Tampilkan postingan dengan label tersenyum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tersenyum. Tampilkan semua postingan

Selasa, 26 November 2013

TKI Dapat Warisan Rp 9,5 Miliar dari Majikannya

Jakarta - Ketekunan dan kesabaran Sulastri akhirnya berbuah manis. Pembantu yang bekerja di Singapura itu mendapatkan warisan senilai 1 juta dolar Singapura atau sekitar Rp 9,5 miliar dari majikannya Khoo Guat Neo.

Sulastri yang berasal dari Surabaya itu sangat dikenal di kompleks Yew Lian Park. Selama 13 tahun bekerja untuk Khoo Guat Neo, Sulastri dikenal ramah kepada para penghuni apartemen lain. R.S. Sanga, koordinator penghuni The Yew Lian Park Residents, menuturkan, "Dia selalu tersenyum kepada para penghuni lain. Namun, ketika Madam Khoo meninggal, dia menjadi pendiam." Bulan lalu, Sulastri kembali ke Singapura untuk menerima uang, demikian berita yang ditulis oleh koran berbahasa Cina Lianhe Zaobao.

Sulastri sebenarnya sudah ingin pensiun dan kembali ke Indonesia. Namun melihat majikannya, Khoo Guat Neo, 92 tahun, hidup sebatang kara, dia tak tega. Di apartemennya, Khoo hanya tinggal bersama seekor kucingnya dan Sulastri. Perempuan berusia 30 tahun ini sangat telaten merawat majikannya. Dia mengurus semuanya, mulai dari berbelanja, mengantarkan majikannya ke rumah sakit, sampai mengantar majikannnya untuk potong rambut ke salon. Selanjutnya *

Kamis, 25 Oktober 2012

Nilai Sepuluh Untuk Pidato Jokowi Pada Hari Kesepuluh

Gubernur DKI Jakarta Jokowi untuk pertama kalinya mengumpulkan para wali kota, bupati, 44 camat dan 267 lurah se-Jakarta. Jokowi memberi wejangan tentang perlunya perubahan birokrasi sebagai abdi pelayan masyarakat.

Wejangan Jokowi disampaikan di Balai Agung Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (25/10/2012). Semua hadirin mengenakan batik, tak terkecuali Jokowi yang berkemeja batiklengan panjang warna coklat.

Berikut pidato tanpa teks Jokowi tersebut:

Saya minta tersenyum semuanya. Jangan tegang. Saya lihat tegang semuanya. Saya tidak akan marah hari ini. Camat dan Lurah adalah partner saya. Rekan kerja saya yang berada di front paling depan yang berhubungan dengan masyarakat. Sehingga saya minta semuanya nanti mempunyai visi, budaya kerja, dan budaya pelayanan yang sama.

Saya tidak ingin bicara banyak. Yang kemarin (sidak-red) saya nggak ada urus. Sudahlah. Tapi ke depan, saya pengin semuanya punya visi yang sama. Jadi jangan takut yang kemarin saya kunjungi jadi nggak nyenyak tidur. Tidurlah yang nyenyak, nggak ada. (Hadirin tertawa kecil-red).

Saya lihat di kelurahan dan kecamatan (Jokowi memperlihatkan foto-foto hasil kunjungannya dengan Infocus-red) banyak ruangan yang tertutup. Pakai sistem loket sudah 200 tahun ketinggalan. Coba lihat tempat pelayanan di bank. Nggak ada yang pakai loket, semuanya open, terbuka. Jadi kalau memang jam 07.30 sudah buka, mestinya harus sudah siap melayani.

Kemudian ada tempat pelayanan yang campur-campur. Mulailah dibersihkan sehingga menjadi tempat yang nyaman. Kalau ada anggaran tahun sekarang, kita bangun sekarang. Tapi kalau belum, mulailah didesain supaya nanti menjadi tempat yang nyaman.

Saya kemarin nyoba mau buat KTP, saya nunggunya di mana? Hanya ada satu kursi, dua kursi. Kalau ada yang lain, antrenya di mana, apa harus duduk di lantai? Kita ini melayani masyarakat. Mereka itu ibaratnya konsumen. Harus dilayani seperti raja.

Ke depan, tata ruang di kelurahan, kecamatan, walikota, semua wilayah, bupati, semuanya tempat pelayanan itu kayak bank, terbuka. Tempat duduknya yang dilayani justru harus enak. Tolong Pak Lurah, Bu Lurah, Pak Camat dan Bu Camat, beritahu mereka, kalau masyarakat datang, beri ucapan selamat pagi. Kalau siang, selamat siang. Ini melayani.

Jangan yang ada di front depan, sudah tehnya nggak enak, nggak ngucapin salam, merengut. Makanya pasang yang cantik di depan. Ini tempat pelayanan, budaya itu harus diubah. Saya yakin SDM di DKI ini luar biasa bagus. Luar biasa bagus.

Kita punya recource SDM yang baik. Kita cuma ingin mengubah dari pola lama ke pola yang baru. Dan saya yakin semuanya sanggup untuk itu. Gimana sanggup nggak? (hadirin menjawab sangguup!-red). Saya tunggu tanggal mainnya.

Untuk tempat ngantre buatkan sofa yang bagus. Niru bank-lah. Ada gambar tata ruang yang sama, di seluruh kelurahan dan kecamatan sehingga kelihatan bahwa kita sedang berubah sistem pelayanan. Kalau perlu yang di depan pakai pakaian khusus, jas dasi. Kalau perlu beli air conditioner. Orang nunggu 1 jam juga enak. Ini yang harus kita ubah.

Pada hari ini saya ingin menyampaikan ini saja. Saya kira semuanya sudah paham apa yang diinginkan. Jadi jangan kira saya datang ke kelurahan, kecamatan, walikota, hanya hari itu saja. Tidak. Setiap hari saya akan datang ke tempat pelayanan. Baik puskesmas, kelurahan, kecamatan, dan jangan kaget saya bisa datang pagi. Datang sore juga. Jam berapa habis kerja? (Ada yang menjawab jam empat!-red). Jam empat di sana pas akhir.

Saya datang juga tidak mau marah-marah. Hanya dolan saja, main saja. Paling kalau ada yang tidak beres, saya catat. Tapi yang kemarin saya tidak catat. Nggak akan saya tulis apa-apa. Ke depan, mesti saya bawa catatan. Itu rapor. Rapor itu perlu.

Saya dolan ke Pak Lurah, Bu Lurah, senang nggak? (Hadirin menjawab: Senaaang-red)
Saya dolan aja kok.

Jumat, 06 April 2012

Kondisi Gelandang Bolton Wanderers, Fabrice Muamba Terus Mengalami Kemajuan

Kondisi teranyar, pemain kelahiran Zaire ini sudah mulai kembali berjalan. Hal itu diungkapkan manajer Bolton, Owen Coyle.

“Dia sudah mulai berjalan, berbicara, dan dia tersenyum lebar. Kami senang melihatnya. Dia mengalami perkembangan yang tepat,” kata Coyle seperti dilansir Daily Mail, Jumat 6 April 2012.

“Dia telah menghabiskan sedikit waktu dengan berjalan sepanjang koridor. Dia berada di bagian unit penanganan intensif,” lanjutnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//