Kelompok ini sebelumnya mengklaim telah merusak lebih dari 650 website Israel. Israel menyangkal kerusakan, tapi mengakui adanya upaya peretasan lebih dari 60 juta kali.
Pasukan Pertahanan Israel gencar melakukan serangan udara terhadap sejumlah sasaran di Gaza, termasuk media center tempat jurnalis biasa berkumpul. Israel menyatakan akan melakukan serangan di “tiga front”—fisik, jaringan sosial, dan serangan cyber—terhadap Gaza.
Menteri Keuangan Israel, Yuval Steinitz, tadi malam menyatakan bahwa sekelompok peretas membombardir situs Israel dengan lebih dari 60 juta kali serangan. Namun ia mengatakan sebagian besar serangan gagal, dan satu-satunya situs yang diserang telah diperbaiki dan dapat diakses lagi dalam hitungan menit.
Namun Anonymous punya bukti sejumlah situs yang berhasil mereka “padamkan”. Kelompok ini menuliskan daftar lebih dari 650 situs Israel telah berhenti beroperasi atau dirusak sebagai pembalasan atas apa yang disebutnya “perlakuan biadab, brutal, dan keji terhadap orang-orang Palestina”.
Dalam rilis yang dipublikasikan secara online, kelompok itu mengatakan Israel telah "menyeberangi garis di pasir" dengan secara terbuka mengancam akan memutuskan semua fasilitas Internet dan telekomunikasi lainnya dari dan ke Gaza.
"Sama halnya dengan bagaimana diktator Mesir Mubarak menemui jalan berliku, kami Anonymous dan No One akan mengawasi (jika Israel benar-benar mematikan Internet ke Gaza)," demikian isi pernyataan itu.
Melalui tayangan YouTube, kelompok ini mengajak peretas di seluruh dunia untuk secara kolektif melakukan serangan, baik dengan meretas, mengganggu operasi, menghentikan operasi, membocorkan database, pengambilalihan admin, maupun aksi four oh four dan DSN terminate.