Tampilkan postingan dengan label kompak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kompak. Tampilkan semua postingan

Minggu, 09 Juni 2013

Semen Indonesia Ingin Akuisisi Pabrik di Banglades

TEMPO.CO, Denpasar - PT Semen Indonesia Tbk berniat untuk mengakuisisi pabrik semen di Bangladesh. Hal ini dikatakan Direktur Utama PT Semen Indonesia, Dwi Sucipto, di Denpasar, Bali, Jumat, 7 Juni 2013.

Menurut Dwi, PT Semen Indonesia saat ini telah memiliki empat pabrik semen, yakni Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, dan Thang Long Cement Company di Vietnam. Target ke depan, kata dia, Semen Indonesia berencana mengakuisisi beberapa pabrik semen lagi di Asia Tenggara serta Bangladesh.

"Ini sebuah upaya untuk naik kelas," kata Dwi di sela acara Penganugerahan Pemenang Kompetisi Musik Paling Aksi dan Kreatif (Kompak) Antar Karang Taruna tingkat Nasional di Ampitheatre Discovery Shopping Mall, Kuta, Bali, Jumat lalu.

Dwi mengatakan, kapasitas produksi perseroan melalui empat pabrik yang dimiliki saat ini telah mencatatkan diri sebagai produsen semen terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kapasitas produksi sebesar 30 juta ton per tahun.

Jumat, 20 Juli 2012

Hilal di Cakung, Dianulir?

Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghazalie Masroeri meragukan kualitas rukyat di Cakung. Bukan hanya meragukan, tapi mengatakan hasil rukyat di Cakung itu tidak sah dan meminta Kementerian Agama menertibkan tim rukyat di sana.

Ada empat hal, kata Kiai Ghazalie yang menyebabkan hasil rukyat di Cakung tidak shahih menurut ilmu falak.

Pertama hilal dilaporkan berhasil diamati pada pukul 17.53 WIB, sebelum waktu maghrib untuk wilayah Jakarta tiba. Padahal menurut ketentuan syariat dan berdasarkan pedoman ilmu astronomi hilal baru mungkin dilihat setelah ghurub, atau terbenam matahari. “Belum maghrib, mustahil mendapatkan hilal,” kata Kiai Ghazali.

Kedua, cuaca di Jakarta, tepatnya di Cakung pada saat diadakan rukyat dalam keadaan mendung. Sementara arah pengamatan hilal di lokasi rukyat Cakung saat ini sudah terhalang gedung-gedung tinggi Jakarta.

“Sudah lama kami mensurvei lokasi rukyat di Cakung. Tempatnya dan alat yang dipakai sangat sederhana. Sementara di barat sana terdapat gedung pencakar langit,” tambah Kiai Ghazalie.

Ketiga, tim rukyat yang menyatakan berhasil melihat hilal adalah orang yang itu-itu saja. Hakim yang menyumpah juga hakim yang itu-itu saja. Sangat kompak. “Tolong disampaikan hakim mana yang menyumpah dan dan di wilayah mana,” kata Kiai Ghazali,

Keempat, ahli falak NU itu mengingatkan, rukyat tidak bisa dilakukan oleh orang sembarangan, dan harus disertai ilmunya. Laporan hasil rukyat tidak cukup hanya dengan sumpah tetapi juga harus disertai data mengenai posisi matahari tenggelam, berapa jarak antara bulan dan matahari, serta bagaimana kondisi kemiringan hilal yang berhasil diamati.

Maka tegas Lajnah Falakiyah PBNU meminta pihak Kementeterian Agama segera mengadakan peninjauan kembali apakah layak Cakung digunakan untuk melakukan rukyat.

“Perlu ada tinjauan dari Kemenag agar tidak menjadi insiden terus-menerus. Ini bikan main-main. Saya minta hakim yang menyumpah dipanggil Mahkamah Agung untuk diperingatkan,” kata Kiai Ghazalie. NU Online juga menerima laporan dari berbagai daerah dan beberapa pesantren bahwa tim rukyat Cakung menyebarkan hasil rukyatnya sehingga membuat gelisah warga.

Semoga tulisan ini dapat menjernihkan polemik yang terjadi serta menepis isu dan tuduhan miring kepada pemerintah & ormas-ormas yang menetapkan 1 ramadhan jatuh hari sabtu 21 juli 2012. Sehingga kita lebih cerdas bersikap dan lebih khusyu dalam beribadah. Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//