TANGERANG- Jaringan Warga Untuk Reformasi (Jawara) Banten, meminta kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut tuntas kasus suap Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang melibatkan Tubagus Chaeri Wardana (TCW) yang tidak lain adalah adik dari Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang juga suami Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diani.
Untuk diketahui, Jawara Banten merupakan kumpulan masyarakat peduli yang terdiri dari Masyarakat Transparansi (MATA Banten), Sekolah Demokrasi, Koalisi Guru Banten, Lingkar Madani, Aliansi Lembaga Independen Peduli Publik (Alipp), TRUTH dan Indonesian Corruption Watch (ICW).
"Kami minta kasus ini diusut tuntas, dan kami terus ikut melakukan pantauan sehingga proses ini bisa berjalan demi tegaknya hukum ," kata Koordinator Indonesian Corruption Watch (ICW), Danang Widoyoko, Minggu (6/10/2013). Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label Periksa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Periksa. Tampilkan semua postingan
Selasa, 08 Oktober 2013
Jawara Banten Tantang KPK Periksa Atut
Label:
Alipp,
Atut,
Banten,
Danang Widoyoko,
ICW,
Jawara,
KPK,
MATA Banten,
MK,
Periksa,
Ratu Atut Chosiyah,
Tantang,
TCW,
TRUTH,
Tubagus Chaeri Wardana
Kamis, 26 September 2013
Pendukung Jokowi Sarankan Amien Rais Periksa Kejiwaan ke Psikolog
Relawan Jokowi, Daryanto Bended, menilai mantan Ketua MPR Amien Rais mengalami konflik antara kontruksi berpikir ilmuwan dan politisi. Daryanto juga menganjurkan Amien Rais agar secepatnya berkonsultasi ke psikolog.
Pernyataan Daryanto tersebut disampaikan menanggapi pernyataan Amien Rais yang menyamakan Jokowi dengan mantan Presiden Filipina Joseph Estrada. Menurut Amien, Jokowi dan Estrada sama-sama dipilih karena popularitasnya dan bukan karena prestasi.
Hal itu disampaikan Amien saat memberi kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah, Selasa (24/9).
Amien mengatakan, Estrada terpilih sebagai presiden karena popularitasnya sebagai bintang film di Filipina. Namun, kata Amien, Estrada hanya bertahan beberapa bulan memimpin Filipina setelah digulingkan melalui kudeta dan digantikan oleh Gloria Macapagal Arroyo.
"Joseph Estrada setiap malam kerjanya hanya mabuk-mabukan, dan dia dipilih hanya berdasarkan popularitasnya," ujar Amien.
Ia berharap Indonesia tak memilih Jokowi sebagai presiden pada Pemilihan Presiden 2014 hanya karena popularitasnya. "Jokowi memang tak separah Joseph Estrada, tapi jangan memilih dia karena popularitasnya saja," kata Amien. Sumber *
Label:
Amien Rais,
Daryanto Bended,
ilmuwan,
Jokowi,
Joseph Estrada,
Kejiwaan,
konflik,
mahasiswa,
pendukung,
Periksa,
politisi,
popularitas,
prestasi,
Psikolog,
Sarankan,
Undip
Jumat, 09 Agustus 2013
Pembunuhan sadis Sisca, Polres Bandung periksa 8 saksi
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Sutarno menegaskan saat ini pihaknya sedang menelusuri dan memeriksa saksi untuk mengungkap pelaku pembunuhan sadis terhadap F Sisca Yofie yang diduga dilakukan dua orang tidak dikenal. Sebanyak delapan saksi diperiksa polisi.
Insiden tersebut pada Senin (5/8) di Jalan Cipedes RT 7/RW 1 Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi. Perempuan yang akrab disapa Sisca ini tewas karena mengalami sejumlah luka akibat diseret oleh sepeda motor serta ada bekas bacokan di kepala.
"Kita periksa saudara, kerabat korban dan dari tempat kos. Ada sekitar delapan orang yang akan dimintai keterangan malam ini," kata Sutarno dalam sambungan telepon, Selasa (6/8). Selanjutnya *
Insiden tersebut pada Senin (5/8) di Jalan Cipedes RT 7/RW 1 Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi. Perempuan yang akrab disapa Sisca ini tewas karena mengalami sejumlah luka akibat diseret oleh sepeda motor serta ada bekas bacokan di kepala.
"Kita periksa saudara, kerabat korban dan dari tempat kos. Ada sekitar delapan orang yang akan dimintai keterangan malam ini," kata Sutarno dalam sambungan telepon, Selasa (6/8). Selanjutnya *
Rabu, 05 Juni 2013
KPK Periksa Dua Mantan Petinggi Kementerian Kehutanan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua mantan petinggi di Kementerian Kehutanan diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (5/6/2013).
Mereka yakni, mantan Inspektur Jenderal di Kementerian Kehutanan, Suhariyanto dan mantan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi di Kementerian Kehutanan,, Soegeng Widodo.
Keduanya diperiksa sebagai saksi terkait tindak pidana korupsi penilaian dan pengesahan BKUPHHK-HT di Kabupaten Pelelawan, Riau dengan terdakwa Rusli Zainal. Keduanya dinilai mengetahui kasus yang telah menyeret Rusli Zainal sebagai tersangka.
"Keduanya diperiksa sebagai saksi untuk RZ (Rusli Zainal)," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi Priharsa Nugraha.
Mereka yakni, mantan Inspektur Jenderal di Kementerian Kehutanan, Suhariyanto dan mantan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi di Kementerian Kehutanan,, Soegeng Widodo.
Keduanya diperiksa sebagai saksi terkait tindak pidana korupsi penilaian dan pengesahan BKUPHHK-HT di Kabupaten Pelelawan, Riau dengan terdakwa Rusli Zainal. Keduanya dinilai mengetahui kasus yang telah menyeret Rusli Zainal sebagai tersangka.
"Keduanya diperiksa sebagai saksi untuk RZ (Rusli Zainal)," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi Priharsa Nugraha.
Label:
BKUPHHK-HT,
Dua,
Kehutanan,
Kementerian,
KPK,
mantan,
Pelelawan,
Periksa,
petinggi,
Priharsa Nugraha,
Riau,
Rusli Zainal,
Soegeng Widodo,
Suhariyanto
Langganan:
Postingan (Atom)