi
Langganan:
Postingan (Atom)