Selasa, 18 Februari 2014

Berkah Abu Gunung Kelud, Jadi Pupuk dan Bahan Bangun Rumah

Abu vulkanik yang dimuntahkan Gunung Kelud saat erupsi berkah tersendiri bagi sebagian warga. Karena abu vulkanik yang menutupi jalan dan atap mempunyai banyak manfaat.

Mulai bisa digunakan untuk pupuk tanaman, membangun rumah hingga dijual kembali yang harganya cukup lumayan. Seperti yang dilakukan Indra (52) warga Desa Wates, Kediri dengan mengumpulkan abu vulkanik yang menutup atap rumah kemudian dimasukkan ke dalam karung berukuran 25 kg.

Bapak dua anak ini mengaku, abu vulkanik yang dikumpulkannya akan dijual seharga Rp 50 ribu/sak. Indra sendiri mampu mengumpulkan abu vulkanik 10 sak. "Lumayan sudah ada yang memesan untuk membangun rumah. Kalau sisanya mau saya buat bangun rumah untuk perbaiki atap depan rumah yang ambruk," katanya kepada detikcom, Senin (17/2/2014).

Hal senada dikatakan Rohmat (42) warga Ngancar yang mengaku sangat bersyukur adanya letusan Gunung Kelud karena dianggap berkah. "Meski banyak rumah ambruk, tapi sama Allah diberi ganti dengan pasir halus yang bisa dimanfaatkan untuk bangun rumah yang ambruk, bisa buat pupuk tanaman. Meski tanaman rusak tapi tanahnya makin subur," ungkapnya.

Lain halnya dengan Soenarjo (65) warga Sumber Agung, Kecamatan Plosoklaten yang akan memanfaatkan abu vulkanik Gunung Kelud sebagai campuran pupuk organik untuk tanamannya. "Kandungan pasir Kelud ini sangat bagus dan membuat subur tanaman. Makanya akan saya buat campuran pupuk," ujarnya.

Gunung Kelud meletus pada Kamis (13/2) malam dan mengeluarkan abu vulkanik dan material. Abu vulkanik yang dimuntahkan menyebar hampir merata di seluruh daerah di Pulau Jawa. Sumber *

Senin, 17 Februari 2014

Bantahan Anggito Membingungkan

Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc, Dosen Fakultan Ekonomi dan Bisnis UGM dan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, membantah bahwa tulisannya di Kompas (10/2/2014) yang berjudul “Gagasan Asuransi Bencana” merupakan plagiat dari tulisan Dr. Hatbonar Sinaga berjudul “Menggagas Asuransi Bencana” juga di Kompas (21/7/2006).

Bantahan Anggito tersebut dikutip dari Tempo.co (17/2/2014) di link ini. Dikatakan membingungkan karena, pertama, pada satu sisi Anggito meminta maaf kepada Kompas dan beberapa pihak yang memiliki gagasan atau tulisan serupa. Namun pada sisi lain Anggito menolak tuduhan plagiat.

Dalam logika pihak yang membaca bantahan Anggito tersebut, harusnya, tak perlu ada permintaan maaf jika memang tidak melakukan plagiasi. Meminta maaf bersamaan membantah telah melakukan plagiat justru melahirkan dua pernyataan bermuatan komunikasi yang bertolak belakang. Selanjutnya *

Berhentilah Berbagi! Sekarang Juga!

Kata teman-teman saya, berbagi itu tak pernah rugi. Lalu seorang yang lain menambahi kalimat itu dengan “apalagi jika tidak berbagi.” Terdengar seperti becandaan kosong, tapi kalau meletakkannya dalam konteks saat ini, maka bisa jadi ungkapan itu benar.

Tengah pekan lalu, beredar berita tentang PM Singapura Lee Hsien Loong yang meng-unfriend Presiden Indonesia di Facebook. Tak cuma itu, Lee dikabarkan juga meng-untag foto-fotonya bersama SBY. Di tengah ketegangan Indonesia dan Singapura terkait penamaan kapal perang Usman Harun, kabar ini meluas dengan cepat dan segera saja menjadi topik obrolan panas di Twitter dan Facebook.

Sayangnya, tak banyak yang cukup awas untuk menyadari bahwa sumber berita itu adalah sebuah situs bernama New Nation yang selama ini memang memproduksi kabar parodi dan satire. Yang menyedihkan adalah sejumlah media mainstream memungut berita itu dan menerbitkannya seolah-olah itu berita yang benar. Selanjutnya *

Sutan Bathoegana Cs Bisa Jadi Tersangka

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melakukan pencegahan terhadap empat orang terkait kasus dugaan penerimaan hadiah atau janji (gratifikasi) di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber DayaMineral (KESDM).

Menurut Johan, keempatnya dicegah untuk 6 bulan ke depan lantaran keterangannya dibutuhkan dalam kasus ini. Sebab,mereka pasti akan dipanggil sebagai saksi untuk tersangka kasus penerimaan hadiah atau janji di KESDM, Waryono Karyo yang juga mantan Sekretaris Jenderal KESDM.

"Setelah melakukan pencegahan akan diperiksa sebagai saksi terkait tersangka WK. Nanti kalau pengakuan yang muncul akan divalidasi KPK apakah didukung fakta atau sekadar pengakuan," kata Johan Budi, Minggu (16/2/2014). Selanjutnya *

Jumat, 14 Februari 2014

Sejumlah Kabupaten dan Kota Jateng Kekurangan Masker

Sejumlah kabupaten dan kota di Jateng yang terimbas langsung abu vulkanik Gunung Kelud menyatakan darurat ketersediaan masker. Sehingga pemerintah setempat meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi untuk memasok masker.

Beberapa kabupaten kota yang kekurangan masker itu misalnya Sragen, Klaten, Solo, Wonogiri, Boyolali dan Kabupaten Semarang.

"Atas permintaan itu, kami akan mendorong SKPD terkait misalnya Dinas Kesehatan Provinsi untuk menyiapkan masker sebagai antipasi dampak abu vulkanik yang turun di sebagian kabupaten kota," kata Arus Horison, Kepala Posko Aju BPBD Jateng, Jumat (14/2).

Pihaknya tidak tahu berapa banyak stok masker yang ada di Dinkes saat ini. Tapi untuk mengalokasikan sejumlah penutup hidung di wilayah yang terkena dampak abu vulkanik berskala besar Dinkes dipercaya akan sanggup menyediakannya.

"Sejauh ini BPBD Provinsi masih memantau berapa permintaan dari pemerintah kabupaten kota itu. Kami masih menunggu kabar dari BPBD daerah setempat," kata Arus. Sumber *

Penerbangan ke 5 Tujuan untuk Sabtu Besok Belum Bisa Diprediksi

Jakarta - Akibat letusan Gunung Kelud mengakibatkan penerbangan ke lima destinasi, yaitu Malang, Solo, Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang dihentikan sementara. Bagaimana penerbangan ke lima tujuan itu pada hari Sabtu (15/4/2014) besok? Belum bisa diprediksi.

"Penerbangan untuk besok hari belum bisa diprediksi, apakah sudah dibuka atau belum. Karena sampai sekarang kita belum mendapat kepastian dari pemerintah," kata Direktur Utama Citilink Arif Wibowo kepada detikcom, Jumat (14/4/2014). Selanjutnya *

Gunung Kelud Meletus Lagi? Mbah Rono: Saya Harap Tidak

Jakarta - Kepala Badan Geologi ESDM Surono belum bisa memprediksi aktivitas Gunung Kelud selanjutnya. Namun jika dilihat dari 'kebiasaan' Gunung Kelud, Surono berharap tidak ada lagi letusan.

"Saya berharap tidak. Masa lalunya tidak seperti itu," kata Surono usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden SBY di Kantor Presiden, Jumat (14/2/2014).

Menurut Surono, Gunung Kelud memang memiliki karakter meletus sekali tapi dengan kekuatan yang dahsyat. Ia berharap sejarah Kelud akan tetap berlaku untuk saat ini.

Surono menjelaskan, di tahun 1919 Kelud pernah meletus dan memuntahkan material sebanyak 40 juta meter kubik dan menewaskan ribuan jiwa. Saat itu dibuat sebuah teknologi untuk bisa meredam banyaknya material yang keluar. Untuk malam tadi, letusan hingga 17 Km. Sumber *
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
//** Like Button FB **//
//** Like Button FB **//