BETIS — Laga Real Betis vs Real Madrid, Sabtu (18/1/2014), berakhir 0-5. Bagi Real Madrid, menang lima gol tanpa balas sudah biasa di La Liga. Namun ada kejutan lain yang muncul dalam kemenangan Real Madrid itu. Adalah gol dari tendangan bebas spektakuler Gareth Bale yang menjadi pembedanya. Spektakuler karena kiper Betis, Stephan Andersen, cuma bisa melongo melihat bola masuk ke gawangnya.
Cristiano Ronaldo bikin dua gol, tapi gol dari Bale lebih menarik perhatian. Pada menit ke-25, Bale menjadi eksekutor tendangan bebas. Tendangan kaki kirinya membuat bola setengah melambung namun meluncur keras tepat ke gawang Real Betis. Saking cepatnya, Stephan Andersen sama sekali tidak beranjak untuk menepis tendangan Bale. Andersen mengangkat tangannya pertanda gawangnya pantas kebobolan. Foto respons Andersen yang pasrah dan videonya beredar luas di Twitter dan Youtube.
Selain Gareth Bale dan Ronaldo, Angel Di Maria dan Alvaro Morata juga mencatatkan nama di papan skor. SoloPos *
Tonton Video:
Tampilkan postingan dengan label cepat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cepat. Tampilkan semua postingan
Senin, 20 Januari 2014
Sabtu, 01 Juni 2013
Kanker Payudara Perempuan Muda Berbeda
Herbal untuk Kanker |
Sebuah riset yang didanai oleh lembaga penelitian kanker di Inggris dan Wessex Cancer Trust, menemukan bahwa tipe kanker tertentu pada pasien yang berusia muda dapat kambuh dengan cepat setelah lima tahun. Hal ini sangat kontras dengan apa yang biasanya terjadi pada kanker payudara.
Riset ini menganalisa bahwa hampir sejumlah 3.000 perempuan yang berumur di bawah 40 tahun di negara ini didiagnosis mengidap kanker payudara. Jumlah ini adalah 5% dari jumlah keseluruhan penderita kanker payudara di negara itu.
Data yang diterbitkan oleh Journal of National Cancer Institute menunjukkan bahwa angka pasien selamat dalam waktu 5 tahun setelah diagnosa mencapai 85%. Namun dalam waktu delapan tahun, angka ini menjadi 68%.
Masalah Sebenarnya
Kanker payudara pada umumnya didapati pada perempuan yang telah memasuki usia menopause. Kanker ini biasanya dapat diobati dengan kemoterapi dan dilanjutkan dengan pemberian obat yaitu tamoxifen selama lima tahun untuk memblokir reseptor ekstrogen.
Para peneliti mengatakan bahwa mengkonsumsi Tamoxifen dalam jangka panjang dapat membantu. Namun mereka tetap berpendapat bahwa pengujian kanker ini perlu melibatkan lebih banyak perempuan muda.
Ketua penelitian ini, Profesor Dianna Eccles, mengatakan: "Penelitian ini menambahkan bukti bahwa kanker payudara dapat bersifat sangat berbeda ketika didiagnosis pada perempuan yang lebih muda. Jenis kanker ini mungkin perlu pendekatan pengobatan yang berbeda."
Kate Law, direktur riset klinis dari lembaga Riset Kanker Inggris, mengatakan: "Secara umum kemungkinan hidup para perempuan yang didiagnosis kanker kini dua kali lebih besar dibandingkan mereka yang didiagnosis pada tahun 1970-an. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan para pasien dari kelompok umur yang lebih muda."
Sumber: *
Kanker payudara pada umumnya didapati pada perempuan yang telah memasuki usia menopause. Kanker ini biasanya dapat diobati dengan kemoterapi dan dilanjutkan dengan pemberian obat yaitu tamoxifen selama lima tahun untuk memblokir reseptor ekstrogen.
Para peneliti mengatakan bahwa mengkonsumsi Tamoxifen dalam jangka panjang dapat membantu. Namun mereka tetap berpendapat bahwa pengujian kanker ini perlu melibatkan lebih banyak perempuan muda.
Ketua penelitian ini, Profesor Dianna Eccles, mengatakan: "Penelitian ini menambahkan bukti bahwa kanker payudara dapat bersifat sangat berbeda ketika didiagnosis pada perempuan yang lebih muda. Jenis kanker ini mungkin perlu pendekatan pengobatan yang berbeda."
Kate Law, direktur riset klinis dari lembaga Riset Kanker Inggris, mengatakan: "Secara umum kemungkinan hidup para perempuan yang didiagnosis kanker kini dua kali lebih besar dibandingkan mereka yang didiagnosis pada tahun 1970-an. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan para pasien dari kelompok umur yang lebih muda."
Sumber: *
Label:
berbeda,
cepat,
Inggris,
kambuh,
kanker,
Kate Law,
kemoterapi,
lima tahun,
menopause,
muda,
payudara,
penelitian,
perempuan,
riset,
Tamoxifen,
Wessex Cancer Trust
Kamis, 17 Januari 2013
Habibie: Jika Saya Presiden, Saya Akan Tangani Banjir Lebih Cepat
Banjir yang melanda ibukota membuat Mantan Presiden RI BJ Habibie angkat bicara. Ia memberikan ide khusus untuk menangani banjir Jakarta dengan lebih cepat sehingga tidak menjadi masalah yang menahun.
"Ini harus dikoordinasikan kepada pemerintah pusat, jangan nunggu sampai lama. Kalau saya jadi presiden, pasti saya sudah lakukan dalam penanganan banjir ini," jelas Habibie usai acara Wirausaha Mandiri Expo 2013 di Jakarta, Kamis (17/1/2013).
Menurut mantan Menteri Riset dan Teknologi, pencegahan banjir harus dilakukan dengan memperbaiki dari hulunya dulu yang berada di kawasan Puncak, Jawa Barat. Setelah itu baru memikirkan hilirnya.
"Tidak boleh memikirkan hilirnya saja, namun harus dipikirkan juga hulunya. Kita harus bendung, harus ada pemetaan air," ujarnya,
Dia juga berpendapat, penanganan banjir Jakarta tidak boleh hanya menjadi tanggung Jawa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, pemerintah pusat harus turun untuk mencari solusi untuk menyelesaikan masalah yang bertahun-tahun menghantui Jakarta.
"Harus ada kerjasama antara pusat dan daerah untuk menangani banjir sehingga penanganannya bisa lebih tanggap kedepannya," papar dia.
"Ini harus dikoordinasikan kepada pemerintah pusat, jangan nunggu sampai lama. Kalau saya jadi presiden, pasti saya sudah lakukan dalam penanganan banjir ini," jelas Habibie usai acara Wirausaha Mandiri Expo 2013 di Jakarta, Kamis (17/1/2013).
Menurut mantan Menteri Riset dan Teknologi, pencegahan banjir harus dilakukan dengan memperbaiki dari hulunya dulu yang berada di kawasan Puncak, Jawa Barat. Setelah itu baru memikirkan hilirnya.
"Tidak boleh memikirkan hilirnya saja, namun harus dipikirkan juga hulunya. Kita harus bendung, harus ada pemetaan air," ujarnya,
Dia juga berpendapat, penanganan banjir Jakarta tidak boleh hanya menjadi tanggung Jawa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, pemerintah pusat harus turun untuk mencari solusi untuk menyelesaikan masalah yang bertahun-tahun menghantui Jakarta.
"Harus ada kerjasama antara pusat dan daerah untuk menangani banjir sehingga penanganannya bisa lebih tanggap kedepannya," papar dia.
Label:
banjir,
BJ Habibie,
cepat,
DKI,
Gubernur,
hilir,
hulu,
ibukota,
Jakarta,
jika,
Joko Widodo,
koordinasi,
mantan,
menahun,
pemerintah,
perbaiki,
Presiden,
Pusat,
tangani,
Wirausaha Mandiri Expo
Jumat, 21 September 2012
SIGMA, Kunci Kemenangan Jokowi-Ahok: Kepribadian, Kinerja & Sportivitas
Koordinator Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahuddin, mengatakan bahwa ada tiga kunci keunggulan Joko Widodo dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran kedua. Tiga faktor itu adalah kepribadian, kinerja, dan sportivitas.
"Karenanya, ia wajar dan layak menang untuk memimpin Ibu Kota. Kepribadian Wali Kota Solo itu tampaknya telah benar-benar memikat hati publik Jakarta," kata Said, di Jakarta, Kamis (20/9/2012) malam.
Ia mengatakan, ketika kompetitornya dipersepsikan oleh masyarakat sebagai figur yang arogan, Jokowi menampilkan sebaliknya. "Jokowi justru senantiasa tampil dengan pribadi yang bersahaja, lembut, santun, dan rendah hati," kata Said.
Sementara itu, faktor yang kedua adalah kinerja. Said mengatakan, saat masyarakat Jakarta lelah dengan kompleksnya birokrasi di DKI, Jokowi berhasil memberi contoh bagaimana sistem pelayanan publik yang cepat, murah, dan sederhana di Solo.
"Jerit tangis pedagang kaki lima (PKL) saat penggusuran di Jakarta menjadi kontras dengan pemandangan relokasi dan penataan Kota Solo yang tak jarang diiringi senyum mengembang para pedagangnya. Jakarta dipimpin oleh doktor lulusan luar negeri yang minim prestasi, Solo justru dikendalikan oleh wong ndesoyang malah dibanggakan oleh luar negeri. Kinerja Jokowi yang terukur dan terlihat kasat mata itu tampaknya turut membulatkan niat publik untuk memilihnya," ujarnya.
Selain itu, sikap sportif yang ditunjukkan oleh Jokowi selama berlangsungnya proses Pilkada DKI Jakarta juga turut memberi andil atas kemenangannya. Ia mengatakan, isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) tidak memengaruhi pemilih untuk memilih pasangan calon Jokowi-Basuki.
"Ketika pihak lawan gencar menyerang pribadinya, berkampanye negatif, menebar isu SARA, bahkan terindikasi melakukan intimidasi dan praktik money politics, Jokowi malah terang-terangan meminta agar tim kampanye dan pendukungnya tidak membalas kebatilan itu, apalagi menganjurkan untuk melakukan perbuatan serupa," kata Said.
Hitung cepat yang dilakukan oleh Kompas di 200 TPS menunjukkan bahwa Jokowi-Basuki mendapat 52,97 persen, sedangkan Foke-Nara 47,03 persen. Sementara Lembaga Survei Indonesia (LSI) menempatkan pasangan Jokowi-Basuki dengan 53,81 persen dan Foke-Nara memperoleh 46,19 persen. Hasil resmi Pilkada DKI Jakarta 2012 baru akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta pada 3 Oktober 2012.
"Karenanya, ia wajar dan layak menang untuk memimpin Ibu Kota. Kepribadian Wali Kota Solo itu tampaknya telah benar-benar memikat hati publik Jakarta," kata Said, di Jakarta, Kamis (20/9/2012) malam.
Ia mengatakan, ketika kompetitornya dipersepsikan oleh masyarakat sebagai figur yang arogan, Jokowi menampilkan sebaliknya. "Jokowi justru senantiasa tampil dengan pribadi yang bersahaja, lembut, santun, dan rendah hati," kata Said.
Sementara itu, faktor yang kedua adalah kinerja. Said mengatakan, saat masyarakat Jakarta lelah dengan kompleksnya birokrasi di DKI, Jokowi berhasil memberi contoh bagaimana sistem pelayanan publik yang cepat, murah, dan sederhana di Solo.
"Jerit tangis pedagang kaki lima (PKL) saat penggusuran di Jakarta menjadi kontras dengan pemandangan relokasi dan penataan Kota Solo yang tak jarang diiringi senyum mengembang para pedagangnya. Jakarta dipimpin oleh doktor lulusan luar negeri yang minim prestasi, Solo justru dikendalikan oleh wong ndesoyang malah dibanggakan oleh luar negeri. Kinerja Jokowi yang terukur dan terlihat kasat mata itu tampaknya turut membulatkan niat publik untuk memilihnya," ujarnya.
Selain itu, sikap sportif yang ditunjukkan oleh Jokowi selama berlangsungnya proses Pilkada DKI Jakarta juga turut memberi andil atas kemenangannya. Ia mengatakan, isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) tidak memengaruhi pemilih untuk memilih pasangan calon Jokowi-Basuki.
"Ketika pihak lawan gencar menyerang pribadinya, berkampanye negatif, menebar isu SARA, bahkan terindikasi melakukan intimidasi dan praktik money politics, Jokowi malah terang-terangan meminta agar tim kampanye dan pendukungnya tidak membalas kebatilan itu, apalagi menganjurkan untuk melakukan perbuatan serupa," kata Said.
Hitung cepat yang dilakukan oleh Kompas di 200 TPS menunjukkan bahwa Jokowi-Basuki mendapat 52,97 persen, sedangkan Foke-Nara 47,03 persen. Sementara Lembaga Survei Indonesia (LSI) menempatkan pasangan Jokowi-Basuki dengan 53,81 persen dan Foke-Nara memperoleh 46,19 persen. Hasil resmi Pilkada DKI Jakarta 2012 baru akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta pada 3 Oktober 2012.
Label:
arogan,
bersahaja,
cepat,
DKI,
Jakarta,
kemenangan,
kepribadian,
kinerja,
kunci,
lembut,
murah,
ndeso,
Pilkada,
rendah hati,
Said Salahuddin,
santun,
SARA,
sederhana,
SIGMA,
sportivitas
Langganan:
Postingan (Atom)