Ada yang menarik di balik kemenangan Timnas Indonesia meraih Piala Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) U-19, tadi malam. Jika menyaksikan pertandingan itu di televisi, maka kata 'jebret' akan akrab di telinga pemirsa sepanjang pertandingan maupun saat drama adu penalti yang berakhir 7-6 untuk Garuda Muda.
Valentino Simanjuntak, adalah host yang membawakan pertandingan final Indonesia versus Vietnam dan mempopulerkan kata 'jebret' setiap tendangan Evan Dimas cs mengarah ke gawang Vietnam yang dijaga Le van Truong. Pria asal Sumatera Utara ini mengaku kata 'jebret' mengalir secara spontan.
"Sebenarnya kata 'jebret' itu sudah saya sering ucapkan saat pertandingan Indonesia lawan Malaysia, tetapi saat gol saja. Pada saat final memang kata itu sering saya ucapkan setiap tendangan pemain Indonesia ke gawang Vietnam. Jujur itu spontanitas saja," ujar pria yang akrab disapa Valen ini kepada merdeka.com, Senin (23/9). Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label kemenangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kemenangan. Tampilkan semua postingan
Selasa, 24 September 2013
Senin, 23 September 2013
Gubernur Maluku Utara Bangga Cucunya Jadi Penentu Kemenangan Timnas U19
Ternate - Gubernur Maluku Utara (Malut), Thaib Armaiyn, bangga karena cucunya Ilham Udin Armaiyn menjadi penentu kemenangan Timnas Indonesia U-19 tahun, saat di babak final menundukkan Vietnam melalui drama adu pinalti.
"Saya tentunya bangga atas keberhasilan Ilham Udin Armaiyn yang menjadi penentu kemenangan Timnas Indonesia U-19 tahun, saat mencetak gol melalui drama adu pinalti," katanya menjawab pers, usai menyaksikan laga Indonesia melawan Vietnam, di Ternate, Minggu malam.
Ilham Udin Armaiyn berhasil mencetak gol penentu melalui adu pinalti dan mengantarkan Timnas Indonesia sebagai juara piala AFF U-19 tahun yang dilangsungkan di Sidoarjo.
Gubernur mengatakan, keberhasilan Ilham ini sebagai salah satu bukti bahwa Malut punya aset-aset atlit, terutama bola kaki dan selama ini kita sudah menyumbang banyak pemain ke Timnas Indonesia. Selanjutnya *
"Saya tentunya bangga atas keberhasilan Ilham Udin Armaiyn yang menjadi penentu kemenangan Timnas Indonesia U-19 tahun, saat mencetak gol melalui drama adu pinalti," katanya menjawab pers, usai menyaksikan laga Indonesia melawan Vietnam, di Ternate, Minggu malam.
Ilham Udin Armaiyn berhasil mencetak gol penentu melalui adu pinalti dan mengantarkan Timnas Indonesia sebagai juara piala AFF U-19 tahun yang dilangsungkan di Sidoarjo.
Gubernur mengatakan, keberhasilan Ilham ini sebagai salah satu bukti bahwa Malut punya aset-aset atlit, terutama bola kaki dan selama ini kita sudah menyumbang banyak pemain ke Timnas Indonesia. Selanjutnya *
Minggu, 16 Juni 2013
Ahsan/Hendra: Kemenangan Ini untuk Seluruh Rakyat Indonesia
Jakarta - Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan jadi satu-satunya wakil Indonesia yang mendapatkan gelar di Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2013. Mereka mendedikasikan kemenangan ini untuk seluruh rakyat Indonesia.
Ahsan/Hendra menjadi juara setelah mengalahkan ganda putra Korea Selatan, Ko Sung Hyun/Lee Yong Dae, pada pertandingan final di Istora Senayan, Minggu (16/6/2013). Mereka menang dua set langsung 21-14, 21-18 dalam waktu 40 menit.
Ini adalah kemenangan kedua yang didapat Ahsan/Hendra atas Ko/Lee. Sebelumnya, mereka mengalahkan pasangan nomor satu dunia itu di final Malaysia Open, awal tahun ini.
"Saya rasa hari ini kita bermain cukup baik. Sebelumnya, kita berdua memang sudah mempelajari permainan mereka," ucap Hendra seusai pertandingan.
"Pertama, syukur alhamdulillah sudah bisa memberi gelar untuk Indonesia. Jujur, saya tadi main sudah benar-benar lelah. Karena dukungan penonton, saya jadi semangat terus. Seperti kata saya kemarin, saya akan mati-matian," timpal Ahsan.
Soal strategi permainan, Ahsan/Hendra memang berusaha untuk mengambil inisiatif serangan. Usaha mereka berhasil dan membuat Ko/Lee tak bisa mengembangkan permainan terbaiknya.
"Memang kita terapkan menyerang dulu. Apalagi di sini terbantu angin juga, jadi enak menyerangnya. Sebenarnya defense mereka juga tidak jelek-jelek amat kok. Mereka nggak gampang mati," ujar Hendra.
Ahsan/Hendra memang merasakan beban sebagai satu-satunya wakil Indonesia di final. Tapi, pada akhirnya mereka berhasil memenuhi harapan seluruh pecinta bulutangkis di tanah air.
"Tentu ada beban. Tapi, kami mencoba untuk tak memikirkan itu dan mencoba menampilkan yang terbaik. Pokoknya berjuang habis-habisan. Nothing to lose," kata Ahsan.
Lebih lanjut lagi, Ahsan dan juga Hendra juga mempersembahkan kemenangan mereka ini untuk seluruh rakyat Indonesia.
"Seluruh rakyat Indonesia. Yang sudah mendukung, sudah berdoa," tutur Ahsan.
"Terima kasih untuk semua dukungan rakyat Indonesia. Itu sangat memberikan semangat buat kita," katanya.
Ahsan/Hendra menjadi juara setelah mengalahkan ganda putra Korea Selatan, Ko Sung Hyun/Lee Yong Dae, pada pertandingan final di Istora Senayan, Minggu (16/6/2013). Mereka menang dua set langsung 21-14, 21-18 dalam waktu 40 menit.
Ini adalah kemenangan kedua yang didapat Ahsan/Hendra atas Ko/Lee. Sebelumnya, mereka mengalahkan pasangan nomor satu dunia itu di final Malaysia Open, awal tahun ini.
"Saya rasa hari ini kita bermain cukup baik. Sebelumnya, kita berdua memang sudah mempelajari permainan mereka," ucap Hendra seusai pertandingan.
"Pertama, syukur alhamdulillah sudah bisa memberi gelar untuk Indonesia. Jujur, saya tadi main sudah benar-benar lelah. Karena dukungan penonton, saya jadi semangat terus. Seperti kata saya kemarin, saya akan mati-matian," timpal Ahsan.
Soal strategi permainan, Ahsan/Hendra memang berusaha untuk mengambil inisiatif serangan. Usaha mereka berhasil dan membuat Ko/Lee tak bisa mengembangkan permainan terbaiknya.
"Memang kita terapkan menyerang dulu. Apalagi di sini terbantu angin juga, jadi enak menyerangnya. Sebenarnya defense mereka juga tidak jelek-jelek amat kok. Mereka nggak gampang mati," ujar Hendra.
Ahsan/Hendra memang merasakan beban sebagai satu-satunya wakil Indonesia di final. Tapi, pada akhirnya mereka berhasil memenuhi harapan seluruh pecinta bulutangkis di tanah air.
"Tentu ada beban. Tapi, kami mencoba untuk tak memikirkan itu dan mencoba menampilkan yang terbaik. Pokoknya berjuang habis-habisan. Nothing to lose," kata Ahsan.
Lebih lanjut lagi, Ahsan dan juga Hendra juga mempersembahkan kemenangan mereka ini untuk seluruh rakyat Indonesia.
"Seluruh rakyat Indonesia. Yang sudah mendukung, sudah berdoa," tutur Ahsan.
"Terima kasih untuk semua dukungan rakyat Indonesia. Itu sangat memberikan semangat buat kita," katanya.
Sabtu, 18 Mei 2013
Presiden Apresiasi Kemenangan TNI AD di AASAM
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan selamat dan menyatakan kebanggannya terhadap anggota kontingen TNI AD yang memenangi perlombaan menembak Australian Army Skills at Arms Meeting (AASAM) dengan meraih 17 medali emas.
Hal ini diungkapkan Presiden Yudhoyono dalam akun twitternya yang diunggah Sabtu.
"Setelah sukses raih emas Olimpiade Fisika, Indonesia kembali menunjukan prestasi di kalangan militer 17 negara Asia Pasifik & Eropa," kata Presiden dalam akun twitter bertanda *SBY*.
"Kontingen TNI AD dengan gemilang menang lomba tembak AASAM di Australia, raih 17 medali emas. Selamat. Saya Bangga," kata Presiden dalam kicauan berikutnya.
Presiden selanjutnya mengatakan Indonesia bangga, Prajurit TNI dengan senjata buatan Pindad sering memenangkan perlombaan menembak melawan tentara negara lainnya.
Presiden kemudian memberikan pesan agar terus berlatih dan mempersiapkan diri dengan baik.
"Mau jadi juara dalam pertandingan? siapkan diri baik-baik & berlatihlah dengan keras. Tidak ada jalan yg lunak," kata Presiden dalam akun twitternya.
Label:
17 medali emas,
AASAM,
Apresiasi,
Australian,
bangga,
emas Olimpiade Fisika,
kemenangan,
perlombaan menembak,
Presiden,
selamat,
Susilo Bambang Yudhoyono,
TNI AD,
Twitter
Senin, 24 September 2012
Mantra Humor ”Fokoke Jokowi” Untuk Kemenangan Jokowi-Ahok
Jelang hari-H pencoblosan, ada satu tulisan unik bernada humor yang mengatrol pembicaraan positif mengenai Jokowi. Tulisan itu remeh-temeh dan tidak didesain untuk kepentingan kampanye serius, hanya berupa kelakar. Judulnya, ”Baru dapat kabar, Jokowi akhirnya berkoalisi dgn Foke. Namanya Fokoke Jokowi”.
Humor itu ternyata menjadi titik tertinggi untuk meroketkan brand Jokowi dengan total pembicaraan di media sosial naik tajam dari 51.727 menjadi 315.920 kali. Pada hari yang sama, brand Foke juga menanjak, dari 30.458 menjadi 128.561 kali dengan dipicu berita ”7 Janji Foke”.
”Fokoke Jokowi” adalah contoh pengolahan slogan yang kreatif, yang pada malam sebelum pencobloson seolah bergerak menjadi ribuan pasukan yang menghampiri para calon pencoblos via Twitter, Facebook, blog, pesan singkat SMS, juga pesan Blackberry Messenger (BBM). Slogan itu telah menjadi viral marketing, pemasaran gratis yang menyebar bak virus
online.
Ikon lain yang berhasil menjadi duta media sosial melawan Foke adalah gambar dengan teks nyentil, ”Jakarta will be OK without F”. Slogan ringan dan menggelitik ini hampir tak terjadi pada kubu Foke.
Isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) yang bergulir dominan, untuk kelas menengah di perkotaan, ternyata tidak didistribusikan sebagai virus online.
Dengan menggunakan tools atau peralatan analisis lain, bisa dilacak percakapan Foke sebenarnya bukan kalah populer. Hanya saja, sentimen positif lebih lari ke percakapan Jokowi. Hal ini bisa dilihat di socialmention.com, salah satu laman web yang menganalisis kata kunci di berbagai situs jejaring sosial.
Di Social Mention, brand Jokowi memiliki kekuatan 26 persen, sedangkan Foke 21 persen. Kekuatan ini adalah angka unik dari socialmention.com yang diukur berdasarkan jumlah diskusi terhadap brand di media sosial.
Perbandingan sentimen positif terhadap sentimen negatif pada kubu Jokowi adalah 8:1, sedangkan untuk Foke 2:1. Tampak bahwa kubu Jokowi diuntungkan dengan sentimen positif ini.
Unik juga untuk dicatat, brand Jokowi secara konsisten frekuensinya lebih sering dibicarakan dibandingkan dengan Foke, yaitu rata-rata tiap 28 detik sekali untuk Jokowi dan 1 menit sekali untuk Foke.
Howsociable.com menguatkan pernyataan itu dengan memberi skor magnitudo untuk percakapan Jokowi sebesar 6,4, sedangkan Foke 6,1.
Jokowi unggul di semua situs jejaring sosial, misalnya di Twitter, Facebook, Youtube, Google plus, Tumblr, dan Yfrog.
Humor itu ternyata menjadi titik tertinggi untuk meroketkan brand Jokowi dengan total pembicaraan di media sosial naik tajam dari 51.727 menjadi 315.920 kali. Pada hari yang sama, brand Foke juga menanjak, dari 30.458 menjadi 128.561 kali dengan dipicu berita ”7 Janji Foke”.
”Fokoke Jokowi” adalah contoh pengolahan slogan yang kreatif, yang pada malam sebelum pencobloson seolah bergerak menjadi ribuan pasukan yang menghampiri para calon pencoblos via Twitter, Facebook, blog, pesan singkat SMS, juga pesan Blackberry Messenger (BBM). Slogan itu telah menjadi viral marketing, pemasaran gratis yang menyebar bak virus
online.
Ikon lain yang berhasil menjadi duta media sosial melawan Foke adalah gambar dengan teks nyentil, ”Jakarta will be OK without F”. Slogan ringan dan menggelitik ini hampir tak terjadi pada kubu Foke.
Isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) yang bergulir dominan, untuk kelas menengah di perkotaan, ternyata tidak didistribusikan sebagai virus online.
Dengan menggunakan tools atau peralatan analisis lain, bisa dilacak percakapan Foke sebenarnya bukan kalah populer. Hanya saja, sentimen positif lebih lari ke percakapan Jokowi. Hal ini bisa dilihat di socialmention.com, salah satu laman web yang menganalisis kata kunci di berbagai situs jejaring sosial.
Di Social Mention, brand Jokowi memiliki kekuatan 26 persen, sedangkan Foke 21 persen. Kekuatan ini adalah angka unik dari socialmention.com yang diukur berdasarkan jumlah diskusi terhadap brand di media sosial.
Perbandingan sentimen positif terhadap sentimen negatif pada kubu Jokowi adalah 8:1, sedangkan untuk Foke 2:1. Tampak bahwa kubu Jokowi diuntungkan dengan sentimen positif ini.
Unik juga untuk dicatat, brand Jokowi secara konsisten frekuensinya lebih sering dibicarakan dibandingkan dengan Foke, yaitu rata-rata tiap 28 detik sekali untuk Jokowi dan 1 menit sekali untuk Foke.
Howsociable.com menguatkan pernyataan itu dengan memberi skor magnitudo untuk percakapan Jokowi sebesar 6,4, sedangkan Foke 6,1.
Jokowi unggul di semua situs jejaring sosial, misalnya di Twitter, Facebook, Youtube, Google plus, Tumblr, dan Yfrog.
Label:
analisis,
Facebook,
Foke,
Fokoke Jokowi,
Google Plus,
Howsociable.com,
humor,
Jokowi-Ahok,
kemenangan,
mantra,
positip,
sentimen,
socialmention.com,
Tumblr,
Twitter,
YFrog,
Youtube
Jumat, 21 September 2012
SIGMA, Kunci Kemenangan Jokowi-Ahok: Kepribadian, Kinerja & Sportivitas
Koordinator Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahuddin, mengatakan bahwa ada tiga kunci keunggulan Joko Widodo dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran kedua. Tiga faktor itu adalah kepribadian, kinerja, dan sportivitas.
"Karenanya, ia wajar dan layak menang untuk memimpin Ibu Kota. Kepribadian Wali Kota Solo itu tampaknya telah benar-benar memikat hati publik Jakarta," kata Said, di Jakarta, Kamis (20/9/2012) malam.
Ia mengatakan, ketika kompetitornya dipersepsikan oleh masyarakat sebagai figur yang arogan, Jokowi menampilkan sebaliknya. "Jokowi justru senantiasa tampil dengan pribadi yang bersahaja, lembut, santun, dan rendah hati," kata Said.
Sementara itu, faktor yang kedua adalah kinerja. Said mengatakan, saat masyarakat Jakarta lelah dengan kompleksnya birokrasi di DKI, Jokowi berhasil memberi contoh bagaimana sistem pelayanan publik yang cepat, murah, dan sederhana di Solo.
"Jerit tangis pedagang kaki lima (PKL) saat penggusuran di Jakarta menjadi kontras dengan pemandangan relokasi dan penataan Kota Solo yang tak jarang diiringi senyum mengembang para pedagangnya. Jakarta dipimpin oleh doktor lulusan luar negeri yang minim prestasi, Solo justru dikendalikan oleh wong ndesoyang malah dibanggakan oleh luar negeri. Kinerja Jokowi yang terukur dan terlihat kasat mata itu tampaknya turut membulatkan niat publik untuk memilihnya," ujarnya.
Selain itu, sikap sportif yang ditunjukkan oleh Jokowi selama berlangsungnya proses Pilkada DKI Jakarta juga turut memberi andil atas kemenangannya. Ia mengatakan, isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) tidak memengaruhi pemilih untuk memilih pasangan calon Jokowi-Basuki.
"Ketika pihak lawan gencar menyerang pribadinya, berkampanye negatif, menebar isu SARA, bahkan terindikasi melakukan intimidasi dan praktik money politics, Jokowi malah terang-terangan meminta agar tim kampanye dan pendukungnya tidak membalas kebatilan itu, apalagi menganjurkan untuk melakukan perbuatan serupa," kata Said.
Hitung cepat yang dilakukan oleh Kompas di 200 TPS menunjukkan bahwa Jokowi-Basuki mendapat 52,97 persen, sedangkan Foke-Nara 47,03 persen. Sementara Lembaga Survei Indonesia (LSI) menempatkan pasangan Jokowi-Basuki dengan 53,81 persen dan Foke-Nara memperoleh 46,19 persen. Hasil resmi Pilkada DKI Jakarta 2012 baru akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta pada 3 Oktober 2012.
"Karenanya, ia wajar dan layak menang untuk memimpin Ibu Kota. Kepribadian Wali Kota Solo itu tampaknya telah benar-benar memikat hati publik Jakarta," kata Said, di Jakarta, Kamis (20/9/2012) malam.
Ia mengatakan, ketika kompetitornya dipersepsikan oleh masyarakat sebagai figur yang arogan, Jokowi menampilkan sebaliknya. "Jokowi justru senantiasa tampil dengan pribadi yang bersahaja, lembut, santun, dan rendah hati," kata Said.
Sementara itu, faktor yang kedua adalah kinerja. Said mengatakan, saat masyarakat Jakarta lelah dengan kompleksnya birokrasi di DKI, Jokowi berhasil memberi contoh bagaimana sistem pelayanan publik yang cepat, murah, dan sederhana di Solo.
"Jerit tangis pedagang kaki lima (PKL) saat penggusuran di Jakarta menjadi kontras dengan pemandangan relokasi dan penataan Kota Solo yang tak jarang diiringi senyum mengembang para pedagangnya. Jakarta dipimpin oleh doktor lulusan luar negeri yang minim prestasi, Solo justru dikendalikan oleh wong ndesoyang malah dibanggakan oleh luar negeri. Kinerja Jokowi yang terukur dan terlihat kasat mata itu tampaknya turut membulatkan niat publik untuk memilihnya," ujarnya.
Selain itu, sikap sportif yang ditunjukkan oleh Jokowi selama berlangsungnya proses Pilkada DKI Jakarta juga turut memberi andil atas kemenangannya. Ia mengatakan, isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) tidak memengaruhi pemilih untuk memilih pasangan calon Jokowi-Basuki.
"Ketika pihak lawan gencar menyerang pribadinya, berkampanye negatif, menebar isu SARA, bahkan terindikasi melakukan intimidasi dan praktik money politics, Jokowi malah terang-terangan meminta agar tim kampanye dan pendukungnya tidak membalas kebatilan itu, apalagi menganjurkan untuk melakukan perbuatan serupa," kata Said.
Hitung cepat yang dilakukan oleh Kompas di 200 TPS menunjukkan bahwa Jokowi-Basuki mendapat 52,97 persen, sedangkan Foke-Nara 47,03 persen. Sementara Lembaga Survei Indonesia (LSI) menempatkan pasangan Jokowi-Basuki dengan 53,81 persen dan Foke-Nara memperoleh 46,19 persen. Hasil resmi Pilkada DKI Jakarta 2012 baru akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta pada 3 Oktober 2012.
Label:
arogan,
bersahaja,
cepat,
DKI,
Jakarta,
kemenangan,
kepribadian,
kinerja,
kunci,
lembut,
murah,
ndeso,
Pilkada,
rendah hati,
Said Salahuddin,
santun,
SARA,
sederhana,
SIGMA,
sportivitas
Langganan:
Postingan (Atom)