Tampilkan postingan dengan label pernyataan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pernyataan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 01 Desember 2013

Menanggapi Pernyataan Wakil Ketua MK "Pekerjaan Montir dan Profesi Dokter"

Seorang montir disebuah bengkel sedang membongkar mesin mobil.

Saat sedang menoleh, ia melihat seorang dokter ahli bedah jantung yang ia kenal sedang duduk menunggu mobilnya yg jg sedang di servis.

Si montir lalu memanggil dokter tersebut : "Hai dok, coba lihat kesini deh, ada yg mau saya tunjukan."

Si dokter menghampiri montir.
Lalu montir berkata : "Lihat mesin ini dok, saya membongkar jantung mesin mobil ini, saya buka penutupnya silindernya, melepas klepnya, saya diagnosa apa penyakitnya, saya analisa apa saya yg harus saya perbaiki atau ganti, lalu saya perbaiki. Selesai saya kerjakan mesin ini lgsng kembali bekerja seperti masih baru gress.
Nah pekerjaan kita sebenarnya sama, tapi kenapa saya hanya digaji 5 juta sebulan, sedangkan dokter dibayar 15juta sekali operasi?? "

Si dokter bedah jantung dengan tenang melongok ke ruang mesin dan dengan santai menjawab :
"Coba anda lakukan semua yg anda sebutkan tadi dengan mesin menyala tanpa boleh mati mesinnya........."

kalo montir dikomplain pelanggan masih bisa diperbaiki ulang, tapi kalo dokter nyawa hilang kagak bisa dibalikin , tanggung jawab dokter tuh berat, buat ngomong sama keluarga pasien juga harus ada mental. Sumber *

Senin, 03 Juni 2013

Romo Magnis: Pernyataan Dipo Alam Ancam Kebebasan Berpendapat

JAKARTA - Rohaniawan Katolik Franz Magnis Suseno memandang pernyataan Dipo Alam yang mengatakan tidak baik pemimpin Islam dicerca oleh yang nonMuslim mengancam hak minoritas untuk mengeluarkan pendapat.

Romo Magniz menilai pernyataan Dipo tersebut seharusnya dipersoalkan.

"Nah ini sesuatu yang seharusnya dipersoalkan. Jangan-jangan dia mau mengatakan bahwa minoritas tidak boleh menyatakan pendapat mereka, kalau dia mengatakan mayoritas boleh bicara minoritas harus lepas dari fakta," ujar Magniz di Gedung Margasiswai, Menteng, Jakarta, Senin (3/6/2013).

Dikatakan Romo Magnis, mayoritas dan minoritas di Indonesia sama hak dan kewajibannya. Sehingga, komentar Dipo tersebut kata dia, sudah melenceng dan keluar rel.

"Tetapi tentu mayoritas dan minoritas sama haknya, mungkin itu sedikit keluar rel beliau waktu mengatakan itu," kata dia.

Sabtu, 21 Juli 2012

”Itu keras ya, sangat keras,” kata Dahlan


Para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II memiliki tanggapan tersendiri atas pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang meminta kepada menterinya untuk mundur jika terlalu sibuk berpolitik.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, mengatakan pernyataan SBY tersebut sangat keras. ”Itu keras ya, sangat keras,” kata Dahlan, usai Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, hari ini.
Nama Dahlan belakangan ini kerap disebut sebagai salah satu calon presiden potensial untuk dimajukan dalam Pemilihan Presiden 2014 mendatang. Namun Dahlan enggan berkomentar mengenai hal tersebut.
Ketika ditanya oleh wartawan apakah sudah mulai dipinang oleh partai politik dan jika ia merasa teguran tersebut ditujukan kepada dirinya, Dahlan langsung menghindar. ”Tidak kok, saya mau bekerja saja,” jawab dia, sembari berjalan cepat menjauhi wartawan.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Syariefuddin Hasan, setuju dengan pernyataan SBY itu, karena sebagai menteri memang memiliki pakta integritas. Bagi menteri yang berasal dari partai politik harus memiliki kesadaran untuk bisa membagi waktu.
Syarief, yang merupakan politisi Partai Demokrat, mengatakan pernyataan SBY tersebut tidak ditujukan secara khusus kepada orang tertentu. ”Beliau mengharapkan para menteri betul-betul bisa membagi waktu dan mengutamakan kepentingan pekerjaan sebagai menteri,” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, mengatakan maksud dari pernyataan SBY adalah bagaimana para menteri yang berasal dari partai politik bisa mengelola waktunya dengan baik.
Wacik mencontohkan pada 2009 lalu, dia menjadi calon legislatif, dan memutuskan untuk mengambil cuti. ”Waktu itu boleh dikatakan 99 persen urusan negara, tugas sebagai menteri ya fine,” katanya.
Anggota Dewan Kehormatan Partai Demokrat ini mengatakan pernyataan SBY bisa juga ditujukan kepada menteri yang terlalu sibuk mengurusi partai.
”Misalnya ada menteri yang tidak bisa bagi waktu, kalau dicari tidak ada terus, ngurusin partai ya introspeksi diri lah,” kata Wacik, namun enggan menyebutkan siapa yang dimaksud.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//