Tampilkan postingan dengan label KTP. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KTP. Tampilkan semua postingan

Jumat, 24 Mei 2013

Panduan Kredit Rumah

Jakarta - Bagi Anda yang berencana membeli rumah secara kredit namun belum tahu seperti apa persyaratannya, berikut ini beberapa persyaratan untuk mendapatkan rumah dengan sistem kredit. Masing-masing jenis pekerjaan berbeda untuk pengumpulan datanya.

Gambaran soal syarat dokumen standar yang biasanya harus dilengkapi saat akan pengajuan kredit (kode menunjukan syarat pada tiap status). Karyawan dengan kode “K”, wiraswasta dengan kode “W” dan professional dengan kode “P”. Dokumen standar terdiri dari :

1. Fotokopi KTP Suami dan Istri [K][W][P]

2. Fotokopi Surat Nikah [K][W][P]

3. Fotokopi Kartu Keluarga [K][W][P]

4. Fotokopi NPWP [K][W][P]

5. Rekening Koran atau tabungan bank 3 bulan terakhir [K][W][P]. Tentu hal ini merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh bank di mana gaji atau pendapatan kita disetorkan. Bisa menggunakan beberapa account bank, bila gaji, honor atau pendapatan Anda tersebar ke beberapa bank).

6. Slip Gaji (3 bulan terakhir) [K]: Dokumen yang dikeluarkan oleh perusahaan tempat Anda bekerja. Bila kita bekerja di banyak tempat sekaligus, mintalah slip gaji ke banyak perusahaan tempat Anda bekerja karena setiap slip gaji ini bisa dihitung total income-nya.

7. Surat Keterangan Kerja [K] : Surat yang dikeluarkan oleh perusahaan tempat bekerja. Bisa ditanda tangani oleh otoritas tertinggi atau Kepala Tata Usaha atau Divisi HRD (SDM). Biasanya pihak bank menginginkan jumlah pendapatan bulanan tertera dalam surat keterangan kerja tersebut.

8. Rekening Koran atau Tabungan Bank Perusahaan (3 bulan terakhir) [W] : Dokumen yang dikeluarkan oleh bank setelah terjadi transaksi perusahaan. Akun bank yang dimaksud biasanya atas nama perusahaan, meskipun memungkinkan juga apabila kita menggunakan akun individu dalam berbisnis.

9. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan [W]
10. Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan atau TDP [W]
11. Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan atau SIUP [W]
12. Laporan Keuangan Perusahaan 1 tahun terakhir [W]
13. Surat Ijin Praktek dari Institusi Pemerintah Terkait [P]

Setelah dokumen tersebut diatas di serahkan kepada bank, melalui developer atau pengembang perumahan tentunya, pihak bank akan melakukan pengecekan ke Bank Indonesia (BI) berhubungan dengan status Anda (nama Anda).

Tentunya kredibilitas keuangan diuji disini. Kredit akan sulit di setujui bila kita memiliki track record buruk di peminjaman bank, kartu kredit, dan sebagainya.
Setelah itu, pihak bank akan menghubungi kita dan mengabarkan hasil BI checking dengan melakukan konfirmasi dan sedikit interview.

Biasanya pihak bank akan meminta tambahan dokumen apabila dirasa masih ada yang kurang dalam pembuktian kekuatan finansial Anda. Seluruh proses pengiriman dokumen bisa menggunakan email (attachment), jadi tidak perlu menggunakan jalur darat (offline) yang menghabiskan waktu.

Bantu pula pihak bank mengenai dokumen pelengkap yang diminta. Selalu jujurlah kepada mereka terhadap kemampuan finansial Anda. Dan jalinlah komunikasi dengan pihak bank yang membantu Anda mengurus kredit rumah.

Rule umum untuk jumlah pinjaman yang disetujui bank adalah, apabila kekuatan finansial (pendapatan) bulanan Anda 3X jumlah pembayaran kredit bulanan. Jadi, bila cicilan kredit perbulan Rp 5 juta, itu artinya pendapatan perbulan kita minimalis Rp 15 juta.

Dalam tahap ini, pihak bank akan menghubungi lagi apabila pengajuan kredit diterima. Dan mereka biasanya meminta Anda mengisi formulir persetujuan kredit.

Proses terakhir adalah akad kredit. Akad kredit merupakan titik awal dimulainya kredit. Hal yang harus Anda siapkan untuk akal kredit antaralain soal biaya KPR yang nilainya tidak kecil. Bagi Anda yang sudah berkeluarga, jangan lupa membawa pasangan Anda, karena ada dokumen-dokumen yang harus ditandatangani oleh pasangan Anda.

Bulan berikutnya, Anda sudah bisa membayar angsuran bulanan. Artinya, Anda sudah bisa mulai menempati rumah, khususnya bila Anda membeli rumah siap huni.


Sumber: *

Kamis, 25 Oktober 2012

Nilai Sepuluh Untuk Pidato Jokowi Pada Hari Kesepuluh

Gubernur DKI Jakarta Jokowi untuk pertama kalinya mengumpulkan para wali kota, bupati, 44 camat dan 267 lurah se-Jakarta. Jokowi memberi wejangan tentang perlunya perubahan birokrasi sebagai abdi pelayan masyarakat.

Wejangan Jokowi disampaikan di Balai Agung Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (25/10/2012). Semua hadirin mengenakan batik, tak terkecuali Jokowi yang berkemeja batiklengan panjang warna coklat.

Berikut pidato tanpa teks Jokowi tersebut:

Saya minta tersenyum semuanya. Jangan tegang. Saya lihat tegang semuanya. Saya tidak akan marah hari ini. Camat dan Lurah adalah partner saya. Rekan kerja saya yang berada di front paling depan yang berhubungan dengan masyarakat. Sehingga saya minta semuanya nanti mempunyai visi, budaya kerja, dan budaya pelayanan yang sama.

Saya tidak ingin bicara banyak. Yang kemarin (sidak-red) saya nggak ada urus. Sudahlah. Tapi ke depan, saya pengin semuanya punya visi yang sama. Jadi jangan takut yang kemarin saya kunjungi jadi nggak nyenyak tidur. Tidurlah yang nyenyak, nggak ada. (Hadirin tertawa kecil-red).

Saya lihat di kelurahan dan kecamatan (Jokowi memperlihatkan foto-foto hasil kunjungannya dengan Infocus-red) banyak ruangan yang tertutup. Pakai sistem loket sudah 200 tahun ketinggalan. Coba lihat tempat pelayanan di bank. Nggak ada yang pakai loket, semuanya open, terbuka. Jadi kalau memang jam 07.30 sudah buka, mestinya harus sudah siap melayani.

Kemudian ada tempat pelayanan yang campur-campur. Mulailah dibersihkan sehingga menjadi tempat yang nyaman. Kalau ada anggaran tahun sekarang, kita bangun sekarang. Tapi kalau belum, mulailah didesain supaya nanti menjadi tempat yang nyaman.

Saya kemarin nyoba mau buat KTP, saya nunggunya di mana? Hanya ada satu kursi, dua kursi. Kalau ada yang lain, antrenya di mana, apa harus duduk di lantai? Kita ini melayani masyarakat. Mereka itu ibaratnya konsumen. Harus dilayani seperti raja.

Ke depan, tata ruang di kelurahan, kecamatan, walikota, semua wilayah, bupati, semuanya tempat pelayanan itu kayak bank, terbuka. Tempat duduknya yang dilayani justru harus enak. Tolong Pak Lurah, Bu Lurah, Pak Camat dan Bu Camat, beritahu mereka, kalau masyarakat datang, beri ucapan selamat pagi. Kalau siang, selamat siang. Ini melayani.

Jangan yang ada di front depan, sudah tehnya nggak enak, nggak ngucapin salam, merengut. Makanya pasang yang cantik di depan. Ini tempat pelayanan, budaya itu harus diubah. Saya yakin SDM di DKI ini luar biasa bagus. Luar biasa bagus.

Kita punya recource SDM yang baik. Kita cuma ingin mengubah dari pola lama ke pola yang baru. Dan saya yakin semuanya sanggup untuk itu. Gimana sanggup nggak? (hadirin menjawab sangguup!-red). Saya tunggu tanggal mainnya.

Untuk tempat ngantre buatkan sofa yang bagus. Niru bank-lah. Ada gambar tata ruang yang sama, di seluruh kelurahan dan kecamatan sehingga kelihatan bahwa kita sedang berubah sistem pelayanan. Kalau perlu yang di depan pakai pakaian khusus, jas dasi. Kalau perlu beli air conditioner. Orang nunggu 1 jam juga enak. Ini yang harus kita ubah.

Pada hari ini saya ingin menyampaikan ini saja. Saya kira semuanya sudah paham apa yang diinginkan. Jadi jangan kira saya datang ke kelurahan, kecamatan, walikota, hanya hari itu saja. Tidak. Setiap hari saya akan datang ke tempat pelayanan. Baik puskesmas, kelurahan, kecamatan, dan jangan kaget saya bisa datang pagi. Datang sore juga. Jam berapa habis kerja? (Ada yang menjawab jam empat!-red). Jam empat di sana pas akhir.

Saya datang juga tidak mau marah-marah. Hanya dolan saja, main saja. Paling kalau ada yang tidak beres, saya catat. Tapi yang kemarin saya tidak catat. Nggak akan saya tulis apa-apa. Ke depan, mesti saya bawa catatan. Itu rapor. Rapor itu perlu.

Saya dolan ke Pak Lurah, Bu Lurah, senang nggak? (Hadirin menjawab: Senaaang-red)
Saya dolan aja kok.

Senin, 26 Maret 2012

Kartu Kesehatan & Pendidikan Untuk DKI Ala Jokowi

Joko Widodo, cagub DKI dari PDIP menebar konsepnya di bidang pendidikan dan kesehatan bila terpilih menjadi DKI 1. Solusinya, seperti yang sudah dilakukannya di Solo, satu kartu untuk semua layanan kesehatan dan pendidikan. Seperti apa?

"Saya kira nanti kita akan buat semuanya sistem kartu, sebentar saya tunjukkan," kata Walikota Solo ini sambil menunjukkan kartu berwarna kuning seukuran KTP yang dilaminating. Dia mengeluarkan kartu itu dari dompetnya.

Selanjutnya ...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//