Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali menorehkan hasil gemilang di lomba otomotif tingkat internasional lewa karya Specktronic. Anggota tim Spectronic ITS, Muhammad Averous, mengatakan mobil ukuran mini tersebut ikut berlaga di Chem-E-Car Competition, salah satu rangkaian konferensi internasional CHEMECA 2013 di Brisbane, Australia. Chem-E-Car adalah kompetisi prototipe mobil yang digerakkan dengan reaksi kimia.
Rancangan mobil ini atas kolaborasi tiga disiplin ilmu di ITS, yakni Teknik Kimia, Kimia, dan Desain Produk. "Lomba kali ini ITS menurunkan Specktronic generasi VI. Tim berhasil meyakinkan penguji dan peserta konferensi bahwa teknologi ini bisa mengurangi efek rumah kaca," kata Averous di Surabaya, Selasa, 1 Oktober 2013. Selanjutnya *
Tampilkan postingan dengan label juara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label juara. Tampilkan semua postingan
Rabu, 02 Oktober 2013
Mobil Mini ITS Juara di Australia
Label:
Australia,
Brisbane,
Chem-E-Car Competition,
CHEMECA 2013,
Desain Produk,
generasi VI,
ITS,
juara,
kimia,
Mini,
mobil,
Muhammad Averous,
reaksi kimia,
Specktronic,
Surabaya,
teknik
Minggu, 21 Juli 2013
Trio Klub Sepak Bola Eropa Pimpin Daftar Tim Terkaya Versi Forbes
Posisi Manchaster United sebagai klub terkaya di dunia telah digeser Real Madrid, seperti dilansir dalam 50 daftar terkaya yang dipublikasikan majalah Forbes edisi Juli 2013.
Madrid memimpin trio klub Eropa dalam daftar yang didominasi tim-tim NFL. Juara Liga Champions sembilan kali tersebut memiliki kekayaan sekitar Rp33 triliun, naik dibandingkan tahun lalu yang hanya sekitar Rp18 triliun berkat meningkatnya pemasukan dari perjanjian dengan Adidas dan Emirates Airlaines, demikian dilaporkan Forbes.
Manchester United berada di posisi kedua, sedangkan Barcelona naik lima posisi ke tempat ketiga. New York Yankees dari Major League Baseball (MLB) turun satu posisi ke tempat keempat, diikuti tim National Football League (NFL) Dallas Cowboys dan New England Patriots. Los Angeles Dodgers dari MLB, Washington Redskin dan New York Giants dari NFL, dan Arsenal melengkapi daftar sepuluh besar. Selanjutnya *
Madrid memimpin trio klub Eropa dalam daftar yang didominasi tim-tim NFL. Juara Liga Champions sembilan kali tersebut memiliki kekayaan sekitar Rp33 triliun, naik dibandingkan tahun lalu yang hanya sekitar Rp18 triliun berkat meningkatnya pemasukan dari perjanjian dengan Adidas dan Emirates Airlaines, demikian dilaporkan Forbes.
Manchester United berada di posisi kedua, sedangkan Barcelona naik lima posisi ke tempat ketiga. New York Yankees dari Major League Baseball (MLB) turun satu posisi ke tempat keempat, diikuti tim National Football League (NFL) Dallas Cowboys dan New England Patriots. Los Angeles Dodgers dari MLB, Washington Redskin dan New York Giants dari NFL, dan Arsenal melengkapi daftar sepuluh besar. Selanjutnya *
Label:
Adidas,
Barcelona,
daftar,
Emirates Airlaines,
Eropa,
Forbes,
juara,
klub,
Liga Champions,
Manchaster United,
Pimpin,
Real Madrid,
Sepak Bola,
Terkaya,
TIm,
Trio,
versi
Senin, 01 Juli 2013
Bantai Spanyol 3-0, Brasil Juara
Dominasi Timnas Spanyol dalam sejumlah turnamen besar sepakbola dunia dalam 5 tahun terakhir, akhirnya terhenti. Juara Dunia 2010 itu akhirnya harus bertekuk lutut 3-0, saat menghadapi tim Juara Dunia 5 kali, Brasil, di final Piala Konfederasi 2013, yang digelar di Stadion Maracana Brasil, Senin (1/7/2013).
Bermain di hadapan pendukungnya sendiri, Brasil tampil luar biasa. Timnas Spanyol yang selama ini dikenal dengan gaya tiki-taka, seakan mati gaya saat berhadapan dengan Neymar dkk.
Brasil membuka keunggulannya atas Spanyol, lewat gol Fred, saat pertandingan memasuki menit kedua. Pemain bernomor punggung 9 tersebut juga sempat menciptakan peluang beberapa menit sesudahnya, tetapi tendangan dia masih dapat ditepis Iker Casillas.
Friksi internal sempat terjadi antara kedua kubu. Para pemain sempat terlihat adu mulut. Oscar dilanggar dan wasit lantas mengganjar Sergio Ramos dengan kartu kuning. Brasil pun diberi hadiah tendangan bebas. Sayang, sepakan Hulk yang ditunjuk sebagai eksekutor masih melebar.
Spanyol sempat mendapat peluang bagus saat Pedro sudah berhasil melewati lini belakang tim Samba. Namun, David Luiz berhasil berlari kencang dan segera menghalau bola tepat sebelum melewati garis gawang. Aksi heroik ini pun membuat La Furia Roja gagal mencetak gol.
Brasil kembali menyerang. Neymar memperbesar keunggulan Brasil pada menit ke-44, usai menerima operan apik dari Oscar. Skor 2-0 bagi Brasil tak berubah hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, Timnas Spanyol semakin tertekan. Alih-alih memperkecil ketinggalan, mereka justru kembali kebobolan. Untuk kedua kalinya, Fred sukses menjebol gawang Casillas pada menit ke-47. Sementara itu, malapetaka bagi Spanyol terus terjadi. Sergio Ramos gagal mengeksekusi penalti dan Gerard Pique diusir dari lapangan usai melakukan pelanggaran keras terhadap Neymar.
Skor 3-0 bagi Brasil tak berubah hingga peluit akhir dibunyikan. Julio Cesar dkk pun menetapkan diri sebagai juara. Gelar Piala Konfederasi kali ini merupakan gelar keempat bagi tim Samba selain 1997, 2005, dan 2009.
Bermain di hadapan pendukungnya sendiri, Brasil tampil luar biasa. Timnas Spanyol yang selama ini dikenal dengan gaya tiki-taka, seakan mati gaya saat berhadapan dengan Neymar dkk.
Brasil membuka keunggulannya atas Spanyol, lewat gol Fred, saat pertandingan memasuki menit kedua. Pemain bernomor punggung 9 tersebut juga sempat menciptakan peluang beberapa menit sesudahnya, tetapi tendangan dia masih dapat ditepis Iker Casillas.
Friksi internal sempat terjadi antara kedua kubu. Para pemain sempat terlihat adu mulut. Oscar dilanggar dan wasit lantas mengganjar Sergio Ramos dengan kartu kuning. Brasil pun diberi hadiah tendangan bebas. Sayang, sepakan Hulk yang ditunjuk sebagai eksekutor masih melebar.
Spanyol sempat mendapat peluang bagus saat Pedro sudah berhasil melewati lini belakang tim Samba. Namun, David Luiz berhasil berlari kencang dan segera menghalau bola tepat sebelum melewati garis gawang. Aksi heroik ini pun membuat La Furia Roja gagal mencetak gol.
Brasil kembali menyerang. Neymar memperbesar keunggulan Brasil pada menit ke-44, usai menerima operan apik dari Oscar. Skor 2-0 bagi Brasil tak berubah hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, Timnas Spanyol semakin tertekan. Alih-alih memperkecil ketinggalan, mereka justru kembali kebobolan. Untuk kedua kalinya, Fred sukses menjebol gawang Casillas pada menit ke-47. Sementara itu, malapetaka bagi Spanyol terus terjadi. Sergio Ramos gagal mengeksekusi penalti dan Gerard Pique diusir dari lapangan usai melakukan pelanggaran keras terhadap Neymar.
Skor 3-0 bagi Brasil tak berubah hingga peluit akhir dibunyikan. Julio Cesar dkk pun menetapkan diri sebagai juara. Gelar Piala Konfederasi kali ini merupakan gelar keempat bagi tim Samba selain 1997, 2005, dan 2009.
Label:
2013,
3-0,
adu mulut,
Bantai,
Brasil,
final,
Fred,
Gerard Pique,
Iker Casillas,
juara,
Julio Cesar,
keempat,
Konfederasi,
Neymar,
Piala,
Sergio Ramos,
Spanyol,
tiki-taka
Senin, 24 Juni 2013
Ahsan/Hendra Juara, Indonesia Dapat Tiga Gelar di Singapura
Singapura - Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan sukses menjadi juara di gelaran Singapura Open Superseries 2013. Indonesia pun mendapatkan tiga gelar di turnamen tersebut.
Pada pertandingan di Singapore Indoor Stadium, Minggu (23/6/2013), Ahsan/Hendra juara setelah menang dua set langsung atas Ko Sung Hyun/Lee Yong Dae, 21-15 dan 21-18. Keduanya hanya membutuhkan waktu 34 menit untuk menang.
Di set pertama, Ahsan/Hendra sempat unggul 12-8 atas Ko/Lee. Tapi pasangan Korea Selatan itu mengejar dan menipiskan kedudukan menjadi 12-11.
Ahsan/Hendra berhasil mempertahankan keunggulan dan tidak pernah tertinggal sama sekali di set pertama. Mereka akhirnya menutup set pembuka itu dengan kemenangan 21-15.
Di set kedua, pertarungan berjalan relatif lebih ketat. Ko/Lee mendapatkan beberapa smash winner --dan totalnya lebih banyak dari Ahsan/Hendra, yakni tujuh berbanding enam.
Tapi, Ahsan/Hendra bermain lebih baik dan mengumpulkan poin demi poin hingga akhirnya unggul 14-7. Ko/Lee mengejar dan kedudukan berubah tipis menjadi 18-17.
Kendati demikian, Ahsan/Hendra kembali berhasil mempertahankan keunggulan dan sukses keluar sebagai pemenang pertandingan ini.
Kemenangan Ahsan/Hendra melengkapi kesuksesan yang diraih Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir di ganda campuran dan Tommy Sugiarto di tunggal putra. Indonesia pun pulang dengan membawa tiga gelar juara.
Bagi Ahsan/Hendra sendiri, ini adalah kesuksesan kedua berurutan setelah sebelumnya sukses menjadi juara di Indonesia Open Super Series Premier.
Pada pertandingan di Singapore Indoor Stadium, Minggu (23/6/2013), Ahsan/Hendra juara setelah menang dua set langsung atas Ko Sung Hyun/Lee Yong Dae, 21-15 dan 21-18. Keduanya hanya membutuhkan waktu 34 menit untuk menang.
Di set pertama, Ahsan/Hendra sempat unggul 12-8 atas Ko/Lee. Tapi pasangan Korea Selatan itu mengejar dan menipiskan kedudukan menjadi 12-11.
Ahsan/Hendra berhasil mempertahankan keunggulan dan tidak pernah tertinggal sama sekali di set pertama. Mereka akhirnya menutup set pembuka itu dengan kemenangan 21-15.
Di set kedua, pertarungan berjalan relatif lebih ketat. Ko/Lee mendapatkan beberapa smash winner --dan totalnya lebih banyak dari Ahsan/Hendra, yakni tujuh berbanding enam.
Tapi, Ahsan/Hendra bermain lebih baik dan mengumpulkan poin demi poin hingga akhirnya unggul 14-7. Ko/Lee mengejar dan kedudukan berubah tipis menjadi 18-17.
Kendati demikian, Ahsan/Hendra kembali berhasil mempertahankan keunggulan dan sukses keluar sebagai pemenang pertandingan ini.
Kemenangan Ahsan/Hendra melengkapi kesuksesan yang diraih Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir di ganda campuran dan Tommy Sugiarto di tunggal putra. Indonesia pun pulang dengan membawa tiga gelar juara.
Bagi Ahsan/Hendra sendiri, ini adalah kesuksesan kedua berurutan setelah sebelumnya sukses menjadi juara di Indonesia Open Super Series Premier.
Tommy Sugiarto Juara Singapore Open 2013
Singapura : Kabar gembira bagi pecinta bulutangkis di Tanah Air. Pemain tunggal putra Tommy Sugiarto berhasil merebut gelar juara Singapore Open 2013 setelah dalam partai final yang berlangsung di Singapore Indoor Stadium (SIS), Minggu (23/6/13) siang, mengalahkan juara bertahan asal Thailand, Bonsaak Ponsana, dengan tiga set: 20-22, 21-5, dan 21-17.
Menghadapi Bonsaak yang kali ini diunggulkan di tempat kelima, Tommy tampil prima di set kedua dan ketiga. Setelah kalah di set pertama lewat skor yang sangat ketat 20-22, di dua set berikutnya Tommy mampu bangkit. Setelah bertarung selama kurang lebih satu jam dan sembilan menit, Tommy menyudahi perlawanan Bonsaak dengan skor, 20-22, 21-5, dan 21-17.
Gelar di Singapore Open menjadi gelar perdana yang diraih Tommy sepanjang kariernya di Superseries. Sebelumnya, putra mantan pebulu tangkis Icuk Sugiarto itu hanya sanggup menjadi runner-up di ajang Jerman GP Gold.
Gelar ini menjadi yang kedua bagi Indonesia setelah sebelumnya gelar pertama disumbangkan dari nomor ganda campuran melalui pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Hingga berita ini diturunkan, Indonesia masih memiliki satu wakil di partai final yang belum tampil, yakni pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang akan berhadapan dengan pasangan Korea sekaligus unggulan utama dalam turnaman ini: Sung Hyun KO/Yong Dae Lee.
Menghadapi Bonsaak yang kali ini diunggulkan di tempat kelima, Tommy tampil prima di set kedua dan ketiga. Setelah kalah di set pertama lewat skor yang sangat ketat 20-22, di dua set berikutnya Tommy mampu bangkit. Setelah bertarung selama kurang lebih satu jam dan sembilan menit, Tommy menyudahi perlawanan Bonsaak dengan skor, 20-22, 21-5, dan 21-17.
Gelar di Singapore Open menjadi gelar perdana yang diraih Tommy sepanjang kariernya di Superseries. Sebelumnya, putra mantan pebulu tangkis Icuk Sugiarto itu hanya sanggup menjadi runner-up di ajang Jerman GP Gold.
Gelar ini menjadi yang kedua bagi Indonesia setelah sebelumnya gelar pertama disumbangkan dari nomor ganda campuran melalui pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Hingga berita ini diturunkan, Indonesia masih memiliki satu wakil di partai final yang belum tampil, yakni pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang akan berhadapan dengan pasangan Korea sekaligus unggulan utama dalam turnaman ini: Sung Hyun KO/Yong Dae Lee.
Minggu, 16 Juni 2013
Ahsan/Hendra: Kemenangan Ini untuk Seluruh Rakyat Indonesia
Jakarta - Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan jadi satu-satunya wakil Indonesia yang mendapatkan gelar di Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2013. Mereka mendedikasikan kemenangan ini untuk seluruh rakyat Indonesia.
Ahsan/Hendra menjadi juara setelah mengalahkan ganda putra Korea Selatan, Ko Sung Hyun/Lee Yong Dae, pada pertandingan final di Istora Senayan, Minggu (16/6/2013). Mereka menang dua set langsung 21-14, 21-18 dalam waktu 40 menit.
Ini adalah kemenangan kedua yang didapat Ahsan/Hendra atas Ko/Lee. Sebelumnya, mereka mengalahkan pasangan nomor satu dunia itu di final Malaysia Open, awal tahun ini.
"Saya rasa hari ini kita bermain cukup baik. Sebelumnya, kita berdua memang sudah mempelajari permainan mereka," ucap Hendra seusai pertandingan.
"Pertama, syukur alhamdulillah sudah bisa memberi gelar untuk Indonesia. Jujur, saya tadi main sudah benar-benar lelah. Karena dukungan penonton, saya jadi semangat terus. Seperti kata saya kemarin, saya akan mati-matian," timpal Ahsan.
Soal strategi permainan, Ahsan/Hendra memang berusaha untuk mengambil inisiatif serangan. Usaha mereka berhasil dan membuat Ko/Lee tak bisa mengembangkan permainan terbaiknya.
"Memang kita terapkan menyerang dulu. Apalagi di sini terbantu angin juga, jadi enak menyerangnya. Sebenarnya defense mereka juga tidak jelek-jelek amat kok. Mereka nggak gampang mati," ujar Hendra.
Ahsan/Hendra memang merasakan beban sebagai satu-satunya wakil Indonesia di final. Tapi, pada akhirnya mereka berhasil memenuhi harapan seluruh pecinta bulutangkis di tanah air.
"Tentu ada beban. Tapi, kami mencoba untuk tak memikirkan itu dan mencoba menampilkan yang terbaik. Pokoknya berjuang habis-habisan. Nothing to lose," kata Ahsan.
Lebih lanjut lagi, Ahsan dan juga Hendra juga mempersembahkan kemenangan mereka ini untuk seluruh rakyat Indonesia.
"Seluruh rakyat Indonesia. Yang sudah mendukung, sudah berdoa," tutur Ahsan.
"Terima kasih untuk semua dukungan rakyat Indonesia. Itu sangat memberikan semangat buat kita," katanya.
Ahsan/Hendra menjadi juara setelah mengalahkan ganda putra Korea Selatan, Ko Sung Hyun/Lee Yong Dae, pada pertandingan final di Istora Senayan, Minggu (16/6/2013). Mereka menang dua set langsung 21-14, 21-18 dalam waktu 40 menit.
Ini adalah kemenangan kedua yang didapat Ahsan/Hendra atas Ko/Lee. Sebelumnya, mereka mengalahkan pasangan nomor satu dunia itu di final Malaysia Open, awal tahun ini.
"Saya rasa hari ini kita bermain cukup baik. Sebelumnya, kita berdua memang sudah mempelajari permainan mereka," ucap Hendra seusai pertandingan.
"Pertama, syukur alhamdulillah sudah bisa memberi gelar untuk Indonesia. Jujur, saya tadi main sudah benar-benar lelah. Karena dukungan penonton, saya jadi semangat terus. Seperti kata saya kemarin, saya akan mati-matian," timpal Ahsan.
Soal strategi permainan, Ahsan/Hendra memang berusaha untuk mengambil inisiatif serangan. Usaha mereka berhasil dan membuat Ko/Lee tak bisa mengembangkan permainan terbaiknya.
"Memang kita terapkan menyerang dulu. Apalagi di sini terbantu angin juga, jadi enak menyerangnya. Sebenarnya defense mereka juga tidak jelek-jelek amat kok. Mereka nggak gampang mati," ujar Hendra.
Ahsan/Hendra memang merasakan beban sebagai satu-satunya wakil Indonesia di final. Tapi, pada akhirnya mereka berhasil memenuhi harapan seluruh pecinta bulutangkis di tanah air.
"Tentu ada beban. Tapi, kami mencoba untuk tak memikirkan itu dan mencoba menampilkan yang terbaik. Pokoknya berjuang habis-habisan. Nothing to lose," kata Ahsan.
Lebih lanjut lagi, Ahsan dan juga Hendra juga mempersembahkan kemenangan mereka ini untuk seluruh rakyat Indonesia.
"Seluruh rakyat Indonesia. Yang sudah mendukung, sudah berdoa," tutur Ahsan.
"Terima kasih untuk semua dukungan rakyat Indonesia. Itu sangat memberikan semangat buat kita," katanya.
Minggu, 09 Juni 2013
Kido/Pia Raih Juara Thailand Terbuka
Ganda bersaudara, Markis Kido/Pia Zebadiah Bernadet meraih gelar kedua buat Indonesia di turnamen Thailand Terbuka GP Gold, Minggu (9/6).
Di babak final, Kido/Pia yang menjadi unggulan kedua mampu memenangi pertandingan sesama Indonesia dengan mengalahkan unggulan 4, Riky Widianto/Richi Dili Puspita. Kido/Pia menang rubber game 18-21, 21-15, 21-15.
Pertandingan antarsesama pemain Indonesia ini berlangsung sengit. Sebelum pertandingan, Riky/Richi memang mengaku akan bermain all-out dan tidak ingin menyerah dengan mudah.
Di game pertama, kedua pasangan ini saling mengejar hingga 14-14 dan 18-18. Pada kedudukan ini, Riky/Richi mampu bermain tenang dan merebut tiga poin penting untuk menutup 21-18.
Di game kedua, Kido/Pia mampu unggul hingga 12-8, kemudian unggul 16-14 dan melaju ke 21-14 sebelum menang 21-15. Kondisi serupa terjadi di game ketiga. Kido/Pia unggul 15-10 shingga 17-13 dan mencapai match point 20-13. Ricky/Richi mampu menmabah dua poin sebelum menyerah 15-21.
Sebelumnya, Indonesia telah meraih gelar juara ganda puteri melalui pasangan Greysia/Nitya yang mampu mengalahkan ganda Jepang, Yuriko Miki/Koharu Yonemoto. 21-7, 21-13.
Partai terakhir berlangsung antara sesama tunggal puteri Thailand yaitu Ratchanok Intanon dan Busanan Ongbumrungpan.(BCS/Kmps)
Di babak final, Kido/Pia yang menjadi unggulan kedua mampu memenangi pertandingan sesama Indonesia dengan mengalahkan unggulan 4, Riky Widianto/Richi Dili Puspita. Kido/Pia menang rubber game 18-21, 21-15, 21-15.
Pertandingan antarsesama pemain Indonesia ini berlangsung sengit. Sebelum pertandingan, Riky/Richi memang mengaku akan bermain all-out dan tidak ingin menyerah dengan mudah.
Di game pertama, kedua pasangan ini saling mengejar hingga 14-14 dan 18-18. Pada kedudukan ini, Riky/Richi mampu bermain tenang dan merebut tiga poin penting untuk menutup 21-18.
Di game kedua, Kido/Pia mampu unggul hingga 12-8, kemudian unggul 16-14 dan melaju ke 21-14 sebelum menang 21-15. Kondisi serupa terjadi di game ketiga. Kido/Pia unggul 15-10 shingga 17-13 dan mencapai match point 20-13. Ricky/Richi mampu menmabah dua poin sebelum menyerah 15-21.
Sebelumnya, Indonesia telah meraih gelar juara ganda puteri melalui pasangan Greysia/Nitya yang mampu mengalahkan ganda Jepang, Yuriko Miki/Koharu Yonemoto. 21-7, 21-13.
Partai terakhir berlangsung antara sesama tunggal puteri Thailand yaitu Ratchanok Intanon dan Busanan Ongbumrungpan.(BCS/Kmps)
Tampil Bagus, Greysia/Nitya Juara di Thailand Terbuka
Ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari tampil gemilang untuk merebut gelar juara di turnamen Thailand Terbuka GP Gold, Minggu (9/6/2013).
Dalam pertandingan final yang berlangsung di stadion Nimitbutr, Bangkok ini, Greysia/Nitya mampu mengalahkan ganda Jepang, Yuriko Miki/Koharu Yonemoto. Pasangan Indonesia yang diunggulkan di tempat kedelapan ini menang dua game 21-7, 21-13.
Dalam pertandingan game pertama, kedua ganda sempat bermain ketat hingga keadaan 7-7. Namun Greysia/Nitya kemudian mampu memegang kendali dan merebut poin sisa dengan menang 21-7.
Pada game kedua, Greysia/Nitya tetap selalu unggul dan memimpin hingga 18-12 sebelum akhirnya menang 21-13. Mereka menang dalam 33 menit.
Di nomor tunggal putra, pemain India, Srikanth K membuat kejutan dengan mengalahkan unggulan pertama asal Thailand, Boonsak Ponsana 21-16, 21-12. Sementara Korea meraih juara nomor ganda putera saat Shin Baek Choel/Yoo Yeon Seong mengalahkan pasangan Rusia, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov 18-21, 21-15, 21-14.
Dengan hasil ini, Indonesia meraih dua gelar juara karena di nomor ganda campuran terjadi final sesama Indonesia saat Markis Kido/Pia Zebadiah Bernadet akan menghadapi Riky Widianto/Richi Dili Puspita.
Sumber *
Sabtu, 25 Mei 2013
Fatin Juara X Factor Indonesia
Jakarta -Setelah hampir enam bulan berjuang di X Factor Indonesia, Fatin Shidqia dan Novita Dewi Marpaung berdiri didampingi Rossa dan Bebi Romeo sebagai mentor masing-masing, untuk mendengarkan hasil kemenangan. "Fatin selamat menjadi pemenang X Factor Indonesia pertama," seru Robby Purba, pembawa acara X Factor Indonesia Sabtu 25 Mei 2013, dini hari tadi.
Sebelumnya Anggun memberikan dukungan untuk Novita. "Aku pengen sekali lihat Novita Dewi keluar jadi pemenang," kata Anggun menjelang pengumuman kemenangan X Factor Indonesia season Pertama. Berlawanan dengan Anggun, Ahmad Dhani mendukung Fatin Shidqia.
"Pengalaman saya sebagai musisi, sering lihat penyanyi bagus seperti Novita, beberapa seperti Novita. Tapi seperti Fatin baru kali ini," kata Dhani di Hall D, JiExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat, 24 Mei 2013.
Menurut Dhani, yang seharusnya menang kali ini adalah Fatin, dari kategori Girls, di bawah mentor Rossa. Kali ini, Dhani menang atas dukungannya untuk Fatin.
Juara dua X Factor Indonesia membawa pulang hadiah Rp 100 juta dan mobil Suzuki New Swift, sedangkan juara pertama membawa hadiah sebesar Rp 125 juta dan mendapatkan mobil Suzuki New Swift. Setelah kemenangan ini, lagu kemenangan akan diputar di stasiun-stasiun radio di Indonesia.
Sebelumnya Anggun memberikan dukungan untuk Novita. "Aku pengen sekali lihat Novita Dewi keluar jadi pemenang," kata Anggun menjelang pengumuman kemenangan X Factor Indonesia season Pertama. Berlawanan dengan Anggun, Ahmad Dhani mendukung Fatin Shidqia.
"Pengalaman saya sebagai musisi, sering lihat penyanyi bagus seperti Novita, beberapa seperti Novita. Tapi seperti Fatin baru kali ini," kata Dhani di Hall D, JiExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat, 24 Mei 2013.
Menurut Dhani, yang seharusnya menang kali ini adalah Fatin, dari kategori Girls, di bawah mentor Rossa. Kali ini, Dhani menang atas dukungannya untuk Fatin.
Juara dua X Factor Indonesia membawa pulang hadiah Rp 100 juta dan mobil Suzuki New Swift, sedangkan juara pertama membawa hadiah sebesar Rp 125 juta dan mendapatkan mobil Suzuki New Swift. Setelah kemenangan ini, lagu kemenangan akan diputar di stasiun-stasiun radio di Indonesia.
Label:
Ahmad Dhani,
Anggun,
Bebi Romeo,
Fatin Shidqia,
Hall D JiExpo,
juara,
Novita Dewi Marpaung,
Robby Purba,
ROssa,
Suzuki New Swift,
X Factor Indonesia
Senin, 21 Januari 2013
MALAYSIA TERBUKA: Ahsan/Hendra Gondol Juara Ganda Putra
Ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, sukses merebut title juara pada Maybank Malaysia Open 2013. Ahsan/Hendra tampil sebagai kampiun setelah mengalahkanranking enam dunia asal Korea Selatan, Ko Sun Hyun/Lee Yong Dae, dua set langsung, 21-15, 21-13.
Bermain di National Sport Complex, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (20/1/2013) sore WIB, Ahsan/Hendra tampaknya tak kesulitan menghentikan lawannya yang secara ranking maupun unggulan berada jauh di atas. Dilansir Tournamentsoftware.com, hanya membutuhkan waktu 30 menit, Hendra/Ahsan sudah mampu mengunci kemenangan.
Kemenangan ini merupakan kali pertama yang diraih Ahsan/Hendra atas pasangan Korea itu. Sebelumnya, kedua pasangan belum pernah saling berhadapan.
Penampilan Ahsan/Hendra di Malaysia Open tahun ini terbilang superior. Perjalanan mereka ke final terbilang sempurna dengan selalu meraih kemenangan secara straight game secara beruntun.
Hendra/Ahsan melangkah ke partai puncak setelah di semifinal menumbangkan pasangan China, Biao Chai/Xiaolong Liu, 21-12, 21-11.
Bermain di National Sport Complex, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (20/1/2013) sore WIB, Ahsan/Hendra tampaknya tak kesulitan menghentikan lawannya yang secara ranking maupun unggulan berada jauh di atas. Dilansir Tournamentsoftware.com, hanya membutuhkan waktu 30 menit, Hendra/Ahsan sudah mampu mengunci kemenangan.
Kemenangan ini merupakan kali pertama yang diraih Ahsan/Hendra atas pasangan Korea itu. Sebelumnya, kedua pasangan belum pernah saling berhadapan.
Penampilan Ahsan/Hendra di Malaysia Open tahun ini terbilang superior. Perjalanan mereka ke final terbilang sempurna dengan selalu meraih kemenangan secara straight game secara beruntun.
Hendra/Ahsan melangkah ke partai puncak setelah di semifinal menumbangkan pasangan China, Biao Chai/Xiaolong Liu, 21-12, 21-11.
Sabtu, 18 Agustus 2012
Mahasiswa UNS Raih Juara Tingkat Internasional: Konsep Sekolah Alam
Empat mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo kembali mengukir sejarah membanggakan tingkat internasional. Mereka adalah Hana Afifah, Khairul Hadi dan Vania Astri Pramudita dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), serta Andhika Okta Fatria P, dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Andhika menceritakan proposal mereka tentang Sekolah Alam Bengawan Solo di Desa Serenan, Juwiring, Klaten, meraih gold medals kategori Social Enterpreneur on Eco-Friendly Sector pada ajang Ecopreneur Award 2012 Second International Business Plan Competition on Eco-Friendly Sector, di Ulaanbaatar, Mongolia, 18-23 Juni.
Mereka pun berhak atas hadiah US$ 800 dan penghargaan dari UNS berupa uang pembinaan Rp3 juta dan pembebasan Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP) sejak semester Agustus-Januari sampai akhir masa studi. Penghargaan dari UNS diserahkan Rektor UNS, Prof Dr Ravik Karsidi MS, saat Upacara Peringatan HUT ke-67 Kemerdekaan RI di halaman Gedung Rektorat UNS, Jumat (17/8).
Andhika menceritakan keikutsertaan mereka pada kejuaraan itu, karena direkomendasikan kakak tingkat mereka Hana Afifah yang pernah meraih penghargaan serupa. Lalu mereka berusaha mencari info tentang kejuaraan itu di website.
Setelah dikomunikasikan dengan Pembantu Dekan 1 FMIPA UNS, Dr Sutanto DEA, mereka disarankan menulis konsep tentang Sekolah Alam Bengawan Solo di Desa Serenan. “Ide sekolah itu dari Pak Sutanto,” ujarnya saat ditemui Espos, di Ruang Humas dan Kerja Sama UNS.
Sekolah Alam Bengawan Solo, ungkapnya, adalah sekolah yang memiliki misi selalu berinovasi kreatif. Tujuannya untuk mengembangkan ruang ekosistem proses pembelajaran kebaikan, bagi komunitas di dalam dan luarnya agar terwujud lingkungan yang harmoni. “Apa yang ada di alam, jadi bahan pembelajaran. Misalnya ketika berada di sungai, siswa bisa belajar berhitung, belajar tentang air dan lainnya,” jelasnya.
Sekolah alam itu, terangnya, sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Andhika dan teman-temannya berusaha mengembangkan konsep sekolah alam dengan menanamkan jiwa enterpreneur kepada siswa. Misalnya siswa diajak menanam sayuran tertentu, lalu ketika musim panen tiba, siswa diajak memanen sayuran itu, lalu menjualnya.
Konsep sekolah alam seperti itulah yang diajukan Andhika dan ketiga temannya hingga diundang mempresentasikan konsep di Mongolia. Sayang, meski panitia di Mongolia sudah mempersiapkan akomodasi selama di sana untuk empat mahasiswa, hanya satu mahasiswa, Hana, yang berangkat ke Mongolia. “Kami berusaha mencari sponsor untuk keberangkatan ke Mongolia, tapi susah. Dana dari universitas sangat terbatas. Akhirnya hanya Hana yang berangkat. Itu pun harus mencari dana talangan terlebih dahulu Rp15 juta,” ungkapnya.
Perjuangan mereka akhirnya berbuah manis. Selain hadiah US$ 800, Ditjen Dikti menyetujui pengajuan proposal dana mereka senilai Rp10 juta. “Tapi sampai sekarang [Jumat] dana dari Dikti belum cair. Jika sudah cair, akan kami gunakan untuk membayar utang,” ujarnya.
Andhika menceritakan proposal mereka tentang Sekolah Alam Bengawan Solo di Desa Serenan, Juwiring, Klaten, meraih gold medals kategori Social Enterpreneur on Eco-Friendly Sector pada ajang Ecopreneur Award 2012 Second International Business Plan Competition on Eco-Friendly Sector, di Ulaanbaatar, Mongolia, 18-23 Juni.
Mereka pun berhak atas hadiah US$ 800 dan penghargaan dari UNS berupa uang pembinaan Rp3 juta dan pembebasan Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP) sejak semester Agustus-Januari sampai akhir masa studi. Penghargaan dari UNS diserahkan Rektor UNS, Prof Dr Ravik Karsidi MS, saat Upacara Peringatan HUT ke-67 Kemerdekaan RI di halaman Gedung Rektorat UNS, Jumat (17/8).
Andhika menceritakan keikutsertaan mereka pada kejuaraan itu, karena direkomendasikan kakak tingkat mereka Hana Afifah yang pernah meraih penghargaan serupa. Lalu mereka berusaha mencari info tentang kejuaraan itu di website.
Setelah dikomunikasikan dengan Pembantu Dekan 1 FMIPA UNS, Dr Sutanto DEA, mereka disarankan menulis konsep tentang Sekolah Alam Bengawan Solo di Desa Serenan. “Ide sekolah itu dari Pak Sutanto,” ujarnya saat ditemui Espos, di Ruang Humas dan Kerja Sama UNS.
Sekolah Alam Bengawan Solo, ungkapnya, adalah sekolah yang memiliki misi selalu berinovasi kreatif. Tujuannya untuk mengembangkan ruang ekosistem proses pembelajaran kebaikan, bagi komunitas di dalam dan luarnya agar terwujud lingkungan yang harmoni. “Apa yang ada di alam, jadi bahan pembelajaran. Misalnya ketika berada di sungai, siswa bisa belajar berhitung, belajar tentang air dan lainnya,” jelasnya.
Sekolah alam itu, terangnya, sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Andhika dan teman-temannya berusaha mengembangkan konsep sekolah alam dengan menanamkan jiwa enterpreneur kepada siswa. Misalnya siswa diajak menanam sayuran tertentu, lalu ketika musim panen tiba, siswa diajak memanen sayuran itu, lalu menjualnya.
Konsep sekolah alam seperti itulah yang diajukan Andhika dan ketiga temannya hingga diundang mempresentasikan konsep di Mongolia. Sayang, meski panitia di Mongolia sudah mempersiapkan akomodasi selama di sana untuk empat mahasiswa, hanya satu mahasiswa, Hana, yang berangkat ke Mongolia. “Kami berusaha mencari sponsor untuk keberangkatan ke Mongolia, tapi susah. Dana dari universitas sangat terbatas. Akhirnya hanya Hana yang berangkat. Itu pun harus mencari dana talangan terlebih dahulu Rp15 juta,” ungkapnya.
Perjuangan mereka akhirnya berbuah manis. Selain hadiah US$ 800, Ditjen Dikti menyetujui pengajuan proposal dana mereka senilai Rp10 juta. “Tapi sampai sekarang [Jumat] dana dari Dikti belum cair. Jika sudah cair, akan kami gunakan untuk membayar utang,” ujarnya.
Sumber: *
Label:
Andhika Okta Fatria P,
FKIP,
FMIPA,
gold medals,
Hana Afifah,
internasional,
juara,
Juwiring,
Khairul Hadi,
Klaten,
mahasiswa,
Sekolah Alam Bengawan Solo,
Serenan,
UNS,
Vania Astri Pramudita
Senin, 19 Maret 2012
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Juara Swiss Open, Gelar Kedua di Eropa
Ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kembali mengibarkan bendera Merah Putih di Eropa. Tontowi/Liliyana sukses mengalahkan pasangan Thailand, Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam, pada final Swiss Open, Minggu 18 Maret 2012.
Tontowi/Liliyana tidak menemui masalah untuk mengalahkan Sudket/Saralee di St Jakobshalle. Hanya dalam 23 menit, Tontowi/Liliyana menang 21-16 dan 21-14 atas Sudket/Saralee.
Selanjutnya ...
Tontowi/Liliyana tidak menemui masalah untuk mengalahkan Sudket/Saralee di St Jakobshalle. Hanya dalam 23 menit, Tontowi/Liliyana menang 21-16 dan 21-14 atas Sudket/Saralee.
Selanjutnya ...
Langganan:
Postingan (Atom)