Tampilkan postingan dengan label konflik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label konflik. Tampilkan semua postingan

Kamis, 26 September 2013

Pendukung Jokowi Sarankan Amien Rais Periksa Kejiwaan ke Psikolog



Relawan Jokowi, Daryanto Bended, menilai mantan Ketua MPR Amien Rais mengalami konflik antara kontruksi berpikir ilmuwan dan politisi. Daryanto juga menganjurkan Amien Rais agar secepatnya berkonsultasi ke psikolog.

Pernyataan Daryanto tersebut disampaikan menanggapi pernyataan Amien Rais yang menyamakan Jokowi dengan mantan Presiden Filipina Joseph Estrada. Menurut Amien, Jokowi dan Estrada sama-sama dipilih karena popularitasnya dan bukan karena prestasi.

Hal itu disampaikan Amien saat memberi kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah, Selasa (24/9).

Amien mengatakan, Estrada terpilih sebagai presiden karena popularitasnya sebagai bintang film di Filipina. Namun, kata Amien, Estrada hanya bertahan beberapa bulan memimpin Filipina setelah digulingkan melalui kudeta dan digantikan oleh Gloria Macapagal Arroyo.

"Joseph Estrada setiap malam kerjanya hanya mabuk-mabukan, dan dia dipilih hanya berdasarkan popularitasnya," ujar Amien.

Ia berharap Indonesia tak memilih Jokowi sebagai presiden pada Pemilihan Presiden 2014 hanya karena popularitasnya. "Jokowi memang tak separah Joseph Estrada, tapi jangan memilih dia karena popularitasnya saja," kata Amien. Sumber *

Senin, 21 Januari 2013

Hary Tanoe: Saya Mundur Karena Surya Paloh Ingin Jadi Ketum NasDem

Bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo resmi mengundurkan diri dari Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hary Tanoe berseberangan dengan Surya Paloh terkait ambisi Surya Paloh mengambil alih kursi Ketum NasDem.

"Masalahnya sederhana. Sederhana bahwa saya melihat Partai NasDem sudah berkembang dengan baik. Dan mayoritas pengurus NasDem di daerah itu adalah kalangan muda. Jadi bisa diterima kalangan muda. Kurang lebih 70 persen kader NasDem adalah anak-anak muda, dan saya ingin mempertahankan postur kepengurusan yang sedang berlangsung tanpa adanya perubahan," kata Hary dalam konferensi pers di Museum Adam Malik, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2013). Hary Tanoe mengadakan jumpa pers didampingi Sekjen dan Wasekjen NasDem yang juga mundur.

Menurut Hary Tanoe, sayangnya Surya Paloh mendadak menginginkan kursi Ketum NasDem sehingga bertentangan dengan sikap politiknya.

"Kita senior justru mendorong kaum muda bekerja lebih giat lagi lebih keras lagi. Namun Pak Surya Paloh menginginkan adanya perubahan dan beliau ingin langsung terjun sebagai ketua umum partai. Bukan berarti ada konflik, kami secara pribadi tetap bersahabat tetapi secara organisasi kami berbeda pandangan," tegasnya.

Keputusan ini diakui Hary cukup berat. Karena dia telah sejak awal membesarkan NasDem.

"Keinginan saya adalah mengundurkan diri. Namun saya akan tetap beraktivitas untuk kepentingan bangsa dan negara dan gerakan perubahan adalah gerakan yang dilakukan bersama-sama. Saya akan tetap berjalan menggerakkan generasi muda supaya terlibat langsung membangun bangsa yang kita cintai," pungkas Hary yang baru saja menyerahkan surat mundurnya ke DPP NasDem di Jl RP Soeroso, Gondangdia, Jakarta Pusat.

Sabtu, 01 September 2012

Fatwa Sesat Aliran Dalam Islam Hanya Sah dan Diakui Bila Dikeluarkan MUI Pusat

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Surabaya menilai fatwa sesat aliran Syiah yang sudah dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sampang dan diperkuat MUI Jawa Timur sebagai fatwa yang melanggar kaidah pemberian fatwa atau tidak sah.

Ketua FKUB Surabaya, Imam Ghozali Said, mengatakan fatwa sesat terhadap sebuah aliran dalam Islam hanya sah dan diakui bila dikeluarkan oleh MUI Pusat. "Kebijakan terkait agama hanya bisa diambil oleh MUI Pusat. Level provinsi, apalagi kabupaten, tidak boleh mengambil alih kebijakan ini," kata Ghozali dalam keterangan pers di kantor FKUB, Jalan Menur Nomor 31 A Surabaya, Jumat, 31 Agustus 2012.

Ghozali mengatakan, Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 55 Tahun 2012 juga merupakan peraturan yang salah. Peraturan itu menegaskan bahwa aliran yang dianggap sesat oleh MUI Jawa Timur dilarang disebarkan di Jawa Timur. “Peraturan ini salah karena soal keyakinan juga hanya bisa diputuskan oleh pemerintah pusat, dalam hal ini adalah Menteri Agama,” kata Ghozali.

Fatwa sesat MUI dan Peraturan Gubernur Jawa Timur yang salah inilah, menurut dia, juga menjadi bagian dari pemicu konflik berdarah yang terjadi di Sampang pada Ahad, 26 Agustus 2012 silam.

Sekedar diketahui pada 21 Januari 2012 silam, MUI Jawa Timur mengeluarkan fatwa bernomor 01/SKF-MUI/JTM/I/2012 yang menguatkan fatwa sesat aliran Syiah yang sebelumnya sudah dikeluarkan MUI Sampang. Fatwa dari MUI Jawa Timur ini selanjutnya ditindak lanjuti oleh Gubernur Soekarwo dengan mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun 2012. Peraturan Gubernur yang ditandatangani Soekarwo pada 23 Juli 2012 itu setidaknya melarang aliran apapun yang telah dianggap sesat oleh MUI Jawa Timur. (Baca: Hanya MUI Jawa Timur yang Teken Fatwa Syiah Sesat)

Mengenai konflik di Sampang sendiri, Ghozali menilai jika faktor intoleransi antara dua pemeluk keyakinan, yaitu Sunni dan Syiah, adalah pemicu utamanya. "Konflik keluarga itu hanya bumbu-bumbunya saja," kata pengajar sejarah kebudayaan Islam di Institut Agama Islam Negeri Surabaya ini.

Pemerintah didesak segera memulihkan kondisi Sampang serta menjaga perbedaan faham yang terjadi di daerah itu sehingga tak lagi berujung konflik. Apalagi, konflik di antara dua aliran yang terjadi di Sampang sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2004 silam.

Menurut jejak sejarah, persoalan Syiah sudah muncul sejak wafatnya Rasulullah pada tahun 632 Masehi atau pada tahun 10 Hijriah lalu. Sejak saat itu, konflik di antara dua aliran ini sudah banyak memakan korban. Karena itu, FKUB mendesak konflik di Sampang ini segera diredakan dengan cara pemberian jaminan keamanan di antara pemeluk keyakinan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//